A. Bentuk Srigma masyarakat terhadap ODHA 1. Tidak bersedia makan makanan yang disesiakan oleh ODHA 2. Tidak membolehkan anaknya bermain dengan ODHA 3. Tidak membolehkan menggunakan toilet bersama dengan ODHA 4. Menolak tinggal dengan ODHA 5. Menolak tidur bersama dengan ODHA 6. Enggan melibatkan ODHA dalam suatu kelompok atau organisasi 7. Menolak menggunakan peralatan makanan bersama ODHA 8. Pelecehan ODHA baik lisan maupun secara fisik
B. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Stigmatisasi dan Diskriminasi
pada ODHA 1. Pendidikan rendah 2. Pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS 3. Pengalaman kurang 4. Tingkat pendidikan yang rendah 5. Lama bekerja 6. Umur 7. Pelatihan 8. Jenis kelamin 9. Dukungan institusi 10. Kepatuhan tehadap agama 11. Persepsi Tentang ODHA 12. Faktor sikap tetangga terhadap ODHA 13. Faktor sikap keluarga terhadap ODHA 14. Faktor sikap tokoh masyarakat terhadap ODHA
C. Alternatif solusi untuk menekan Stigmatisasi dan Diskriminasi pada
ODHA 1. Menjadi contoh yang baik Terapkan apa yang sudah kita ketahui. Pikirkanlah kata-kata yang kita gunakan dan bagaimana kita memperlakukan ODHA, lalu cobalah untuk mengubah pikiran dan tindakanmu. 2. Berbagi pada orang lain Mengenai hal-hal yang sudah kita ketahui dan ajaklah mereka untuk membicarakan tentang stigma dan bagaimana mengubahnya. 3. Atasi masalah stigma ketika anda melihatnya di rumah, tempat ketja maupun masyarakat Bicaralah, katakanlah masalah dan buatlah orang paham bahwa stigma itu melukai 4. Lawanlah stigma melalui kelompok Setiap kelompok dapat menemukan stigma dalam situasi mereka sendiri dan setuju untuk melakukan satu atau dua tindakan praktis agar terjadi perubahan 5. Mengatasi stigma sebagai sesuatu yang salah atau buruk tidaklah cukup 6. Bantulah orang untuk bertindak melakukan perubahan. Setuju pada tindakan yang harus dilakukan, mengembangkan rencana dan lakukan. 7. Berpikir besar, mulai dari yang kecil dan bertindak sekarang
D. Hal-hal yang dapat dilakukan secara individual
1. Waspada pada bahasa yang kita gunakan dan hindari kata-kata menstigma 2. Sediakan perhatian untuk mendengarkan dan mendukung anggota keluarga ODHA di rumah 3. Kunjungi dan dukung ODHA beserta keluarga di lingkungan tempat tinggal kita 4. Doronglah ODHA untuk menggunakan layanan yang tersedia seperti konseling, test HIV, pengobatan medis, ART, dan meruju mereka pada siapa pun yang dapat menolong. E. Hal-hal yang dapat dilakukan dengan melibatkan orang lain 1. Gunakan percakapan informasi sebagai kesempatan untuk membicarakan stigma 2. Gunakan kisah nyata sehingga dapat menggambarkan stigma dalam konteks praktis seperti misalnya : cerita mengenai perlakukan buruk pada ODHA dapat mengakibatkan depresi, demikian juga sebaliknya kisah nyata mengenai perlakuan baik pada ODHA dan hasil yang dapat dipetik 3. Tanggapi kata-kata stigma ketika kita mendengarnya, namun lakukanlah dengan cara-cara yang bijak sehingga membuat orang mengerti bahwa kata-kata mereka dapat melukai hati orang 4. Doronglah orang untuk bicara mengenai ketakutan dan kekawatirannya mengenaik HIV dan AIDS 5. Koreksilah mitos dan persepsi tentang AIDS dan ODHA 6. Promosikan ide mengenai menjadi pendengar yang baik dan bagaimana kita dapat mendukung ODHA beserta keluarganya.
F. Hal-hal yang dapat dilakukan agar masyarakat membicarakan dan
bertindak melawan stigma 1. Testimoni oleh ODHA maupun keluarganya mengenai pengalaman mereka hidup dengan HIV atau hidup dengan orang yang posotif HIV 2. Pengawasan bahasa, lakukan survey mendengarkan untuk mengidentifikasi kata-kata yang menstigma yang sering digunakan dalam masyarakat (dimedia maupun lagu-lagu populer) 3. Community mapping mengenai stigma, tunjukkan peta pada tempat pertemuan 4. Comunnity walk untuk mengidentifikasi titik stigma di masyarakat 5. Pertunjukkan draman berdasarkan kisah nyata 6. Pemeran gambar sebagai titik fokus untuk memulai diskusi mengenai stigma Daftar Pustaka
Prof. Dr. Aditama Tjandra Y, Spp(K), MARS, DTM&H, DTCE.2012. Buku
Pedoman Penghapusan Stigma Dan Diskriminasi Bagi Pengelola Program, Petugas Layanan Kesehatan Dan Kader. Kementrian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung.