Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH HIGIENE LINGKUNGAN KERJA

SEMESTER V TAHUN AKADEMI 2020/2021

BAHAYA FISIK PADA HIGIENE KESEHATAN LINGKUNGAN

DI SUSUN OLEH: KRISTIANA PANGESTUTI

NIM : A2A220038

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2020


BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan kerja adalah gangguan
kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala
sesuatu yang berada di sekitar pekerja atau yang berhubungan dengan tempat kerja
yang dapat memengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
padanya.
Kesehatan lingkungan kerja membahas tentang kegiatan pemecahan masalah
kesehatan di lingkungan kerja. Pemecahan masalah lingkungan kerja pada
hakekatnya merupakan upaya pengurangan terhadap beban tambahan bagi pekerja
dan upaya penyerasian antara kapasitas kerja dengan lingkungan kerja.
Apabila tidak memenuhi persyaratan maka lingkungan kerja dapat
mempengaruhi kesehatan kerja dalam dua bentuk yaitu kecelakaan kerja
(Occupational accident) dan penyakit akibat kerja (Occupational diseaces).
Kesehatan lingkungan kerja seringkali dikenal juga dengan istilah higiene
industri atau higiene perusahaan. Kegiatannya bertujuan agar tenaga kerja terlindung
dari berbagai macam risiko akibat lingkungan kerja. Menurut suma’mur (1976)
Higiene perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta prakteknya yang
melakukan penilaian pada faktor penyebab penyakit secara kualitatif dan kuantitatif
di lingkungan kerja perusahaan, yang hasilnya digunakan untuk dasar tindakan
korektif pada lingkungan, serta pencegahan agar pekerja dan masyarakat disekitar
perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta memungkinkan mengecap
derajat kesehatan yang setingi-tingginya.
Di indonesia, upaya kesehatan lingkungan kerja dikembangkan selaras
dengan aspek ergonomi, kesehatan dan keselamatan kerja baik dari segi keilmuan
maupun penerapannya. Sedang pada perusahaan besar diberbagai negara,
pelaksanaannya adalah Industrial Hygienist yang mempunyai latar belakang
pendidikan teknis yg memperoleh tambahan pengetahuan dibidang lain yang terkait
seperti fisika, kimia, kesehatan, kedokteran, dan sebagainya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lingkungn Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2007) lingkungan kerja fisik adalah semua yang


terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara
langsung maupun tidak langsung”.

Menurut Sarwono (2005) Lingkungan kerja fisik adalah tempat kerja


pegawai melakukan aktivitasnya. Lingkungan kerja fisik mempengaruhi
semangat dan emosi kerja para karyawan. Faktor-faktor fisik ini mencakup suhu
udara di tempat kerja, luas ruang kerja, kebisingan, kepadatan, dan kesesakan.
Faktor-faktor fisik ini sangat mempengaruhi tingkah laku manusia.

Menurut Robbins (2002) Lingkungan kerja fisik juga merupakan factor


penyebab stress kerja pegawai yang berpengaruh pada prestasi kerja. Faktor-
faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah: suhu kebisingan,
penerangan, dan mutu udara.

B. Klasifikasi Bahaya

1. Bahaya di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala kondisi yang


dapat memberi pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan atau
kesejahteraan orang yang terpajan.
2. Faktor bahaya di lingkungan kerja meliputi faktor Kimia, Biologi, Fisika,
Fisiologi dan Psikologi

C. Bahaya Fisik Ditempat Kerja

Lingkungan kerja yang tidak sehat sering kali mengganggu para pekerja
dan dapat mengurangi keefektifitasan dari pekerja itu sendiri. Dibawah ini akan
diuraikan beberapa lingkungan kerja yang tidak sehat dan juga mengganggu
kinerja dari pekerja itu sendiri.

Bahaya ini seperti ruangan yang terlalu panas, terlalu dingin bising kurang
penerangan getaran yang berlebihan radiasi dan sebagainya, Keadaan tempat
kerja yang terlalu panas mengakibatkan karyawan cepat lelah karena kehilangan
cairan. Bila panas di lingkungan ini berlebihan suhu tubuh akan meningkat yang
menimbulkan gangguan kesehatan, pada keadaan berat suhu tubuh sangat tinggi
yang mengakibatkan pingsan sampai kematian, keadaan yang terlalu dingin juga
akan menyebabkan karyawan sering sakit sehingga akan menurunkan daya tahan
tubuhnya.

D. Komponen Utama Higiene Industri

Kebersihan industri mencakup berbagai masalah kesehatan dan keselamatan


di tempat kerja. Sebagai seorang manajer, Anda harus terbiasa dengan dasar-
dasar kebanyakan dari mereka. Berikut adalah beberapa, meskipun tidak semua,
komponen utama kebersihan industri.

1. Ergonomi: Tujuan ergonomi (mempelajari orang-orang di tempat kerja),


adalah untuk mengurangi stres dan menghilangkan cedera yang terkait
dengan postur tubuh yang buruk, penggunaan otot yang berlebihan, dan tugas
yang berulang. Misalnya, ergonomi yang tepat dapat membantu mencegah
sindrom lorong karpal, tendonitis, dan cedera punggung bawah. Saat
melakukan intervensi ergonomi, penting untuk melibatkan pekerja dalam
proses untuk memastikan tugas sesuai dengan pekerja dan pekerja dilatih
dengan benar tentang berbagai aspek seperti cara mengangkat kotak dengan
benar. Ergonomi dapat ditingkatkan melalui solusi seperti mengganti kursi
atau keyboard yang digunakan pekerja kantoran, memperkenalkan alat untuk
mengurangi tugas yang berulang, atau membatasi waktu pada pekerjaan
tertentu.
2. Kebisingan (Noise): Paparan kebisingan jangka panjang - baik suara yang
diinginkan maupun yang tidak diinginkan - dapat menyebabkan gangguan
pendengaran bagi pekerja. Masalah kebisingan dapat diatasi dengan beberapa
cara, termasuk merancang fasilitas untuk meminimalkan kebisingan,
memisahkan pekerja dari mesin yang bising sebanyak mungkin, dan
menggunakan perangkat, seperti penutup telinga atau penutup telinga, untuk
melindungi pekerja.

