K
DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABDOMINAL PAIN
DI RUANG IGD RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO
DISUSUN OLEH
1. M. ALVIN (2023207209054)
2. DETALIA APRIANI (2023207209041)
3. ADINDA RIZKI HEVEANA (2023207209015)
4. RISKI NOVIA AMALIA (2023207209042)
5. ESTI ANDARESTA A (2023207209063)
6. DESTI MAYA SAFITRI (2023207209067)
7. IMELDA ADELIA PUTRI (2023207209065)
8. CINTA FEBIANA ALFAUZI (2023207209062)
9. SITI ROHANI (2023207209059)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kami ucapkan atas kehadirat allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan
studi kasus dengan tepat waktu yang telah ditentukan.
Laporan studi kasus ini dibuat dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
KEGAWATDARURATAN PADA Tn.K DENGAN DIAGNOSA MEDIS
ABDOMINAL PAIN DI RUANG IGD RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO.
Berdasarkan laporan ini kelompok mengucapkan terimakasih kepada semua rekan-rekan
yang sudah membantu laporan kasus ini. Kelompok menyadari bahwa dalam pembuatan
dan penulisan laporan kasus ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun
bahasa. Semoga laporan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nyeri merupakan sesuatu yang dirasa tidak nyaman, nyeri akut atau nyeri
kronik sama, karena sesuatu yang tidak nyaman ini membuat pasien merasa
khawatir dan cemas, jadi kejadian nyeri harus segera diatasi, sebab bila nyeri tidak
diatasi akan memberikan dampak atau efek yang buruk dalam kesehatan pasien.
Nyeri akut nyeri akut adalah respon normal fisiologis yang dapat diramalkan
akibat suatu stimulus kuat kimiawi, termal atau mekanik yang terkait dengan
pembedahan, trauma atau penyakit akut (Tanra, 2010). Nyeri juga pengalaman
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan
yang aktual atau potensial. Nyeri timbul sebagai bentuk respon sensori setelah
menerima rangsangan nyeri. Nyeri dapat disebabkan karena adanya kerusakan
jaringan dalam tubuh sebagai akibat dari adanya cedera, kecelakaan, maupun
tindakan medis seperti operasi (Ratnasari,2013).
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan
Kasus abdominal pain di ruang IGD RSUD JEND.AHMAD YANI KOTA METRO
2. Tujuan khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian keperawatan pada pasien abdominal pain
b. Memaparkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhan relaksasi pada pasien abdominal pain.
c. Memaparkan rencana keperawatan pada pasien abdominal pain dengan
gangguan nyeri akut.
TINJAUAN PUSTAKA
1. KONSEP PENYAKIT
a. Definisi
Abdominal pain atau nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak
menyenanngkan yang terasa disetiap regio abdomen (Japp & Robertson, 2018). Nyeri
abdomen. ada dua yaitu, nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis. Nyeri perut
adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan region inguinalis. Nyeri perut
bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala dari suatu penyakit. Nyeri akut
abdomen didefinisikan sebagai serangan nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi
tiba-tiba serta membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley
mendefinisikan sakit perut berulang sebagai serangan sakit perut yang berlangsung
minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan
mengganggu aktivitas sehari-hari (Permana, 2020).
Menurut Syamsiah & Endang, (2015), abdominal pain merupakan gejala utama
dari acute abdomen yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak spesifik. Akut abdomen
merupakan istilah yang digunakan untuk gejala- gejala dan tanda-tanda dari nyeri
abdomen dan nyeri tekan yang tidak spesifik tetapi sering terdapat pada penderita
dengan keadaan. intraabdominal akut yang berbahaya (Japp & Robertson, 2018).
b. Penyebab
Terjadinya nyeri abdomen karena adanya perangsangan reseptor nyeri abdominal
oleh sejumlah stimulant mekanik maupun kimiawi (Permana, 2020) :
1) Stimulus mekanik pada nyeri abdomen akut
- Regangan sebagai stimulant utama
- Pembengkakan
- Kontraksi
- Kompresi
- Penarikan
- Pemutaran atau puntiran
2) Mekanisme penyebab nyeri abdomen akut
- Iskemia : Kegagalan jaringan memperoleh oksi generasi adekuat, misalnya
ada usus dan jaringan sekitarnya.
