Anda di halaman 1dari 12

SEMESTER VII TAHUN AKADEMI 2021

PENCEMARAN UDARA DILUAR RUANGAN

POLUSI KENDARAAN BERMOTOR

DI SUSUN OLEH:

NAMA : KRISTIANA PANGESTUTI

NIM :(A2A220038)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada
masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki
pabrik dan kendaraan bermotor. Sekitar 60% penduduk kota di dunia
pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor.
Kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber pencemaran
udara di kota-kota besar mencapai 80,22-92,00%. (sandri) Gas buangan
dari cerobong asap industri berkisar antara 10-15%, sedangkan sisanya
berasal dari sumber pembakaran lain seperti pembakaran sampah serta
kebakaran hutan. Jarang disadari bahwa, penyebab utama pencemaran
udara terbesar adalah gas dan partikel yang diemisikan oleh kendaraan
bermotor.
Udara merupakan faktor yang penting dalam hidup dan kehidupan.
Namun pada era modern ini, sejalan dengan perkembangan pembangunan
fisik kota dan pusat-pusat industri, serta berkembangnyan transportasi,
maka, kualitas udara pun mengalami perubahan yang disebabkan oleh
terjadinya pencemaran udara, atau, sebagai berubahnya salah satu
komposisi udara dari keadaan yang normal; yaitu masuknya zat pencemar
(berbentuk gasgas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara dalam jumlah
tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama, sehingga dapat
mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan tanaman (BPLH DKI
Jakarta, 2013).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pencemaran Udara


Udara adalah kumpulan atau campuran gas, yang terbanyak adalah
nitrogen dan oksigen. Oksigen sangat penting untuk mendukung
kehidupan mahluk hidup dan memungkinkan terjadinya pembakaran
bahan bakar komposisi udara bersih sangat bervariasi dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Rata-rata persentase (per volume) gas dalam udara
bersih dan kering yaitu nitrogen 78%, oksigen 20,8%, argon 0,9 %,
karbon dioksida 0,03% dan gas lainnya 0,27%.
Udang-undang Republik Indonesia No. 4 tahun 1982, menjelaskan
bahwa pencemaran lingkungan merupakan masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan
dan atau berubahnya tatananan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat yang
menyebabkan lingkungan kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya. udara terdapat oksigen (O2) untuk bernapas, karbon
dioksida (CO2) untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon (O3)
untuk menahan sinar ultra violet. Keadaan udara yang terdapat
bahanbahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan
perubahan susunan atau komposisi udaradari keadaan normalnya adalah
pencemaran udara (Wardhana, 2004). Polusi udara merupakan perhatian
utama dari dunia yang beradab baru, yang memiliki dampak toksikologi
serius pada kesehatan manusia dan lingkungan. Ia memiliki sejumlah
sumber emisi yang berbeda, tapi kendaraan bermotor dan proses industri
memberikan kontribusi bagian utama dari polusi udara. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia, enam polutan udara utama termasuk polusi
partikel, ozon permukaan tanah, karbon monoksida, sulfur oksida, nitrogen
oksida, dan timah. Panjang dan pendek paparan jangka racun udara
ditangguhkan memiliki dampak toksikologi yang berbeda pada manusia
termasuk penyakit pernapasan (Ghorani-Azam, Riahi-Zanjani, 2016).

B. Sumber Pencemaran
Menurut Amalia (2017) pada wilayah perkotaan, sebagian besar
pencemaran udara disebabkan karena pembakaran sumber energi yang
kekuatan emisinya sangat bergantung pada intensitas aktivitas
antropogenik di daerah yang bersangkutan. Emisi pencemar umumnya
dihasilkan dari berbagai aktifitas kehidupan manusia jauh lebih besar
daripada emisi pencemar dari sumber alami. Sumber pencemar alami
hanya memberikan kontribusi terhadap konsentrasi latar di daerah
perkotaan dan tidak memberikan dampak yang signifikan, sedangkan
kualitas udara ambien lebih dipengaruhi oleh aktivitas kehidupan
manusia.
Menurut (Kristanto, 2004), jenis sumber-sumber pencemar dibedakan
berdasarkan perilakunya di atmosfer dalam dua kelompok yaitu:
1. Pencemar udara primer, komposisinya tidak akan mengalami
perubahan di atmosfer baik secara kimia maupun fisis dalam jangka
waktu yang relatif lama (harian sampai tahunan dan akan tetap seperti
komposisinya seperti waktu diemisikan oleh sumber). Pencemar ini
misalnya CO, CO2, NO2, N2O, TSP, SO2, metana, senyawa halogen,
partikel logam dan lain -lain. Pencemar ini memiliki waktu tinggal
yang lama di atmosfer karena sifatnya yang stabil terhadap rekasi-
reaksi kimia fisik atmosfer.
2. Pencemar udara sekunder, terbentuk di atmosfer sebagai hasil rekasi –
rekasi atmosfir seperti hidrolisis, oksidasi dan reaksi fotokimia.

