Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

PENYAKIT CKD DI RUANG ICU RSUD


ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi


Tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat Kritis

Dosen Pembimbing
Niswah, S.Kep., Ns., MNS

Nurul Maghfirah
P1337420921246 (Aceh)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEMARANG
2022
HALAMAN PERSUTUJUAN DAN PENGESAHAN

Judul kasus : Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa Medis CKD (Chronic Kidney
Disease) Di Ruang ICU RSUD dr Zainoel Abidin Banda aceh

Disusun : Nurul Maghfirah

NIM : P1337420921246

Jurusan : Keperawatan

Program Studi : Profesi Ners

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini telah di baca dan disetujui oleh Clinical
Instruktur (CI) dan Dosen Pembimbing Akademik

Menyetujui,

Clinical Instruktur (CI) Dosen Pembimbing Akademik

Ns. Nani Bayyati S.Kep Niswah, S.Kep., Ns., MNS

Mengetahui, Mahasiswa yang bersangkutan

Nurul Maghfirah
A. Web Of Causation (WOC)
Cronic Kidney Diseases
Definisi :

Penyakit ginjal stadium akhir pada gangguan


fungsi renal yang irreversible dan progresif diman Penurunan fungsi ginjal
tubuh tidak mampu mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan serta
elektrolit yang dapat mengakibatkan uremia GFR ↓

Etiologi : Perubahan laju eksresi Eksresi urin ↓ Ekskresi kalium ↓ Kurang pajanan
nefron informasi HD
Keganasan pada ginjal, adanya kista pada ginjal,
batu ginjal, trauma langsung pada ginjal, penyakit
yang berasal dari gromerulus, adanya sumbatan Fleksibilitas nefron BUN ↑
PK Hiperkalemia PK Hiperkalemia
seperti batu atau tumor, dyslipidemia, penyakit hilang
sistemik seperti diabetes mellitus, kolestrol tinggi.
Produksi urin ↓ Uremia
Ansietas
Manifestasi klinis :

1. Gangguan kardiovaskuler hipertensi Anuria Pada kulit Pada


2. Gangguan pulmonal Gastrointestinal
3. Gangguan gastrointestinal
4. Gangguan musculoskeletal Pruritus Mual
5. Gangguan endokrin Kelebihan Volume
6. Gangguan edokrin Cairan
7. Gangguan cairan dan elektrolit Anoreksia
Risiko Kerusakan
Penataksanaan : Integritas Kulit Asupan nutrisi kurang
1. Konservatif adekuat
2. Dialysis
3. Hemodialisa Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
PENGKAJIAN DI RUANG ICU

A. Pengkajian

Nama :Tn.R
PENGKAJIAN KEPERAWATAN PASIEN ICU
No. RM :1269106

Tgl.Lahir : 7-12-1972 □ Laki-

Laki-laki √ Perempuan

Tgl : 24-08-2022 Jam : 22.00


Sumber data : Pasien Keluarga Lainnya: Buku status pasien √
Rujukan : Tidak Ya√ RS Lhokseumawe Puskesmas
Dokter :
Diagnosis rujukan: Debridement ar femur sinistra
Pendidikan Pasien : SD SMP SMA/SMK√ D3 S1
Pekerjaan Pasien : Swasta

B. Riwayat Keperawatan
Pasien post op debridement ar femur sinistra, awalnya pasien dilakukan epidural anestesi,
15 menit kemudian pasien dilakukan BVM (Bag valve mask) saturasi naik 100%, namun
15 menit setelah dipasang mengalami desaturasi dan pasien diintubasi.
C. Alasan dirawat di ICU
Pasin dirawat di ICU karna gagal nafas saat dilakukan tindakan post op debridement ar
femur sinistra
Penggunaan alat Kepatenan jalan napas Sekret: Ada √Tidak
o ETT : Ukuran 7,5 Karakteristk sekret : Jumlah: Sedikit
o Trakeostomi : -
AIRWAY
Selang ETT
o OPA :-
o NPA :- Kebocoran : Ya / Tidak√
Tidak Terlipat:Ya /Tidak√

Ventilator: Ya√Tidak Terapi oksigen


Mode Ventilator o Nasal kanul 5 liter liter/menit; FiO 2 60 %
o Kontrol : Pressure control (Pc) mmHg o Face mask liter/menit; FiO 2 %
Volume control cc RR x/menit o RM liter/menit; FiO 2 %
o NRM liter/menit; FiO 2 %
o SIMV : Pressure support (Ps)
mmHgRR Sianosis Ya /Tidak√
x/menit Perifer: Ekstremitas√ Telinga Hidung
Back-up apnea Sentral: Lidah Bibir√
RR 26 x/menit;
Kedalaman : Normal√ Dangkal
o Lainnya: Dalam Suara napas: Ka Ki
Taktil fremitus: Ka Ki
PEEP/CPAP :18/8 Tidal Volume :10/5 cc
FiO2 :30 % I:E Ratio 1:2
Hasil Lab/Px Penunjang Lain Terkait Status Oksigenasi:

Lainnya (tuliskan)
pH : 7,612
pCO2 : 33,8
BREATHING

pO2 : 83
HCO3 : 34,2
BE :13
Auskultasi Pulsasi Nadi
S1: Normal√ Tidak Ulnaris :
S2: Normal√ Tidak Tidak teraba√ Lemah Kuat

Gallop : Ada √ Dorsalis pedis :


Tidak teraba√ Lemah Kuat√
Murmur : Ada Tidak Pengisian kapiler : < 2 detik √> 2 detik
Tekanan darah : 110/80 mmHg
MAP : 80 mmHg Edema
CIRCULATION

Frekuensi jantung : 124 x/menit Ekstremitas atas : Ka Ki


Ekstremitas bawah : Ka √ Ki √ Lainnya :
Distensi vena jugularis :Ya / Tidak√
CVP : cmH2O Hasil EKG:
Sinus rythim

Hasil Lab/Px Penunjang Lain Terkait Fungsi Jantung:

Enzim Jantung (Tgl ) Lainnya (tuliskan)


