Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KASUS PADA KILIEN

DENGAN HIV/AIDS

DIBUAT OLEH:
RENI MUDIANTI
NIM : 221014201045
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
2022
MANAJEMEN KASUS PADA KILIEN
DENGAN HIV/AIDS
SEKILAS INFORMASI
HIV/AIDS

Penyakit HIV/ AIDS adalah penyakit yang harus mendapatkan perhatian diseluruh
dunia, penyakit ini merupakan pandemik global yang sangat urgen untuk
dipecahkan. Di tingkat global, AIDS menempati ranking keempat diantara penyakit-
penyakit utama penyebab kematian (gay HIV/AIDS paling pesat di dunia. Kasus
HIV/AIDS pada tahun 2003 meningkat sebesar 2 kali lipat dibandingkan dengan
jumlah kasus pada awal tahun 1990an, dengan perkiraan jumlah kasus HIV/AIDS
antara 165.000 – 216.000 (Mesquita, et.al, 2007).
DAMPAK

dampak negatif dari status sosial ekonomi suatu negara,


bertambahnya hari rawat di rumah sakit, menurunnya usia
harapan hidup. Penyebab kematian penduduk dunia tahun
2030, secara umum kematian akibat penyakit menular
semakin menurun, tetapi kematian karena HIV/AIDS terus
meningkat. Seberapa besar peningkatannya, sangat
tergantung pada seberapa besar akses masyarakat terhadap
obat antivirus dan seberapa besar peningkatan upaya
pencegahan penularan HIV/AIDS yang dilakukan.
SRATERGI_PENECEGAHAN
pencegahan HIV/AIDS yang efektif bisa dilakukan
apabila factor risiko utama penularan HIV/AIDS
telah diidentifikasi dengan baik. Faktor-faktor
risiko penularan HIV/AIDS sangat banyak, tetapi
yang paling utama adalah faktor perilaku seksual.
Faktor lain adalah penularan secara parenteral
dan riwayat penyakit infeksi menular seksual
yang pernah diderita sebelumnya1,5,6. Perilaku
seksual yang berisiko merupakan faktor utama
yang berkaitan dengan penularan HIV/AIDS.
APAKAH MANAJEMEN KASUS?

Manajemen kasus
adalah : pelayanan yang mengkaitkan dan
mengkoordinasi bantuan dari berbagai
lembaga dan badan penyedia dukungan
medis, psikososial, dan praktis bagi
individu-individu yang membutuhkan
bantuan itu
TUJUAN MANAJEMEN KASUS
Tersedianya akses pelayanan & koordinasi:

•yang mencakup bantuan berbasis masyarakat

•memungkinkan orang -orang yang


mempunyai masalah untuk menjalani kehidupan
secara normal dalam lingkungan alamiah
MENGAPA MK
Menyadari bahwa hidup dengan HIV merupakan
tantangan biopsikososial dan spiritual.
Karena krisis dapat terjadi dalam seluruh
spektrum masa penyakit dan kemungkinan
kebutuhan Odha akan berubah
Pencegahan dan pengurangan resiko merupakan
komponen pelayanan MK HIV
MANAJER KASUS HIV/AIDS
1. bekerja dan peduli pada program penanggulangan
HIV/AIDS • mampu menjaga kerahasiaan Odha
2. mampu bekerja erat dengan tim perawatan
kesehatan

mampu memfasilitasi Odha pada akses perawatan


dan dukungan
3. mencakupkan upaya pengurangan resiko dan
pendidikan HIV dalam intervensi
ASESMEN
1.Asesmen risiko penularan mencakup : upaya
mengidentifikasi hambatan bagi klien untuk
mengurangi risiko penularan upaya pendidikan
mengenai penularan HIV dan cara-caramemperkecil
resiko.
2.Asesmen kemampuan klien mengikuti perawatan
3.Upaya mengidentifikasi kebutuhan perawatan dan
dukungan
MANFAAT MANAJEMEN KASUS HIV/AIDS
• kontinuitas pelayanan (holistik, terpadu dan
berkesinambungan)
• Memperoleh akses pelayanan yang tepat sesuai
kebutuhan
• Memperoleh pengetahuan tentang HIV/AIDS sehingga
mengurangi resiko HIV (seperti munculnya infeksi
oportunistik)
• Penyediaan pelayanan yang menekankan hubungan
yang aman, konfidensial, dan menghargai
 
 
KETERKAITAN
PENCEGAHAN,VCT,PERAWATAN,DUKUGAN
DAN PENGOBATAN

PERAWATAN

DUKUNGAN
PENCEGAHAN VCT
DAN

PENGOBATAN
LIMA PILAR HIDUP BAGI KALIEN
DENGAN HIV/AIDS
Pilar pertama

menunjukkan Odha yang memiliki perasaan rendah dirii hanya sebesar 7,5%. Dengan memiliki
percaya diri, Odha mampu untuk menerima status HIV secara positif, memiliki kenyamanan dan
keberanian untuk membuka status kepada orang terdekat, serta memiliki kenyaman
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang di sekitarnya.

Pilar kedua

dalam mutu hidup Odha adalah pengetahuan HIV/AIDS. Odha membutuhkan pengetahuan
dasar HIV/AIDS sudah tinggi hanya pengetahuan tentang test CD4 yang masih 2,5%.
Pilar ketiga
Odha lebih banyak mendapatkan dukungan mental dari dokter, KDS, keluarga, keluarga dan LSM.
Dalam penelitian ini juga memperoleh bahwa Odha lebih banyak yang memiliki pengetahuan
tentang lokasi rumah sakit rujukan, mudah dalam mengakses layanan dokter, mudah mendapatkan
ARV, mudah mendapatkan layanan rawat inap di rumah sakit.
Pilar keempat,
menggambarkan ODHA yang Selalu menggunakan kondom saat berhubungan seksual setelah mengetahui
status HIV hanya 2,5%.
Pilar kelima
dalam mutu hidup Odha menggambarkan kegiatan positif yang dilakukan oleh Odha setelah
mengetahui status HIV. Odha yang bekerja pada 12 bulan terakhir, sedikit lebih banyak daripada
yang tidak bekerja. Odha lebih banyak yang tidak melakukan kegiatan hobi pada 12 bulan terakhir.
Ditemukan juga hanya sebagian kecil Odha yang melanjutkan sekolah setelah mengetahui status.

Anda mungkin juga menyukai