PROPOSAL
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Disusun Oleh :
NURUL MAGHFIRAH
NIM:P1337420921246
Pembimbing I Pembimbing II
Dina Indrati DS, S.Kep.Ns. Sp. Kep. Mat Dr. Halimatussakdiah, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat
Shobirun, MN
NIP. 196801201993121001
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Penguji I Penguji II
Dina Indrati DS, S.Kep.Ns. Sp. Kep. Mat Dr. Halimatussakdiah, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat
Penguji III
NIP.198106292005042001
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NIM : P1337420921246
Tanda tangan :
iv
Program Studi Pendidikan Profesi Ners Program Profesi
Poltekkes Kemenkes Semarang
KIAN, Desember 2022
Nurul Maghfirah1, Dina Indrati2, Halimatussakdiah3, Ratna Fitri4
Koresponden : nurulmaghfirah1999@gmail.com
ABSTRAK
Latar belakang : Kanker menjadi sebuah fenomena sebagai salah satu penyakit yang
memiliki dampak serius terhadap fisik dan psikologis bagi penderitanya. Kanker
ginekologi merupakan salah satu jenis kanker yang sering terjadi pada wanita, salah
satunya kanker serviks. Penderita cenderung mengalami krisis kepercayaan diri, dan
gelisah sehingga membutuhkan perhatian khusus, dukungan penuh dan spiritualitas yang
baik. Pemenuhan kebutuhan spiritual dapat dilakukan dengan melakukan terapi SEFT
(Spiritual Emotional Freedom Technique). Maka dilakukan penelitian untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan spiritual sebelum dan sesudah melakukan terapi SEFT pada
penderita kanker serviks.
Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh sebelum dan sesudah terapi
SEFT pada pasien kanker Ginekologi terhadap pemenuhan spiritual.
Hasil asuhan keperawatan : Hasil penelitian menunjukkan pengkajian pada 3 pasien
kanker serviks yaitu Ny R, Ny K dan Ny J berjenis kelamin perempuan, berusia 25 – 61
tahun. Masalah keperawatan yang ditemukan pada ketiga pasien adalah kanker serviks
stadium II. Intervensi yang telah dilakukan adalah terapi SEFT. Implementasi yang telah
dilakukan pada pasien kanker serviks berupa penerapan terapi SEFT.
Hasil evaluasi diperoleh dari penerapan terapi SEFT pada Ny R sebelum dilakukan terapi
SEFT tingkat spiritual 40 dengan kategori sedang, setelah melakukan terapi SEFT
tingkat spiritual menjadi 50 dengan kategori baik. Pada Ny. K sebelum dilakukan terapi
SEFT tingkat spiritual 43 dengan kategori baik, setelah melakukan terapi SEFT tingkat
spiritual menjadi 53 dengan kategori baik. Pada Ny. J sebelum dilakukan terapi SEFT
tingkat spiritual 40 dengan kategori sedang, setelah melakukan terapi SEFT tingkat
spiritual menjadi 48 dengan kategori baik. Maka disimpulkan terapi SEFT dapat
meningkatkan tingkat spiritual dan dapat dilakuka secara mandiri oleh pasien.
Kata kunci: Kanker serviks, SEFT, tingkat spiritual
1)
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Semarang
2)
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
3)
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh
4)
Pembimbing Klinik RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh
v
Professional Education Study Program Ners Professional Program
Nursing Department Polytechnic Ministry of Health Semarang
Ners Scientific Papers, Desember 2022
Nurul Maghfirah1, Dina Indrati2, Halimatussakdiah3, Ratna Fitri4
Coresponden author : nurulmaghfirah1999@gmail.com
ABSTRACT
Background: Cancer has become a phenomenon as a disease that has serious
physical and psychological impacts on sufferers. Gynecological cancer is a type
of cancer that often occurs in women, one of which is cervical cancer. Sufferers
tend to experience a crisis of confidence and anxiety that requires special
attention, full support and good spirituality. Fulfillment of spiritual needs can be
done by doing SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) therapy. So a
study was conducted to find out the fulfillment of spiritual needs before and after
carrying out SEFT therapy in cervical cancer patients. The purpose of this study
was to analyze the effect before and after SEFT therapy in gynecological cancer
patients on spiritual fulfillment. The results showed that there were 3 cervical
cancer patients, namely Mrs. R, Mrs. K and Mrs. J is female, aged 25-61 years.
The nursing problem found in the three patients was stage II cervical cancer. The
intervention performed was SEFT therapy. The implementation that has been
carried out in cervical cancer patients is the application of SEFT therapy.
Evaluation results were obtained from the application of SEFT therapy to Mrs. R
before SEFT therapy at the spiritual level was 40 in the moderate category, after
SEFT therapy at the spiritual level it was 50 in the good category. In Mrs. K
before SEFT therapy was carried out at a spiritual level 43 in the good category,
after SEFT therapy was carried out at a spiritual level 53 in the good category.
In Mrs. A before SEFT therapy the spiritual level was 40 moderate categories,
after SEFT therapy the spiritual level was 48 good categories. So it was
concluded that SEFT therapy can increase the spiritual level and can be done
independently by the patient.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Proposal KIAN ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa
Program Studi Profesi Ners dalam Tugas Akhir. Proposal ini disusun atas
kerjasama dan berkat bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penyusun
Kemenkes Semarang.