C. Pencemaran Udara Kendaraan Bermotor


Pencemaran kendaraan bermotr dikota besar makin terasa.
Pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari
separuh penyebab polusi udara. Disamping karbon monoksida, juga
dikeluarkan nitrogen oksida, hidro karbon, belerang oksida, karbon oksida,
artikel padatan, dan senyawa-senyawa posfor timbal. Senyawa ini selalu
terdapat dalam bahan bakar dan minyak pelumas mesin. Rancangan mesin
dan macam bensin ikut menentukan jumlah pencemaran yang timbul.
Akibat dari pembakaran bensin yang tidak sempurna.
Karena kendaraan bermotor merupakan sumber polutan CO yang
utama, maka daerah yang berpenduduk padat dengan lalu lintas ramai
memperlihatkan tingkat polusi Co yang tinggi. Kosentrasi CO perwaktu
dalam satu hari dipengaruhi oleh kesibukan atau aktifitas kendaraan
bermormotor yang ada. (Sengkey, 2011)
Pencemaran udara yang disebabkan dari polutan kendaraan
bermotor bukan suatu hal yang bias disepelekan karena Polusi kendaraan
bermotor ini akan menimbulkan keracunan akut maupun
keracunankronik. (Gusnita, 2016)
Udara yang telah tercemar oleh zat-zat polutan bukan saja
mempengaruhi kesehatan manusia tetapi seluruh makhluk hidup dan
lingkungan juga akan terkena efek dari pencamaran udara tersebut. Pada
manusia akan mengakibatkan penyakit berbahaya seperti gangguan
pernapasan yang bisa mengakibatkan kematian. Pencemaran udara ada
yang dapat dilihat secara langsung, ada juga yang tidak dapat dilihat, ada
yang memiliki bau dan ada juga yang tak berbau.

