Anda di halaman 1dari 9

HIV DAN AIDS

Dosen Pembimbing : Dr.Hengky


Oktarizal,S.KM.,M.KM

Nama Kelompok:
- Amanda Novita
- Alvina Misti Ramadani
- Cantika Ayudia
- M Fajar
- Rayhan Bayu
- Vieri Nofian Wasa
- Wahyuni Ramadhani Jufri
PENGERTIAN HIV DAN AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah salah satu jenis virus yang dapat menyebabkan
penyakit serius bagi penderitanya. Lantaran, HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia. Apabila tidak ditangani sesegera mungkin, infeksi HIV ini dapat berkembang hingga
mencapai stadium akhir. Stadium akhir dari HIV adalah AIDS. AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome ) merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh sudah tidak mampu lagi melawan
infeksi yang masuk.
Dengan kata lain, perbedaan HIV dan AIDS ini yaitu terletak pada konteksnya. HIV adalah virus
yang menyebabkan melemahnya sistem imunitas tubuh. Sedangkan, AIDS adalah kondisi gangguan
kesehatan yang diakibatkan dari melemahnya sistem imunitas tubuh tersebut.
TUJUAN PENCEGAHAN HIV DAN AIDS

Meningkatkan peran serta remaja, Mengurangi dampak sosial dan ekonomi


01 masyarakat umum, dan anak sekolah 04 akibat HIV/AIDS pada individu,keluarga, dan
masyarakat.

02 Mencegah dan mengurangi penularan HIV. 05 Manfaat Upaya Pencegahan


HIV/AIDS

03 Meningkatkan kualitas hidup ODHA


(Orang Dengan HIV/AIDS).
MANFAAT PECEGAHAN HIV
DAN AIDS
Beberapa manfaat dari upaya pencegahan HIV/AIDS termasuk4:

• Deteksi Dini: Membantu mendeteksi HIV sedini mungkin sehingga pengobatan dan
perawatan dapat dilakukan sebelum terlambat.
• Mengurangi Infeksi Baru: Langkah pencegahan HIV dapat mengurangi jumlah infeksi baru
dan mencegah penyebaran virus ini di masyarakat.
• Meningkatkan Kualitas Hidup: Pengobatan ARV (Antiretroviral) dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup dan daya tahan tubuh ODHA.
• Pemberian Informasi: Memberikan informasi yang benar tentang HIV untuk menyebarkan
kesadaran mengenai risiko penularan HIV.
• Upaya pencegahan HIV/AIDS juga melibatkan berbagai langkah seperti penggunaan
kondom, sirkumsisi, menghindari penggunaan narkoba, edukasi, pemeriksaan VCT
(Voluntary Counseling and Testing), dan peningkatan pengetahuan tentang pencegahan
penularan HIV
Statistik HIV/AIDS Nasional dan GlobalStatistik Nasional (Indonesia)
Berdasarkan laporan Badan Narkotika Nasional (BNN), pada tahun 2022 terdapat 62.856 kasus
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di
Indonesia. Jumlah tersebut mencakup 9.901 kasus AIDS dan 52.955 kasus HIV.

Upaya pencegahan HIV/AIDS bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, mencegah dan mengurangi
penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup pengidap HIV/AIDS, dan mengurangi dampak sosial
dan ekonomi HIV/AIDS terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.

Upaya tersebut juga mencakup berbagai upaya seperti penggunaan kondom, sunat, menghindari
penggunaan narkoba, pendidikan, konseling dan tes sukarela, serta peningkatan pengetahuan tentang
pencegahan penularan HIV .

-HIV
Berbagai faktor resiko penyebab HIV/AIDS, seperti: hubungan sex bebas (beresiko),
pemakaian jarum suntik narkoba, penularan melalui transfusi darah, dan transmisi dari ibu ke HIV
anak. Di samping itu faktor karakteristik juga berperan terhadap resiko penularan HIV/AIDS,
seperti umur, jenis, pekerjaan, dan pendidikan.
Desain penelitian ini Kasus Kontrol, dengan 230 sampel (115:115).

Data diambil dari pasien HIV/AIDS dan Kontrol yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2010, yang berdomisili di Kota Medan. Dilakukan
Analisis Deskriptif, Bivariat (Uji Chi-Square), dan Multivariat (Uji Regressi Logistik), dengan
Program SPSS For Windos 17.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95 %
pada variabel : Pemakai jarum suntik narkoba (P=0,000), Hubungan sex bebas (P=0,000),
Kelompok umur 15 – 24 tahun, 25-34 tahun, 35-44 tahun (P=0,000), jenis kelamin Laki-laki
(P=0,000), Tidak bekerja, Wiraswasta, Pegawai Swasta (P= 0,000), Pendidikan SD, SLTP
(P=0,000), SLTA (P=0,001).

Uji Multivariat menunjukkan faktor resiko yang dominan terhadap penularan HIV/AIDS di
Kota Medan adalah: Pemakaian jarum suntik narkoba (OR=66,551), hubungan sex bebas
(OR=25,419), Pendidikan (OR=2,653), Pekerjaan (OR= 2,288)k
ANALISIS KELOMPOK BERESIKO
TINGGI
● Analisis Kelompok Berisiko Tinggi
● 1.Studi tentang kelompok berisiko tinggi penyakit kardiovaskular menunjukkan bahwa faktor risiko
kurang olahraga dan pola makan yang tidak sehat menjadi perhatian utama
● 2. Analisis risiko juga penting dalam memisahkan risiko tingkat rendah dengan risiko tingkat tinggi, serta
untuk menentukan langkah-langkah pengendalian yang tepat
● 3. Perilaku berisiko kesehatan, seperti merokok, konsumsi alkohol, dan kurangnya aktivitas fisik, dapat
berdampak negatif pada kesehatan
● 4. Mahasiswa universitas, misalnya, sering menunjukkan perilaku berisiko kesehatan yang berpotensi
memengaruhi kesejahteraan mental dan fisik mereka
● 5.Analisis kelompok berisiko tinggi penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan risiko penyakit tertentu. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kelompok berisiko
tinggi, langkah-langkah pencegahan dan intervensi yang tepat dapat diambil untuk mengurangi penularan
penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan
UPAYA PENCEGAHAN DARI LSM

01
THANK YOU

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai