Anda di halaman 1dari 9

ANALISA JURNAL 

MENGGUNAKAN ABDOMINAL MASSAGE UNTUK MELANCARKAN KONSTIPASI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Terapi Komplementer

DOSEN AMPU :
Agus Sudiana Nurmansyah S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :

Agus Firmansyah 1118058


                                         
                                         

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


RAJAWALI BANDUNG

2020

BAB I
A. JUDUL JURNAL

Menggunakan abdominal massage untuk melancarkan konstipasi

B. PENULIS JURNAL

Lamas K, Lidholm L, Stendlund H, Engstrom B, Jacobsson C.

C. LATAR BELAKANG JURNAL

Konstipasi merupakan kumpulan gejala-gejala fisik yang tidak nyaman. Beberapa gejala
fisik yang sering kali dirasakan oleh pasien dengan konstipasi adalah hipertimpani atau
kembung, mual, dan kram perut. Konstipasi sering kali dihubungkan dengan penggunaan
laxative. Konstipasi dianggap sebagai hal yang intim atau privacy oleh beberapa orang, sehingga
beberapa orang merasa sulit untuk mengatakan mengenai dirinya yang mengalami konstipasi,
berkaitan pula dengan kesendirian dan isolasi.

Abdominal Massage telah lama didiskusikan di berbagai literatur.Pembahasan mengenai


abdominal massage yaitu sejak beberapa tahun yang lalu yaitu sekitar tahun 1800an sebagai
solusi untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan konstipasi. Dalam jurnal ini telah
membuktikan bahwa abdominal massage sebagai treatment yang secara dapat mengurangi
atupun menghilangkan konstipasi. Gejala fisik yang menjadi problem terbesar terhadap kejadian
konstipasi adalah highly private nature atau hal privat bagi seseorang. Hal tersebut menjadi
hambatan untuk mendiskusikannya dengan pasien, bahkan dengan profesional tenaga medis
sekalipun. Hal-hal yang bersangkutan dengan fungsional tubuh dirasa sebagai hal yang tabu oleh
beberapa pasien, dan bahkan beberapa pasien mengalami perasaan malu, tidak nyaman dan
rentan saat mendiskusikan gejala konstipasi. Berdasarkan Annells dan koch (2002), konstipasi
memiliki efek besar terhadap kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari. Konstipasi menghasilkan
rasa yang tidak nyaman, bahkan pasien yang mengalami konstipasi dapat merasa penolakan dan
merasa tersinggung saat tenaga kesehatan profesional melakukan pengkajian konstipasi. Tujuan
dari penelitian dalam jurnal ini adalah untuk menentukan efek dari abominal massage pada
gejala-gejala gastrointestinal.

D. TUJUAN

Tujuan dari penelitian dalam jurnal ini adalah untuk menentukan efek dan
manfaat dari abdominal massage pada gejala-gejala gastrointestinal.
E. METODOLOGI

Penelitian jurnal ini menggunalakam sebanyak 60 responden dengan konstipasi. Terbagi


dalam dua kelompok yang dipilih secara random yaitu kelompok kontrol dan kelompok kasus.
Kelompok kasus mendapat 15 menit abdominal massage dan hand massage dalam 1 hari, 5 hari
dalam seminggu, selama 8 minggu serta tetap mendapatkan laxative. Pasien tersebut
diinstruksikan untuk mengurangi konsumsi laxative ketika pasien tersebut mengalami
peningkatan bowel function. Kelompok kontrol diberikan laxative seperti biasa yang telah
diresepkan. Kriteria inklusi yang dapat dilakukan massage abdomen antara lain:

a. Kencang pada setengah waktu saat defekasi


b. Feses keras pada lebih dari seperempat defekasi
c. Perasaan tidak komplit hingga seperempat waktu defekasi
d. Sensasi sumbatan di anus
e. Membutuhkan waktu untuk mengejan hingga seperempat defekasi
f. Kurang dari tiga kali defekasi dalam satu minggu.

F. HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menunjukkan sekitar 40% dari peserta yang menerima pijat perut telah
sangat meningkat setelah delapan minggu. HRQpL digunakan untuk menghitung efektivitas
biaya dan, saat diberikan kepada mereka yang memiliki sangat meningkat HRQpL, pijat perut
ditemukan

Efektif biaya. Pijat perut secara signifikan mengurangi gejala gastrointestinal berkaitan
dengan sembelit dan perut nyeri, dan mengakibatkan peningkatan jumlah buang air besar
dibandingkan dengan kelompok kontrol (Lamas et al, 2009). Kesehatan terkait kualitas
hidup/Health Related Quality of Life (HQRoL) juga meningkat secara signifikan pada kelompok
kasus (Lamas et al, 2010). Namun, pijat perut tidak memiliki efek langsung dan butuh sampai
dua minggu bagi peserta untuk mengalami peningkatan fungsi usus. Hal ini kemudian meningkat
secara bertahap selama periode penelitian. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan peserta merasa nyaman menerima pijat perut dan percaya fungsi usus mereka telah
membaik. Sedikit masalah dengan kembung, sakit kepala dan susah tidur juga dilaporkan dan
peserta menjadi kurang peduli tentang kompleksitas fungsi usus selama pijat,
menggambarkannya sebagai perasaan "kebebasan".
G. SIMPULAN

Partisipan penelitian menganggap abdominal massage sebagai terapi yang


menyenangkan, dibandingkan dengan menggunakan laxative yang sering memiliki efek samping
negative, tetapi abdominal massage dapat digunakan sebagai komplementer terapi atau sebagai
treatment yang pertama dikakukan. Efek samping negative berhubungan dengan abdominal
massage, karena merupakan hal yang jarang tapi tidak semua pasien mendapat keuntungan dari
abdominal massage. Hal terpenting adalah menemukan pasien konstipasi yang akan dilegakan
dengan abdominal massage. Hal tersebut tidak diketahui pasien mana yang akan sangat
beruntung, hal tersebut membutuhkan penelitian lebih lanjut. Abdominal massage dapat dengan
mudah dipelajari oleh perawat; jika pasien dengan konstipasi tersebut merasa nyaman dengan
abdominal massage, akan sangat layak untuk dicoba.
BAB II

A. LATAR BELAKANG

Konstipasi memiliki persepsi gejala yang berbeda-beda pada setiap pasiennya. Menurut
World Gastroenterology Organization (WGO) ada defekasi keras (52%), tinja seperti pil/ butir
obat (44%), ketidakmampuan defekasi saat diinginkan (34%), atau defekasi yang jarang (33%).
Kejadian konstipasi di Indonesia sebesar 3.857.327 jiwa. Data Dinas Kesehatan Jawa Tengah
menunjukkan bahwa angka kesakitan konstipasi mencapai jumlah 2.574 orang (Nurrokhim,
2009). Konstipasi merupakan defekasi kurang dari tiga kali perminggu. Kejadian konstipasi di
rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta selama dilakukan observasi mulai pada tanggal 2
sampai 7 September 2014 terdapat tiga pasien yang mengalami konstipasi. Menurut pengkajian
awal dari pasien yang mengalami konstipasi didapatkan data selama dirawat di rumah sakit
sekitar satu minggu belum buang air besar (BAB).

Pasien mengatakan hal tersebut dikarenakan keadaan seperti kebiasaan makan pasien
yang tidak menghabiskan porsi diet yang telah diberikan. Selain itu pasien post operatif
laparatomi mengatakan masih takut bergerak karena keadaannya sehingga mengakibatkan pasien
kesulitan untuk BAB. Adanya kejadian beberapa pasien mengalami konstipasi maka dipilihlah
jurnal ini yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan konstipasi pada pasien.
Abdominal massage ini merupakan tindakan keperawatan
yang dapat dilakukan secara mandiri. Abdominal massage juga merupakan terapi yang dapat
dilakukan tanda memiliki efek negative.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui cara aplikasi dan manfaat dari massage abdominal

2. Tujuan Khusus:

a. Untuk menambah pengalaman perawat dalam tindakan mandiri yang


dapat meningkatkan pelayanan pasien.
b. Mengaplikasikan kemampuan perawat dalam melakukan massage
abdomen.
c. Menjadi terapi awal yang dapat dilakukan untuk melegakan
konstipasi.
d. Sebagai terapi non farmakologis untuk melegakan konstipasi.
e. Menjadi informasi baru mengenai pijat perut atau abdominal massage
untuk melegakan konstipasi.
C. PEMBAHASAN

