DOSEN AMPU :
Agus Sudiana Nurmansyah S.Kep.,Ners.,M.Kep
Disusun Oleh :
2020
BAB I
A. JUDUL JURNAL
B. PENULIS JURNAL
Konstipasi merupakan kumpulan gejala-gejala fisik yang tidak nyaman. Beberapa gejala
fisik yang sering kali dirasakan oleh pasien dengan konstipasi adalah hipertimpani atau
kembung, mual, dan kram perut. Konstipasi sering kali dihubungkan dengan penggunaan
laxative. Konstipasi dianggap sebagai hal yang intim atau privacy oleh beberapa orang, sehingga
beberapa orang merasa sulit untuk mengatakan mengenai dirinya yang mengalami konstipasi,
berkaitan pula dengan kesendirian dan isolasi.
D. TUJUAN
Tujuan dari penelitian dalam jurnal ini adalah untuk menentukan efek dan
manfaat dari abdominal massage pada gejala-gejala gastrointestinal.
E. METODOLOGI
F. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan sekitar 40% dari peserta yang menerima pijat perut telah
sangat meningkat setelah delapan minggu. HRQpL digunakan untuk menghitung efektivitas
biaya dan, saat diberikan kepada mereka yang memiliki sangat meningkat HRQpL, pijat perut
ditemukan
Efektif biaya. Pijat perut secara signifikan mengurangi gejala gastrointestinal berkaitan
dengan sembelit dan perut nyeri, dan mengakibatkan peningkatan jumlah buang air besar
dibandingkan dengan kelompok kontrol (Lamas et al, 2009). Kesehatan terkait kualitas
hidup/Health Related Quality of Life (HQRoL) juga meningkat secara signifikan pada kelompok
kasus (Lamas et al, 2010). Namun, pijat perut tidak memiliki efek langsung dan butuh sampai
dua minggu bagi peserta untuk mengalami peningkatan fungsi usus. Hal ini kemudian meningkat
secara bertahap selama periode penelitian. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan peserta merasa nyaman menerima pijat perut dan percaya fungsi usus mereka telah
membaik. Sedikit masalah dengan kembung, sakit kepala dan susah tidur juga dilaporkan dan
peserta menjadi kurang peduli tentang kompleksitas fungsi usus selama pijat,
menggambarkannya sebagai perasaan "kebebasan".
G. SIMPULAN
A. LATAR BELAKANG
Konstipasi memiliki persepsi gejala yang berbeda-beda pada setiap pasiennya. Menurut
World Gastroenterology Organization (WGO) ada defekasi keras (52%), tinja seperti pil/ butir
obat (44%), ketidakmampuan defekasi saat diinginkan (34%), atau defekasi yang jarang (33%).
Kejadian konstipasi di Indonesia sebesar 3.857.327 jiwa. Data Dinas Kesehatan Jawa Tengah
menunjukkan bahwa angka kesakitan konstipasi mencapai jumlah 2.574 orang (Nurrokhim,
2009). Konstipasi merupakan defekasi kurang dari tiga kali perminggu. Kejadian konstipasi di
rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta selama dilakukan observasi mulai pada tanggal 2
sampai 7 September 2014 terdapat tiga pasien yang mengalami konstipasi. Menurut pengkajian
awal dari pasien yang mengalami konstipasi didapatkan data selama dirawat di rumah sakit
sekitar satu minggu belum buang air besar (BAB).
Pasien mengatakan hal tersebut dikarenakan keadaan seperti kebiasaan makan pasien
yang tidak menghabiskan porsi diet yang telah diberikan. Selain itu pasien post operatif
laparatomi mengatakan masih takut bergerak karena keadaannya sehingga mengakibatkan pasien
kesulitan untuk BAB. Adanya kejadian beberapa pasien mengalami konstipasi maka dipilihlah
jurnal ini yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan konstipasi pada pasien.
Abdominal massage ini merupakan tindakan keperawatan
yang dapat dilakukan secara mandiri. Abdominal massage juga merupakan terapi yang dapat
dilakukan tanda memiliki efek negative.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus:
Pijat perut secara signifikan mengurangi gejala gastrointestinal berkaitan dengan sembelit
dan perut nyeri, dan mengakibatkan peningkatan jumlah buang air besar dibandingkan dengan
kelompok kontrol (Lamas et al, 2009). Kesehatan terkait kualitas hidup/ Health Related Quality
of Life (HQRoL) juga meningkat secara signifikan pada kelompok kasus (Lamas et al, 2010).
Namun, pijat perut tidak memiliki efek langsung dan butuh sampai dua minggu bagi peserta
untuk mengalami peningkatan fungsi usus. Hal ini kemudian meningkat secara bertahap selama
periode penelitian. Tidak ada perbedaan dalam penggunaan pencahar antara kedua kelompok.
Sekitar 40% dari peserta yang menerima pijat perut telah sangat meningkat setelah delapan
minggu. HRQpL digunakan untuk menghitung efektivitas biaya dan, saat diberikan kepada
mereka yang memiliki sangat meningkat HRQpL, pijat perut ditemukan efektif
biaya.
Menurut Guy’s dan Thomas (2014) mengatakan bagaimana abdominal massage itu
berguna, yaitu untuk menurunkan periode/ lama penggunaan laxative, membatu atau melegakan
flatus dan konstipasi, mengurangi kemungkinan untuk pergi ke rumah sakit saat ada keluhan
konstipasi. Abdominal massage bisa digunakan oleh orang yang mengalami konstipasi kronik,
orang dengan kram perut yang disebabkan oleh angin (kembung), orang yang
terbiasamenggunakan laksative untuk mengatasi permasalahan bowel, orang yang selalu
memiliki problem dengan pengosongan bowel.
D. PROSEDUR
1. Hand Massage
Sesi pijat dimulai dengan tangan, memungkinkan terapis untuk
mengarahkan ke pijat perut secara bertahap
ketika para peserta telah santai. Bagian belakang tangan, jari-jari
dan telapak tangan yang dipijat selama sekitar delapan
menit dengan menggunakan stroke panjang dan gerakan melingkar.
2. Abdominal Massage
Perut dipijat ringan selama sekitar tujuh menit, menggunakan
stroke lateral dan ke bawah dan gerakan memutar ke arah usus
besar. Pola pijat sistematis memungkinkan penerima untuk
mengenali stroke, mempromosikan rasa aman dan membuatnya
lebih mudah untuk bersantai di sesi mendatang.
E. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
I. KELEBIHAN
II. KEKURANGAN
F. APLIKASI KEPERAWATAN
1. Perawat
2. Rumah Sakit
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19217105