Dosen Pembimbing
Niswah, S.Kep., Ns., MNS
Nurul Maghfirah
P1337420921246 (Aceh)
Judul kasus : Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa Medis CKD (Chronic Kidney
Disease) Di Ruang ICU RSUD dr Zainoel Abidin Banda aceh
NIM : P1337420921246
Jurusan : Keperawatan
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini telah di baca dan disetujui oleh Clinical
Instruktur (CI) dan Dosen Pembimbing Akademik
Menyetujui,
Nurul Maghfirah
A. Web Of Causation (WOC)
Cronic Kidney Diseases
Definisi :
Etiologi : Perubahan laju eksresi Eksresi urin ↓ Ekskresi kalium ↓ Kurang pajanan
nefron informasi HD
Keganasan pada ginjal, adanya kista pada ginjal,
batu ginjal, trauma langsung pada ginjal, penyakit
yang berasal dari gromerulus, adanya sumbatan Fleksibilitas nefron BUN ↑
PK Hiperkalemia PK Hiperkalemia
seperti batu atau tumor, dyslipidemia, penyakit hilang
sistemik seperti diabetes mellitus, kolestrol tinggi.
Produksi urin ↓ Uremia
Ansietas
Manifestasi klinis :
A. Pengkajian
Nama :Tn.R
PENGKAJIAN KEPERAWATAN PASIEN ICU
No. RM :1269106
Laki-laki √ Perempuan
B. Riwayat Keperawatan
Pasien post op debridement ar femur sinistra, awalnya pasien dilakukan epidural anestesi,
15 menit kemudian pasien dilakukan BVM (Bag valve mask) saturasi naik 100%, namun
15 menit setelah dipasang mengalami desaturasi dan pasien diintubasi.
C. Alasan dirawat di ICU
Pasin dirawat di ICU karna gagal nafas saat dilakukan tindakan post op debridement ar
femur sinistra
Penggunaan alat Kepatenan jalan napas Sekret: Ada √Tidak
o ETT : Ukuran 7,5 Karakteristk sekret : Jumlah: Sedikit
o Trakeostomi : -
AIRWAY
Selang ETT
o OPA :-
o NPA :- Kebocoran : Ya / Tidak√
Tidak Terlipat:Ya /Tidak√
Lainnya (tuliskan)
pH : 7,612
pCO2 : 33,8
BREATHING
pO2 : 83
HCO3 : 34,2
BE :13
Auskultasi Pulsasi Nadi
S1: Normal√ Tidak Ulnaris :
S2: Normal√ Tidak Tidak teraba√ Lemah Kuat
A
B
Y
S
T
L
I
Kesadaran Motorik/Sensori Ki
o Compos Mentis
o Mengantuk kKa
o Letargi
o Stupor
o Koma√
GCS Eyes 1 Motorik 1 Verbal 1 Total
GCS : 3
Pupil
Ukuran: Kiri 2 mm / Kanan 2 mm
Reflek cahaya: Positif√ Negatif
Pengkajian nyeri Pengkajian Risiko Jatuh
o Verbal Skala : Morse Lainnya
P: Skor :
Q: Penjelasan kualitatif skor :
R:
S:
T:
o Non-verbal: Critical care pain observation tool (CPOT) Pengkajian Risiko Dekubitus
Indikato Skor Deskripsi Ket Skala : Braden, Lainnya Skor :
r Penjelasan kualitatif skor :
Ekspresi 0 Tidak ada tegang otot/rileks
wajah Target
1 Tegang, dahi berkerut
Menyeringai, mengigit ETT 0–1
2
Gerakan 0 Tidak ada gerakan/posisi normal
Skor
tubuh 1 Lokalisasi nyeri
pasien
2 Gelisah, mencabut ETT :
Terintubasi 0 Toleransi terhadap ventilator/
/
Ekstubasi Berbicara dengan nada normal
1 Batuk masih toleransi/
Menguap atau bergumam
2 Melawan ventilator/
Menangis
Otot 0 Rileks
1 Tegang, kaku, resisten ringan
terhadap tahanan pasif
2 Sangat tegang atau kaku, sangat
resisten terhadap tahanan pasif
Manajemen Sedasi Pasien ICU, Richmond Agitation Sedation Scale (RASS)
Skor - Ada gerakan (tidak ada kontak mata) terhadap suara Penggunaan sedasi:
3 Ya / Tidak
Skor - Bangun singkat (<10 detik) dengan kontak mata terhadap rangsang suara
2
Skor - Pasien belum sadar penuh, tetapi masih dapat bangun (>10 detik), dengan Target Skor RASS
1 kontak mata/mata terbuka bila ada rangsang suara :0 sampai -3
Skor 0 Tenang dan waspada (tidak agitasi)
Skor 1 Cemas atau kuatir tetapi gerakan tidak agresif Skor RASS pasien:
Skor 2 Pasien sering melakukan gerakan yang tidak terarah atau pasien dan
ventilator tidak sinkron