Pijat perut secara signifikan mengurangi gejala gastrointestinal berkaitan dengan sembelit
dan perut nyeri, dan mengakibatkan peningkatan jumlah buang air besar dibandingkan dengan
kelompok kontrol (Lamas et al, 2009). Kesehatan terkait kualitas hidup/ Health Related Quality
of Life (HQRoL) juga meningkat secara signifikan pada kelompok kasus (Lamas et al, 2010).
Namun, pijat perut tidak memiliki efek langsung dan butuh sampai dua minggu bagi peserta
untuk mengalami peningkatan fungsi usus. Hal ini kemudian meningkat secara bertahap selama
periode penelitian. Tidak ada perbedaan dalam penggunaan pencahar antara kedua kelompok.
Sekitar 40% dari peserta yang menerima pijat perut telah sangat meningkat setelah delapan
minggu. HRQpL digunakan untuk menghitung efektivitas biaya dan, saat diberikan kepada
mereka yang memiliki sangat meningkat HRQpL, pijat perut ditemukan efektif
biaya.

Menurut Guy’s dan Thomas (2014) mengatakan bagaimana abdominal massage itu
berguna, yaitu untuk menurunkan periode/ lama penggunaan laxative, membatu atau melegakan
flatus dan konstipasi, mengurangi kemungkinan untuk pergi ke rumah sakit saat ada keluhan
konstipasi. Abdominal massage bisa digunakan oleh orang yang mengalami konstipasi kronik,
orang dengan kram perut yang disebabkan oleh angin (kembung), orang yang
terbiasamenggunakan laksative untuk mengatasi permasalahan bowel, orang yang selalu
memiliki problem dengan pengosongan bowel.

D. PROSEDUR

1. Hand Massage
Sesi pijat dimulai dengan tangan, memungkinkan terapis untuk
mengarahkan ke pijat perut secara bertahap
ketika para peserta telah santai. Bagian belakang tangan, jari-jari
dan telapak tangan yang dipijat selama sekitar delapan
menit dengan menggunakan stroke panjang dan gerakan melingkar.

2. Abdominal Massage
Perut dipijat ringan selama sekitar tujuh menit, menggunakan
stroke lateral dan ke bawah dan gerakan memutar ke arah usus
besar. Pola pijat sistematis memungkinkan penerima untuk
mengenali stroke, mempromosikan rasa aman dan membuatnya
lebih mudah untuk bersantai di sesi mendatang.
E. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN

I. KELEBIHAN

1. Meminilmalkan konsumsi obat bagi pasien yang banyak mengandung efek


samping
2. Meminimalkan biaya bagi pasien
3. Penelitian membagi sample menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
kontrol dan intervensi, sehingga lebih mudah untuk memperbandingkan
dan menyimpulkan hasil penelitian.
4. Hasil dari penelitian ini bisa ditiru atau diaplikasikan di rumah sakit lain
dan sangat berguna.

II. KEKURANGAN

1. Pada jurnal ini tidak menjelaskan secara detail langkah pemijatan,


tidak ada gambar per langkah dalam melalukan pemijatan abdomen.
2. Jurnal tidak menyampaikan kontraindikasi terhadap Abdominal
massage secara jelas.
3. Hasil penelitian sesuai dengan judul akan tetapi kurang dijabarkan
dengan jelas.

F. APLIKASI KEPERAWATAN

1. Perawat

a. Untuk menambah pengalam perawat dalam tindakan mandiri yang


dapat meningkatkan abdominal massage
b. Mengapikasikan kemampuan perawat dalam melakukan massage
abdomen
c. Menambah pengetahuan perawat tentang manfaat massage
abdomen

2. Rumah Sakit

a. Menambah kepuasan pasien sehingga pasien lebih nyaman dengan


pelayanan yang diberikan di rumah sakit
b. Menambah informasi baru mengenai terapi komplementer untuk
melancarkan konstipasi
c. Menjadi terapi awal yang dapat dilakukan untuk melancarkan
konstipasi
3. Mahasiswa

a. Sebagai terapi non farmakologis untuk melegakan konstipasi.


b. Sebagai terapi yang efektif untuk melegakan konstipasi
c. Menjadi informasi baru mengenai pijat perut atau abdominal
massage untuk melegakan konstipasi
G. REFERENSI

Kozier, Barbara. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Ed.7.


Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: EGC.

H. LAMPIRAN JURNAL ASLI

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19217105

Anda mungkin juga menyukai