CK CK-MB
Trop-T
D

A
B

Y
S

T
L
I

Kesadaran Motorik/Sensori Ki
o Compos Mentis
o Mengantuk kKa
o Letargi
o Stupor
o Koma√
GCS Eyes 1 Motorik 1 Verbal 1 Total
GCS : 3
Pupil
Ukuran: Kiri 2 mm / Kanan 2 mm
Reflek cahaya: Positif√ Negatif
Pengkajian nyeri Pengkajian Risiko Jatuh
o Verbal Skala : Morse Lainnya
P: Skor :
Q: Penjelasan kualitatif skor :
R:
S:
T:

o Non-verbal: Critical care pain observation tool (CPOT) Pengkajian Risiko Dekubitus
Indikato Skor Deskripsi Ket Skala : Braden, Lainnya Skor :
r Penjelasan kualitatif skor :
Ekspresi 0 Tidak ada tegang otot/rileks
wajah Target
1 Tegang, dahi berkerut
Menyeringai, mengigit ETT 0–1
2
Gerakan 0 Tidak ada gerakan/posisi normal
Skor
tubuh 1 Lokalisasi nyeri
pasien
2 Gelisah, mencabut ETT :
Terintubasi 0 Toleransi terhadap ventilator/
/
Ekstubasi Berbicara dengan nada normal
1 Batuk masih toleransi/
Menguap atau bergumam
2 Melawan ventilator/
Menangis
Otot 0 Rileks
1 Tegang, kaku, resisten ringan
terhadap tahanan pasif
2 Sangat tegang atau kaku, sangat
resisten terhadap tahanan pasif
Manajemen Sedasi Pasien ICU, Richmond Agitation Sedation Scale (RASS)

Skor - Ada gerakan (tidak ada kontak mata) terhadap suara Penggunaan sedasi:
3 Ya / Tidak
Skor - Bangun singkat (<10 detik) dengan kontak mata terhadap rangsang suara
2
Skor - Pasien belum sadar penuh, tetapi masih dapat bangun (>10 detik), dengan Target Skor RASS
1 kontak mata/mata terbuka bila ada rangsang suara :0 sampai -3
Skor 0 Tenang dan waspada (tidak agitasi)
Skor 1 Cemas atau kuatir tetapi gerakan tidak agresif Skor RASS pasien:
Skor 2 Pasien sering melakukan gerakan yang tidak terarah atau pasien dan
ventilator tidak sinkron
Skor 3 Pasien menarik selang endotrakeal atau mencoba mencabut kateter, dan
perilaku agresif terhadap perawat
URINE
M

N
O
A
E

T
L

Intake (sebelumnya) Output Kateter urin


I

(sebelumnya)Infus : RL 20 cc cc Terpasang : Ya / Tidak


Urine :cc Oral/NGT : 90, 200 + 50cc Jenis : Folley Kondom Suprapubic
IWL : cc Med. Drip : cc
Drain : cc
Karakteristik urin
Balance cairan : + 250 cc Warna : Kuning jernih

Pola BAK (deskripsikan)


Pasien menggunakan kateterisasi, dengan rata-rata urie 90 ccc/jam, warna urien kuning jernih. Tidak ada masalah
dalam pola BAK
Hasil Lab/Px Penunjang Lain Terkait Fungsi Ginjal:

Lainnya (tuliskan)
Na+ 145
K+ 400
Cl- 120

BOWEL
Karakteristik feses (warna, konsistensi): Nyeri tekan
abdomen/ Ka Ki
teraba
masa (+/-)
Pola BAB (deskipsikan):

Status Berat badan : 65 Kg Tinggi


Bising usus : 30 x/menit Nutrisi Tinggi Badan : 165 cm
Asites : Ya√ / Tidak Konjungtiva anemis : Ya√
Lingkar abdomen : 90 cm
Hemoroid : Ya / Tidak√
Stoma : Ya / Tidak√

Hasil Lab/Px Penunjang Lain Terkait Fungsi Abdomen/Nutrisi:

Tgl ( ) Lainnya (tuliskan)


Alb 2,8 Hb 9,2 GDS 118 GDS
Hasil Lab (21 September 2022)

Jenis Pemeriksaan Nilai Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,2 12,0-15,0 g/dL
Hematokrit 28 37-47 %
Eritrosit 3,3 4,2-5,4 10³/mm³
Leukosit 16,63 4,5-10,5 10³/mm³
Trombosit 192 150-450 10³/mm³
Limfosit 8 20-40 %
Monosit 6 2-8 %
KIMIA KLINIK
HATI&EMPEDU
AST/SOGT <31 U/L
ALT/SGPT <34 U/L
DIABETES
Glukosa darah sewaktu <200 mg/dL
GINJAL-HIPERTENSI
Ureum mg/dL
Kreatinin mg/dL
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 145 132-146 mmol/L
Kalium (K) 4,00 3,7-5,4 mmol/L
Klorida (Cl) 120 98-106 mmol/L

Terapi Obat

Nama Obat Dosis Frekuensi

Paracetamol 1 gr 8 jam drip

Amlodipin 10gr 24 jam

Citicolin 50 mg 12 jam/IV

Manitol 125 6 jam

Omeprazole 40 gr 12 jam/IV
D. ANALISA DATA KEPERAWATAN

No Analisa Data Etiologi Diagnosa


Keperawaratan
1 DS : Pasien mengalami Penekanan tekanan ventrikel Gangguan
penurunan kesadaran kanan pertukaran gas

DO : Peningkatan volume darah ke


1. Pasien tampak sianosis paru
2. Tampak nafas cuping
hidung Edema paru
3. Pola nafas cepat
4. Warna kulit pucat Kemampuan difusi paru
5. Mengalami penurunan menurun
kesadaran
6. Tanda-tanda vital Hipoksia
TD: 110/70 mmHg
HR: 115 kali/menit Sesak
RR: 24 kali/menit
T : 36,0 0C Gangguan pertukaran gas
SPO2 : 97 %

2 DS : Pasien mengalami Cidera otak primer Ketidakefektifan


penurunan kesadaran pola nafas

Kerusakan sel otak


DO :
1. Terdapat pernapasan
cuping hidung Rangsangan simpatis
2. Tampak penggunaan otot
bantu pernapasan
3. Tampak fase ekspirasi lebih Tahanan vaskuler sistemik
panjang dibandingkan
inspirasi
Tekanan darah pulmonal
4. Terdapat suara nafas
tambahan (stridor)
5. Tampak menggunakan alat Tekanan hidrostatik
bantu nafas (ventilator)
6. Tampak menggunakan
oksigen nasal kanul Kebocoran cairan kapiler
7. Pola nafas cepat
8. Tanda-tanda vital Oedema paru
TD : 100/60 kali/menit
HR : 117 kali/menit
Penumpukan cairan/secret
RR : 26 kali/menit
T : 36,5 0C
SPO2 : 95% Ketidakefektifan pola nafas
3 DS: Pasien mengalami Perfusi parifer
penurunan kesadaran Kerusakan pada ginjal tidak efektif