3. Temperatur: Baik suhu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan masalah


bagi pekerja. Jika suhu terlalu tinggi, pekerja rentan terhadap sengatan panas
atau kelelahan panas; heat stroke adalah keadaan darurat medis yang
membutuhkan perhatian segera. Pekerja harus dibiarkan beradaptasi secara
perlahan terhadap panas (aklimatisasi) dan sering minum sedikit air, dan
udara harus didinginkan jika memungkinkan. Kontak yang terlalu lama
dengan suhu rendah dapat menyebabkan hipotermia atau radang dingin.
Pekerja harus diizinkan untuk mengenakan pakaian hangat, dan beristirahat di
suhu yang lebih hangat jika memungkinkan.

4. Kualitas udara dalam ruangan: Kualitas udara dalam ruangan dapat


dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk polusi dari mesin atau peralatan di
dalam gedung, polusi jalan raya di luar gedung, debu dari proses mekanis,
atau gas. Kualitas udara yang buruk dapat menyebabkan masalah mulai dari
batuk kronis hingga mual hingga sakit kepala parah. Ventilasi yang tepat
penting untuk memastikan udara segar masuk ke area kerja dan penyaringan
udara dalam sistem HVAC dapat membantu menghilangkan kontaminan dari
udara.

5. Paparan bahan kimia: Bahaya kimia dapat terjadi dalam berbagai bentuk, dari
cairan hingga asap hingga debu, dan dapat diserap, dihirup, atau tertelan ke
dalam sistem pekerja. Beberapa bahan kimia umum yang berpotensi
berbahaya adalah produk pembersih, bensin, dan pestisida. Banyak bahan
kimia tidak berbahaya dalam dosis kecil, tetapi bahkan beberapa bahan kimia
umum dapat menyebabkan gejala pada mereka yang sangat sensitif, dan
sebagian besar bahan kimia dapat menyebabkan efek buruk dalam dosis besar
atau jika tindakan pencegahan keamanan yang tepat tidak dilakukan.
Tindakan pencegahan ini termasuk ventilasi, kebersihan pribadi seperti
mencuci tangan, yang dapat mengurangi jumlah bahan kimia yang diserap
oleh kulit, dan memelihara peralatan untuk mencegah kebocoran dan
kerusakan.

6. Radiasi: Ada dua jenis radiasi - radiasi non-pengion dan radiasi pengion.
Radiasi ultraviolet (UV) dan radiasi laser adalah jenis radiasi non-pengion
yang paling mungkin menyebabkan masalah keamanan, biasanya luka bakar,
bagi pekerja; Radiasi UV adalah masalah khusus bagi pekerja luar, seperti
tukang kebun. Radiasi pengion dapat menyebabkan risiko kesehatan yang
lebih besar bagi pekerja, dan dapat ditemukan dalam pengaturan mulai dari
fasilitas perawatan kesehatan hingga reaktor nuklir dan fasilitas
pendukungnya. Jenis radiasi ini merusak sel, dan kemungkinan efek jangka
panjangnya termasuk kanker dan kemandulan. Paparan radiasi pengion harus
dibatasi sebanyak mungkin, dan pekerja harus dilindungi dari radiasi oleh
bahan seperti timbal atau beton.

7. Bahaya biologis: Organisme hidup seperti jamur, virus, dan bakteri, dapat
masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi akut dan kronis. Pekerja
yang berurusan dengan tumbuhan atau hewan dan laboratorium atau pekerja
medis sangat berisiko terhadap bahaya biologis, tetapi semua pekerja dapat
berisiko terhadap bahaya seperti jamur, dan bakteri yang menyebabkan
penyakit Legionnaire. Kebersihan yang benar seperti mencuci tangan,
ventilasi, alat pelindung diri seperti sarung tangan atau respirator, dan dalam
kasus tertentu, mengisolasi bahaya, semuanya dapat membantu
meminimalkan risiko yang terkait dengan bahaya biologis.

8. Menghilangkan atau Mengontrol Bahaya: Setelah kondisi berbahaya


teridentifikasi, ada pendekatan sistematis untuk menghilangkan atau
meminimalkan potensi bahaya. Ini dimulai dengan merancang bahaya dari
proses atau operasi, menyediakan ventilasi pembuangan lokal, menetapkan
praktik kerja yang benar, menyediakan alat pelindung diri (APD) yang tepat,
dan tindakan administratif yang berlaku.
BAB III
PENUTUP

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif
terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 doawali dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hu bungan kerja, dan
tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dibuatnya dari sistem ini adalah
untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena
sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonimi suatu perusahaan
atau negara oleh karena itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara
maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi oleh seluruh masyarakat.
SUMBER / REFERENSI

https://www.scribd.com/doc/166196803/Bahaya-Fisik-Ditempat-Kerja-Dan-
Dampaknya-Terhadap-Kesehatan-Serta-Ergonomi-Dan-Faal-Kerja
https://www.hsph.harvard.edu/ecpe/industrial-hygiene-keeping-workers-healthy-and-
safe/

Anda mungkin juga menyukai