4. Ibu Dina Indrati Dyah Sulistiyowati, S.Kep. Ns. Sp. Kep. Mat, selaku
vii
5. Dr. Halimatussakdiah, S.Kp. M. Kep. Sp.Mat selaku pembimbing 2 yang
6. Seluruh Dosen dan Staf Akademik Program Studi Profesi Ners Jurusan
7. Kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Joni Edwar (alm) dan ibunda
Ratna, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasehat, serta atas
kesabarannya yang luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis, yang
8. Kakak tercinta, Tiara Sari Dewi S.Pd, Geubrina Razeuki Amd. Keb,
10. Serta semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung
viii
Penulis menyadari proposal Karya Ilmiah Akhir Ners ini tidak luput dari
dan perbaikannya sehingga akhirnya proposal Karya Ilmiah Akhir Ners ini dapat
memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa
Penulis
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
1.3 Manfaat penulisan............................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Masalah Keperawatan ............................................................... 7
2.2 Implementasi Evidance Based Practice Nursing ............................................. 27
2.3 Jenis Rumah Sakit dan Pelayan Kanker ........... Error! Bookmark not defined.
2.4 Kerangka Konsep .......................................................................................... 44
BAB III METODE
3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 45
3.2 Subjek Studi Kasus ........................................................................................ 45
3.3 Lokasi Dan Waktu Studi Kasus ...................................................................... 46
3.4 Fokus Studi Kasus ......................................................................................... 46
3.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 47
3.6 Instrumen Studi Kasus ................................................................................... 48
3.7 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 49
3.8 Analisa Dan Penyajian Data ........................................................................... 49
3.9 Etika Penelitian .............................................................................................. 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Lahan Praktik ………………………………………………………...61
4.2 Proses Keperawatan…………………………………………………………...61
4.3 Hasil Penerapan Tindakan Keperawatan……………………………………...67
4.4 Pembahasan…………………………………………………………………....68
4.5 Implementasi Keperawatan……………………………………………………73
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………75
5.2 Saran…………………………………………………………………………...76
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 77
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker telah menjadi sebuah fenomena sebagai salah satu penyakit yang
Kanker ginekologi merupakan salah satu jenis kanker yang sering terjadi pada
wanita setelah kanker payudara, kanker usus besar dan kanker paru. World
penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan massa yang tidak normal dari sel-sel
jaringan tumbuh yang tidak dapat terkendali, serta dapat mengenai organ
mengungkapkan terdapat 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian
ke-8 di Asia Tenggara, sedangkan Asia di urutan ke-23 (Depkes, 2019). Angka
terdapat 32,469 kasus kanker serviks, 13.310 kasus kanker ovarium, 6.745
kasus kanker rahim, 1.153 kasus kanker vulva, dan 412 kasus kanker vagina.
Sedangkan di Provinsi Aceh berdasarkan data yang diperoleh dari bagian rekam
3
medik RSUD dr. Zainoel Abidin, pasien yang mengalami kanker serviks pada
tahun 2015 sebanyak 54 kasus (35 rawat jalan dan 19 rawat inap). Pada tahun
sangat signifikan yaitu sebanyak 272 kasus (254 rawat jalan dan 18 rawat inap).
Namun pada tahun 2017 terjadi penurunan jumlah penderita kanker serviks
yaitu sebanyak 80 kasus (53 rawat jalan dan 27 rawat inap) (Faradilla, Nuzulul,
2019).
dan spiritualitas yang baik. Saat ini penelitian tentang spiritualitas telah
meningkat secara kualitas maupun kuantitas dalam dua dekade terakhir pada
jiwa atau penyakit keganasan (Martins, Caldeira, 2018; Martins et al., 2019).
Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan kesadaran bahwa perawat dan
Salah satu cara mendukung kebutuhan spiritual pasien adalah dengan terapi
kanker servik yang ditimbulkan dari keselarasan tubuh serta pikiran yang
Pengaruh yang dirasakan pada pasien kanker servik saat diberikan terapi
hypnosis dan self- hypnosis yaitu lebih bisa menahan rasa sakit dan
Ketukan (tapping) pada terapi SEFT bisa merangsang serabut pada saraf A-
beta, yang diteruskan ke bagian nucleus kolumna dorsalis serta impuls saraf
nyeri. Terapi SEFT hampir memiliki kesamaan dengan akupresur namun tetap
memiliki perbedaan yaitu terapi SEFT dapat dilakukan dengan mudah, cepat
dan sederhana serta tidak menimbulkan resiko karena dilakukan tidak dengan
menggunakan jarum atau alat yang lainnya. Terapi SEFT ini melibatkan Tuhan
sehingga masalah yang diatasi lebih luas terutama masalah emosi dan fisik
(Brahmantia, 2018).
5
metode SEFT memberikan dampak hasil penurunan tingkat skor depresi pada
pasien kanker dari depresi sedang menjadi deprsi klinis. Penelitian Avianti dan
dari sistem energi tubuh dan terapi spiritualitas dengan menggunakan metode
tapping (ketukan ringan) pada beberapa titik meridian tubuh. Pada saat tapping
mengurangi produksi hormon stres yaitu kortisol. Efek tapping telah dibuktikan
amygdala, dengan kata lain terjadi penurunan aktivitas gelombang otak, hal
yang akan menetralisir segala ketegangan emosi yang dialami individu. Efek
Menurut penelitian ini dimensi religion sangat dibutuhkan oleh pasien kanker.
perilaku. Emosi negatif dapat diatasi dengan terapi SEFT melalui sugesti
kalimat berupa doa dan ketukan ringan dengan dua ujung jari (tapping) di
bagian tubuh tertentu. Terapi SEFT sangat mudah dilakukan dengan 3 tahapan
sederhana, yaitu set-up, tune-in dan tapping. Penggunaan set–up dalam SEFT
promosi belum dilakukan secara aktif dari instansi maupun petugas kesehatan
7
kebijakan lain yang bersifat proaktif seperti kegiatan pap smear gratis dan
melakukan sosialisasi tentang tindakan pap smear melalui poster, leaflet dan
kegiatan promosi lainnya. Maka dari itu dibutuhkan upaya kuratif untuk
SEFT, sehingga dapat meminimalisir gangguan emosi atau rasa sakit yang
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
(SEFT).
8
(SEFT).
Technique (SEFT).
Technique (SEFT).
(SEFT).
(SEFT).