DO: Hb menurun
- Pasien tampak adanya
edema di ekstremitas Anemis
bawah kanan sdan kiri
- HB : 9,2 gr/dL Perfusi parifer tidak efektif
- Tanda-tanda vital
TD: 95/70 mmHg
HR: 99 kali/menit
RR: 26 kali/menit
T : 36,2 0C
SPO2 : 97 %

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. D.0003 Gangguan pertukaran gas


2. D.0005 Pola nafas tidak efektif
3. D.0009 Perfusi perifer tidak efektif

F. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


(SDKI) (SLKI)
1 D.0003 L.01003 Pertukaran Gas I.01014 Pemantauan
Gangguan Ekspektasi: meningkat Respirasi
pertukaran gas Kriteria hasil Observasi
- Tingkat kesadaran - Monitor frekuensi,
meningkat irama kedalaman dan
- Dispnea menurun upaya napas
- Bunyi napas - Monitor pola napas
tambahan menurun (seperti bradipnea,
- Pusing menurun takipnea, hiperventilasi,
- Penglihatan kabur Kussmaul, Cheyne-
menurun Stokes, Biot, ataksik)
- Diaforesis - Monitor kemampuan batuk
menurun efektif
- Gelisah menurun - Monitor adanya produksi
- Napas cuping hidung sputum
menurun - Monitor adanya sumbatan
- PCO2 membaik jalan napas
- PO2 membaik - Palpasi kesimetrisan
- Takikardia ekspansi paru
membaik - Auskultasi bunyi napas
- pH arteri membaik - Monitor saturasi oksigen
- Sianosis membaik - Monitor nilai AGD
- Pola napas - Monitor hasil x-ray toraks
membaik Terapeutik
- Warna kulit membaik - Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
I.01026 Terapi Oksigen
Observasi
- Monitor kecepatan aliran
oksigen
- Monitor posisi alat terapi
oksigen
- Monitor aliran oksigen
secara periodik dan
pastikan fraksi yang
diberikan cukup
- Monitor kemampuan
melepaskan oksigen
saat makan
- Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
- Monitor tanda dan
gejala toksikasi oksigen
dan atelaktasis
- Monitor tingkat
kecemasan akibat
terapi oksigen
- Monitor integritas
mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
- Bersihkan sekret pada
mulut, hidung dan
trakea, jika perlu
- Pertahankan kepatenan
jalan napas
- Siapkan dan atur
peralatan
pemberian oksigen
- Berikan oksigen tambahan,
jika perlu
- Tetap berikan
oksigen saat
pasien
ditransportasi
- Gunakan perangkat
oksigen yang sesuai
dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi
- Ajarkan pasien
dan keluarga
cara
menggunakan
oksigen di
rumah
- Kolaborasi
- Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
- Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur
2 D.0005 Pola nafas tidak efektif Manajemen Jalan Nafas
Ketidakefektifan Kriteria hasil :
- Monitor pola napas
pola nafas - Ventilasi semenit (frekuensi, kedalaman,
meningkat usaha napas)
- Kapasitas vital meningkat - Moniotor bunyi napas
- Diamater thoraks anterior- tambahan (mis. Gurgling,
posterior meningkat mengi, wheezing, ronkhi
- Tekanan ekspirasi kering)
meningkat - Monitor sputum (jumlah,
- Tekanna inspirasi warna, aroma)
meningkat - Pertahankan kepatenan
- Dispnea menurun jalan napas dengan head-
- Penggunaan otot bantu tilt dan chin-lift (jaw-thrust
nafas menurun jika curiga trauma
- Pemanjangan fase servical)
ekspirasi menurun - Posisikan semi-fowler atau
- Ortopneamenurun fowler
- Pernapasan purse-lip - Berikan minuman hangat
menurun - Lakukan fisioterapi dada,
- Pernapasan cuping hidung jika perlu
menurun - Lakukan penghisapan
- Frekuensi nafas membaik lendir kurang dari 15 detik
- Kedalaman nafas membaik - Lakukan hiperoksigenasi
- Ekskursi dada membaik sebelum penghisapan
endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsep
McGill
- Berikan oksigen, jika perlu
- Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk
efektif
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu

Pemantauan Respirasi
- Monitor frekuensi, irama,
kedalaman, dan upaya
nafas
- Monitor pola nafas (seperti
bradypnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul,
Cheyne-stokes, biot,
ataksis)
- Monitor kemampuan batuk
efektif
- Monitor adanya produksi
sputum
- Monitor adanya sumbatan
jalan nafas
- Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
- Auskultasi bunyi nafas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-ray toraks
- Atur interval pemantauan
- respirasi sesuai kondisi
pasien
3 D.0009 Perfusi L.02011 Perfusi Perifer I.02079 Perawatan Sirkulasi
perifer tidak Ekspektasi: meningkat Kriteria Observasi
efektif hasil: - Periksa sirkulasi periver
- Denyut nadi perifer (mis. Nadi perifer, edema,
meningkat pengisian kapiler, warna,
- Penyembuhan luka suhu, ankle brachial
meningkat index)
- Sensasi meningkat - Identifikasi faktor resiko
- Warna kulit pucat menurun gangguan sirkulasi ( mis.
- Edema perifer menurun Diabetes, perokok, orang
- Nyeri ekstremitas menurun tua hipertensi dan kadar
- Parastesia menurun kolestrol tinggi)
- Kelemahan otot menurun - Monitor panans,
- Kram otot menurun kemerahan, nyeri atau
- Bruit femoralis menurun bengkak pada ekstermitas
- Nekrosis menurun Teraupetik
- Pengisian kapiler membaik - Hindari pemasangan infus
- Akral membaik atau pengambilan darah di
- Turgor kulit membaik daerah keterbatasan
- Tekanan darah sistolik perfusi
membaik - Hindari pengukuran
- Tekanan darah diastolik tekanan darah pada
membaik ekstermitas dengan
- Tekanan arteri rata-rata keterbatasan perfusi
membaik - Hindari penekanan dan pemasangan tour
- Lakukan pencegahan
- Indeks ankle- brachial
membaik infeksi
- Lakukan perawatan kaki
dan kuku
Edukasi
- Anjurkan berhenti
merokok
- Anjurkan berolah raga
rutin
- Anjurkan mengecek air
mandi untuk menghindari
kulit terbakar
- Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah,
antikoagulan,dan penurun
kolestrol, jika perlu
- Anjurkan minum obat
pengontrl tekanan darah
secara teratur
- Anjurkan menggunakan
obat penyekat beta
- Ajarkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi ( mis. Rendah
lemak jenuh, minyak
ikam omega 3)
- Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. Raasa
sakit yang tidak hilang
saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)