- Distensi organ atau struktur disekitarnya.
- Implitasi atau iritasi lapisan peritoneal karena substansi kimiawi atau
infeksius.
- Regangan mekanik pada jaringan
3) Kemungkinan etiologi nyeri abdomen menurut usia
- Anak-anak dan dewasa muda
- Gastroenteritis
- Apendisitis akut
- Trauma abdomen
4) Orang dewasa, paruh baya, dan lansia
- Gangguan empedu
- Obstruksi usus
- Diverkulitis
- Apendisitis
5) Kemungkinan etiologi nyeri abdomen menurut jenis kelamin. Sekitar 12% kasus
pada perempuan disebabkan gangguan patologik pelvik.
c. Klasifikasi
Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan dan
lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian dibagi lagi atas
kasus bedah dan non bedah (pediatrik). Selanjutnya dapat dibagi lagi berdasarkan
umur penderita, yang di bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun, yang masing-masing
dapat dikelompokkan menjadi penyebab gastrointestinal dan luar gastrointestinal
(Permana, 2020).
Konsep yang klasik membagi sakit perut berulang ke dalam 2 golongan : organik
(fungsional) dan psikogenik (psikosomatik). Biasanya harus dicari dulu penyebab
organik, bila tidak ditemukan bisa dipikirkan kemungkinan penyebab psikogenik.
Cara pendekatan seperti ini tentu akan banyak memakan waktu dan biaya (Permana,
2020). Menurut Nurarif & Kusuma, (2015), untuk memastikan diagnosis kelompok
nyeri psikogenik maka ada tiga kriteria yang harus dipenuhi yaitu :
1) Ada bukti yang cukup kuat untuk menghilangkan penyebab kelainan organik.
2) Bukti positif bahwa ada gangguan emosional dan ada kaitan waktu antara
timbulnya sakit perut dengan periode meningkatnya stress yang dialami anak.
3) Sakit perut ini akan bereaksi langsung dengan hilangnya ketegangan emosional
meskipun kemungkinan hal ini tidak selalu terjadi.
d. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik menurut Oktaviani. (2019), yaitu :
1) Nyeri abdomen
2) Mual muntah
3) Tidak nafsu makan
4) Lidah dan mukosa bibir kering
5) Turgor kulit tidak elastis
6) Urine sedikit dan pekat
7) Lemah dan kelelahan
e. Patofisiologi
1) Teori pemisahan (Specificity theory) Rangsangan nyeri masuk ke medulla
spinalis (spinal card) melalui karnu dorsalis yang bersinapsis dari daerah
posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang dari garis median ke
garis ke sisi lainnya dan berakhir dari korteks sensoris tempat rangsangan nyeri
tersebut diteruskan (Japp & Robertson, 2018).
2) Teori pola (Pathern theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan
merangsang sel T. Hal ini mengakibatkan suatu reson yang merangsang ke bagian
yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan
otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri (Japp & Robertson, 2018).
3) Teori pengendalian gerbang (Gate control theory)
Nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam
akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serabut saraf besar akan mengakibatkan
aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya pintu mekanisme
sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan akut
terhambat (Japp & Robertson, 2018).
Rangsangan saraf besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil
persepsi ini akan dikembalikan dalam medula spinalis melaui serat eferen dan
reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan
menghambat aktivitas substansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme,
sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan
rangsangan nyeri (Japp & Robertson, 2018).
4) Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf,
sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls- impuls saraf. Pada
serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls lamban dan endogen opials
system supresif (Japp & Robertson, 2018).
f. Pathway
g. Pemeriksaan Penunjang
1) DPL: Leukositosis, penyakit infeksi/inflamasi, anemia, keganasan tersembunyi,
PUD.
2) LFT: biasanya abnormal pada kolangitis, dapat abnormal kolesestitis akut.
3) Amylase: Kadar serum >3x batas atas kisaran normal.
4) HCG (serum): Kehamilan ektopik (kadar 8 HCG dalam serum lebih akurat
daripada dalam urine)
5) Gas darah arteri.
6) urine versi tengah (MSU): infeksi saluran kemih (nitrit ++, darah protein), batu
ginjal (darah ++).
7) EKG: Infark Miokard.
8) Rontgen thoraks; vikus perforasi (udara Bebas)
9) Rongent Abdomen
- Usus iskemik (dilatasi, usus yang edema dan menebal).
- Pangkreatitis pelebaran jejenum bagian atas).
- Kolangitis (udara dalam cabang bilier).
- Colitis Akut (kolon mengalami dlatasi, edema dan gambaran menghilang)
- Obstruksi akut (usus mengalami dilatasi).
- Batu ginjal.
10) Ultrasonografi
Abses intra abdomen, kolesistitis, kelainan ovarium, trauma, dan infeksi ginjal.
11) EGD: PUD, gastritis.
12) CT Scan: merupakan pemeriksaan penunjang pilihan.
13) IVU (urografi intravena): batu Ginjal, Obstruksi Saluran Ginjal.
h. Komplikasi
Komplikasi menurut Oktaviani, (2019), yaitu :
1) Perporasi gastrointestinal
2) Obstruksi gastrointestinal
Terapeutik
1. Berikan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri.
2. Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
dan
memperingan
nyeri.
3. Fasilitasi
istirahat dan
tidur.
Edukasi
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri.
2. Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri.
3. Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri.
4. Ajarkan teknik
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri.
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu.
2. Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
b.d ketidakmampuan tindakan (L. 03119)
menelan makanan keperawatan selama Observasi
1x24 jam, diharapkan 1. Identifikasi
status nutrisi status nutrisi.
membaik (L. 2. Identifikasi
03030), dengan alergi dan
kriteria hasil : intoleransi
1. Porsi makan makanan.
yang 3. Monitor
dihabiskan asupan
meningkat makanan.
4. Monitor hasil
pemeriksaan
lab.
Terapeutik
1. Berikan
makanan
tinggi serat
untuk
mencegah
konstipasi.
2. Berikan
makanan
tinggi kalori
dan protein.
Edukasi
1. Ajarkan diet
yang di
programkan.
Kolaborasi
1. Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan,
jika perlu.
3. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Dukungan tidur
b.d kurang kontrol tindakan (I. 05174)
tidur keperawatan selama Observasi
1x24 jam, diharapkan 1. Identifikasi
pola tidur membaik pola aktivitas
(L.05045), dengan dan tidur.
kriteria hasil : 2. Identifikasi
1. Keluhan sulit faktor
tidur menurun pengganggu
2. Keluhan pola tidur.
tidur berubah 3. Identifikasi
menurun makanan dan
3. Keluhan minuman yang
istirahat tidak mengganggu
cukup tidur.
menurun
Terapeutik
1. Tetapkan
jadwal tidur
rutin.
2. Lakukan
prosedure
untuk
meningkatkan
kenyamanan.
Edukasi
1. Jelaskan
pentingnya
tidur cukup
selama sakit.
2. Ajarkan
relaksasi otot
autogenic atau
cara non
farmakologi
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Japp. A. G., & Robertson, C. (2018). Diagnosa Klinis Macleod (L. P. Wijaya & N. A. M. Salim
(ed.); 2 ed.). Elselvier.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-NOC. MadiAction.