D. Pencemaran Udara Oleh Kendaraan Bermotor


Pencemaran Kendaraan bermotor terhadap kesehatan yaitu,
1. Gas Karbon Oksida (CO)
Pengaruh gas CO terhadap tubuh terutama disebabkan oleh reaksi
CO dengan hemoglobin (Hb) di dalam darah. Hemoglobin secara
normal berfungsi dalam sistem transpor untuk membawa oksigen
dalam betuk oksihemoglobin (O2Hb) dan darah membawa CO2 dalam
bentuk karbondioksihemoglobin (CO2Hb) dari sel-sel tubuh ke paru-
paru. Dengan adanya CO Hemoglobin dapat membentuk
karboksihemoglobin. Jika reaksi ini terjadi maka kemampuan darah
untuk mentranspor oksigen menjadi berkurang.
Faktor penting yang menentukan yang pengaruh CO terhadap
tubuh manusia adalah konsentrasi COHb yang terdapat dalam darah,
dimana semakin tinggi persentase hemoglobin yang terikat dalam
bentuk COHb, semakin parah pengaruhnya terhadap kesehatan
manusia. Konsentrasi COHb didalam darah dipengaruhi secara
langsung oleh konsentrasi CO dari darah yanng terhisap.
Pengaruh gas CO terhadap kesehatan dapat memberikan kelainan
berupa: Memblokir fungsi transpor HbO2 dan meningkatkan HbCO
dalam darah dan menimbulka kerusakan otot jantung dan susunan
saraf pusat (Mukono, 2003)
Polusi akibat gas buangan kendaraaan bermotor saat terjadi
kemacetan dapat menurunkan kapasitas darah untuk membawa oksigen
ke otak sehingga melemahkan kemampuan berpikir , memperberat
penyakit jantung dan pernapasan disertai sakit kepala (pusing).
Dampak ini dirasakan oleh orang dewasa maupun anak.
2. Timah Hitam (Pb)
Daya racun Pb didalam tubuh diantaranya disebabkan oleh
penghambatan enzim oleh ion-ion Pb Dengan group sulfur enzim yang
diduga dihambat adalah yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin. Penghambatan tersebut disebabkan terbentuknya ikatan
yang kuat atau ikatan kovalen. Antara Pb2+ dengan group sulfur yang
terdapat dialam asam-asam amino (misalnya:cistein). ( Fardiaz, 2006)
Dampak yang dapat yang dapat ditimbulkan dari pengaruh
pencemaran Pb terhadap kesehatan tubuh manusia, yaitu sebagai
berikut:
a. Sistem hemopoetik ; Pb menghambat sistem pembentukan
hemoglobin sehingga menyebabkan anemia.
b. Sistem saraf pusat dan tepi; dapat menyebabkan ganngguan
ensefalopati dan gejala gangguan saraf perifer.
c. Sistem ginjal; dapat menyebabkan aminoasi duria, fosfoturia,
glukosuria, netropati fibrosis dan atropi glomeruler.
d. Sistem gastro intestinal; menyebabkan kolik dan konstipasi
e. Sistem kardio vaskuler; menyebabka peningkatan permeabilitas
kapiler pembuluh darah.
f. Sistem nefroduksi; dapat menyebabkan kematian janin waktu
melahirkan wanita, serta hipospermi dan tetraspermia pada
pria.
g. Sistem indokrin; mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan
fungsi adrenal. (Darmono, 2001)
3. Hidro Carbon (HC)
Gas ini dikeluarkan dari asap kendaraan bermotor meski dalam
jumlah kecil. Gas hidrokarbon memiliki cabang seperti benzena.
Benzena inilah penyebab mutasi gen atau zat mutagenik. Meski orang
yang terpapar gas ini tidak langsung merasakan dampaknya. Tetapi gas
ini meracuni tubuh secara perlahan dan membutuhkan jangka panjang.
( Soemirat, 2005)
4. Nitrogen dioksida (NO2)
Konsentrasi nitrogen dioksida di udara didaerah perkotaan
biasanya 10- 100 kali lebih tinggi dari pada di daerah pedesaan.
Konsentrasi nitrogen dioksida di udara daerah perkotaan dapat
mencapai 0,5 ppm (500 ppb). Emisi nitrogen dioksida di pengaruhi
oleh kepadatan penduduk karena sumber utama nitrogen dioksida yang
di produksi manusia adalah dari pembakaran, dan kebanyakan
pembakaran disebabkan oleh kendaraan, produksi energi dan
pembuangan sampah. Sebagian besar emisi nitrogen dioksida yang
dibuat manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas alam dan
bensin. ( Fardiaz 2006).
Nitrogen dioksida bersifat racun terutama terhadap paru-paru
disebabkan oleh gejala edema pulmonari. Pemberian 5ppm nitrogen
dioksida selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesukarajn
dalam bernafas. ( Fardiaz 2006)
5. Sulfur Dioksida (SO2)
Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat diatmosfer merupakan
hasil dari aktifitas manusia, dan kebanyakan sulfur dioksida sebanyak
dua sepertiga dari jumlah sulfur diatmosfer berasal dari sumber-
sumber alam seperti volcano, dan terdapat dalam bentuk H2S dan
okside. Transportasi bukan merupakan sumber utama polutan sulfur
dioksida, tetapi pembakaran bahan bakar pada sunbernya meruppakan
sumber utama polutan sulfur dioksida, misalnya pembakaran batu
arang, minyak bakar,gas, kayu, dan sebagainya. Sumber sulfur
dioksida. Sumber sulfur dioksida yang kedua adalah dari proses-proses
industri, seperti industri pemurnian petroleum, industri asam sulfat,
industri peleburan baja dan sebagainya.
Pengaruh sulfur dioksida dapat menyebabkan iritasi sistem
pernafasan dan iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi sulfur
dioksida sebesar 5ppm atau lebih, dan pada individu yang sensitive
terhadap iritasi terjadi pada konsentrasi 1- 2ppm. Sulfur dioksida
dianggap polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap
orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sisten
pernapasan dan system kardiovaskular. ( Fardiaz 2006)
6. Partikel/ Debu
Berbagai proses alami mengakibatkan penyebaran partikel
diatmosfer, misalnya letusan volcano dan hembusan debu serta tanah
oleh angin. Aktifitas manusia juga berperan dalam penyebaran
partikel, misalnya dalam bentuk partikel-partikel debu dan asbes dari
bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja, dan asap dari
proses pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu arang. Sumber
partikel yang utama adalah dari pembakaran bahan bakar dari
sumbernya, diikuti oleh proses-proses industri.
Pengaruh Partikel / Debu, Partikel masuk kedalam tubuh manusia
terutama melalui sistem pernapasan. Oleh karena itu pengaruh yang
merugikan langsung terutama terjadi pada sistem pernapasan. Faktor
yang paling berpengaruh terhadap sistem pernapasan terutama adalah
ukuran partikel yang menentukan seberapa jauh penetrasi partikel
kedalam sistem pernapasan.

