DI SUSUN OLEH:
NIM :(A2A220038)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada
masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki
pabrik dan kendaraan bermotor. Sekitar 60% penduduk kota di dunia
pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor.
Kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber pencemaran
udara di kota-kota besar mencapai 80,22-92,00%. (sandri) Gas buangan
dari cerobong asap industri berkisar antara 10-15%, sedangkan sisanya
berasal dari sumber pembakaran lain seperti pembakaran sampah serta
kebakaran hutan. Jarang disadari bahwa, penyebab utama pencemaran
udara terbesar adalah gas dan partikel yang diemisikan oleh kendaraan
bermotor.
Udara merupakan faktor yang penting dalam hidup dan kehidupan.
Namun pada era modern ini, sejalan dengan perkembangan pembangunan
fisik kota dan pusat-pusat industri, serta berkembangnyan transportasi,
maka, kualitas udara pun mengalami perubahan yang disebabkan oleh
terjadinya pencemaran udara, atau, sebagai berubahnya salah satu
komposisi udara dari keadaan yang normal; yaitu masuknya zat pencemar
(berbentuk gasgas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara dalam jumlah
tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama, sehingga dapat
mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan tanaman (BPLH DKI
Jakarta, 2013).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Sumber Pencemaran
Menurut Amalia (2017) pada wilayah perkotaan, sebagian besar
pencemaran udara disebabkan karena pembakaran sumber energi yang
kekuatan emisinya sangat bergantung pada intensitas aktivitas
antropogenik di daerah yang bersangkutan. Emisi pencemar umumnya
dihasilkan dari berbagai aktifitas kehidupan manusia jauh lebih besar
daripada emisi pencemar dari sumber alami. Sumber pencemar alami
hanya memberikan kontribusi terhadap konsentrasi latar di daerah
perkotaan dan tidak memberikan dampak yang signifikan, sedangkan
kualitas udara ambien lebih dipengaruhi oleh aktivitas kehidupan
manusia.
Menurut (Kristanto, 2004), jenis sumber-sumber pencemar dibedakan
berdasarkan perilakunya di atmosfer dalam dua kelompok yaitu:
1. Pencemar udara primer, komposisinya tidak akan mengalami
perubahan di atmosfer baik secara kimia maupun fisis dalam jangka
waktu yang relatif lama (harian sampai tahunan dan akan tetap seperti
komposisinya seperti waktu diemisikan oleh sumber). Pencemar ini
misalnya CO, CO2, NO2, N2O, TSP, SO2, metana, senyawa halogen,
partikel logam dan lain -lain. Pencemar ini memiliki waktu tinggal
yang lama di atmosfer karena sifatnya yang stabil terhadap rekasi-
reaksi kimia fisik atmosfer.
2. Pencemar udara sekunder, terbentuk di atmosfer sebagai hasil rekasi –
rekasi atmosfir seperti hidrolisis, oksidasi dan reaksi fotokimia.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Polusi kendaraan bermotor sangat berpengaruh terhadap kesehatan
diantaranya adalah anemia, ganngguan ensefalopati dan gejala gangguan
saraf perifer, aminoasi duria, fosfoturia, glukosuria, netropati fibrosis dan
atropi glomerular, kolik dan konstipasi, peningkatan permeabilitas kapiler
pembuluh darah. menyebabkan kematian janin waktu melahirkan wanita,
serta hipospermi dan tetraspermia pada pria, gangguan fungsi tiroid dan
fungsi adrenal.
Diharapkan pemerintah dapat menangani permasalahan polusi
kendaraan dengan baik diantaranya adalah Pembatasan izin bagi angkutan
umum kecil, Pembatasan usia kendaraan terutama bagi angkutan umum
juga perku mendapatkan pertimbangan secara khusus, karena semakin tua
kendaraan sangat berpotensi besar sebagai penyumbang polusi udara,
Penguatan regulasi dan sosialisasi kepada masyarakat dalam memilih
moda dan bahan bakar untuk transportasi, Dengan metode green belt dan
penghijauan untuk mengurangi debu pencemaran, Pemerintah memberikan
kemudahan pajak atas pembelian kendaraan bermotor yang berpolutan
rendah, sanksi, dan denda atas kendaraaan yang menimbulkan polusi
melampaui ambang batas, Peralihan dari BBM ke BBG yang lebih ramah
lingkungan, mengurangi konsumsi energi dan mencari energi alternatif
yang lebih bersih
DAFTAR PUSTAKA