Oktaviani, M. D. (2019). Asuhan Keperawatan Dengan Abdominal pain Di Ruang Bougenville 3
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.
Pangkey, B. C. A., Hutapea, A. D., Simbolon, 1., Sitanggung, Y. F., & Pertami, S. B. (2021).
Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan. Yayasa Kita Menulis.
Patrisia, I., Juhdelina, Kertika, L., Pakpahan, M., Siregar, D., & Biantoro. (2021). Asuhan
Keperawatan pada Kebutuhan Dasar Manusia (A. Karim (ed.)). Yayasa Kita Menulis.
Permana, L. W. (2020). Buku Ajar Kedokteran: Nyeri Abdomen Akut Simtom Tantangan
Daignostik. UMM Press.
Syamsiah, N., & Endang. M. (2015). Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik Terhadap Tingkat
Nyeri Akut PadaPasien Abdominal Pain Di IGD RSUD Karawang 2014. Jurnal Ilmu
Keperawatan, 3(1), 11-12.
Tim Pokja SDKI DPP PPNL (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik (1 ed.). DPP PPNI.
TIM POKJA SIKI PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawtan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan. DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP PPNI
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. K
Umur : 55 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Ruling Mulyo Naton
Status perkawinan : Kawin
No. RM : 474765
Tanggal masuk RS : 20 Februari 2024
Tanggal pegkajian : 20 Februari 2024
Diagnosa medis : Abdominal Pain
B. ALASAN MASUK
Klien datang ke IGD RSAY pada tanggal 20 februari 2024 pukul 12:00 diantar oleh
keluarga dengan keluhan nyeri perut sebelah kanan.
P : Nyeri terasa saat beraktivitas
Q : Nyeri seperti ditekan dan diremas
R : Di perut sebelah kanan
S : Skala nyyeri 5
T : Hilang timbul
C. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Tidak terdapat sumbatan jalan nafas baik berupa benda asing, darah maupun sputum
tidak ditemukan tanda-tanda cedera servikal.
2. Breating
Klien tidak mengeluhkan sesak nafas, tidak terdapat pernapasan cuping hidung, atau
pernapasan dengan otot tambahan, tidak terdapat bunyi nafas tambahan, frekuensi
nafas 20 x/menit dengan irama teratur, pola pernapasan normal, SPO2 97%.
3. Circulation
Kesadaran klien composmentis GCS 15, nadi 77 x/menit, Irama jantung teratur
denyut kuat, tekanan darah 104/72 mmHg, akral teraba hangat, klien tidak pucat
CRT < 2 detik turgor kulit normal, suhu 36,5°C.
4. Disability
Voice respon terhadap suara : ada respon
Paint respon terhadap nyeri : ada respon
Reaksi pupil : isokor
D. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan nyeri perut sebelah kanan kelainan mengatakan nyeri seperti
ditekan atau diremas klien mengatakan nyeri hilang timbul, klien mengatakan sulit
tidur, nafsu makan menurun perut terasa mual.
2. Riwayat kesehatan lalu
klien mengatakan memiliki riwayat penyakit hernia, klien mengatakan sebelumnya
pernah dirawat di rumah sakit, klien mengatakan memiliki riwayat operasi hernia 1
tahun yang lalu.
3. Riwayat keseatan keluarga
Klien mengatakan dalam keluargaya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang
samadengan klien.
4. ANAMNESA
- Alergi : tidak ada
- Medikasi :
- Nyeri : nyeri perut sebelah kanan
- Terakhir kali makan : nasi
5. Pemeriksaan head to toe
- kepala : bentuk kepala simetris, rambut berwarna hitam, kulit kepala bersih
- sensori
mata : bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor, terdapat reaksi
pupil terhadap cahaya .
telinga : bentuk telinga simetris kemampuan mendengar baik
hidung :tidak ada sputum jalan nafas normal.
mulut: mukosa bibir kering gigi lengkap fungsi mengunyah baik
- leher
cedera servical : tidak ada
kelenjar tiroid: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
trakea: normal tidak bergeser.