1. Mamfaat Akademis
2. Mamfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Masalah Keperawatan
a. Pengertian
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, yaitu
masuk kearah rahim yang terletak antara uterus dengan vagina (Black &
Hawks, 2014). Kanker serviks atau yang biasa disebut juga dengan
kanker mulut rahim adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh
(Setiawati, 2014) yang banyak diderita oleh wanita yang telah menikah
b. Etiologi
sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor
seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan
seksual, hilangnya nafsu makan dan berat badan yang terus menurun,
nyeri tulang panggul dan tulang belakang, nyeri disekitar vagina nyeri
abdomen atau nyeri pada punggung bawah nyeri pada anggota gerak
yang sering timbul. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi
stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema
kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah
10
d. Patofisiologi
seksual aktif dapat terinfeksi oleh HPV resiko tinggi dan 80% akan
menjadi transien dan tidak akan berkembang menjadi NIS dan HPV
akan hilang dalam waktu 6-8 bulan. Dalam hal ini respon antibody
11
terhadap HPV risiko tinggi yang berperan. Dua piluh persen sisanya
persisten. NIS akan bertahan atau NIS 1 akan berkembang menjadi NIS
invasive tetapi paling banyak menjadi NIS 1 dan beberapa menjadi NIS
tahun dan kalau dihitung dari infeksi HPV sampai terjadinya kanker
adalah 15 tahun. Dalam hal ini factor onkogen E6 dan E7 dari HPV
mengikat gen suppressor p53 dan Rb sehingga control siklus sel dan
e. Klasifikasi
dari 4 mm.
ke dinding panggul.
14
a. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien
orangtua.
2. Identitas penanggungjawab
pasien.
3. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
5. Keadaan psikososial
sedih serta keluhan pasien yang merasa tidak berguna atau serta
6. Data khusus
a) Keluhan haid
serviks.
a) Keadaan umum
b) Kepala
rontok.
c) Mata
proses perdarahan.
d) Hidung
mengganggu pernafasan.
e) Telinga
telinga.
f) Leher
g) Dada
h) Abdomen
i) Genetalia
j) Ekstremitas
4) Pemeriksaan penunjang
7. Diagnosa Keperawatan
menurun
struktur tubuh.
8. Intervensi Keperawatan
13. Anjurkan
penggunaan sistem
spiritual jika perlu
14. Ajarkan
mengungkapkan
perasaan dan
presepsi
15. Anjurkan keluarag
terlibat
16. Ajarkan cara
memecahkan
masalah secara
kontruktif
17. Latih penggunaan
teknik relaksasi
2. D.0080 NOC : SIKI :
Ansietas Setelah dilakukan asuhan Promosi Koping
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam 1. Kaji tingkat
dengan status pasien terhindar dari adanya kecemasan pasien
2. Gunakan
kesehatan menurun kecemasan dengan kriteria
pendekatan yang
hasil:
menenangkan
1. Klien mampu
3. Jelaskan semua
mengidentifikasi dan
prosedur dan apa
mengungkapkan gejala
cemas yang dirasakan
2. Mengidentifikasi, selama prosedur
mengungkapkan dan 4. Nyatakan dengan
menunjukkan tehnik untuk jelas harapan
mengontrol cemas terhadap pelaku
3. Vital sign dalam batas pasien
normal 5. Temani pasien
4. Postur tubuh, ekspresi untuk memberikan
wajah, bahasa tubuh dan keamanan dan
tingkat aktifitas mengurangi takut
menunjukkan 6. Dengarkan dengan
berkurangnya kecemasan penuh perhatian
7. Identifikasi tingkat
kecemasan
8. Bantu pasien
mengenal situasi
yang
menimbulakan
kecemasan
23
9. Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan ketakutan,
presepsi.
10. Instruksikan pasien
menggunakan
tehnik relaksasi
nafas dalam
6. Berikan pujian
terhadap perilaku
yang benar
7. Berikan saran
9. Implementasi Keperawatan
B. Konsep Spiritual
a. Pengertian Spiritual
diri untuk mencapai makna hidup dan tujuan hidup. Spiritual merupakan
putus asa, berfikir positif dan bersyukur atas berkat Tuhan, fokus pada
memberikan harapan untuk masa kini, masa depan, dan masa yang
mengawasi mereka.
3) Praktek spiritual
4) Kewajiban agama
misalnya adanya makanan yang halal dan tidak halal, kematian dan
5) Hubungan interpersonal
memiliki ekspresi wajah yang ramah, kata-kata dan bahasa tubuh yang
Taylor, Lilis, dan Le Mone (1997), craven dan Himle (1996) dalam
isu moral terkait dengan terapi, serta asuhan keperawatan yang kurang
tepat.
a) Tahap perkembangan
secara rasional.
b) Keluarga
etnik dan sosial budaya. Pada dasarnya, seseorang akan terbawa oleh
imannya.
buruk.
dalam suatu ruangan yang tidak biasanya dan merasa tidak aman.
Aktivitas sehari- hari juga berubah yaitu antara lain tidak dapat
d. Masalah Spiritual
individu menjadi kurang mampu untuk merawat diri mereka dan lebih
hubungan dengan orang lain, seni, musik, alam dan kekuatan yang lebih
diterima dan dorongan, marah dan rasa bersalah, perasaan tidak dicintai,
a. Pengertian
32
rangkaian yaitu:
2. 2. The Tune-In adalah suatu cara merasakan sakit yang kita alami,
3. 3. The Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada
a) Idividu
trauma masa lalu yang terus menghantui hidup kita, kebiasaan jelek
33
sebagianya.
b) Keluarga
banding teknik terapi, konseling, atau training yang lain yatu efektif,
2012 : 105).
Freedom Technique) terdiri dari tiga tahap yaitu the set-up, the tune-in,
1) The Set-Up
dengan percaya diri, (3) saya adalah korban pelecehan seksual yang
malang, (4) saya tidak bisa menghindari rasa bersalah yang terus, (5)
saya marah dan kecewa pada istri/suami saya karena dia tidak
seperti yang saya harapkan, (6) saya kesal dengan anak-anak karena
mereka susah diatur, (7) saya tidak bisa melepaskan diri dari
Kata-kata diatas disebut The Set-Up words yaitu beberapa kata yang
bahasa religious, the set-up words adalah “do’a kepastian” kita pada
Allah SWT bahwa apapun masalah dan rasa sakit yang kita alami
atas yang jika ditekan terasa agak sakit) atau mengetuk dengan dua
2) The Tune-In
merasakan rasa sakit yang kita alami, lalu mengarahkan pikiran kita
ke tempat rasa sakit dan sambil terus melakukan 2 hal yaitu hati dan
36
mulut mengatakan, “saya ikhlas, saya pasrah” atau “Ya Allah saya
kesembuhan saya”.
terjadi reaksi negatif (marah, sedih, takut, dsb) hati dan mulut kita
(Zainuddin, 2012).
3) The Tapping
Titik-titik kunci dari “the major energy meridians”, yang jika kita
emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh
payudara
a. Menutup mata
b. Membuka mata
h. Menghitung 1,2,3,4,5
(SEFT)
Setiap pasien akan dilakukan 1 kali perlakuan dalam sehari dengan durasi 15-25
menit untuk setiap pasien, evaluasi akan dilakukan setiap hari selesai dilakukan
tindakan.
dapat menurunkan stres pada pasien kanker serviks sebesar 19,5%. SEFT
beberapa titik meridian tubuh. Pada saat tapping terjadi peningkatan proses
hormon stres yaitu kortisol. Efek tapping telah dibuktikan dengan sebuah
keadaan takut kemudian dilakukan tapping pada titik meridiannya maka terjadi
gelombang otak, hal tersebut juga membuat respon fight or flight pada
secara otomatis akan meningkatkan rasa tenang dan nyaman pada individu.
yang lebih buruk. Watulingas (2016) juga menyebutkan pasien dengan penyakit
kronik yang mengalami isolasisosial 50% dari mereka meninggal dunia seteah
menjalani perawatan selama 5 tahun sedangkan pada pasien yang sama namun
melengkapi terapi SEFT secara individual pada penderita kanker serviks dalam
mengatasi stresnya.
kanker serviks memiliki tingkat depresi yang tinggi. Secara fisik stres dapat
nor epineprin. Kondisi ini terjadi akibat gangguan keseimbangan sistem energi
tubuh dan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis. Pasien yang mengalami
dalam mengatasi stres yang digunakan lebih banyak dalam bentuk psikoterapi,
(Hidayati et al.,2012).
yaitu Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Sedangkan berdasarkan
pengelolaannya, rumah sakit dibagi menjadi rumah sakit publik dan rumah sakit
diklasifikasikan menjadi:
(MENKES 2010)
Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub
Dasar. Jumlah tempat tidur minimal 200 (dua ratus) buah (MENKES 2010).
2. Tata laksana meliputi tugas dan fungsi, susunan dan uraian jabatan, tata
staff by laws.
3. Rumah Sakit Khusus harus memenuhi jumlah tempat tidur sesuai dengan
kekhususannya.
.
46
menekankan
bahwa
keberhasilan
SEFT sangat
tergantung dari
“keikhlasan”
menerima
kondisi yang
dihadapi dan
“kepasrahan”
pada Yang
Maha Kuasa.
Langkah
berikutnya
responden
diminta untuk
mengikuti
instruksi
peneliti
diawali dengan
meminta
responden
berdoa,
dilanjutkan
dengan latihan
inti SEFT yang
terdiri dari the
set-up, the
tune-in, the
50
tapping
3 Sugih Pengaruh 2020 Mengambil sampel Menggunakan Tidak ada Terdapat Tidak
wijayati, Terapi yang sesuai dengan skala depresi kelompok pengaruh dicantumka
Suci Abrelia Spiritual kriteria retriksi Back pembanding terapi SEFT n waktu
Fitriyanti, Emotional sampel dari Depression terhdap dari
Arwani Freedom populasi tertentu Index sebelum penurunan penelitian
Technique yang paling mudah dilakukan tingkat
(SEFT) dijangkau atau terapi SEFT depresi
Terhadap didapatkan. Jumlah kanker
Penurunan sampel yang serviks di
Tingkat digunakan RSUD Dr.
Depresi sebanyak 33 Moewardi
Pada responden Surakarta
Pasien
Kanker
Serviks
51
BAB III
METODE PENELITIAN
responden dipilih sebanyak 3 pasien RSUD Zainoel Abidin Kota Banda Aceh
sampling dimana pasien dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu pasien kanker
energi tubuh dan terapi spiritualitas dengan metode tapping pada 18 titik kunci
di sepanjang 12 jalur energi tubuh. Setelah dilakukan terapi SEFT selama 7 hari
a. Kriteria Inklusi
c) Mampu mendengar
b. Kriteria Ekslusi
Studi kasus ini dilakukan di Ruangan Poli Kandungan RSUD Zainoel Abidin
Banda Aceh.
2. Waktu
pada tanggal 26-2 Desember 2022 sebanyak 5 kali pertemuan. Sukesi Niken,
yaitu merupakan teknik terapi yang menggabungkan sistem energi tubuh dan terapi
spiritualitas dengan metode tapping pada 17 titik kunci di sepanjang 12 jalur energi
tubuh.
Freedom memadukan
Technique) energi
psikologi dan
spiritualitas.
(2) observasi, (3) wawancara, (4) kuesioner, dan (5) skala (Nursalam, 2014).
perasaan emosi negatif atau gejala stres yang pasien alami. Kemudian pasien
pengertian, tujuan dan manfaat SEFT untuk pasien kanker serviks. Dalam
sedangkan perasaan tenang serta kesembuhan hanya diperoleh dari Tuhan Yang
responden berdoa, dilanjutkan dengan latihan inti SEFT yang terdiri dari the
inklusi pada klien yang dirawat di ruang Ginekologi RSUD Zainoel Abidin.
