Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN GERONTIK

Intervensi Keperawatan pada Klien Lansia


yang Mengalami Konstipasi Sesuai Evidence
Based
DISUSUN OLEH:

 AULIA TAVIAN
 DEWIGITA
 ERMA WISAROYANI
 IKBAL MAULANA
 MAYUNI
 MAYA AFRIANITA
 PERDAMAIAN
 RINAA
Konstipasi

Salah satu gangguan pola eliminasi defekasi adalah konstipasi.


Konstipasi adalah frekuensi defekasi kurang dari 3 kali per
minggu disertai dengan konsistensi feses yang keras dan kecil-
kecil kadang – kadang disertai dengan kesulitan saat
mengeluarkan feses (Pranaka, 2014; Black & Hawks, 2009;
American College of Gastroenterology, 2010). Setiap individu
memiliki pola eliminasi yang berbeda-beda, dimana pola
eliminasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
kurangnya asupan serat dalam makanan yang dikonsumsi, asupan
cairan, penurunan aktivitas fisik, usia, prosedur pembedahan,
kebiasaan menggunakan pencahar, faktor psikologis (stres dan
depresi), trauma rectal dan anus (Smeltzer & Bare, 2013).
AbdominalMassage

Salah satu terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk


mencegah dan mengatasi masalah konstipasi adalah dengan
melakukan abdominal massage. Abdominal massage
merupakan salah satu management keperawatan untuk
mengatasi konstipasi yang sudah dilakukan sejak tahun
1870 dan pada perkembangannya, abdominal massage
merupakan intervensi yang efektif untuk mengatasi
konstipasi tanpa menimbulkan efek samping
NEXT…
Abdominal massage dapat menurunkan konstipasi
melalui beberapa mekanisme yang berbeda-beda antara
lain dengan menstimulasi sistem persyarafan
parasimpatis sehingga dapat menurunkan tegangan pada
otot abdomen, meningkatkan motilitas pada sistem
pencernaan, meningkatkan sekresi pada sistem intestinal
serta memberikan efek pada relaksasi sfingter (Lamas,
et. al. 2009).
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MASSAGE ABDOMEN
Tujuan Massage Abdomen
 menekal laju tekanan darah
 meningkatkan sirkulasi darah
 mengendurkan otot, sekaligus merangsang otot yang lemah untuk
bekerja
 menghilangkan nyeri
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi:
Sakit Perut , Konstipasi,Saraf motorik bladder rendah
Kontraindikasi:
Saraf motorik bladder tinggi ,Mentruasi,Penggunaan IUD,Sesaat setelah
pembedahan pada bagian abdomen ,Terdapat infeksi atau kanker pada
region pelvic,Inflamasi uterus, bladder, ovarium dan tuba fallopi;
Persiapan Alat

Alat dan Bahan


1. Minyak kayu putih, zaitun, baby oil, minyak terapi atau
minyak sesuai dengan selera.
2. Handuk
3. Stetoskop
4. Jam/stopwatch
Prosedur Tindakan
 Siapkan alat dan bahan
 Jaga privasi klien
 Jelaskan prosedur dan tujuan intervensi
 Auskultasi bising usus klien
 Oleskan minyak pijat di sekitar abdomen. Buka hanya bagian tubuh
yang akan dilakukan pemijatan. Klien posisi tidur telentang
 Kemudian perawat menggosokkan kedua tangan sampai hangat,
mulailah memijit perut klien dengan pelan-pelan. Gunakan jari-jari
dan telapak tangan untuk menggosok dengan putaran berlawanan
dengan arah jarum jam di sekitar daerah perut, mengikuti jalur kolon
yaitu mulai dari kanan ke kiri. Berikan tekanan secara wajar dengan
sedikit tegas ketika memberikan terapi abdominal massage (pastikan
bahwa klien merasa nyaman).
Next…
 Remas seluruh abdomen, pemijatan tidak hanya pada otot perut tetapi
juga menstimulasi organ perut.
 Untuk memijat usus besar secara keseluruhan, lakukan cicular friction 
untuk waktu lama. Dimulai dari area bawah kuadran kiri abdomen
sekitar 100 kali per menit. Gerakan ini mendorong isis kolon menuju
rectum.
 Genggam sebanyak mungkin jaringan abdomen dengan cara
mengangkatnya dan menggetarkannya (gerakan mencubit)
 Lakukan gerakan meluncur. Dimulai dari satu sisi klien dan raih sisi
yang lain (berlawanan). Tarik bagian tubuh (abdomen) klien ke arah
pemijat. Ketika satu tangan sudah selesai memijat, tangan yang lain
memulainya
 Pindah ke sisi lain dan ulangi langkah ke tujuh di sisi lain tubuh klien
 Setelah selesai auskultasi kembali bising usus klien.
.

Anda mungkin juga menyukai