Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang diketahui, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada
obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV,
sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya
bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu
AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari
segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak,
elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang
yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak
terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa
bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap
penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua
itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari
kehidupan kita semua.
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di seluruh bagian dunia
terus meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus dilaksanakan. Dari
beberapa cara penularan tersebut, masing-masing penularan memiliki resiko
penularan cukup besar. Oleh sebab itu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
HIV AIDS sangat berperan penting dalam penanggulangan kasus HIV AIDS di
Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Sejarah Singkat Lembaga Swadaya Masyarakat
2. Sekilas Tentang HIV-AIDS
3. Lembaga Swadaya Masyarakat HIV-AIDS (Yayasan Spiritia)
4. Peran Yayasan Spiritia dalam Penanggulangan HIV-AIDS

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Singkat Lembaga Swadaya Masyarakat
2. Untuk mengetahui Sekilas Tentang HIV-AIDS
3. Untuk mengetahui Lembaga Swadaya Masyarakat HIV-AIDS (Yayasan
Spiritia)
4. Untuk mengetahui Peran Yayasan Spiritia dalam Penanggulangan HIV-
AIDS

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Lembaga Swadaya Masyarakat


LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat ) yaitu sebuah organisasi yang didirikan
perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela memberikan
pelayanan kepada masyarakat tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan
dari kegiatan tersebut. Jenis dan kategroi LSM, yakni Organisasi Donor,
Organisasi Mitra Pemerintah, Organisasi Profesional, serta Organisasi Oposisi.
LSM sebagai suatu organisasi, khususnya organisasi non laba / non profit,
sebenarnya tidak berbeda jauh dengan ormas, koperasi partai, bahkan dengan
perusahaan. Sebagai suatu organisasi maka apa yang diharapkan adalah
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Untuk mencapai
tujuannya tersebut maka organisasi perlu dikelola dengan baik.Perjalanan LSM
di Indonesia pada awal kemunculannya melalui perspektif sejarah dan mengacu
pada pembagian generasi, ada yang berpendapat bahwa cikal-bakal LSM di
Indonesia telah ada sejak pra-kemerdekaan. Lahir dalam bentuk lembaga
keagamaan yang sifatnya sosial/amal. LSM di Indonesia dalam praktiknya juga
masih terkungkung dalam wacana pembagunanisme (developmentalisme) yang
tidak kritis terhadap masalah-masalah ketimpangan struktural, kelangkaan
partisipasi, dan ketergantungan terhadap kekuatan diluar.

2.2 Sekilas Tentang HIV-AIDS


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan
AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi
genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara
yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu
dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan
replikasi.
Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah
putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh

3
manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit
walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
yang berupa cairan tubuh yang berasal dari tubuh penderita HIV dapat
dipastikan infeksius dan sangat berpotensial untuk menularkan virus ini pada
orang lain, termasuk ketika seseorang penderita HIV positif melakukan
hubungan seksual dengan pasangannya. Dan bukan tidak mungkin jika
pasangan seksual itu juga terjangkit penyakit HIV/AIDS apalagi tidak
menggunakan kondom. Baik penderita pria maupun wanita sangat beresiko
menularkan virus HIV ini ketika pasangan melakukan hubungan badan, yakni
melalu cairan sperma(laki-laki) dan melalu darah menstruasi pada
vagina(perempuan). Selain itu HIV juga ditularkan melalui jarum suntik yang
digunakan bersamaan dengan penderita HIV dengan yang bukan
penderita(kemungkinan besar akan terinfeksi). Dan juga virus HIV bias
ditularkan oleh seorang ibu yang positif menderita HIV/AIDS ketika ia hamil
dan memberi ASI untuk anaknya.

2.3 Lembaga Swadaya Masyarakat HIV-AIDS (Yayasan Spiritia)


Spiritia didirikan pada 1995 oleh Suzana Murni dan beberapa rekan lain
sebagai kelompok dukungan sebaya oleh dan untuk orang yang terinfeksi HIV
(Odha) dan terpengaruh oleh HIV (Ohidha).
Spiritia adalah salah satu dari lima LSM dari seluruh dunia yang menerima
penghargaan khusus dari FHI di Konferensi AIDS Internasional pada 2002 di
Barcelona, Spanyol. Spiritia juga menerima penghargaan Red Ribbon Award
sebagai Runner Up di Konferensi AIDS Internasional di Toronto, Kanada,
2006.
Tujuan awal adalah:
1) menciptakan suasana yang aman dan terjaga kerahasiaan agar Odha dan
Ohidha dapat saling bertemu dan berbagi pengalaman; dan
2) menyediakan informasi mengenai hidup dengan HIV/AIDS.

4
Dalam perkembangannya, Spiritia menyadari bahwa untuk mengubah
lingkungan yang tidak mendukung menjadi lebih mendukung, Spiritia harus
bekerja sama dengan pihak-pihak lain. Oleh karena itu, Spiritia
mengembangkan dirinya dan mulai menerapkan program yang lebih memadai.
Spiritia menjadi badan hukum pada 23 Juni 1997.

Visi
Hidup bermutu bagi semua orang yang terinfeksi dan terpengaruh HIV di
Indonesia.
Misi
Spiritia berjuang mencapai visi dengan menerapkan pendekatan yang
mendukung tanpa diskriminasi dan pandang bulu.

Tata Nilai
Spiritia akan menjalankan semua kegiatan dengan hati dan tanpa
membedakan jender, ras, agama/kepercayaan, tingkat sosio-ekonomi, latar
belakang pendidikan, orientasi seksual dan lain sebagainya.
Spiritia menganggap bahwa ada hubungan erat antara pencegahan HIV dan
upaya perawatan/dukungan. Upaya untuk mencegah infeksi hanya akan
berhasil bila perawatan dan dukungan HIV dilaksanakan dengan baik dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Spiritia berpendapat bahwa Odha, sebagai orang yang hidupnya langsung
tersentuh oleh HIV, adalah subjek dan bagian dari solusi pada masalah
HIV-AIDS, bukan objek dan bukan masalah.

2.4 Peran Yayasan Spiritia dalam Penanggulangan HIV-AIDS


Memberdayakan Odha dan Ohidha agar bisa menanggapi permasalahannya
sendiri.
Mendorong keterlibatan Odha dan Ohidha dalam penanggulangan HIV &
AIDS.
Terbentuknya wadah dukungan bagi Odha dan Ohidha, yang kuat, mandiri
dan saling berjejaring secara aktif di seluruh Indonesia.

5
Terbentuk dan terlaksana kebijakan yang mendukung upaya
penanggulangan HIV dan AIDS serta peningkatan akses pada perawatan
dan pengobatan untuk Odha , melalui advokasi pada semua tingkat.
Pengambil keputusan dan masyarakat umum bersikap objektif dan tidak
diskriminatif terhadap Odha, serta menjunjung tinggi HAM.

Program Utama
Pertemuan Odha provinsi
Pertemuan nasional kelompok penggagas
Pelatihan keterampilan Odha, termasuk pendidikan pengobatan
Kunjungan penguatan daerah
Dukungan sebaya; HIV Stop di Sini
Sebarkan informasi
Hak asasi manusia; advokasi untuk meningkatkan akses terhadap
pengobatan
Bantuan teknis dan atau dana untuk pembentukan, penguatan dan
pengembangkan Kelompok Penggagas dan Kelompok Dukungan Sebaya
Dana dukungan Odha (Positive Fund)
Dana dukungan anak Odha/Odha anak (Anak Fund)

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Banyak sekali Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat dalam penanggulangan
HIV-AIDS salah satunya Yayasan Spiritia yang sangat berperan dalam
penanggulangan HIV-AIDS yaitu memberdayakan Odha dan Ohidha agar bisa
menanggapi permasalahannya sendiri, mendorong keterlibatan Odha dan
Ohidha dalam penanggulangan HIV & AIDS, terbentuknya wadah dukungan
bagi Odha dan Ohidha, yang kuat, mandiri dan saling berjejaring secara aktif di
seluruh Indonesia, terbentuk dan terlaksana kebijakan yang mendukung upaya
penanggulangan HIV dan AIDS serta peningkatan akses pada perawatan dan
pengobatan untuk Odha , melalui advokasi pada semua tingkat, pengambil
keputusan dan masyarakat umum bersikap objektif dan tidak diskriminatif
terhadap Odha, serta menjunjung tinggi HAM.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran
demi kesempurnaan dimasa mendatang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan


pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical Series
H. JH. Wartono, Abu Chanif, Dra. Siti maryanti, Yon subardiyo Bsc. 1999.
AIDS/HIV. LEPIN: Jakarta
https://biendhaulfatullaily.wordpress.com/membuat-makalah/ (diakses tanggal 13
Juni 2017)
http://www.spiritia.or.id (diakses tanggal 13 Juni 2017)
http://jakartaaids.org (diakses tanggal 13 Juni 2017)

Anda mungkin juga menyukai