Anda di halaman 1dari 19

TINDAKAN KEPERAWATAN TEKNIK

RELAKSASI NAFAS DALAM


UNTUK MENURUNKAN NYERI PADA
PASIEN GASTRITIS
( LITERATUR REVIEW )

Oleh :
Wahyu Amanu Sulaiman
(2018200005)
Prevalensi Gastritis di Dunia

Berdasarkan angka terjadinya penyakit gastritis pada populasi barat terdapat

peningkatan kejadian gastritis yang disebabkan oleh H. pylori dengan prevalensi

gastritis sekitar 10% sampai 50% di negara berkembang. Sekitar 51% di Asia,

69% di Afrika, dan 78% di Amerika Selatan. Sedangkan menurut studi

epidemiologi menggambarkan sekitar 1,8 – 2,1 juta kejadian gastritis di Amerika

setiap tahunnya.
Profil Kesehatan Indonesia

Berdasarkan profil kesehatan kesehatan Indonesia tahun 2018

gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada

pasien yang di rawat di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154

kasus 4,9%. Prevalensi gastritis di Indonesia cukup besar yaitu 274.396

kasus dari 283.452.952 jiwa penduduk.


Lanjutan

Hasil penelitian yang di lakukukan oleh Departemen Kesehatan Republik

Indonesia pada tahun 2018 angka kejadian gastritis dibeberapa kota di

Indonesia yaitu mencapai 81,6% yang terjadi di kota medan, Surabaya 31,2%,

Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%, Aceh 31,7%,

dan Pontianak 31,2% (Depkes RI, 2018).


Apa itu Gastritis ?
Anatomi Fisiologis Gaster

Gaster merupakan bagian dari traktus

gastrointestinal pertama yang berada di intra

abdominal yang terletak di antara esofagus

dan duodenum.

Terletak pada daerah epigastrium dan meluas

ke hipokondrium kiri, berbentuk melengkung

seperti huruf “J” dengan mempunyai paries

anterior (superior) dan posterior (inferior) .


Konsep Dasar Gastritis

Gastritis merupakan proses inflamasi pada lapisan mukosa dan


submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif
mukosa dipenuhi dengan bahan iritan (Sebayang, 2011).
Gastritis adalah penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya
asam lambung sehingga mengakibatkan inflamasi atau peradangan
yang mengenai mukosa lambung (Khanza, et al., 2017).
Klasifikasi Gastritis

 Gastritis akut adalah suatu peradangan parah pada permukaan mukosa


lambung dengan kerusakan – kerusakan erosi (Soeparman dalam Eka,
2019). Gastritis akut merupakan proses inflamasi bersifat akut dan
biasanya terjadi sepintas pada mukosa lambung.

 Gastritis kronis adalah inflamasi lambung dalam jangka waktu lama san
dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau malignadari lambung, atau
oleh bakteri Helicobacter pylory (Soeparman dalam Eka, 2019)
Pathway Gastritis
Komplikasi

Komplikasi penyakit gastritis menurut Muttaqin & Sari (2013) antara


lain :
 Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan
kedaruratan medis.
 Ulkus peptikum, jika prosesnya hebat.
 Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah berat
 Anemia pernisiosa, keganasan lambung.
Konsep Dasar Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak


menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
dan potensial yang tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada
suatu bagian tubuh ataupun sering disebut dengan istilah distruktif
dimana jaringan rasanya seperti di tusuk – tusuk, panas terbakar,
melilit, seperti emosi, perasaan takut dan mual (Andarmoyo, 2013).
Konsep Asuhan Keperawatan

 Fokus Pengkajian

 Pola Fungsi Kesehatan

 Pemeriksaan Fisik
Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Teknik relaksasi adalah suatu teknik merileksasikan ketegangan otot yang dapat
menunjang nyeri. Teknik relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada
pasien yang mengalami nyeri (Brunner and Suddarth dalam Tomy, 2017).

Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam
ini perawat mengajrkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam,
nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan nafas dalam secara perlahan (Teti, 2015).
Manfaat Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Efek atau manfaat relaksasi nafas dalam antara lain terjadinya penurunan
nadi, penurunan ketegangan otot, penurunan kecepatan metabolisme,
peningkatan kesadaran global, perasaan damai dan sejahtera dan periode
kewapadaan yang santai. Manfaat lain dari teknik relaksasi nafas dalam
antara lain dapat dilakukan setiap saat, kapan saja dan dimana saja, caranya
sangat mudah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien atau klien
tanpa media serta merileksasikan otot – otot yang tegang (Tomy, 2017).
Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Adapun langkah – langkah teknik relaksasi nafas dalam adalah sebagai


berikut :

 Ciptakan lingkungan yang tenang.

 Usahakan tetap rileks dan tenang.

 Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru – paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3.

 Perlahan – lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan


esktermitas atas dan bawah rileks.
 Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali.

 Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut.

 Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.

 Usahakan agar tetap konsentrasi atau mata sambal terpejam.

 Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri.

 Anjrkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang.

 Ulangi samapi 15 kali dan diselingi istirahat singkat setiap 5 kali,

 Bila nyeri menajdi hebat, seseorang dapat bernafas dengan dangkal dan
cepat.
Metode Penulisan

 KTI Desain Literature Review

Pada penelitian dengan judul Tindakan Keperawatan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk

Mengurangi Nyeri Pada Pasien Gastritis, penulis menggunakan desain penelitian dengan metode

Literarur Review. Metode ini sangat cocok digunakan saat situasi pandemi Covid-19 yang membatasi

peneliti dalam mengambil data.

 Variabel KTI

Penulis menganalisa artikel mengenai keperawatan medikal bedah dengan tindakan teknik relaksasi

nafas dalam untuk mengurangi nyeri pada pasien gastritis


 Teknik Pengumpulan Data

Karya tulis ilmiah ini dibuat dengan cara mengumpulkan beberapa sumber yang relevan baik jurnal

ataupu artikel untuk menyeleseikan persoalan yang dihadapi penulis dengan menggunakan

pengumpulan data metode literaratur review yang disusun secara sistematik.

 Analisa Data

Setelah mendapatkan 3 jurnal yang relevan, kemudian penulis menganalisa dari masing – masing

artikel atau jurnal tentang tujuan, metode, sampel, intervensi dan hasil yang terdapat pada setiap

artikel atau jurnal dan kemudian penulis membuat gabungan dari masing – masing analisa menjadi

satu paragraf ilmiah.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai