Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN CKD

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu


Praktek Klinik Keperawatan Medikal Bedah II

Oleh:
Nama : Awalia Sukma Puspitasari
NIM : P17211193094

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan keperawatan pada Pasien dengan Diagnosa

Medis………………………………………….………. Di…………………………………

Periode ………………………………. s/d ……………………..…… Tahun Ajaran

…………………………………….

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal …… Bulan……………… Tahun…………

Malang,

PreseptorKlinik Preceptor Akademik

___________________________ _________________________
NIP. NIP.

Atasan Langsung

Ttd & stempel

___________________________
NIP.
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

Laporan pendahuluan memuat point-point sebagai berikut:

A. Masalah Kesehatan : Chronic Kidney Desease (CKD)/Gagal ginjal kronis


B. Pengertian
Gagal ginlal kronis (GGK) merupakan gangguan fungsi renal yang progresil dan
irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme
dan keseimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan uremia. (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah)(Husna, 2012). Dialisis atau transplantasi ginjal
kadangkadang diperlukan untuk kelangsungan hidup pasien (Brunner & Suddarth,
2002)
C. Gejala dan Tanda
1. Tekanan darah tinggi
2. Perubahan frekuensi dan jumlah buang air kecil dalam sehari
3. Adanya darah dalam urin
4. Lemah serta sulit tidur
5. Kehilangan nafsu makan
6. Sakit kepala
7. Tidak dapat berkonsentrasi
8. Gatal
9. Sesak
10. Mual & muntah
11. Bengkak, terutama pada kaki dan pergelangan kaki, serta pada kelopak mata
waktu pagi hari[ CITATION P2P19 \l 1033 ]
D. Pohon Masalah
Gagal
Ginjal

Proses Gangguan Hipernatremis Produksi Urin


hemodialisa reabsorbsi turun
kontinyu
Retensi cairan GANGGUAN
ELIMINASI
URIN
Hiponatremia
Tindakan invasif
berulang
Volume Vaskuler
Volume Vaskuler meningkat
turun
Injury jaringan
Permeabilitas
Hipotensi kapiler meningkat
RISIKO
INFEKSI Oedema
Perfusi turun

Stagnansi Vena
PERFUSI
PERIFER
TIDAK
Infiltrasi
EFEKTIF

Informasi
inadekuat Defisiensi energi KELEBIHAN
sel CAIRAN/HIPE
RVOLEMIA
ANSIETAS
INTOLERANSI
AKTIVITAS
Stress ulcer

Oedema pulmonal
HCL meningkat

Mual/Muntah Ekspansi paru


turun

DEFISIT
NUTRISI Dypsnea

POLA NAPAS
E. Pemeriksaan Diagnostik TIDAK
1. Urin EFEKTIF
a) Volume : biasanya kurang dari 400cc/24 jam atau tak ada (anuria)
b) Warna : secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkan oleh pus,
bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen kotor, kecoklatan menunjukkkan
adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin
c) Berat jenis; kurang dari 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal berat
d) Osmoalitas; kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakn ginjal
tubular dan rasio urin/serum sering 1:1
e) Klirens kreatinin; menurun
f) Natrium; lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu
mereabsorbsi natrium
g) Protein; derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkkan
kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada
2. Darah
a) BUN/kreatinine meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir
b) Hb menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7-8 gr/db
c) SDM; menurun, defisiensi eritropoitin
d) GDA; asidosis metabolik, ph kurang dari 7,2
e) Natrium serum; rendah
f) Kalium; meningkat
g) Magnesium; meningkat
h) Kalsium; menurun
i) Protein (albumin); menurun
3. Osmolalitas serum; lebih dari 285 mOsm/kg
4. Pelogram retrograd; abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
5. Ultrasono ginjal; menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista,
obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
6. Endoskopi ginjal, nefroskopi; untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu,
hematuria dan pengangkatan tumor selektif
7. Arteriogram ginjal; mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstravaskular, masa
8. EKG; ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa.
9. Foto polos abdomen; menunjukkan ukuran ginjal/ureter /kandung kemih dan
adanya obstruksi (batu)(Ari, 2019).
F. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi konservatif
Tujuan dari terapi konservatif adalah mencegah memburuknya laal ginjal
secara progresif, meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi toksin
azotemia, memperbaiki metabolisme secara optimal dan memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit (Price & Sylvia, 2006)
a) Peranan diet Terapi diet rendah protein (DRP) menguntungkan untuk
mencegah atau mengurangi toksin azotemia, tetapi untuk iangka lama
dapat merugikan terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen.
b) Kebutuhan iumlah kalori Kebutuhan iumlah kalori (sumber energi)
untuk GGK harus adekuat dengan tuiuan utama yaitu mempertahankan
keseimbangan positil nitrogen, memelihara status nutrisi dan
memelihara status gizi.
c) Kebutuhan cairan Bila ureum serum > '150 mg% kebutuhan cairan
harus adekuat supaya jumlah diuresis mencapai 2 liter Per hari.
d) Kebutuhan elektrolit dan mineral .Kebutuhan iumlah mineral dan
elektrolit bersifat individual tergantung dari LFG dan penyakit ginjal
dasar (underlying renal disease).
2. Terapi simptomatik
a) Asidosis metabolilk
Asidosi metabolik harus dikoreksi karena meningkatkan serum kalium
(hiperkalemia). Untuk mencegah dan mengobati asidosis metabolik
dapat diberikan suplemen alkali. Terapi alkali (sodlum bicarbonat)
harus segera diberikan intavena bila pH < 7,35 atau serum bikarbonat <
20 mEq/l.
b) Anemia Transfusi rlarah misalnya Paked Red Cel/ (PRC) merupakan
salah satu pilihan terapi alternatif, murah, dan efektif. Terapi pemberian
transfusi darah harus hati-hati karena dapat menyebabkan kematian
mendadak.
c) Keluhan gastrointestinal
Anoreksi, cegukan, mual dan muntah, merupakan keluhan yang sering
dijumpai pada GGK. Keluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan
utama (c/rief complaint) dari GGK. Keluhan gastrointestinalyang lain
adalah ulserasi mukosa mulai dari mulut sampai anus. Tindakan yang
harus dilakukan yaitu program terapi dialisis adekuat dan obat-obatan
simtomatik.
d) Kelainan kulit
Tindakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis keluhan kulit.
e) Kelainanneuromuscular.
Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu ter,api hemodialisis
reguler yang adekuat, medikamentosa atau operasi subtotal
paratiroidektomi.
f) Hipertensi
Pemberian obat-obatan anti hipertensi.
g) Kelainan sistem kardiovaskular
Tindakan yang diberikan tergantung dari kelainan kardiovaskular yang
diderita[ CITATION Hus10 \l 1033 ].
3. Terapi pengganti ginjal, dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5,
yaitu pada LFG kurang dari 15 mTmenit. Terapi tersebut dapat berupa
hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal (Suwitra, 2006)
G. Pengkajian Keperawatan
1. Pengumpulan Data Awal
a) Identitas pasien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah
sakit, nomor register dan diagnosa medis.
b) Identitas Penangung jawab Meliputi nama, umur, pendidikan,
pekerjaan, alamat, dan hubungan.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan hal-hal yang dirasakan oleh pasien sebelum
masuk ke rumah sakit. Pada pasien dengan gagal ginjal kronik biasanya
didapatkan keluhan utama yang bervariasi, keluhan berupa urine output
menurun (oliguria) sampai pada anuria, penurunan kesadaran karena
komplikasi pada sistem sirkulasi-ventilasi, anoreksia, mual dan muntah,
fatigue, napas berbau urea, dan pruritus. Kondisi ini dipicu oleh karena
penumpukan zat sisa metabolisme/toksik dalam tubuh karena ginjal
mengalami kegagalan filtrasi.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada klien dengan gagal ginjal kronis biasanya terjadi penurunanurine
output, penurunan kesadaran, penurunan pola nafas karena komplikasi dari
gangguan sistem ventilasi, fatigue, perubahan fisiologis kulit, bau urea pada
napas. Selain itu, karena berdampak pada metabolisme, maka akan terjadi
anoreksia, nausea, dan vomit sehingga beresiko untuk terjadi gangguan
nutrisi.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Informasi penyakit terdahulu akan menegaskan untuk penegakan
masalah. Kaji penyakit pada saringan (glomerulus): glomerulonefritis,
infeksi kuman; pyelonefritis, ureteritis, nefrolitiasis, kista di ginjal: polcystis
kidney, trauma langsung pada ginjal, keganasan pada ginjal, batu, tumor,
penyempitan/striktur, diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi, infeksi
di badan: TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis, preeklamsi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Gagal ginjal kronis bukan penyakit menular atau menurun, sehingga
silsilah keluarga tidak terlalu berdampak pada penyakit ini. Namun pencetus
sekunder seperti DM dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap penyakit
gagal ginjal kronik, karena penyakit tersebut bersifat herediter.
6. Pola Aktivitas Sehari-Hari
a) Aktifitas /istirahat
Gejala : Kelelahan ekstrem; kelemahan malaise; Gangguan tidur
(insomnis/gelisah atau somnolen)
Tanda; kelemahan otot; kehilangan tonus; penurunan rentang gerak
b) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat; Palpitasi, nyeri dada
(angina)
Tanda : Hipertensi; nadi kuat; edema jaringan umum dan piting pada
c) Integritas ego
Gejala : Faktor stress contoh finansial, hubungan dengan orang lain;
Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekakuan
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian
d) Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut);
Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
Tanda : Perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat
berawan; Oliguria, dapat menjadi anuria
e) Makanan/cairan
Gejala : Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi);
Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada
mulut (pernafasan amonia)
Tanda : Distensi abdomen/ansietas, pembesaran hati (tahap akhir);
Perubahan turgor kuit/kelembaban; Edema (umum, tergantung);
Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah; Penurunan otot, penurunan lemak
subkutan, penampilan tak bertenaga
f) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur; Kram otot/kejang, sindrom
kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada telapak kaki; Kebas/kesemutan
dan kelemahan khususnya ekstrimitas bawah (neuropati perifer).
Tanda : Gangguan status mental, contohnya penurunan lapang
perhatian, ketidakmampuan konsentrasi, kehilangan memori, kacau,
penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma.; Kejang, fasikulasi otot,
aktivitas kejang; Rambut tipis, uku rapuh dan tipis.
g) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyei panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki
Tanda : Perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
h) Pernapasan
Gejala : Napas pendek, dispnea nokturnal paroksismal, batuk
dengan/tanpa Sputum
Tanda : Takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul; Batuk produktif
dengan sputum merah muda encer (edema paru)
i) Keamanan
Gejala : Kulit gatal, ada/berulangnya infeksi
Tanda : Pruritus; Demam (sepsis, dehidrasi)
j) Seksualitas
Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas
k) Interaksi social
Gejala : Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran dalam keluarga.
H. Daftar Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang bisa muncul pada klien dengan gagal ginjal kronis
(GGK) adalah :
1. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung
kemih
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
3. Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri
dan/atau vena ditandai dengan warna kulit pucat, turgor kulit menurun
4. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
tampak gelisah, mengeluh pusing, muka tampak pucat
5. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen ditandai dengan merasa lemah
6. Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan ditandai dengan
edema anasarka dan/atau edema perifer
7. Defisit Nutrisi berhubungan dengan factor psikologis ditandai dengan nafsu
makan menurun, membrane mukosa pucat
8. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan depresi pernapasan ditandai
dengan dispnea
I. Intervensi Keperawatan
Diagnosis Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan intervensi MANAJEMEN ELIMINASI
Eliminasi Urin b.d selama 3X24 jam maka URINE (I.04252)
penurunan eliminasi urin membaik Observasi
kapasitas kandung dengan kriteria hasil: - Identifikasi tanda dan gejala
kemih - Frekuensi BAK retensi atau inkontinensia urine
membaik - Identifikasi factor yang
- Karakteristik urine menyebabkan retensi atau
membaik inkontinensia urine
- Monitor eliminasi urine (mis.
Frekuensi, konsistensi, aroma,
volume, dan warna)
Terapeutik
- Catat waktu-waktu dan haluaran
berkemih
- Batasi asupan cairan, jika perlu
- Ambil sampel urine tengah
(midstream) atau kultur
Edukasi
- Ajarkan tanda dan gejala infeksi
saluran kemih
- Ajarkan mengukur asupan cairan
dan haluaran urine
- Ajarkan mengambil specimen
urine midstream
- Ajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu yang tepat
untuk berkemih
- Ajarkan terapi modalitas
penguatan otot-otot
panggul/berkemihan
- Anjurkan minum yang cukup,
jika tidak ada kontraindikasi
- Aanjurkan mengurangi minum
menjelang tidur
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat
supositoria uretra, jika perlu