I.06195 Manajemen Sensasi


Perifer
Observasi
- Identifikasi penyebab
perubahan sensasi
- Identifikasi penggunaan
alat pengikat, prosthesis,
sepatu, dan pakaian
- Periksa perbedaan sensasi
tajam dan tumpul
- Periksa perbedaan sensasi
panas dan dingin
- Periksa kemampuan
mengidentifikasi lokasi
dan tekstur benda
- Monitor terjadinya
parestesia, jika perlu
- Monitor perubahan kulit
- Monitor tromboflebitis
dan tromboemboli vena
Teraupetik
- Hindari pemakaian benda-
benda yang berlebihan
suhunya (terlalu panas
atau dingin)
Edukasi
- Anjurkan penggunaan
thermometer untuk
menguji suhu air
- Anjurkan penggunaan
sarung tangan termal saat
memasak
- Anjurkan memakai
msepatu lembut dan
bertumit rendah
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu
- Kolaborasi pemberian
kortikosteroid, jika perlu

G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Gangguan 1. Memonitor frekuensi, irama S: Pasien mengalami
pertukaran gas kedalaman dan upaya napas penurunan kesadaran
2. Memonitor adanya produksi
O:
sputum
3. Memonitor adanya sumbatan - Pola nafas tampak cepat
jalan napas - Pernapasan cuping
4. Meauskultasi bunyi nafas
hidung
5. Memonitor kecepatan aliran
oksigen - Tampak menggunakan
6. Mengkaji adanya sianosis oksigen nasal kanul 6
liter/menit
- Tanda-tanda vital
TD: 110/70 mmHg
HR: 110 kali/menit
RR: 25 kali/menit
T : 36,0 0C
SPO2 : 97 %
A:Gangguan pertukaran gas
P:Masalah belum teratasi
1. Memonitor frekuensi, irama S: Pasien mengalami
kedalaman dan upaya napas penurunan kesadaran
2. Memonitor adanya produksi
O:
sputum
3. Memonitor adanya sumbatan - Pasien tampak sianosis
jalan napas - Pola nafas tampak cepat
4. Meauskultasi bunyi nafas
- Pernapasan cuping
5. Memonitor kecepatan aliran
oksigen hidung
6. Mengkaji adanya sianosis - Pasien tampak pucat
- Tampak menggunakan
oksigen nasal kanul 5
liter/menit
- Tanda-tanda vital
TD: 90/70 mmHg
HR: 100 kali/menit
RR: 26 kali/menit
T : 36,0 0C
SPO2 : 96 %
A:Gangguan pertukaran gas
P:Masalah belum teratasi
(pasien meninggal)
Ketidakefektifan 1. Mengkaji pola nafas (frekuensi, S:Pasien mengalami
pola nafas
kedalaman, usaha napas) penurunan kesadaran
2. Membersihkan mulut dan hidung O:
3. Memonitor kepatenan oksigen - Tampak menggunakan
4. Memberikan oksigen 4 liter alat bantu pernapasan
5. Mengkaji adanya sumbatan jalan (ventilator)
nafas - Tampak menggunakan
6. Mengkaji adanya suara nafas oksigen nasal kanul
tambahan - Tampak pengunaan otot
7. Memonitor respirasi dan status O2 bantu pernapasan
Mengkaji tanda-tanda vital - Terdapat suara nafas
tambahan (stridor)
- Pola nafas cepat
- Tanda-tanda vital
TD: 110/70 mmHg
HR: 110 kali/menit
RR: 25 kali/menit
T : 36,0 0C
SPO2 : 97 %
A:Ketidakefektifan pola
nafas
P:Masalah belum teratasi
1. Mengkaji pola nafas (frekuensi, S: Pasien mengalami
kedalaman, usaha napas) penurunan kesadaran
2. Membersihkan mulut dan hidung O:
3. Memonitor kepatenan oksigen - Tampak menggunakan
4. Memberikan oksigen 4 liter alat bantu pernapasan
5. Mengkaji adanya sumbatan jalan (ventilator)
nafas - Tampak menggunakan
6. Mengkaji adanya suara nafas oksigen nasal kanul
tambahan - Tampak pengunaan otot
7. Memonitor respirasi dan status O2 bantu pernapasan
8. Mengkaji tanda-tanda vital - Terdapat suara nafas
tambahan (stridor)
- Pola nafas cepat
- Tanda-tanda vital
TD: 90/70 mmHg
HR: 100 kali/menit
RR: 26 kali/menit
T : 36,0 0C
SPO2 : 96 %
Perfusi perifer 1. Memeriksa sirkulasi periver (mis. S: Pasien tampak
tidak efektif
Nadi perifer, edema, pengisian mengalami penurunan
kapiler, warna, suhu) kesadaran
2. Mengidentifikasi faktor resiko O:
gangguan sirkulasi ( mis. - Pasien tampak adanya
Diabetes, perokok, orang tua edema di ekstremitas
hipertensi dan kadar kolestrol bawah kanan sdan kiri
tinggi) - Tanda-tanda vital
3. Memonitor panas, kemerahan, TD: 95/70 mmHg
nyeri atau bengkak pada HR: 99 kali/menit
ekstermitas RR: 26 kali/menit
T : 36,2 0C
SPO2 : 97 %
A: Perfusi psrifer tidak
efektif
P:Masalah belum teratasi
1. Memeriksa sirkulasi periver (mis. : Pasien tampak mengalami
Nadi perifer, edema, pengisian penurunan kesadaran
kapiler, warna, suhu) O:
2. Mengidentifikasi faktor resiko - Pasien tampak adanya
gangguan sirkulasi ( mis. edema di ekstremitas
Diabetes, perokok, orang tua bawah kanan sdan kiri
hipertensi dan kadar kolestrol - Tanda-tanda vital
tinggi) TD: 110/70 mmHg
3. Memonitor panas, kemerahan, HR: 99 kali/menit
nyeri atau bengkak pada RR: 25 kali/menit
ekstermitas
T : 36,0 0C
SPO2 : 95 %
A: Perfusi psrifer tidak
efektif
P:Masalah belum teratasi
(pasien meninggal)
KONTRAK BELAJAR (LEARNING CONTRACT)