Skor 3 Pasien menarik selang endotrakeal atau mencoba mencabut kateter, dan
perilaku agresif terhadap perawat
URINE
M
N
O
A
E
T
L
Lainnya (tuliskan)
Na+ 145
K+ 400
Cl- 120
BOWEL
Karakteristik feses (warna, konsistensi): Nyeri tekan
abdomen/ Ka Ki
teraba
masa (+/-)
Pola BAB (deskipsikan):
Terapi Obat
Citicolin 50 mg 12 jam/IV
Omeprazole 40 gr 12 jam/IV
D. ANALISA DATA KEPERAWATAN
DO: Hb menurun
- Pasien tampak adanya
edema di ekstremitas Anemis
bawah kanan sdan kiri
- HB : 9,2 gr/dL Perfusi parifer tidak efektif
- Tanda-tanda vital
TD: 95/70 mmHg
HR: 99 kali/menit
RR: 26 kali/menit
T : 36,2 0C
SPO2 : 97 %
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
Pemantauan Respirasi
- Monitor frekuensi, irama,
kedalaman, dan upaya
nafas
- Monitor pola nafas (seperti
bradypnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul,
Cheyne-stokes, biot,
ataksis)
- Monitor kemampuan batuk
efektif
- Monitor adanya produksi
sputum
- Monitor adanya sumbatan
jalan nafas
- Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
- Auskultasi bunyi nafas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-ray toraks
- Atur interval pemantauan
- respirasi sesuai kondisi
pasien
3 D.0009 Perfusi L.02011 Perfusi Perifer I.02079 Perawatan Sirkulasi
perifer tidak Ekspektasi: meningkat Kriteria Observasi
efektif hasil: - Periksa sirkulasi periver
- Denyut nadi perifer (mis. Nadi perifer, edema,
meningkat pengisian kapiler, warna,
- Penyembuhan luka suhu, ankle brachial
meningkat index)
- Sensasi meningkat - Identifikasi faktor resiko
- Warna kulit pucat menurun gangguan sirkulasi ( mis.
- Edema perifer menurun Diabetes, perokok, orang
- Nyeri ekstremitas menurun tua hipertensi dan kadar
- Parastesia menurun kolestrol tinggi)
- Kelemahan otot menurun - Monitor panans,
- Kram otot menurun kemerahan, nyeri atau
- Bruit femoralis menurun bengkak pada ekstermitas
- Nekrosis menurun Teraupetik
- Pengisian kapiler membaik - Hindari pemasangan infus
- Akral membaik atau pengambilan darah di
- Turgor kulit membaik daerah keterbatasan
- Tekanan darah sistolik perfusi
membaik - Hindari pengukuran
- Tekanan darah diastolik tekanan darah pada
membaik ekstermitas dengan
- Tekanan arteri rata-rata keterbatasan perfusi
membaik - Hindari penekanan dan pemasangan tour
- Lakukan pencegahan
- Indeks ankle- brachial
membaik infeksi
- Lakukan perawatan kaki
dan kuku
Edukasi
- Anjurkan berhenti
merokok
- Anjurkan berolah raga
rutin
- Anjurkan mengecek air
mandi untuk menghindari
kulit terbakar
- Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah,
antikoagulan,dan penurun
kolestrol, jika perlu
- Anjurkan minum obat
pengontrl tekanan darah
secara teratur
- Anjurkan menggunakan
obat penyekat beta
- Ajarkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi ( mis. Rendah
lemak jenuh, minyak
ikam omega 3)
- Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. Raasa
sakit yang tidak hilang
saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)
G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Gangguan 1. Memonitor frekuensi, irama S: Pasien mengalami
pertukaran gas kedalaman dan upaya napas penurunan kesadaran
2. Memonitor adanya produksi
O:
sputum
3. Memonitor adanya sumbatan - Pola nafas tampak cepat
jalan napas - Pernapasan cuping
4. Meauskultasi bunyi nafas
hidung
5. Memonitor kecepatan aliran
oksigen - Tampak menggunakan
6. Mengkaji adanya sianosis oksigen nasal kanul 6
liter/menit
- Tanda-tanda vital
TD: 110/70 mmHg
HR: 110 kali/menit
RR: 25 kali/menit
