Dosen Pembimbing :
FAKULTAS KEDOTERAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah tentang ‘Prinsip Hidup Dengan Odha Dan Family Centered
Pada Odha’ ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada satu halangan apapun.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini ialah dalam rangka memenuhi tugas kelompok
pembelajaran pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu saran
dan kritik yang bersifat positif kami harapkan untuk memperbaiki pembuatan maupun
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
PEMBAHASAN
ODHA merupakan singkatan dari orang dengan HIV/AIDS. HIV sendiri adalah human
penurunan daya tahan tubuh, sehingga tubuh menjadi sangat rentan dengan berbagai macam
penyakit. Sedangkan aids merupakan acquired immuno defficiency syndrome yakni tahapan
lanjutan setelah seseorang terinfeksi virus HIV. Hingga saat ini banyak masyarakat yang
mengucilkan odha, bukan hanya secara psikis tetapi mental mereka juga terkena dampaknya
karena di kucilkan ditempat tinggalnya dan tidak bisa melakukan aktifitas sehari-hari dengan
a) Hak untuk tidak dibedakan serta persamaan hukum. Hukum HAM internasional
menjamin perlindungan yang sama dihadapan hukum dari diskriminasi atas dasar
apapun, seperti ras, warna kulit, bahasa, agama, politik atau pendapat, asal-usul dan
dicapai
Hidup dengan ODHA artinya menghilangkan segala batasan antara pasien dengan orang
yang merawatnya, jika hal ini dilakukan dapat membantu pasien HIV untuk bangkit dari
keterpurukan yang dialaminya. AIDS pada ODHA dapat ditekan apabila tubuh ODHA
sehat, dan kesehatan ini secara langsung juga dipengaruhi oleh mental ODHA.
Oleh karena diskriminasi terhadap ODHA menjadi sumber dari segala bentuk
Berkenaan dengan pemajuan dan perlindungan Ham, termasuk tentunya ODHA kita
Pertama, Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan
tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan
sertakeadilan.
(pasal 2) Kedua, Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia
yang sama dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup bermasyarakat,
atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang adil serta
mendapatkepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum. Setiap orang
berhak atasperlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia, tanpa
diskriminasi.
(Pasal 3) Ketiga, Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi,
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagaipribadi dan tetap butuh berinteraksi sosial guna mematangkan kisi-kisi sosial
kepribadiannya dalam bermasyarakat. Akan tetapi interaksi Odha dengan yang lain tetap
memerlukan ilmu baik dari sisi medis maupun psikospirit agar interaksi yang berjalan
tidak menjadi interaksiyang negatif terutama bagi Odha sendiri. Odha agar dapat
ODHA atau pasien HIV yang mana ada kemungkinan besar telah mengindap
penyakit AIDS pada tubuhnya ada kalanya dikunci dalam ruangan tertutup karena
anggota keluarga yang takut untuk tertular atau ditulari penyakit yang sedang
dialami ODHA. Namun perlu diketahui bahwa cara yang dilakuan ini tidak akan
anggota keluarga yang sedang menderita penyakit HIV/AIDS dan justru akan
berdampak sebaliknya yang mana tubuh pasien mengalami penurun kesehatan yang
drastis.
Membiarkan anggota keluarga yang merupakan pasien HIV untuk tetap dapat
bergerak bebas dalam rumah ataupun bersosialiasi dengan anggota keluarga lainnya
akan membantu meningkatkan kepercayaan diri pasien. Anggota keluarga juga ada
baiknya tidak memandang aneh pasien serta menganggap pasien berbeda dengan
yang lainnya. ODHA di dalam tubuh nya hanya memiliki virus HIV yang
Ada kalanya ODHA akan merasa bahwa dirinya berbeda dengan orang lain
disekitarnya akibat penyakit yang dialaminya, hal ini jika dibiarkan lama kelamaan
akan membuat ODHA menjadi pribadi yang tertutp dan sulit untuk didekati. Jika
melihat situasi ini ODHA sebenarnya membutuhkan seorang atau tempat yang mana
dapat ia percayai untuk mencurahkan isi hati dan pemikirannya. ODHA yang dalam
kehidupan sehari-harinya mengalami tekanan batin akibat banyak hal dan pemikiran
yang dipendamnya sendiri lama kelamaan akan membuat kesehatan mentalnya
menjadi terganggu.
Terkait dengan upaya pemberdayaan Odha, secara umum kegiatan yang dilakukanoleh
2. Konseling
3. Advokasi
4. Pelatihan
5. Diskusi rutin
6. Klinik
Program penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia saat ini, telah dilakukan oleh
beberapa pihak, baik dari sektor pemerintah, swasta maupun LSM. Upaya tersebut masih
perlu diimbangi dengan beberapa hal berikut ini, yaitu : 1. Penguatan perspektif
kebijakan kesehatan dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia masih
perlu untuk dilakukan; 2. Upaya untuk berbagi pengalaman, pengetahuan dan ilmu
yang sesuai dengan upaya penanggulangan HIV dan AIDS masih tetap perlu untuk
dilakukan, karena hal ini telah terbukti mampu membantu menginisiasi, mengembangkan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.informasibidan.com/2020/03/prinsip-hidup-dengan-odha.html