Nama : Nurul Maghfirah NIM : P1337420921246

Ruang : ICU Stase : Kritis

Capaian Strategi / Referensi Hasil yang Waktu


pembelajaran Metode diharapkan
pembelajaran
Tujuan umum: Untuk mencapai PPNI, Selama pembelajara 1 minggu,
tujuan tersebut saya (2018). klinik saya akan pada 19-24
Setelah menjalankan akan melakukan: Standar menunjukkan kemampuan September
praktek klinik di ruang Intervensi saya dalam mengelola 2022
ICU selama 1 minggu, 1. Mencari Keperwatan pasien dan melakukan
saya mampu/kompeten sumber bacaan Indonesia asuhan keperawatan pada
dalam memberikan yang relevan (SIKI). Edisi pasien dengan penyakit
asuhan keperawatan 2. Diskusi via 1. Jakarta. gagal ginjal kronik
pada penyakit gagal zoom, via Persatuan dengan bukti sebagai
ginjal kronik, meliputi: video call Perawat berikut:
WhataApp, Indonesia.
1. Mengkaji riwayat bersama dosen 1. Disetujuinnya kontrak
kesehatan pasien. pembimbing PPNI, belajar dan laporan
2. Mengkaji riwayat 3. Berkonsultasi (2017). pendahuluan berupa
kesehatan dahulu dengan CI, Standar WOC sebelum
3. Komunikasi dan perawat dan Diagnosa praktek
melakukan dosen Keperawatan 2. Tercapainya kegiatan
tindakan yang pembimbing Indonesia.edi praktek sesuai
berhubungan 4. Ikut si 1. Jakarta. kontrak
dengan berpartisipasi Persatuan 3. Terpenuhinya target
melakukan langsung Perawat kompetensi klinik
perawatan pada dalam Indonesia 4. Tersusunnya laporan
pasien dengan melakukan kasus berdasarkan
gagal ginjak perawatan pada PPNI, masalah yang sesuai
4. Melakukan (2018).
pasien baik dengan pasien
pengumpulan data Standar
dengan
pemeriksaan fisik Luaran
pembimbing
pada pasien Keperwatan
akademik
5. Melakukan ataupun CI Indonesia.
intervensi dan Ruangan. Edisi 1.
implementasi Persatuan
pada pasien Perawat
Indosensia
6 . Melakukan Jakarta.
evaluasi pada Persatuan
pasien Perawat
Indonesia.

Semarang, 24 September 2022

(Nurul Maghfirah)
Menyetujui,
1. Preceptor : Ns. Nani Bayyati S.Kep

2. Pembimbing Akademik : Niswah, S.Kep, Ns., MNS


LAPORAN ANALISA SINTESA

Nama mahasiswa : Nurul Maghfirah Ruang : ICU


NIM : P1337420921246 TGL : 22 September 2022

1) Identitas Klien
Nama : Tn.R
Tanggal lahir : 7 Desember 1972
2) Diagnosa Medis
CKD (Chronic Kidney Disease)
3) Dasar Pemikiran
Gagal ginjal kronik menimbulkan fungsi renal menurun diakibatkan produk akhir
metabolisme protein tertimbun dalam darah dan terjadi penurunan glomerolus sehingga
terjadi uremia dan peningkatan kadar kreatinin serum. Hal ini menyebabkan asidosis
metabolik akibat ginjal mengekskresikan muatan asam yang berlebihan sehingga
menyebabkan penurunan produksi eritropoetin. Karena penurunan produksi eritropoetin
maka menyebabkan produksi hb menurun, sehingga suplai oksigen berkurang sehingga
menimbulkan gangguan perfusi jaringan ginjal dengan manifestasi klinis sesak napas.
4) Analisa Sintesa
Penurunan fungsi renal

Asidosis metabolic

Penurunan produksi eritropoetin

Produksi hb menurun

Suplai oksigen berkurang

Dapat dibebaskan dengan pemberian oksigenasi

5) Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan


Pemberian oksigen sesuai kebutuhan (3 liter permenit nasal kanul)
6) Diagnosa Keperawatan
Gangguan perfusi jaringan ginjal berhubungan dengan penurunan konsentrasi hb dalam
darah
7) Data Fokus
Tn. R 47 tahun dibawa ke ruang ICU dengan diagnosa medis CKD. Pasien Ku: penurunan
kesadaran, Kes: Gcs 3 (E1M1V1), TD: 130/80 mmHg, N: 90x/menit, RR: 31x per menit
SpO2: 94%, tampak pasien sesak napas. Terdengar suara stridor, Hb : 7.9 g/dl.
8) Prinsip-Prinsip Tindakan Keperawatan
a. Proteksi diri dengan masker dan handscoon bersih
Rasional : meminimalkan resiko kontaminasi, dan cegah masuknya kuman ke tubuh
pasien.
b. Nasal kanul yang digunakan harus baru dan bersih
Rasional : meminimalkan masuknya mikroorganisme
c. Tekanan oksigen yang digunakan tidak boleh lebih dari 5 liter per menit
Rasional : menghindari resiko iritasi akibat tekanan yang berlebihan
d. Perhatikan posisi pasien sebelum pemberian oksigenasi nasal kanul
Rasional : untuk memaksimalkan oksigen masuk melalui sistem pernapasan dan
membuka jalan napas pasien untuk bernapas secara maksimal
e. Tetap memantau TTV pasien bisa melalui monitor
Rasional : untuk mengetahui kondisi pasien dan tanda-tanda vital pasien selanjutnya
9) Tujuan Tindakan
Untuk memberikan oksigenasi pada pasien. Sehingga suplai oksigen dalam darah adekuat
10) Bahaya Yang Mungkin Terjadi Akibat Tindakan Tersebut Dan Cara Pencegahannya
a) Mukosa hidung kering dan iritasi
Antisipasi : pemberian air oksigen dengan aquabidest sesuai takarannya
b) Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus menerus pada klien dapat
menyebabkan keracunan O2 dan akan semakin sesak nafas.
Antisipasi :
Selalu memonitor pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi
yang muncul secara periodik setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-obat
tertentu,dan latihan fisik.
11) Evaluasi (Hasil Yang Didapat Dan Maknanya)

a) Pasien tampal sesak napas pasien berkurang


b) Saturasi oksigen 99%, RR: 24 x per menit
RESUME PRAKTIK KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN DENGAN
DIAGNOSA EDH (EPIDURAL HEMORAGIC)

Pengumpulan Data

1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Aceh
Status Perkawinan : Belum kawin
Golongan Darah :A
No.Registrasi : 1314996
Tanggal Masuk : 21 Agustus 2022
Tanggal Pengkajian : 21 September 2022
Diagnosa Medis : Cerebral Infaction
Alamat : Kuta Blang, Bireun

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. K

Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Aceh
Hubungan Dg Klien : Orang tua
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama/kondisi saat ini/KU/keadaan umum:
Pasien masuk dari ruang OK dengan terintubasi. ICU 1 :
- Hemodinamik belum stabil
TD : 110/82 mmHg
HR : 92 kali/menit
RR : 14 kali/menit
T : 36,8 0C
SPO2 : 100%
Skala nyeri : 3 bps
- On ventilator dengan mode (6) cmv, FIO2 35%, rate 14, peep 5
- Terpasang cvc: IVFD 1000 cc/hari
- Drip fentanyl 30 mg/jam, drip propofol 30 mg/jam
- Pupil isokor 2mm/2m
- Akral hangat
b. Riwayat Penyakit Sekarang (Alasan Masuk Rumah Sakit dan Pengkajian
PQRST)
Pasien penurunan kesadaran yang dialami post trauma lebih kurang 10 jam
sebelum masuk rumah sakit. Pasien sedang bekerja dan tertimpa pohon dar
depan. Tampak membentur pohon, pasien langsung tidak sadarkan diri,
muntah (-) kejang (-) keluar darah dari telinga (-) hidung (-) mulut (-).

3. Pengkajian, berisikan:
a. Primar Survey

1) Airway
Keadaan jalan nafas
Tingkat kesadaran :Coma
Pernafasan :Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
Upaya bernafas :Ada
Benda asing :Ada sumbatan jalan nafas
Bunyi nafas :Ada (stridor)
Hembusan nafas :Ada
2) Breathing:
Fungsi pernafasan
Jenis pernafasan :Takipneu
Frekuensi pernafasan :26 kali/menit
Otot bantu nafas :Menggunakan otot bantu nafas
Kelainan dinding thorax :Tidak ada (simetris)
Bunyi nafas :Stridor
Hembusan nafas :Ada, 26 kali/menit (on ventilator)
3) Circulatiron
Keadaan sirkulasi
Tingkat kesadaran :Coma
Pendarahan :Tidak ada
Kapilari refill :< 2 detik
Tekanan darah :105/69 mmHg
Nadi :93 kali/menit
Akral :Hangat
4) Disability
Pemeriksaan neurologis
GCS :E2 M1 V2=5
Reflek fisiologis :Tidak ada
Reflek patologis :Tidak ada
Kekuatan otot : Ada kontraksi otot
5) Exposure: Pasien tidak ada frktur, hematom, jejas memar. Luka post
craniotomi EDH

b. Secondary Survey
1) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehetan dahulu
Pasien tidak memili riwayat penyakit kronis sebelumnya
b) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien penurunan kesadaran yang dialami post trauma lebih kurang
10 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien sedang bekerja dan
tertimpa pohon dar depan.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam anggota keluarga tn.i tidak ada yang menderita penyakit
yang sama dengan Tn.M
2) Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
Meliputi pemeriksaan inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi
a) Kulit kepala: Ada cidera ringan, terdapat lesi atau perlukaan post op
craniotomi EDH
b) Wajah : Tidak ada cidera, tidak ada lesi atau perlukaan.
c) Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva enemis, sclera putih (tidak
ikterik)
d) Hidung : Tidak tampak adanya lesi, pendarahan, sumbatan mapun
tanda gejala infeksi dan tidak ada bengkak
e) Telinga : Bentuk telinga simetris, tidak menggunakan alat bantu
dengar dan tidak ada lesi
f) Mulut dan gigi : Warna mukosa bibir pucat, tampak kering, tidak ada
lesi dan tidak ada pendarahan
g) Crania : Adanya pendarahan pada otak yang disebabkan
robeknya arteri intraserebral mono maupun multiple
h) Leher : Tidak tampak adanya pembengkakan, tidak teraba
pembesaran kelenjar tiroid, nadi karotis teraba
i) Thoraks : Bentuk dada normal chest , tidak ada pembengkakan.
Gerakan dada simestris tampak adanya retraksi otot bantu pernafasan
j) Abdomen : Tidak ada distensi abdomen, tidak ada penumpukan
cairan
k) Pelvis : Bentuk pelvis simetris
l) Genetalia : Tidak dikaji
m) Ekstremitas atas : Tidak ada masalah
n) Ekstremitas bawah : Tidak ada masalah
o) Fungsi sensorik : Terganggu
p) Fungsi motorik : Mengalami kelemahan pada ekstremitas
LAPORAN KEGIATAN SEHARI-HARI

Ruangan: ICU Lahan Praktik : RSUDZA

Tanggal : 19 September 2022

Pukul Kegiatan Tanda

Tangan

08.00 Mengikuti kegiatan operan dengan tim perawat yang lain

08.30 Melakukan personal hygine pada tn.f dengan diagnosa


myasthenia gravis (kelemahan otot)
09.00 Melakukan OHA pada tn.f dengan diagnosa myasthenia gravis
(kelemahan otot)
09.30 Melakukan pemeriksaan GDS pada tn.f (104 mg/dL)

10.00 Melakukan pengkajian pada pasien kelolaan

11.00 Mengisi grafik pasien

11.30 Cek residu tn.f m dengan dx EDH

12.00 Menghitung outpun cairan (urine pasien)

12.40 Menguplus obat citicolin 10 mg/ml

13.00 Memberi makanan melalui NGT pada tn.f dengan dx myasthenia


grafis
14.00 Mengisi grafik pasien
LAPORAN KEGIATAN SEHARI-HARI

Ruangan: ICU Lahan Praktik : RSUDZA

Tanggal : 20 September 2022

Pukul Kegiatan Tanda

Tangan

20.00 Mengikuti kegiatan operan dengan tim perawat yang lain

20.30 Mengatur oksigen tn.f 4 liter/menit

21.00 Mengisi grafik pasien

22.00 Melakukan pengkajian pada pasien kelolaan

23.00 Mengisi grafik pasien

23.30 Melakukan penghisapan lendir (suction) pada tn.f dengan dx


myasthenia grafis
00.00 Menghitung ouput cairan (urine) pasien

01.00 Menguplus obat tropofol untuk Tn.R

01.30 Melakukan perawatan trakeostomi pada Tn.F

02.00 Mengatur pemeberian obat menggunakan syringe pump

03.00 Memonitoring status hemodinamik pasien (tekanan darah, nadi,


frekuensi pernafasan, suhu, MAP, SPO2)
06.30 Melakukan penghisapan lendir (suction) melalui trakeostomi pada
Tn.F
07.00 Melakukan pengkajian pada pasien kelolaan