T : 36,0 0C
SPO2 : 97 %
A:Gangguan pertukaran gas
P:Masalah belum teratasi
1. Memonitor frekuensi, irama S: Pasien mengalami
kedalaman dan upaya napas penurunan kesadaran
2. Memonitor adanya produksi
O:
sputum
3. Memonitor adanya sumbatan - Pasien tampak sianosis
jalan napas - Pola nafas tampak cepat
4. Meauskultasi bunyi nafas
- Pernapasan cuping
5. Memonitor kecepatan aliran
oksigen hidung
6. Mengkaji adanya sianosis - Pasien tampak pucat
- Tampak menggunakan
oksigen nasal kanul 5
liter/menit
- Tanda-tanda vital
TD: 90/70 mmHg
HR: 100 kali/menit
RR: 26 kali/menit
T : 36,0 0C
SPO2 : 96 %
A:Gangguan pertukaran gas
P:Masalah belum teratasi
(pasien meninggal)
Ketidakefektifan 1. Mengkaji pola nafas (frekuensi, S:Pasien mengalami
pola nafas
kedalaman, usaha napas) penurunan kesadaran
2. Membersihkan mulut dan hidung O:
3. Memonitor kepatenan oksigen - Tampak menggunakan
4. Memberikan oksigen 4 liter alat bantu pernapasan
5. Mengkaji adanya sumbatan jalan (ventilator)
nafas - Tampak menggunakan
6. Mengkaji adanya suara nafas oksigen nasal kanul
tambahan - Tampak pengunaan otot
7. Memonitor respirasi dan status O2 bantu pernapasan
Mengkaji tanda-tanda vital - Terdapat suara nafas
tambahan (stridor)
- Pola nafas cepat
- Tanda-tanda vital
TD: 110/70 mmHg
HR: 110 kali/menit
RR: 25 kali/menit
T : 36,0 0C
SPO2 : 97 %
A:Ketidakefektifan pola
nafas
P:Masalah belum teratasi
1. Mengkaji pola nafas (frekuensi, S: Pasien mengalami
kedalaman, usaha napas) penurunan kesadaran
2. Membersihkan mulut dan hidung O:
3. Memonitor kepatenan oksigen - Tampak menggunakan
4. Memberikan oksigen 4 liter alat bantu pernapasan
5. Mengkaji adanya sumbatan jalan (ventilator)
nafas - Tampak menggunakan
6. Mengkaji adanya suara nafas oksigen nasal kanul
tambahan - Tampak pengunaan otot
7. Memonitor respirasi dan status O2 bantu pernapasan
8. Mengkaji tanda-tanda vital - Terdapat suara nafas
tambahan (stridor)
- Pola nafas cepat
- Tanda-tanda vital
TD: 90/70 mmHg
HR: 100 kali/menit
RR: 26 kali/menit
T : 36,0 0C
SPO2 : 96 %
Perfusi perifer 1. Memeriksa sirkulasi periver (mis. S: Pasien tampak
tidak efektif
Nadi perifer, edema, pengisian mengalami penurunan
kapiler, warna, suhu) kesadaran
2. Mengidentifikasi faktor resiko O:
gangguan sirkulasi ( mis. - Pasien tampak adanya
Diabetes, perokok, orang tua edema di ekstremitas
hipertensi dan kadar kolestrol bawah kanan sdan kiri
tinggi) - Tanda-tanda vital
3. Memonitor panas, kemerahan, TD: 95/70 mmHg
nyeri atau bengkak pada HR: 99 kali/menit
ekstermitas RR: 26 kali/menit
T : 36,2 0C
SPO2 : 97 %
A: Perfusi psrifer tidak
efektif
P:Masalah belum teratasi
1. Memeriksa sirkulasi periver (mis. : Pasien tampak mengalami
Nadi perifer, edema, pengisian penurunan kesadaran
kapiler, warna, suhu) O:
2. Mengidentifikasi faktor resiko - Pasien tampak adanya
gangguan sirkulasi ( mis. edema di ekstremitas
Diabetes, perokok, orang tua bawah kanan sdan kiri
hipertensi dan kadar kolestrol - Tanda-tanda vital
tinggi) TD: 110/70 mmHg
3. Memonitor panas, kemerahan, HR: 99 kali/menit
nyeri atau bengkak pada RR: 25 kali/menit
ekstermitas
T : 36,0 0C
SPO2 : 95 %
A: Perfusi psrifer tidak
efektif
P:Masalah belum teratasi
(pasien meninggal)
KONTRAK BELAJAR (LEARNING CONTRACT)
(Nurul Maghfirah)
Menyetujui,
1. Preceptor : Ns. Nani Bayyati S.Kep
1) Identitas Klien
Nama : Tn.R
Tanggal lahir : 7 Desember 1972
2) Diagnosa Medis
CKD (Chronic Kidney Disease)
3) Dasar Pemikiran
Gagal ginjal kronik menimbulkan fungsi renal menurun diakibatkan produk akhir