2. Risiko Infeksi b.d Setelah dilakukan PENCEGAHAN INFEKSI


efek prosedur intervensi selama 3X24 (1.14539)
invasive jam maka tingkat infeksi Observasi :
menurun dengan kriteria - Monitor tanda dan gejala infeksi
hasil: local
- Kebersihan badan Terapeutik :
meningkat - Batasi jumlah pengunjung
- Kemerahan menurun - Berikan perawatan kulit pada
- Nyeri menurun area edema
- Bengkak menurun - Cuci tangan sebelum dan
- Kultur area luka sesduah kontak dengan pasien
membaik dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aspetik pada
pasien berisiko tinggi
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu

Setelah dilakukan
3. Perfusi Perifer intervensi selama 3X24 PERAWATAN SIRKULASI
Tidak Efektif b.d jam maka perfusi perifer (1.02079)
penurunan aliran meningkat dengan kriteria Observasi :
arteri dan/atau hasil: - Periksa sirkulasi perifer (mis.
vena d.d warna - Denyut nadi perifer Nadi perifer, edema, pengisian
kulit pucat, turgor meningkat kapiler, warna, suhu, ancle
kulit menurun - Warna kulit pucat brachial index)
menurun - Identifikasi factor risiko
- Turgor kulit membaik gangguan sirkulasi (mis.
Diabetes, perokok, orang tua,
hipertensi, dan kadar kolesterol
tinggi)
- Monitor panas, kemerahan,
nyeri, atau bengakak pada
ekstremitas)
Terapeutik :
- Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
- Ahaindari pengukuran tekanan
darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
- Hindari penekanan dan
pemasangan torniquet pada area
yang cedera
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan kaki dan
kuku
- Lakukan hidrasi
Edukasi :
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan berolahraga rutin
- Aanjurkan mengecek air mandi
untuk menghindari kulit terbakar
- Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
- Anjurkan minum obat pengontrol
tekanan darah seecara teratur
- Anjurkan penggunaan obat
penyekat beta
- Aanjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat (mis.
Melembabkan kulit kering pada
kaki)
- Anjurkan program rehabilitasi
vaskuler
- Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis.
Rendah lemak jenuh, minyak
ikan omega 3)
- Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan
(mis. Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)

Setelah dilakukan REDUKSI ANSIETAS (1.09314)


intervensi selama 3X24 Observasi :
4. Ansietas b.d jam maka tingkat ansietas - Identifikasi saat tingkat ansietas
kurang terpapar menurun dengan kriteria berubah (mis. Kondisi, waktu,
informasi d.d hasil: stressor)
tampak gelisah, - Perilaku gelisah - Identifikasi kemampuan
mengeluh pusing, menurun mengambil keputusan
muka tampak - Keluhan pusing - Monitor tanda-tanda ansietas
pucat menurun (verbal dan nonverbal)
- Pucat menurun Terapeutik :
- Ciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat
ansietas dengarkan dengan penuh
perhatian
- Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan
dating
Edukasi :
- Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara factual
mengenal diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan presepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
- Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat
antlansietas, jika perlu

MANAJEMEN ENERGI (1.05178)


