Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH HIGIENE LINGKUNGAN KERJA

SEMESTER V TAHUN AKADEMI 2020/2021

BAHAYA KIMIA PADA HIGIENE KESEHATAN LINGKUNGAN

DI SUSUN OLEH: KRISTIANA PANGESTUTI

NIM : A2A220038

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2020


BAB I

PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting bagi kita untuk


menciptakan lingkungan kerja aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan.
Sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi
bagi pekerja tetapi juga dapat merusak lingkungan yang pada akirnya akan
bedampak pada masyarakat luas.

Salah satu prioritas utama tempat kerja mana pun adalah menjaga agar
karyawannya tetap aman dan sehat. Namun dalam praktiknya, memastikan
keselamatan dan kesehatan karyawan terbukti sulit. Menurut Biro Statistik Tenaga
Kerja (BLS) A.S., 5.250 pekerja meninggal karena cedera terkait tempat kerja
pada tahun 2018, dan 2,8 juta cedera dan penyakit di tempat kerja yang tidak fatal
terjadi di sektor swasta saja.

Untungnya, kebersihan industri yang tepat di tempat kerja dapat


membantu. Program kebersihan industri dan keamanan bahan kimia yang kuat
membantu mengurangi tingkat bahaya di tempat kerja, dan memberi karyawan
alat dan perlindungan yang mereka butuhkan untuk tetap aman saat menghadapi
bahaya. Dalam panduan ini, kita akan membahas cara kerja program kebersihan
industri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3


adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan Tenaga Kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.

Lingkungan Kerja adalah aspek Higiene di Tempat Kerja yang di


dalamnya mencakup faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi
yang keberadaannya di Tempat Kerja dapat mempengaruhi keselamatan
dan kesehatan Tenaga Kerja.\

B. Pengertian Faktor Kimia

Faktor Kimia adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas


Tenaga Kerja yang bersifat kimiawi, disebabkan oleh penggunaan bahan
kimia dan turunannya di Tempat Kerja yang dapat menyebabkan penyakit
pada Tenaga Kerja, meliputi kontaminan kimia di udara berupa gas, uap
dan partikulat.

Senyawa kimia berbahaya dalam bentuk padatan, cairan, gas,


kabut, debu, asap, dan uap memberikan efek toksik melalui penghirupan
(pernapasan), penyerapan (melalui kontak langsung dengan kulit), atau
tertelan (makan atau minum). Bahaya kimiawi di udara muncul sebagai
konsentrasi kabut, uap, gas, asap, atau padatan.

Beberapa beracun jika terhirup dan beberapa di antaranya


mengiritasi kulit saat bersentuhan; beberapa dapat menjadi racun dengan
penyerapan melalui kulit atau melalui konsumsi, dan beberapa bersifat
korosif pada jaringan hidup. Tingkat risiko pekerja dari paparan zat
tertentu tergantung pada sifat dan potensi efek toksik serta besaran dan
durasi paparan.

Informasi tentang risiko bagi pekerja dari bahaya kimia dapat


diperoleh dari Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS) yang disyaratkan
oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA untuk dipasok oleh produsen atau
importir kepada pembeli semua bahan berbahaya. MSDS adalah ringkasan
dari informasi penting kesehatan, keselamatan, dan toksikologi pada bahan
kimia atau bahan campuran tersebut. Ketentuan lain dari Standar
Komunikasi Bahaya mengharuskan semua wadah zat berbahaya di tempat
kerja memiliki label peringatan dan identifikasi yang sesuai.

C. Pengertian NAB
Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB adalah
standar faktor bahaya di Tempat Kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata
tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat diterima Tenaga
Kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu.
Pengukuran dan pengendalian faktor kimia harus dilakukan pada
tempat kerja yang memiliki potensi bahaya bahan kimia. Pengukuran
faktor kimia dilakukan terhadap pajanannya dan pekerja yang terpajan.
Hasil pengukuran faktor kimia terhadap pajanan harus dibandingkan
dengan:
1. Nilai Ambang Batas (NAB) yang harus dilakukan paling singkat
selama 6 jam.
2. Pajanan Singkat Diperkenankan (PSD) yang harus dilakukan
paling singkat selama 15 menit sebanyak 4 kali dalam durasi 8 jam
kerja.
3. Kadar Tertinggi Diperkenankan (KTD) yang harus dilakukan
menggunakan alat pembacaan langsung untuk memastikan tidak
terlampaui.
Sementara pengukuran faktor kimia terhadap pekerja yang terpajan
dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan khusus pada spesimen tubuh
pekerja dan dibandingkan dengan Indeks Pajanan Biologi (IPB). IPB
adalah kadar konsentrasi bahan kimia yang didapatkan dalam spesimen
tubuh pekerja dan digunakan untuk menentukan tingkat pajanan terhadap
pekerja sehat yang terpajan bahan kimia.

Jika hasil pengukuran terhadap pajanan melebihi NAB dan


terhadap pekerja yang mengalami pajanan melebihi IPB harus dilakukan
pengendalian, di antaranya:

1. Menghilangkan sumber potensi bahaya kimia di tempat kerja


2. Mengganti bahan kimia dengan bahan kimia lain yang tidak
mempunyai potensi bahaya atau potensi bahaya yang lebih rendah
3. Memodifikasi proses kerja yang menimbulkan sumber potensi
bahaya kimia
4. Mengisolasi atau membatasi pajanan sumber potensi bahaya kimia
5. Menyediakan sistem ventilasi
6. Membatasi pajanan sumber potensi bahaya kimia melalui
pengaturan waktu kerja
7. Merotasi pekerja ke dalam proses pekerjaan yang tidak terdapat
potensi bahaya bahan kimia;
8. Penyediaan lembar data keselamatan bahan (LDKB) dan label
bahan kimia
9. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai
10. Pengendalian lainnya sesuai dengan tingkat risiko.
BAB III

PENUTUP

Faktor Kimia adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga


Kerja yang bersifat kimiawi, disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dan
turunannya di Tempat Kerja yang dapat menyebabkan penyakit pada Tenaga
Kerja, meliputi kontaminan kimia di udara berupa gas, uap dan partikulat.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek paling


penting dalam lingkungan kerja, untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja
mulai dari luka ringan, luka berat, cacat, hingga meninggal dunia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.osha.gov/Publications/OSHA3143/OSHA3143.htm

https://www.slideshare.net/puujipuuuj/ldb-ko-1

PeraturanMenteri Ketenagakerjaan Nomor 05Tahun 2018 tentang Keselamatan


dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

Anda mungkin juga menyukai