E. Upaya Untuk Mengurangi Dampak Pencemaran Udara


1. Pembatasan izin bagi angkutan umum kecil (ismiyati)
2. Pembatasan usia kendaraan terutama bagi angkutan umum juga perku
mendapatkan pertimbangan secara khusus, karena semakin tua
kendaraan sangat berpotensi besar sebagai penyumbang polusi udara.
3. Penguatan regulasi dan sosialisasi kepada masyarakat dalam memilih
moda dan bahan bakar untuk transportasi (ismiyati)
4. Dengan metode green belt dan penghijauan untuk mengurangi debu
pencemaran (luqmanul hakim)
5. Pemerintah memberikan kemudahan pajak atas pembelian kendaraan
bermotor yang berpolutan rendah, sanksi, dan denda atas kendaraaan
yang menimbulkan polusi melampaui ambang batas.
6. Peralihan dari BBM ke BBG yang lebih ramah lingkungan (machus)
7. mengurangi konsumsi energi dan mencari energi alternatif yang lebih
bersih
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Polusi kendaraan bermotor sangat berpengaruh terhadap kesehatan
diantaranya adalah anemia, ganngguan ensefalopati dan gejala gangguan
saraf perifer, aminoasi duria, fosfoturia, glukosuria, netropati fibrosis dan
atropi glomerular, kolik dan konstipasi, peningkatan permeabilitas kapiler
pembuluh darah. menyebabkan kematian janin waktu melahirkan wanita,
serta hipospermi dan tetraspermia pada pria, gangguan fungsi tiroid dan
fungsi adrenal.
Diharapkan pemerintah dapat menangani permasalahan polusi
kendaraan dengan baik diantaranya adalah Pembatasan izin bagi angkutan
umum kecil, Pembatasan usia kendaraan terutama bagi angkutan umum
juga perku mendapatkan pertimbangan secara khusus, karena semakin tua
kendaraan sangat berpotensi besar sebagai penyumbang polusi udara,
Penguatan regulasi dan sosialisasi kepada masyarakat dalam memilih
moda dan bahan bakar untuk transportasi, Dengan metode green belt dan
penghijauan untuk mengurangi debu pencemaran, Pemerintah memberikan
kemudahan pajak atas pembelian kendaraan bermotor yang berpolutan
rendah, sanksi, dan denda atas kendaraaan yang menimbulkan polusi
melampaui ambang batas, Peralihan dari BBM ke BBG yang lebih ramah
lingkungan, mengurangi konsumsi energi dan mencari energi alternatif
yang lebih bersih
DAFTAR PUSTAKA

1. Ismiyati, Marlita Devi, Saidah Deslida. 2014. Pencemaran Udara Akibat


Emisi Gas Buang Kendaraan Bemotor. 1:3 doi :
http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v1i3.23
2. Senkey Sandri Linna, Jansen Freddy, Wallah Steenie. 2011. Tingkat
Pencemaran CO Akibat Lalu Lintas Dengan Model Prediksi Polusi Udara
Skala Mikro. 1:2 ISSN 2087-9334
3. Gusnita Chazizah. 2016. Polusi Udara Kendaraan Bermotor Sebagai
Bentuk Kejahatan Tanpa Korban. 1:2
doi:https://doi.org/10.25299/sisilainrealita.2016.vol1(2).1377
4. Kusuma yusmiati. 2013. Pengaruh bahan bakar Pada aktifitas trasportasi
Terhadap Pencemaran Udara. 5:1 doi:
https://doi.org/10.35313/sigmamu.v5i1.851
5. Hakim Lukman, Putra Priambudi Trie, Zahratu Azka Lathifa. 2017.
Efektifitas Jalur Hijau Dalam Mengurangi Polusi Udara Oleh Kendaraan
Bermotor. 16:1 doi: https://doi.org/10.24853/nalars.16.1.91-100
6. kumaat Meike. 2012. Transportasi dan Polusi Pada Kawasan Pendididkan.
10:57 https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/tekno/article/view/4314/3843
7. Abidin Jainal, Hasibuan Ferawati Artauli. 2019. Pengaruh Dampak
Pencemara Udara Terhadap Kesehatan Untuk Menambah Pemahaman
Masyarakat Awam Tentang Bahaya Dari Polusi Udara. ISBN: 978-979-
792-691-5
8. Saptutyningsih Endah. 2009. Dampak Negatif Pertikel Debu dan Timbal
dalam Gas Buang Kendaraan Bermotor terhadap Kesehatan Masyarakat di
Kabupaten Bantul. 4:2 doi: https://doi.org/10.20884/1.erjpe.2009.4.2.420
9. Machsus, Basuki Rachmad. 2008. Penggunaan BBG pada Kendaraan
Bermotor di Kota Surabaya. 4:1 doi: http://dx.doi.org/10.12962/j2579-
891X.v4i1.3054
10. Fardiaz F. 2006. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius.
11. Kwanda Timoticin. 2003. Pembangunan Permukiman Yang Berkelanjutan
Untuk Mengurangi Polusi Udara. 31:1 doi:
https://doi.org/10.9744/dimensi.31.1.

Anda mungkin juga menyukai