metabolisme protein tertimbun dalam darah dan terjadi penurunan glomerolus sehingga
terjadi uremia dan peningkatan kadar kreatinin serum. Hal ini menyebabkan asidosis
metabolik akibat ginjal mengekskresikan muatan asam yang berlebihan sehingga
menyebabkan penurunan produksi eritropoetin. Karena penurunan produksi eritropoetin
maka menyebabkan produksi hb menurun, sehingga suplai oksigen berkurang sehingga
menimbulkan gangguan perfusi jaringan ginjal dengan manifestasi klinis sesak napas.
4) Analisa Sintesa
Penurunan fungsi renal
Asidosis metabolic
Produksi hb menurun
Pengumpulan Data
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Aceh
Status Perkawinan : Belum kawin
Golongan Darah :A
No.Registrasi : 1314996
Tanggal Masuk : 21 Agustus 2022
Tanggal Pengkajian : 21 September 2022
Diagnosa Medis : Cerebral Infaction
Alamat : Kuta Blang, Bireun
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Aceh
Hubungan Dg Klien : Orang tua
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama/kondisi saat ini/KU/keadaan umum:
Pasien masuk dari ruang OK dengan terintubasi. ICU 1 :
- Hemodinamik belum stabil
TD : 110/82 mmHg
HR : 92 kali/menit
RR : 14 kali/menit
T : 36,8 0C
SPO2 : 100%
Skala nyeri : 3 bps
- On ventilator dengan mode (6) cmv, FIO2 35%, rate 14, peep 5
- Terpasang cvc: IVFD 1000 cc/hari
- Drip fentanyl 30 mg/jam, drip propofol 30 mg/jam
- Pupil isokor 2mm/2m
- Akral hangat
b. Riwayat Penyakit Sekarang (Alasan Masuk Rumah Sakit dan Pengkajian
PQRST)
Pasien penurunan kesadaran yang dialami post trauma lebih kurang 10 jam
sebelum masuk rumah sakit. Pasien sedang bekerja dan tertimpa pohon dar
depan. Tampak membentur pohon, pasien langsung tidak sadarkan diri,
muntah (-) kejang (-) keluar darah dari telinga (-) hidung (-) mulut (-).
3. Pengkajian, berisikan:
a. Primar Survey
1) Airway
Keadaan jalan nafas
Tingkat kesadaran :Coma
Pernafasan :Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
Upaya bernafas :Ada
Benda asing :Ada sumbatan jalan nafas
Bunyi nafas :Ada (stridor)
Hembusan nafas :Ada
2) Breathing:
Fungsi pernafasan
Jenis pernafasan :Takipneu
Frekuensi pernafasan :26 kali/menit
Otot bantu nafas :Menggunakan otot bantu nafas
Kelainan dinding thorax :Tidak ada (simetris)
Bunyi nafas :Stridor
Hembusan nafas :Ada, 26 kali/menit (on ventilator)
3) Circulatiron
Keadaan sirkulasi
Tingkat kesadaran :Coma
Pendarahan :Tidak ada
Kapilari refill :< 2 detik
Tekanan darah :105/69 mmHg
Nadi :93 kali/menit
Akral :Hangat
4) Disability
Pemeriksaan neurologis
GCS :E2 M1 V2=5
Reflek fisiologis :Tidak ada
Reflek patologis :Tidak ada
Kekuatan otot : Ada kontraksi otot
5) Exposure: Pasien tidak ada frktur, hematom, jejas memar. Luka post
craniotomi EDH
b. Secondary Survey
1) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehetan dahulu
Pasien tidak memili riwayat penyakit kronis sebelumnya
b) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien penurunan kesadaran yang dialami post trauma lebih kurang
10 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien sedang bekerja dan
tertimpa pohon dar depan.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam anggota keluarga tn.i tidak ada yang menderita penyakit
yang sama dengan Tn.M
2) Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
Meliputi pemeriksaan inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi
a) Kulit kepala: Ada cidera ringan, terdapat lesi atau perlukaan post op
craniotomi EDH
b) Wajah : Tidak ada cidera, tidak ada lesi atau perlukaan.
c) Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva enemis, sclera putih (tidak
ikterik)
d) Hidung : Tidak tampak adanya lesi, pendarahan, sumbatan mapun
tanda gejala infeksi dan tidak ada bengkak
e) Telinga : Bentuk telinga simetris, tidak menggunakan alat bantu
dengar dan tidak ada lesi
f) Mulut dan gigi : Warna mukosa bibir pucat, tampak kering, tidak ada
lesi dan tidak ada pendarahan
g) Crania : Adanya pendarahan pada otak yang disebabkan
robeknya arteri intraserebral mono maupun multiple
h) Leher : Tidak tampak adanya pembengkakan, tidak teraba
pembesaran kelenjar tiroid, nadi karotis teraba
i) Thoraks : Bentuk dada normal chest , tidak ada pembengkakan.
Gerakan dada simestris tampak adanya retraksi otot bantu pernafasan
j) Abdomen : Tidak ada distensi abdomen, tidak ada penumpukan
cairan
k) Pelvis : Bentuk pelvis simetris
l) Genetalia : Tidak dikaji
m) Ekstremitas atas : Tidak ada masalah
n) Ekstremitas bawah : Tidak ada masalah
o) Fungsi sensorik : Terganggu
p) Fungsi motorik : Mengalami kelemahan pada ekstremitas
LAPORAN KEGIATAN SEHARI-HARI
Tangan
Tangan
Tangan
Tangan
Tangan
Penilaian independent 5
kesadaran
kualitatif (APVU )
Melakukan Independent 3 1
pemasangan
orofaringeal
dan
nasofaringeal
Tindakan Novice 2 1
intubasi trachea
Tindakan Independent 2 1 1 1
ekstubasi trakhea
Jantung Paru
Penanganan Novice 1
pacu jantung
dengan DC Shock
Melakukan independent 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pemeriksaan
EKG
EKG
Melakukan independent 2
pengkajian
sekunder
Mampu independent 2 1 1 1 1
memasang alat
ventilator
Mampu Proficient 2
menyeting
bedside monitor
Mampu independent 2
mengoperasionalk
an bedside
monitor
Mampu independent 2
menginterprestasik
an hasil bedside
monitor
suction
Melakukan independent 3
perangsangan
reflek vagal /reflek
muntah
Melakukan independent 1
gastrik lavage
Kolaborasi independent 3
pemberian
antidotum
Monitoring independent 2
dampak lanjut
akibat keracunan
meliputi
depresi sistem
saraf pusat,
depresi sistem
pernapasan
Penanganan Proficient 2
multiple trauma
Jackson Riece
Melakukan independent 3
pengambilan
sampel
BGA
thorakosentesis
- umbah
lambu
ng
- lavement
Memberikan independent 2
resusitasi cairan
pada luka
bakar
Melakukan Proficient 1
debridement
luka bakar
Tindakan Pengkajian independent 2
keperawat primer dengan
an mengacu prinsip
kegawatan ABC
Imobilisasasi Proficient 1
fraktur spinal
Melakukan independent 2
pemasangan
spalk
Melakukan advance 1
penglepasan
Gips
Melakukan independent 2
pengkajian adanya
kompartemen
sindroma
Pemeriksaan independent 2 1 1
status kesadaran
(GCS)
Pemeriksaan independent 3 1
tanda
peningkatan TIK
Pemeriksaan independent 3
reflek patologis
Pengelolaan independent 2 1 1 1
pada
peningkatan
TIK
- pemberian manitol
- pengaturan posisi
- dll
untuk tindakan SC
cito
kepala
Keterangan :