08.00 Mengikuti operan dengan perawat ruangan


LAPORAN KEGIATAN SEHARI-HARI

Ruangan: ICU Lahan Praktik : RSUDZA

Tanggal : 21 September 2022

Pukul Kegiatan Tanda

Tangan

20.00 Melakukan operan dengan yang jaga siang

20.30 Melakukan penghisapan lendir (suction) pada tn.f dengan dx


myasthenia gravis (kelemahan otot)
21.00 Melakukan personal hygine (menyeka) tn.m dengan dx ICH

22.00 Memberikan makanan menggunakan NGT pada tn.m

23.00 Menghitung output cairan (urine) pasien

00.00 Melakukan penghisapan lendir (suction) pada tn.f

00.30 Melakukan penghisapan lendir (suction) pada tn.f

2.00 Menaikkan grafik pasien

05.00 Memberikan makanan melalui NGT pada tn.f

06.00 Menaikkan grafik pasien

06.30 Cek KGD tn.m dengan hasil (128 mg/dL)

07.30 Mengatur cairan RL menggunakan infus pump dengan kecepatan


21 kali/menit
LAPORAN KEGIATAN SEHARI-HARI

Ruangan: ICU Lahan Praktik : RSUDZA

Tanggal : 22 September 2022

Pukul Kegiatan Tanda

Tangan

14.00 Melakukan operan dengan yang jaga pagi

14.30 Mengatur posisi (semi fowler) pada Tn.R dengan dx ICH

15.00 Melakukan penghisapan lendir (suction) melalui trakeostomi pada


Tn.F dengan dx myasthenia gravis
16.00 Menaikkan gravik pasien

17.00 Menghitung output cairan (urine) pasien

17.30 Memberikan makanan melalui NGT pada Tn.R dengan dx EDH


dan Tn.R dengan dx myasthenia gravis
17.40 Memberikan obat (predison) melalui NGT

18.30 Mengatur oksigen Tn.F 3 liter/menit

20.00 Operan dengan yang jaga malam


LAPORAN KEGIATAN SEHARI-HARI

Ruangan: ICU Lahan Praktik : RSUDZA

Tanggal : 23 September 2022

Pukul Kegiatan Tanda

Tangan

08.00 Melakukan operan dengan yang jaga malam

08.30 Mengkaji hemodinamik pasien (tekanan darah, nadi, frekuensi


pernafasan, MAP, SPO2)
09.00 Menaikkan gravik pasien

10-12 Respon dan ujian dengan CI ruangan ICU

14.00 Operan dengan yang jaga malam


DAFTAR HADIR PRAKTIKIKUM MAHASISWA
Nama : Nurul maghfirah
Ruang/bagian : ICU
Rumah Sakit : RSUDZA Banda Aceh

No Hari / Tanda Ket


Tanggal Mahasiswa tangan
pembimbing
Jam Paraf Jam Paraf Klinik Akademik
datang pulang
1 Senin 08.00 14.00
22-8-2022

2 Selasa 20.00 08.00


23-8-2022

3 Rabu 20.00 08.00


24-8-2022

4 Jum’at 14.00 20.00


26-8-2022

5 Sabtu 08.00 14.00


27-8-2022
TARGET PENCAPAIAN KOMPETENSI PRAKTEK KLINIK GAWAT DARURAT

PRODI PROFESI NERS KEPERAWARATAN SEMARANG

MATA KULIAH KOMPETENSI TARGET SUB LEVEL TARGET PENCAPAIAN


KOMPETENSI KOMPETEN MINIMAL
SI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Melaksanakan Tindakan Melaksanakan Independent 3 1 1 1 1


asuhan keperawat pengkajian Airway,
keperawatan an pada Breathing,
pada pasien BHD Circulation,
Gawat darurat Disability, Exposure.
dengan BHD (ABCDE)
dan BHL
Penilaian independent 5 1 1 1
kesadaran
dengan GCS
kuantitatif

Penilaian independent 5
kesadaran
kualitatif (APVU )

Melakukan Independent 3 1
pemasangan
orofaringeal
dan

nasofaringeal

Tindakan Novice 2 1
intubasi trachea
Tindakan Independent 2 1 1 1
ekstubasi trakhea

Melakukan suctioning independent 3 1 1 1 1

Persiapan pasien utk Novice 3 1 1


dilakukan tindakan
Tracheostomi
Pemasangan terapi independent 5 1 1 1 1 1 1 1 1
oksigen dengan
Rebreathing Mask

Pemasangan terapi independent 5 1 1 1


oksigen dengan Non
Rebreathing Mask

Pemberian nafas independent 3 1


buatan dengan
Ambu Bag.

Melakukan Resusitasi independent 3 1

Jantung Paru

Penanganan Novice 1
pacu jantung
dengan DC Shock

Melakukan independent 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pemeriksaan
EKG

Interprestasi hasil Proficient 3

EKG

Melakukan independent 2
pengkajian
sekunder

Mampu independent 2 1 1 1 1
memasang alat
ventilator

Tindakan Mampu setting Proficient 1 1 1


keperawat mode ventilator
an pada
Mampu independent 1
BHL
mengoperasionalk
an alat ventilator

Mampu memasang independent 3 1


alat bed side
monitor

Mampu Proficient 2
menyeting
bedside monitor

Mampu independent 2
mengoperasionalk
an bedside
monitor
Mampu independent 2
menginterprestasik
an hasil bedside
monitor

Melaksanak Tindakan Melakukan independent 3 1 1 1 1


an asuhan keperawat pengkajian primer
keperawata an ( ABCDE)
n kegawatan
- airway
pada pasien pada
- breathing
Gawat keracunan
darurat - circulating
dengan
cidera dan - Disability,
trauma
- Exposure.

Melakukan tindakan independent 4


stabilisasi jalan
napas dengan
melakukan

suction

Melakukan tindakan independent 2 1 1


stabilisasi jalan
napas dengan
pemasangan Opha
Melakukan independent 3
tindakan stabilisasi
status
hemodinamik
dengan resusitasi
cairan

Melakukan independent 3
perangsangan
reflek vagal /reflek
muntah

Melakukan independent 1
gastrik lavage

Kolaborasi independent 3
pemberian
antidotum
Monitoring independent 2
dampak lanjut
akibat keracunan
meliputi

ggn asam basa,

depresi sistem
saraf pusat,
depresi sistem
pernapasan

Tindaka Melakukan Proficient 2


n pengkajian
perawat
an RTS

pada multiple Menginterpretasika Proficient 2


n hasil pengukuran
trauma RTS

Penanganan Proficient 2
multiple trauma

Tindakan Melakukan independent 2


keperawat debridement
an pada luka
kegawatan
Melakukan independent 5
pada cidera tindakan menjahit
luka