Setelah dilakukan Observasi :
5. Intoleransi intervensi selama 3X24 - Identifikasi gangguan fungsi
Aktivitas b.d jam maka toleransi tubuh yang mengakibatkan
ketidakseimbanga aktivitas meningkat kelelahan
n antara suplai dan dengan kriteria hasil: - Monitor kelelahan fisik dan
kebutuhan oksigen - Saturasi oksigen emosional
d.d merasa lemah meningkat - Monitor pola dan jam tidur
- Kemudahan dalam - Monitor lokasi dan
melakukan aktivitas ketidaknyamanan selama
sehari-hari meningkat melakukan aktivitas
- Perasaan lemah Terapeutik :
menurun - Sediakan lingkungannyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya,
suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

MANAJEMEN HIPERVOLEMIA
(1.03114)
Observasi :
Setelah dilakukan - Periksa tanda dan gejala
6. Hipervolemia b.d intervensi selama 3X24 hypervolemia (mis. Ortopnea,
asupan cairan d.d jam maka keseimbangan dispnea, edema, JVP/CVP
edema anasarca cairan meningkat dengan meningkat, refleks hepatojugular
dan/atau edema kriteria hasil: positif, suara napas tambahan)
perifer - Edema menurun - Identifikasi penyebab
- Turgor kulit membaik hypervolemia
- Monitor status hemodinamik
(mis. Frekuensi jantung, tekanan
darah, MAP, CVP, PAP, POMP,
CO, CI) jika tersedia
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda hemokonsentrasi
(mis. Kadar natrium, BUN,
hematokrit, berat jenis urin)
- Monitor tanda peningkatan
tekanan onkotik plasma (mis.
Kadar protein dan albumin
meningkat)
- Monitor kecepatan infus secara
ketat
- Monitor efek samping diuretic
(mis. Hipotensi
ortortostatik,hypovolemia,
hipokalemia, hyponatremia)
Terapeutik :
- Timbang berat badan setiap hari
pada waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan garam
- Tingkatkan kepala tempat tidur
30-40⁰
Edukasi :
- Anjurkan melapor jika haluaran
urin <0.5 mL/kg/jam dalam 6 jam
- Anjurkan melapor jika BB
bertambah >1kg dalam sehari
- Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran
cairan
- Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretic
- Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat diuretic
- Kolaborasi pemberian continuous
renal replacement therapy
(CRRT), jika perlu

MANAJEMEN NUTRISI (1.03119)


Observasi :
- Identifikasi status nutrisi
Setelah dilakukan - Identifikasi alergi dan
7. Defisit Nutrisi b.d intervensi selama 3X24 intoleransi makanan
factor psikologis jam maka status nutrisi - Identifikasi makanan disukai
d.d nafsu makan membaik dengan kriteria - Identifikasi kebutuhan kalori
menurun, hasil: dan jenis nutrient
membrane mukosa - Porsi makan yang - Identifikasi kebutuhan kalori
pucat dihabiskan meningkat dan jenis nutrient
- Nafsu makan - Monitor asupan makanan
membaik - Monitor berat badan
- Membran mukosa - Monitor hasil pemeriksaan
membaik laboratorium
Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman
diet (mis. Piramida makanan)
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

MANAJEMEN JALAN NAPAS


(1.01011)
Observasi :
- Monitor pola napas (mis.
Frekuensi, kedalaman, usaha
Setelah dilakukan napas)
8. Pola Napas Tidak intervensi selama 3X24 - Monitor bunyi napas tambahan
Efektif b.d depresi jam maka pola napas (mis. Gurgling, mengi,
pernapasan d.d membaik dengan kriteria wheezing, ronkhi kering)
dispnea hasil: - Monitor sputum (jumlah,
- Dispnea menurun warna, aroma)
- Frekuensi napas Terapeutik :
membaik - Pastikan semi fowler atau
- Kedalaman napas fowler
membaik - Berikan minum hanngat
- Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
- Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

J. Referensi

Ari, K. (2019). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Komprehensif Pada Tn. AH Dengan

Chronic Kidney Disease (Ckd) Di Ruang Komodo Rsud Prof. Dr. WZ Johanes Kupang.

Husna, N. C. (2012). Gagat ginjal kronis dan penanganannya: Literatur review. FIKkeS, 3(2).

Kemenkes RI, P. (2019). Apa saja Tanda dan Gejala Penyakit Ginjal Kronis (PGK).

Jakarta: P2PTM Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai