PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Singkat Lembaga Swadaya Masyarakat
2. Untuk mengetahui Sekilas Tentang HIV-AIDS
3. Untuk mengetahui Lembaga Swadaya Masyarakat HIV-AIDS (Yayasan
Spiritia)
4. Untuk mengetahui Peran Yayasan Spiritia dalam Penanggulangan HIV-
AIDS
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit
walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
yang berupa cairan tubuh yang berasal dari tubuh penderita HIV dapat
dipastikan infeksius dan sangat berpotensial untuk menularkan virus ini pada
orang lain, termasuk ketika seseorang penderita HIV positif melakukan
hubungan seksual dengan pasangannya. Dan bukan tidak mungkin jika
pasangan seksual itu juga terjangkit penyakit HIV/AIDS apalagi tidak
menggunakan kondom. Baik penderita pria maupun wanita sangat beresiko
menularkan virus HIV ini ketika pasangan melakukan hubungan badan, yakni
melalu cairan sperma(laki-laki) dan melalu darah menstruasi pada
vagina(perempuan). Selain itu HIV juga ditularkan melalui jarum suntik yang
digunakan bersamaan dengan penderita HIV dengan yang bukan
penderita(kemungkinan besar akan terinfeksi). Dan juga virus HIV bias
ditularkan oleh seorang ibu yang positif menderita HIV/AIDS ketika ia hamil
dan memberi ASI untuk anaknya.
4
Dalam perkembangannya, Spiritia menyadari bahwa untuk mengubah
lingkungan yang tidak mendukung menjadi lebih mendukung, Spiritia harus
bekerja sama dengan pihak-pihak lain. Oleh karena itu, Spiritia
mengembangkan dirinya dan mulai menerapkan program yang lebih memadai.
Spiritia menjadi badan hukum pada 23 Juni 1997.
Visi
Hidup bermutu bagi semua orang yang terinfeksi dan terpengaruh HIV di
Indonesia.
Misi
Spiritia berjuang mencapai visi dengan menerapkan pendekatan yang
mendukung tanpa diskriminasi dan pandang bulu.
Tata Nilai
Spiritia akan menjalankan semua kegiatan dengan hati dan tanpa
membedakan jender, ras, agama/kepercayaan, tingkat sosio-ekonomi, latar
belakang pendidikan, orientasi seksual dan lain sebagainya.
Spiritia menganggap bahwa ada hubungan erat antara pencegahan HIV dan
upaya perawatan/dukungan. Upaya untuk mencegah infeksi hanya akan
berhasil bila perawatan dan dukungan HIV dilaksanakan dengan baik dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Spiritia berpendapat bahwa Odha, sebagai orang yang hidupnya langsung
tersentuh oleh HIV, adalah subjek dan bagian dari solusi pada masalah
HIV-AIDS, bukan objek dan bukan masalah.
5
Terbentuk dan terlaksana kebijakan yang mendukung upaya
penanggulangan HIV dan AIDS serta peningkatan akses pada perawatan
dan pengobatan untuk Odha , melalui advokasi pada semua tingkat.
Pengambil keputusan dan masyarakat umum bersikap objektif dan tidak
diskriminatif terhadap Odha, serta menjunjung tinggi HAM.
Program Utama
Pertemuan Odha provinsi
Pertemuan nasional kelompok penggagas
Pelatihan keterampilan Odha, termasuk pendidikan pengobatan
Kunjungan penguatan daerah
Dukungan sebaya; HIV Stop di Sini
Sebarkan informasi
Hak asasi manusia; advokasi untuk meningkatkan akses terhadap
pengobatan
Bantuan teknis dan atau dana untuk pembentukan, penguatan dan
pengembangkan Kelompok Penggagas dan Kelompok Dukungan Sebaya
Dana dukungan Odha (Positive Fund)
Dana dukungan anak Odha/Odha anak (Anak Fund)
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak sekali Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat dalam penanggulangan
HIV-AIDS salah satunya Yayasan Spiritia yang sangat berperan dalam
penanggulangan HIV-AIDS yaitu memberdayakan Odha dan Ohidha agar bisa
menanggapi permasalahannya sendiri, mendorong keterlibatan Odha dan
Ohidha dalam penanggulangan HIV & AIDS, terbentuknya wadah dukungan
bagi Odha dan Ohidha, yang kuat, mandiri dan saling berjejaring secara aktif di
seluruh Indonesia, terbentuk dan terlaksana kebijakan yang mendukung upaya
penanggulangan HIV dan AIDS serta peningkatan akses pada perawatan dan
pengobatan untuk Odha , melalui advokasi pada semua tingkat, pengambil
keputusan dan masyarakat umum bersikap objektif dan tidak diskriminatif
terhadap Odha, serta menjunjung tinggi HAM.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran
demi kesempurnaan dimasa mendatang.
7
DAFTAR PUSTAKA