- dada
I : bentuk dada simetris tidak terdapat pernapasan cuping hidung tidak
terdapat penggunaan otot bantu napas
P : tidak terdapat nyeri tekan
P : perkusi dada sonar
A : tidak terdapat suara napas tambahan, Irama napas teratur
- Abdomen
I : kulit kulit abdomen bersih bentuk simetris tidak terdapat pembengkakan.
P : ada nyeri tekan di abdomen sebelah kanan
P : bunyi abdomen timpany
A : bising usus 10 x/menit
- Ekstremitas
Kekuatan otot 5555
deformitas : tidak ada nyeri : tidak ada
rentang gerak normal
- Integumen
Turgor kulit : sedang
mukosa : kering
kulit tidak terdapat lesi, akral teraba hangat
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
NO. LAB : 2402204334 Dokter : dr. Wafa Lutfiananda
NO. MR : 474765 Ruangan : IGD
Nama : Tn. K Tgl. Transaksi : 20-02-2024 (23.49)
Tgl. Lahir : 22-08-1968 Tgl. Hasil selesai : 21-02-2024 (00.57)
Hitung Jenis
Eosinofil 0,0 % <3
Neutrofil segmen H 88,7 % 50-70
Limfosit L 6,8 % 20-40
Monosit 4,4 % <8
NLR (Neutofil lemfosit ratio) 13,0 %
KIMIA KLINIK
Gula darah sewaktu 116,0 mg/dL <140
Ureum H 53.7 mg/dL 19-44
Kreatinin H 1.70 mg/dL 0,9-1,3
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Keperawatan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan.
Gangguan pola Pola Tidur (L.05045) Dukungan Tidur (I.05174)
tidur
berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan proses asuhan keperawatan
penyakit selama 2x24 jam - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
(D.0058) diharapkan pola tidur Terapeutik
membaik
- Modifikasi lingkungan
kriteria hasil : - Tetapkan jadwal tidur rutin
- Keluhan sulit tidur Edukasi
menurun
- Keluhan sering - Jelaskan pentingnya tidur cukup
terjaga menurun - Anjurkan menepati kebiasaan sebelum
tidur
- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
nonfarmakologi
-mengidentifikasi faktor O:
yang memperberat dan -tampak meringis -tampak
memperingan nyeri gelisah
-tampak sulit tidur -frekuensi
-memberikan teknik non nadi meningkat
farmakologis untuk -skala nyeri 5
mengurangi nyeri -
menjelaskan strategi A:
meredakan nyeri -nyeri akut
P:
setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan tingkat
nyeri menurun.
2 20-02-2024 -mengidentifikasi status S :
nutrisi -klien mengatakan perut mual
-Klien mengatakan nafsu makan
-mengidentifikasi alergi menurun
dan intoleransi makanan -klien mengatakan makan hanya
habis setengah porsi
-memonitor asupan
makanan O:
-klien tampak lemah dan lesu
-berkolaborasi dengan -BB 54 kg
ahli gizi -TB 163 cm
-hb 12,8
-Mukosa bibir kering
-klien makan habis setengah
porsi
A:
risiko defisit nutrisi
P:
setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan status
nutrisi membaik.
3 20-02-2024 -mengidentifikasi pola S:
aktivitas dan tidur -klien mengatakan sulit tidur
-klien mengatakan sering terbangun
-mengidentifikasi faktor di malam hari
pengganggu tidur
O:
menjelaskan pentingnya klien tampak lesu dan lemah
tidur cukup selama sakit
A:
-menganjurkan gangguan pola tidur
menghindari makanan
atau minuman yang P :
setelah dilakukan tindakan
mengganggu tidur
keperawatan diharapkan pola tidur
membaik
-mengajarkan relaksasi
otot autogenic atau cara
non farmakologi lainnya