Kemudian data diperoleh dari kuesioner pemenuhan spiritual yang telah di uji
validitas dan reliabilitas oleh Endang Jois Quartin Sinaga (2019), dan
berlangsung.
didapat dari wawancara antara lain seperti identitas klien dan keluarga,
meskipun saya merasa gelisah dengan penyakit kanker yang saya derita,
tetapi saya ikhlas menerima penyakit ini dan saya pasrahkan semua
disekitar dada atas yang jika ditekan terasa agak sakit) atau mengetuk
tahap tune in, pasien diminta untuk mengucapkan “Ya Allah saya ikhlas
rasa syukur “Ya Allah terimaksih atas nikmat dan rahmat yang telah
univariat, menggunakan mean dan standar deviasi untuk melihat rerata skor
Kemudian data dipersentasekan dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil dari
rerata skor yang diperoleh dijelaskan dan disimpulkan sehingga dapat diketahui
metode SEFT berguna atau tidak digunakan pada pasien. Hasil dari perhitungan
responden yang memuat 14 butir item dan skala 1 – 4 sebagai nilai (Lampiran
Rendah < 28
Sedang 28 < Sedang < 42
Tinggi ≥ 42
3.9 Etika Penelitian
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak
subjek, dan prinsip keadilan (Nursalam, 2017). Dalam etika penelitian seorang
peneliti harus memahami betul etik penelitian agar saat dilakukan penelitian
tidak akan melanggar hak-hak manusia sebagai subjek penelitian. Adapun etika
serta menjelaskan tujuan dari penelitian kepada pasien. Selain itu peneliti
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
Informasi yang telah diberikan oleh responden kepada peneliti yang tertuang
dalam data hanya akan diketahui oleh responden dan peneliti, sehingga
3. Justice (Keadilan)
60
Semua responden yang terlibat dalam penelitian ini akan diperlaukan secara
BAB IV
ginekologi (Kanker Serviks), dilakukan pada tiga 3 pasien kanker serviks yaitu
Ny.A, Ny. S, Ny. D yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin di Kota
Banda Aceh.
4.2.1. Pengkajian
Hasil pengkajian terhadap 3 pasien yaitu Ny. R, Ny. K, dan Ny. J yang
Abidin Kota Banda Aceh, kemudian pertemuan kedua hingga kelima dilaukan di
rumah pasien di Kota Banda Aceh. Hasil pengkajian data diuraikan sebagai
berikut.
1. Pasien 1
Nama : Ny. R
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
62
Agama : Islam
Saat perkenalan awal dengan Ny. R merasa malu, enggan untuk bicara
dan merasa cemas yang berlebih. Ny. R mengutarakan bahwa beliau saat ini
hanya bisa pasrah dengan penyakit yang di derita dan berharap akan
2. Pasien 2
Nama : Ny. K
Umur : 61 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pensiunan
Agama : Islam
Pasien saat diwawancara merasa putus asa dan malu karena faktor
3. Pasien 3
Nama : Ny. J
Umur : 57 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
derita ini adalah pemberian oleh sang pencipta maka ia hanya bisa berdoa
untuk kesembuhan.
SEFT.
64
Nilai
Pasien Kategori Diagnosa
Spiritual
Kanker Serviks
Ny R 40 Sedang
Stadium II
Kanker Serviks
Ny K 43 Baik
Stadium II
Kanker Serviks
Ny J 40 Sedang
Stadium II
memiliki tingkat spiritual yang sedang dengan komulatif nilai spiritual yang
diperoleh adalah sebesar 40, hal ini dapat disebabkan oleh karena faktor usia Ny.
R yang tergolong usia muda sehingga belum menerima akan keadaan yang
dialami saat ini. Ny. K memiliki tingkat spiritual dengan kategori baik dengan
komulatif nilai spiritual yang diperileh adalah sebesar 43, hal ini dapat
disebabkan oleh faktor usia yang sudah lanjut serta status perkawinan cerai mati,
dimana Ny. K dapat lebih menerima keadaan yang dialami karena tidak ada
tanggung jawab yang dijalankan sebagai seorang istri ataupun bekerja, sehingga
lebih ikhlas untuk menerima keaadaan. Ny. J memperoleh nilai spiritual dengan
kategori sedang dengan komulatif nilai spiritual yang diperoleh adalah sebesar
40, hal ini dapat disebabkan oleh status sebagai seorang istri yang memiliki
4.2.3. Intervensi
berhubungan dengan keluhan yang dialami pasien adalah penerapan terapi SEFT
65
pasien kanker terbukti dapat menurunkan rasa sakit pada pasien kanker sehingga
dapat lebih menerima diri dan keadaan yang dialami (Sukesi Niken, dkk, 2020).
4.2.4. Implementasi
memberikan kuesioner sebagai alat ukur tingkat spiritual dari pasien yang
Technique) dilakukan sesuai SOP yang dilakukan 1 kali dalam 1 hari, dan
dilakukan di tempat yang tenang yang hanya ada pasien penulis dan enumerator.
pelaksanaan terapi SEFT pada saat melakukan set up responden diminta untuk
mengeluarkan energi negatif yang dirasa. Ny. R mengatakan “saya merasa tidak
mempunyai masa depan karena penyakit ini, pasti tidak ada yang mau
adalah “saya merasa menderita dengan penyakit ini”. Respon dari Ny. J adalah
66
“Ya allah, meskipun saya merasa gelisah dengan penyakit kanker yang saya
derita, tetapi saya ikhlas menerima penyakit ini dan saya pasrahkan semua
penyakit ini kepada enggkau ya Allah.” Sambil meminta pasien untuk menekan
dada tepatnya di bagian “score spot” (titik nyeri = daerah disekitar dada atas
yang jika ditekan terasa agak sakit) atau mengetuk dengan dua ujung jari di
bagian “karate chop”. Kemudian memsuki tahap tune in pasien diminta untuk
mengucapkan “Ya Allah saya ikhlas menerima sakit saya ini dan saya pasrahkan
langkah terakhir adalah mengulangi lagi tapping dari titik pertama hingga ke-17
atas nikmat dan rahmat yang telah engkau berikan kepadaku ya Allah”.
Pelaksanaan set up, tune in, the tapping diberikan dengan perlakuan yang
sama pada ketiga responden sebanyak 5 kali. Pada visit ke 5 pada saat diminta
utuk mengeluarkan energi negatif respon yang diberikan oleh Ny. R adalah
“saya pasrah dengan keadaan”, respoon Ny. K “saya pasrah dan tidak tau harus
mengeluarkan energi negatif apa lagi”, respon Ny. J “saya sakit tapi saya pasrah
sama Allah”.
