PENDAHULUAN
2.2 Pelaksanaan K3
PT Nippon Shokubai Indonesia merupakan perusahaan manufaktur petrokimia
yang memproduksi Acrylic Acid, Ethyl Acrylate, Buthyl Acrylate, 2-Ethylhexyl
Acrylate, dan Superabsorbent Polymer. Bahan-bahan tersebut merupakan bahan
yang paling banyak digunakan dalam berbagai industri emulsi, polimer, fiber, dan
lain-lain. Hingga saat ini PT Nippon Shokubai Indonesia sudah memproduksi
Acrylic Acid 140 000MT, Ethyl Acrylate 20 000MT, Buthyl Acrylate 40 000MT,
2-Ethylhexyl Acrylate 40 000MT, dan Superabsorbent Polymer 90 000MT. Jenis
bahan baku dan bahan penolong seperti yang di tunjukan pada (Tabel 1). Produksi
yang dihasilkan oleh PT Nippon Shokubai Indonesia lebih banyak ekspor ke
berbagai belahan dunia. Sekitar 80% PT Nippon Shokubai Indonesia mengekspor
dan 20% digunakan di dalam negeri.
Pabrik-pabrik di Nippon Shokubai Indonesia telah beroperasi secara sukses
dan efisien dengan dukungan sepenuhnya dari Nippon Shokubai di Jepang.
Teknologi-teknologi yang digunakan pada proses produksinya sudah
menggunakan teknologi terbaru yang berasal dari Jepang. Dengan teknologi ini,
Nippon Shokubai Indonesia mededikasikan diri untuk mengejar kualitas dan
produktivitas terbaik yang ramah lingkungan. Teknologi-teknologi tersebut
diterapkan pada proses kontrol, informasi di sekitar pabrik dan sistem manajeman
perwatan, perencanaan sumberdaya, dan sistem bermanfaat lainnya. Diharapkan
dengan menggunakan teknologi tersebut PT Nippon Shokubai Indonesia mampu
menyediakan produk dengan kualitas tertinggi.
Tabel 1 Bahan baku dan bahan penolong
Bahan Baku Sifat Bahan Bahan Penolong Sifat Bahan
Propylene Flamable Maganase acetate Beracun
Flamable, Flamable,
Ethanol Phenothiazine
Beracun, Berbau Beracun
Dibuthyl dithio
Flamable, Flamable,
n-Buthanol carbamic acid
Beracun, Berbau Beracun
coper salt
Flamable, Flamable,
2-Ethylhexanol Hydroquinone
Beracun, Berbau Beracun
Korosif, Reaktif,
Hydroquinone Flamable,
Caustic Soda Tidak Berwarna,
monomethyl ether Beracun
Tidak Berbau
Flamable,
- - Toluene
Beracun, Berbau
Flamable,
- - Methanol
Beracun, Berbau
Flamable,
- - Hydrazine hydart Beracun, Berbau,
Korosif
Sumber: UKL-UPL 2-AA dan SAP tahun 2013
3.1 Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran sehingga
dapat melindungi dan terbebas dari risiko dan bahaya kecelakaan kerja.
Identifikasi bahaya merupakan proses untuk mengetahui adanya sumber
bahaya dan menentukan karakteristiknya. Salah satu industry yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja adalah industry petrokimia. PT. Nipoon
Shokubai Indonesia merupakan salah satu industry petrokimia yang
memproduksi acrylic acid, ethyl acrylate, buthylacrylate, 2-ethylhexyl acrylate
dan superabsorbent polymer. Visi, Misi dan Kebijakan PT Nipoon Shokubai
Indonesia adalah meningkatkan LHK3 dan prosesnya secara terus menurus
untuk melindungi keselamatan, lingkungan dan orang-orang dimana kita
bekerja dan tinggal. Menerapkan semua aktivitas bisnis dengan cara yang
bertanggung jawab untuk mencegah insiden, penyakit, dan bahaya terhdap
orang-orang dan kerusakan terhadap lingkungan. Metode analisis yang
dilakukan PT Nippon Shokubai Indonesia untuk Identifikasi Bahaya dan
Penilaian Resiko menggunakan Risk Assesement Table pada setiap kegiataan
yang ada di pabrik. Risk Assessment Table merupakan metode tersendiri yang
hanya dimiliki oleh PT Nippon Shokubai Indonesia yang mengikuti prosedur
di Jepang. Di dalam Risk Assessment Table terdapat 19 accident classification
yang mungkin terjadi pada suatu kegiataan. Selain terdapat 19 accident
calssification, ada juga 3 parameter yang digunakan untuk menghitung nilai
tingkat resiko bahaya yang akan terjadi. Paramater-parameter tersebut adalah
parameter Work Frequency, parameter Protection Level dan parameter
Hazardous Consequence. Rumus untuk menghitung nilai risiko adalah Risk
= {(parameter 1 + parameter 2)/2} x parameter 3. PengendaliaN risiko harus
mengikuti hirarki yang sudah tercantum di dalam OHSAS 18001. PT Nippon
Shokubai Indonesia melakukan pengendalian terhadap risiko sebelum
kegiataan di pabrik dilakukan. PT Nippon Shokubai Indonesia mengikuti
hirarki pengendalian yang terdapat di OHSAS 18001. Hirarki pengendalian
tersebut meliputi: eliminasi, substitusi, pengendalian teknik dan pengendalian
administrative.
DAFTAR PUSTAKA
ANALISIS KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) Dian Palupi
Restuputri Resti Prima Dyan Sari
Fikri, Ahmad. 2015. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN
PENGENDALIAN RISIKO DI PT.NIPPON SHOKUBAI INDONESIA. Bogor:
Institute Pertanian Bogor