Tindakan Melakukan independent 3


keperawat pengkajian primer
an pada dengan prinsip
kegawatan ABCDE
trauma
abdomen
Stabilisasi Proficient 3
sistem
pernapasan

Stabilisasi status independent 3


hemodinamik
dengan resusitasi
cairan

Persiapan pasien independent 2


untuk tindakan
USG

Persiapan pasien independent 3 s


untuk tindakan
foto BNO-IVP

Pesiapan pasien independent 2


untuk tindakan
peritoneal lavage
Asuhan Tindakan Monitoring status independent 5
keperawatan keperawat
Hemodinamik
Profesional an
gawat darurat kegawatan independent 5
pada gangguan pada
sistem tubuh I aritmia Terapi titrasi

Keperawat Monitoring independent 3


an hemodina
kegawatan mik
pada AMI
Melakukan ndependent 3
pemeriksaan
fisik jantung

Terapi oksigen independent 3


lewat masker

Terapi oksigen ndependent 5


lewat nasal kanul

Terapi oksigen lewat Proficient 3

Jackson Riece

Keperawat Monitoring independent 3


an hemodina
kegawatan mik
pada gagal
Mengukur JVP independent 3
jantung
Mengukur CVP independent 3

Keperawat Monitoring independent 3


hemodina
an mik
kegawatan
pada gagal Setting ventilator independent 3

napas / Pemilihan mode Proficient 3


distess ventilator pada
pernapasan gagal napas

Melakukan independent 3
pengambilan
sampel

BGA

Interprestasi BGA independent 2

Keperawat Melakukan independent 3


an terapi inhalasi
kegawatan dengan
pada nebulizer
astma
Melakukan independent 3
pengukuran faal
paru dengan
spirometer

dan peak flow meter

Keperawat Pengkajian independent 2


an primer dengan
kegawatan mengacu prisip
pada ABC
trauma
Persiapan independent 2
dada pasien untuk
tindakan

thorakosentesis

Tindakan Pengkajian independent 3


keperawat primer dengan
an mengacu prinsip
kegawatan ABC

pada Menghentika Proficient 1 1


n perdarahan
perdarahan
per enteral
saluran
cerna Penanganan independent 2
syok
hipovolemik
Evakuasi darah independent 2
dari saluran cerna
:

- umbah
lambu
ng

- lavement

Persiapan pasien independent 1


untuk
pemeriksaan
endoskopi

Asuhan Tindakan Melakukan Proficient 2


keperawat keperawat pemeriksaan
an an fisik

Profesiona kegawatan terkait dengan cidera


gawat
pada saluran perkemihan
darurat pada trauma
gangguan saluran Melakukan Independent
sistem tubuh II pemasangan 2
perkemiha
kateter
n
Melakukan independent 5
tindakan
keperawatan syok

Penagan Melakukan independent 5


an pemeriksaan
kegawat fisik terkait
an dengan
obstruksi
obstruksi sal kemih
saluran
kemih Melakukan independent 3
pemasangan
kateter dengan
mandrin

Tindakan Melakukan Independent 5


keperawat stabilisasi pasien
an dengan Prinsip ABC.
kegawatan
pada luka Menentukan % independent 2
bakar luas luka bakar

Memberikan independent 2
resusitasi cairan
pada luka

bakar

Melakukan Proficient 1
debridement
luka bakar
Tindakan Pengkajian independent 2
keperawat primer dengan
an mengacu prinsip
kegawatan ABC

pada Imobilisasi Proficient 1


fraktur fraktur servikal
spinal
Imobilisasi Proficient 1
trauma thorak

Imobilisasasi Proficient 1
fraktur spinal

Tindakan Melakukan independent 2


kegawata pemeriksaan fisik
n pada pada pasien
fraktur fraktur
ekstremitas Melakukan Proficient 1
pemasangan
Gips

Melakukan independent 2
pemasangan
spalk

Melakukan advance 1
penglepasan
Gips

Melakukan independent 2
pengkajian adanya
kompartemen
sindroma

Asuhan Tindakan Pengkajian independent 5 1 1 1


keperawatan keperawat primer dengan
Profesiona an mengacu prinsip
gawat darurat kegawatan ABC
pada gangguan pada
sistem tubuh trauma Stabilisasi jalan independent 3 1 1
III kepala napas

Pemeriksaan independent 2 1 1
status kesadaran
(GCS)

Pemeriksaan independent 3 1
tanda
peningkatan TIK
Pemeriksaan independent 3
reflek patologis

Pengelolaan independent 2 1 1 1
pada
peningkatan
TIK

- pemberian manitol

- pengaturan posisi

- dll

Tindakan Pengelolaan independent 2 1


keperawat koma
an diabetikum
kegawatan
Interprestasi hasil independent 2
pada
BGA pada DM
diabetes
melitus Koreksi ketoasidosis independent 2

Koreksi hipoglikemia independent 2

Asuhan Tindakan Pengelolaan independent 2


keperawatan keperawat syok
Profesional an hipovolemik
pada kegawatan
Asistensi independent 1
klien dengan pada terhadap
tindakan
curretage
kegawatdarurat perdarah Menghentik Proficient 1
an pada an an
kelompok antenatal perdarahan
khusus pervaginam

Persiapan pasien independent 2

untuk tindakan SC
cito

Tindakan Membebaskan advance 3


keperawat jalan napas :
an
1. memasang
kegawatan
orofaringeal &
pada
kejang nasofarengeal
demam
2. mengatur
hiperekste
nsi

kepala

Stabilisasi suhu Proficient 5


tubuh

Pengelolaan kejang Independent 2

Tindakan Stabilisasi jalan Proficient 2


keperawat napas
an Stabilisasi suhu Proficient 2
kegawatan tubuh dengan
inkubator
pada
prematur

Tindakan Melakukan Proficient 3


keperawat pengkajian primer
an mengacu pada
kegawatan prinsip ABC

pada Melakukan Proficient 3


asphyksia stabilisasi jalan
napas (suction)

Melakukan bantuan Independent 2


napas buatan
dengan ambubag

Melakukan RJP independent 2


pada neonatus

Asuhan Tindakan Identifikasi kasus Independent 3


keperawatan keperawat berdasarkan
Profesional an tingkat
pada kegawatan kegawatan
pemilahan
klien dengan
kasus
kegawatdarurat
an pada tahap
TRIASE

Keterangan :

Independent : Mandiri penuh

Advance : Melaksanakan dengan sedikit bantuan

Proficient : Melaksanakan dengan banyak bantuan

Anda mungkin juga menyukai