Pada saat pelaksanaan terapi SEFT tidak terdapat kendala yang spesifik,
izin yang disertai kontrak yang telah disepakati oleh pasien yang menjadi
responden.
Hasil tingkat spiritual sebelum dan sesudah dilakukan penerapan terapi SEFT
Visit 1 Visit 5
Sebelum Sesudah
Nilai Nilai Diagnosa
Kategori Kategori
Spiritual Spiritual
Kanker Serviks
Ny R 40 Sedang 50 Baik
Stadium II
Kanker Serviks
Ny K 43 Baik 52 Baik
Stadium II
Kanker Serviks
Ny J 40 Sedang 48 Sedang
Stadium II
kali diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.2. yang diketahui bahwa, Ny R sebelum
sedang. Kemudian setelah dilakukan terapi SEFT selama 5 kali memperoleh hasil
dengan kategori baik. Kemudian setelah dilakukan terapi SEFT selama 5 kali
baik.
68
dengan kategori sedang. Kemudian setelah dilakukan terapi SEFT selama 5 kali
baik.
4.4. Pembahasan
tahun. Dimana usia tersebut merupakan usia dewasa hingga lansia (WHO, 2009).
Sari Istiqomah, dkk (2018) menyebutkan pada penelitiannya bahwa pasien yang
tahun. Berdasarkan usia pasien yang terkena kanker serviks WHO memberikan
rekomendasi kepada wanita usia 30 tahun ke atas untuk melakukan tes HPV tiap 5-
10 tahun sekali dan wanita usia 25 tahun ke atas dengan HIV melakukan akses
pemeriksaan HPV tiap 3-5 tahun sekali (WHO, 2022). Papsmear direkomendasikan
untuk wanita usia 25-65 tahun tiap 3 tahun sekali (American Cancer society, 2022).
Dilihat dari tempat tinggal pasien berada di wilayah perkotaan, dimana dapat
kita lihat penyebaran angka penderita kanker serviks lebih banyak di wilayah
perkotaan. Dimana wilayah perkotaan lebih banyak polusi dan ketersediaan jajanan
makan yang kurang baik bagi kesehatan. Menurut Yayasan Kanker Indonesia
(YKI), salah satu penyebab tinggibya kasus kanker di Indonesia adalah kondisi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebanyak 5 kali pada setiap
responden, diperoleh hasil pada Ny. R mengeluarkan energi negatif di hari pertama
yaitu mengenai kecemasan akan masa depan karena penyakit yang di derita. Hal ini
dapat disebabkan karena status yang belum menikah juga karena usia yang
tergolong masih muda. Ny. R selama terapi menunjukkan respon yang positif
menunjukkan wajah yang lebih ceria pada pertemuan ketiga hingga pertemuan
kelima berbeda pada pertemuan pertama Ny. R terlihat sangat murung. Pada saat
wawancara dengan keluarga yaitu orang tua Ny. R mengatakan sangat mendukung
kegiatan terapi ini karna menunjukkan hasil yang baik dimana Ny. R bersikap lebih
percaya diri, kegiatan ibadah juga lebih rajin. Berdasarkan hasil jawaban dari
kuesioner juga menunjukkan hasil yang positif, dimana terjadi peningkatan dari
kategori tingkat spiritual sedang menjadi tingkat spiritual baik. Peningkatan skor
signifikan terjadi pada parameter hubungan dengan diri sendiri dan hubungan
dengan tuhan. Dan pada saat melakukan wawancara mengenai keadaan pasien pada
pertemuan kedua hingga pertemuan kelima Ny. R mengaku merasa lebih tenang
dan lebih bisa menerima diri, serta Ny. R mengaku melakukan terapi secara
mandiri pada saat malam hari sebelum tidur sehingga membuat tidurnya lebih
nyenyak.
penderitaan mengalami penyakit yang di derita. Hal ini dapat di sebabkan karena
status sebagai janda cerai mati dimana Ny. K mengaku saat wawancara kadang
70
membutuhkan teman untuk berbagi keluh kesah. Ny. K selama terapi menunjukkan
respon yang sangat positif dimana Ny. K sangat kooperatif mengikuti langkah yang
diajarkan serta menunjukkan wajah yang ceria pada pertemuan pertama hingga
mengatakan bahwa Ny. K selalu semangat kalau akan melakukan terapi dan pada
sore hari setelah solat ashar sangat antusias meminta bantuan untuk
juga menunjukkan hasil yang positif, dimana terjadi peningkatan dari nilai tingkat
terjadi pada parameter hubungan dengan sesama dan hubungan dengan tuhan. Dan
pada saat melakukan wawancara mengenai keadaan pasien pada pertemuan kedua
hingga pertemuan kelima Ny. K mengaku merasa lebih tenang dan lebih bisa
menerima diri, serta Ny. K mengaku melakukan terapi secara mandiri dibantu oleh
kesakitan dan rasa malu akibat penyakit yang di derita. Hal ini dapat di sebabkan
karena status sebagai seorang istri dan ibu serta malu di lingkungan pekerjaan,
dimana Ny. J mengaku saat wawancara merasa malu dengan lingkungan sehingga
memutuskan untuk tidak bergaul dengan lingkungan sekitar. Ny. J selama terapi
langkah yang diajarkan serta menunjukkan wajah yang ceria pada pertemuan kedua
71
menunjukkan hasil yang positif, dimana terjadi peningkatan dari nilai tingkat
spiritual sedang menjadi tingkat spiritual baik. Peningkatan skor cukup signifikan
parameter hubungan dengan diri sendiri dan hubungan dengan tuhan. Dan pada saat
pertemuan kelima Ny. J mengaku merasa lebih tenang dan lebih bisa menerima diri
dan lebih banyak berdoa, serta Ny. J mengaku melakukan terapi secara mandiri
dibantu oleh anak dan juga suami. Suami dari Ny. J sangat mendukung pelaksanaan
terapi SEFT hal ini diutarakan pada saat wawancara dengan suami Ny. J karena
istrinya menjadi lebih percaya diri dan pada saat malam tidurnya menjadi lebih
nyenyak.
Penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukesi Niken, dkk
(2020) yang menggunakan metode SEFT untuk terapi pada pasien penderita kanker
SEFT berpengaruh signifikan dalam menurunkan rasa sakit pada pasien kanker
sehingga memberi perasaan tenang pada pasien. Sugih Wijayati, dkk (2020)
terapi SEFT pada pasien kanker serviks menurunkan kadar cemas pada pasien.
72
sebelum dilakukan terapi SEFT memiliki tingkat stress berat dan cukup berat,
kemudian setelah diterapkan terapi SEFT tingkat stress menurun menjadi stress
ringan dan stress. Dewi Musfira Hasal, dkk. (2021) menyatakan dalam
tingkat kecemasan pada pasien kanker. Amalia Sarnandiah Safitri, dkk (2021) pada
menjadi ringan pada pasien kanker servik stadium IIIB dengan intervensi terapi
relaksasi nafas dalam dan terapi SEFT, rasa sakit nyeri yang dialami juga menurun
penurunan signifikan tingkat stres sebelum dan setelah diberikan intervensi dengan
rata-rata tingkat stres semua responden penelitian sebesar 20,58 sedangkan sesudah
diberi intervensi berupa SEFT didapatkan nilai rata-rata tingkat stres seluruh
responden yaitu 11,50. Respon relaksasi yang dirasakan responden tersebut dapat
dkk (2018) pada penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan terapi SEFT yang
73
dibandingkan pada hari pertama. Reka Chandra Mellenia (2022) pada penelitiannya
menunjukkan ada pengaruh terapi seft terhadap kualitas tidur pada pasien kanker.
Saat diberikan seft dapat merangsang hipofisis dan hipotalamus yang menyebabkan
langkah dan manfaat dari terapi SEFT. Penelitian ini dapat dijadikan acuan
untuk tindakan intervensi perawat agar diadakan penyuluhan terapi SEFT bagi
2. Pendidikan kesehatan
74
Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan bagi therapist SEFT, dan juga
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
penerapan terapi SEFT dengan keluhan perasaan malu, menderita, sakit, dan
depresi.
dilakukan terapi SEFT tingkat spiritual 40 dengan kategori sedang, dan setelah
melakukan terapi SEFT tingkat spiritual menjadi 50 dengan kategori baik, serta
mengatakan bahwa perasaan jauh lebih baik setelah melakukan terapi SEFT.
kategori baik, dan setelah melakukan terapi SEFT tingkat spiritual menjadi 53
dengan kategori baik, serta mengatakan bahwa perasaan menjadi lebih tenang
setelah melakukan terapi SEFT. Pada Ny. J sebelum dilakukan terapi SEFT
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberika berdasarkan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Diharapkan agar diterapkan teknik terapi SEFT dalam bagi pasien yang ada
kanker serviks.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ah. Yusuf, dkk. 2016. Kebutuhan Spiritualitas Konsep dan Aplikasi Dalam Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
American Cancer Society. (2022). Cervical Cancer. diakses pada tanggal 12/01/2023,
tersedia pada Cervical Cancer Overview | Guide To Cervical Cancer
Brunner, and S. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta:
EGC.
Brahmantia, B., & Huriah, T. (2018). Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique
(Seft) Terhadap Penurunan Nyeri Dan Kecemasan Pada Pasien Pasca Bedah
Transurethral Resection Prostate (Turp) Di Rsud Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Jurnal Kesehatan Karya Husada, 6(2), 160-177.
Bussing , A., & Koenig, H. G. (2010). Spiritual Needs of Patients With Chronic Disease.
Religions. 1 (1), 18-27.
Bussing, A., Balzat, H., & Heusser, P. (2010). Spiritual needs of patients with chronic pain
desease and cancer-validation of the spiritual needs questionnaire. European Journal of
Medical Research, 18, 266-273
Caldeira, S., Timmins, F., Carvalho, E. C., & Vieira, M. (2017). Spiritual Well-Being and
Spiritual Distress in Cancer Patients Undergoing Chemotherapy: Utilizing the SWBQ
as Component of Holistic Nursing Diagnosis. Journal of Religion and Health, 56 (4),
1489-1502.
78
Dian Siti Nurjannah, Siti Chodijah, Arifa Nurhazizah. (2020). Terapi SEFT (Spiritual
Emotional Freedom Technique) Untuk Melepas Emosi Negatif Pada Remaja. Fakultas
Ushuluddin Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Desmaniarti, D., Avianti, N., & Sudiyat, R. (2019, September). The Effectiveness Relaxation
Techniques and SEFT towards Children’s Stres at Rehabilitation Center for Inmate
Children Bandung. In INTERNATIONAL CONFERENCE ON
INTERPROFESSIONAL HEALTH COLLABORATION AND COMMUNITY
EMPOWERMENT (Vol. 1, No. 1, pp. 452-461).
Dewi Musfira H., Muriyati, Nadia Alfira. (2021). Effect Of Spiritual Emotional Freedom
Technique (SEFT) on The Decrease In Anxiety Levels In cancer Patient. Journal
Compherensive Health Care Vol 5 (2) : 73 – 80.
Endang Jois Quartin Sinaga. (2019). Hubungan Dukungan Spiritual Dengan Kualitas Hidup
Pada Lansia Di Desa Simarmata kabupaten Samosir Tahun 2019. Skripsi: Program
Studi Ners STIKES Santa Elisabeth Medan.
Faradilla dkk. 2019. Determinan Kejadian Kanker Serviks di Rumah Sakit Umum Daerah
dr.Zainoel Abidin, Provinsi Aceh. Media Libangkes.
https://doi.org/10.22435/mpk.v29il.437
Hamid, A. (2008). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Karolin A., Dewi S. R., Zaleha., Dwi M., Winni A. P., Indah A., Selvi D. Y. (2019) TERAPI
KOMPLEMENTER: TERAPI SEFT PADA STRESS DAN ADAPTASI PASIEN
KANKER OVARIUM. Palembang: Seminar Nasional Keperawatan.
Kozier, B., Erb, G., Berman. A., & Snyder, S. J. (2010). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan (7 ed). ( E Wahyuningsih, D. Yulianti, Y. Yuningsih, & A. Lusyana,
Trans). Jakarta: EGC
Komariah, M., & Ibrahim, K. (2019). Training dan Coaching pada Pasien Kanker Payudara
untuk Meningkatkan Kesehatan Melakukan Praktek Keagamaan. Media Karya
Kesehatan, 2(2).
Medina Chodijah, Diagnostika. (Bandung: Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati,
2018), 51.
Mujiyati, Adiputra Sofwan. 2019. Symbolic Experiental Therapy (SEFT) Pada Konseling
Keluarga. Prosiding SNBK Vol.3 No.1.
NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi Edisi 10. Jakarta: EGC.
National Care Institute. (2015b). Spiritual In Cancer Care. Retrived 3 Mei 2017, From
National Care Institute: Spirituality/Spirituality-pdq
Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Potter, D., & Perry, A. (2009). Fundamental Of Nursing (7 ed). Jakarta: Salemba Medika.
80
Rahmawati, Eny dan Yulia Widiawati. (2016). Pengaruh Spiritual Emotional Freedom
Technique (SEFT) Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Di Rumah Sakit Wava
Husada Kepanjen Malang. Diakses dari http://jurnal.stikeskendedes.ac.id/i
ndex.php/JKF/article/view/92
Rachmania, Juniar Nur, (2018). Penerapan Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique
(Seft) Pada Pasien Kanker Serviks Dengan Masalah Keperawatan Kecemasan Di
Ruang F Ii Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya. Tesis University Of
Nahdlatul Ulama Surabaya.
Reeder, D. (2013). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga, Edisi 18
Volume 1. Jakarta: EGC.
Sari Istiqomah, Isnaini Rahmawati, Dwi Suryandari. (2018). Pengaruh Terapi SEFT
(Spiritual Emotional Freedom Technique) Terhadap Tingkat Depresi Pasien Kanker
Serviks Di RSUD Dr. Moewardi. Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Siwi, S, A, dkk. 2020. Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker : Literature Riview. Viva
Medika. https://ejournal.uhb.ac.id/index.php/VM/issue/archive
Sri Maryatun, (2020). Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Tehnique Dan Supportive
Therapy Terhadap Tingkat Stres Pasien Kanker Serviks. Vol 7,No 1
Sugih Wijayati, Suci Abrelia Fitriyanti, Arwani. (2020). Pengaruh Terapi Spiritual Emotional
Freedom Technique (SEFT) terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Pasien Kanker
Serviks. Medhosp Vol 7 2) : 398 – 402.
Sulistiyani Putri, Mega F. B., Astuti W., Shafika A. K,. 2022. Asuhan Keperawatan Dengan
Distress Spiritual. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
81
Wijayati Sugih, Suci Abrelia Fitriani, Arwani. 2020. Pengaruh Terapi Spiritual Emotional
Freedom Technique (SEFT) Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Pasien Kanker
Serviks. Medica Hospitalia Vol 7 (2): 398-402.
Lampiran I
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk
1. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu data demografi dan kusioner penelitian
tentang dukungan spiritual.
3. Silahkan mengisi tanda titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang tepat.
Usia : tahun
2. Perempuan
2. Janda/Duda
Pendidikan Terakhir :
1. SD
2. SMP
3. SMA/SMK
4. DIII
5. S1
6. S2/S3
83
Petunjuk pengisian
1. Responden diharapkan mengisi pernyataan sesuai petunjuk pengisian dan keadaan
yang dirasakan sebenar-benarnya.
2. Berilah respon terhadap pernyataan dalam tabel dengan memberikan tanda (√) pada
kolom yang sesuai dengan persepsi bapak/ibu mengenaipernyataan tersebut.
Pilihlah jawaban berupa:
1. TP : Tidak Pernah
2. K : Kadang-kadang
3. SR : Sering
4. S : Selalu
No Pernyataan TP K SR S
Hubungan dengan Diri sendiri
Lampiran II
Teknik yang dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas fisik dan prilaku kognitif
adalah teknik Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). SEFT merupakan
teknik penggabungan dari system energy tubuh (Energy Medicine) dan terapi
spiritualitas dengan menggunakan metode tapping pada bebrapa titik tertentu pada
tubuh. Teknik SEFT menjadikan 18 titik utama yang mewakili 12 jalur utama
energi meridian dengan menggunakan teknik tapping (ketukan ringan) sekaligus
doa.
Tujuan
Sasaran
Responden pada penelitian ini adalah pasien kanker serviks di RSUD Zainoel
Abidin Kota Banda Aceh.
A FASE ORIENTASI
1. Memberi salam dan meyapa klien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan Tujuan Tindakan
4. Menjelaskan Langkah Prosedur
5. Menanyakan Kesiapan Pasien
B FASE KREJA
1. Mengkaji tingkat spiritual dengan menanyakan perasaan, meminta
mengeluarkan energy negative dan melakukan wawancara bebas.
2. Memperagakan masing-masing gerakan SEFT
1). The Set-up
Pada saat set up yang strukturnya : akui-terima pasrahkan seperti:”ya
allah, meskipun saya merasa cemas /gelisah/khawatir, sebutkan
masalah/sakit yang diderita atau yang dirasakan), tetapi Saya ihklas
menerima penyakit/ masalah saya ini, dan saya pasrahlan
kesembuhanku padamu.
a) Cr = Crown
Pada Titik-titik Bagian kepala..
b) EB = Eye Brow
Pada titik permulaan alis mata.
c) SE = Side Of eye
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
“Informed Consent”
Inisial :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
No. Hp :
Banda Aceh,……………….2022
(…………………………………)
Lampiran IV
Hasil Penelitian
Initial Usia Jenis Kelamin Status Pendidan Terakhir P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14
Ny R 25 P Belum menikah SMA 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4
Ny K 61 P Ceri Mati S1 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4
Ny J 57 P Kawin S1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
Initial Usia Jenis Kelamin Status Pendidan Terakhir P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14
Ny R 25 P Belum menikah SMA 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
Ny K 61 P Ceri Mati S1 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3
Ny J 57 P Kawin S1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3