POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG 2023 A. PENDAHULUAN 1. Pengertian Suatu cara yang dilakukan perawat kamar operasi dalam menyiapkan dan membantu tindakan operasi TAH-BSO (tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus, serviks, kedua tuba falopi, dan ovarium dengan melakukan insisi pada dinding perut, pada malignant neoplasmatic desease, leymyoma, dan chronic endrometriosis) (Imam, 2018). 2. Indikasi 1) Mioma Uteri 2) Ca Ovari 3) Ca serviks 4) Endometriosis 3. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah perawat instrument untuk (Inno, 2019): a. Mengatur alat secara sistematis di meja instrumen. b. Memperlancar handling instrument. c. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument selama operasi. B. TEKNIK INSTRUMENTASI 1. Pengkajian 1) Identitas Nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku, bangsa pendidikan, pekerjaan, tgl. MRS, diagnose medis, no registrasi. 2) Keluhan Utama Nyeri perut 3) Riwayat Penyakit Sekarang Nyeri perut bagian bawah setiap menstruasi, periksa ke dr. Irwan ada miom, disarankan operasi angkat kandungan. 2. Persiapan pasien dan lingkungan 1) Persiapan pasien a. Pasien harus puasa b. Harus ada persetujuan operasi (informed consent) c. Daerah/lokasi operasi d. Foto rontgen (k/p), hasil laboratorium, hasil EKG (Ariana, 2016) e. Vital sign dalam batas normal f. Transfusi darah yang siap pakai 2) Persiapan lingkungan a. Pastikan AC ruangan berfungsi dengan baik b. Mengatur dan mengecek fungsi mesin couter, mesin saction dan lampu operasi serta mengecek fungsinya c. Menata meja mayo, meja instrument dan trolli waskhom d. Mempersiapkan set linen, set waskhom dan instrument steril yang akan dipergunakan. e. Memasang perlak f. Memasang perlak, doek besar dan doek besar dan Underped pada meja operasi pada meja operasi g. Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis agar mudah dijangkau 3. Persiapan alat 1) Set dasar : a. Scalp blade & handle (handvat mess) no. 4 : 1 buah b. Dissecting forcep (pinset anatomis) : 3 buah c. Tissue forcep (pinset cirurgis) : 2 buah d. Metzenbum scissor : 1 buah e. Gunting mayo : 1 buah f. Gunting benang : 1 buah g. Dressing forceps (desinfeksi klem) : 1 buah h. Duk klem : 5 buah i. Mosquito klem : 2 buah j. Klem pean bengkok sedang : 2 buah k. Klem pean bengkok besar : 4 buah l. Klem pean manis (Panjang) : 1 buah m. Klem histerektomy : 2 buah n. Kochker lurus besar : 2 buah o. Langenbeck : 2 buah p. Nald voeder (needle holder) : 2 buah q. Peritonium klem : 4 buah r. Kochker bengkok sedang : 2 buah 2) Set tambahan : a. Abdominal retractor (hak daun dalam) : 2 buah b. Canul suction : 1 buah c. Klem 90⁰ : 1 buah d. Surgical needle (round dan cutting) : 1/1 buah e. Ring klem : 4 buah f. Timan kecil : 1 buah g. Koglentang/tenaculum : 1 buah 3) Set penunjang steril a. Handpiece couter : 1 buah b. EMP (selang suction) : 1 buah c. Bengkok : 2 buah d. Cucing : 1 buah e. Kom : 1 buah f. Makok : 1 buah 4) Set penunjang on steril : a. Mesin couter : 1 buah b. Mesin suction : 1 buah c. Lampu operasi : 2 buah d. Meja operasi + penunjang pengamanan : 1 buah e. Meja instrument : 1 buah f. Meja mayo : 1 buah g. Troli waskom : 1 buah h. Tempat sampah : 1 buah 5) Persiapan linen : a. Duk besar : 4 buah b. Duk sedang : 4 buah c. Duk kecil : 3 buah d. Sarung meja mayo : 1 buah e. Handuk tangan : 5 buah f. Gown operasi : 6 buah 6) Bahan habis pakai : a. Handscoon steril : seperlunya b. Underpad steril/on steril : 2/1 buah c. Mess no. 22 : 1 buah d. Kassa/deppers : seperlunya e. Povidone iodine 10 % : seperlunya f. Cairan NS 0.9% : 1 liter g. Sufratule : 1 lembar h. Absorbable 3/0 : 1 buah i. Non absorbable 1 : 1 buah j. Non absorbable 2.0 : 1 buah k. Absorbable 1 (plai/chromic/safil) : 1/1/1 buah l. Absorbavle 0 : 2 buah m. Towel : 1 buah n. Foley catheter no. 16 : 1 buah o. Urobag : 1 buah p. Hypavix : seperlunya q. Spongostan : 2 buah r. Kassa big : seperlunya s. Spuit 10cc : 1 buah t. Aquades 1 liter : 1 buah u. Rectal tube no. 28 : 1 buah v. Alcohol 70% : seperlunya w. Jelly : seperlunya 4. Persiapan instek (Sign in) 1) Pasien dating cek register, lembar persetujuan/inform consent px 2) Pasang underpad dibawah punggung pasien 3) Setelah pasien mendapat general anatesi pasien diposisikan supinasi 4) Pasang kateter sesuai ukuran dan arde couter 5) Lakukan disinfeksi pada lap operasi dengan betadin cuci dan keringkan dengan kassa kering steril, dilakukan oleh perawat sirkuler. 6) Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving, kemudian membantu operator dan asisten untuk memakai handuk, baju steril dan sarung tangan steril. 7) Berikan disinfeksi klem dan deepers kepada asisten untuk melakukan antisepsis. 8) Lakukan drapping area operasi dengan memberikan underpad steril diatas simfisis pubis, doek pubis, doek besar untuk besar untuk bawah dan bawah dan atas, doek atas, doek sedang untuk sedang untuk samping kanan samping kanan dan kiri, fiksasi dengan memberikan kiri, fiksasi dengan memberikan doek klem, doek kecil di atas simfisis pubis 9) Meletakkan selang suction dan couter di atas doek steril dan memfiksasi dengan kassa dan doek klem, cek fungsi kelayakan alat (couter dan selang suction). (Time out) 10) Memberikan pinset cirurgis kepada operator dan asisten untuk menandai daerah insisi (fanenstil). 11) Beri Handvat mess no 22 dan pinset cirurgis kepada operator untuk incici kulit. 12) Mosquito klem dan pinset cirugis + kassa kering kepada asisten lalu mulai dilakukan insisi, rawat perdarahan dengan coutter dan suction. 13) Incici diperdalam dari fat sampai tampak fasia dengan coutter (mode cut), rawat perdarahan. 14) Berikan mess no.22 kepada operator untuk membuka fasia (di incisi 1-2 cm). 15) Berikan gunting kasar dan pinset chirurgis kepada operator untuk memperlebar fasia dan berikan pinset chirurgis dan langen beck kepada asisten untuk memperluas lapang pandang operasi. 16) Fasia dilebarkan hingga tampak musculus dectus abdominalis, otot displit/dibuka secara tumpul dengan menggunakan bokong pinset sampai kelihatan peritonium. 17) Berikan pinset anatomis anatomis dan gunting metzenbum kepada operator untuk membuka peritonium (k/p berikan peritonium klem untuk menjepit peritonium pada kedua sisi dan diperlebar mengikuti garis insisi kulit dengan gunting matzenboum). 18) Berikan big kass (basah) untuk menyisihkan dan melindungi usus, dan memberikan haak memberikan haak besar untuk membebaskan lapang pandang. 19) Operator mengidentifikasi bentuk uterus, ukuran, adanya perlengketan, bila ada perlengketan bebaskan dengan pincet anatomis dan metzenbaum. 20) Memberikan klem panjang pada operator untuk menjepit ligamentum rotundum dan potong diantara 2 klem dengan couter, lakukan pada sisi kontra lateralnya. 21) Memberikan gunting metsenboum dan pinset chirurgis pada operator untuk membuka blader tiap 2 cm di atas plicavasica cinaria, memberikan kocher panjang untuk menjepit jaringan yang dibuka dan diberi haak dalam untuk melindungi vesica urinaria. 22) Operator membuka para vesika urinaria, berikan venster dilanjut membuka para polika berikan couter, setelah terbuka berikan timan ke arah kranio medial untuk membuka lapang pandang. 23) Berikan klem panjang 2 ,gunting kasar untuk memotong tunel avascular. Untuk jaringan yang ditinggal jahit dengan absorbable 0, jaringan yang dibuang dengan non absorbable 1 (ikat), setelah itu lepaskan kedua klem. Lakukan pada sisi kontra lateralnya juga. Dilanjut menyusuri ligamentum latum untuk dipotong, siapkan histetrektomi klem, bengkok, dan gunting kasar kemudian jahit dengan absobable 0 24) Ligamentum sacrocevacalis dan purbocervikalis ditelusuri sampai setinggi portio portio s/d 1/3 vagina atas kemudian kemudian diklem dengan kuat bengkok dan dipotong dengan couter. Berikan absorbable 0 untuk meligasi jaringan yang ditinggal dan non absorbable 1 ikat untuk jaringan yang dibuang, setelah itu lepaskan klem kuat. 25) Setelah teraba portio siapkan mess 22 untuk menginsisi leher rahim ke atas dan tenakulum untuk memegang serviks yang akan diinsisi. Berikan gunting jaringan pada operator operator untuk memotong uterus sampai 1/3 vagina atas, asisten diberi kocher panjang untuk memjepit vagina stump dan diberikan kassa alkohol menggunakan pinset anatomis untuk memasukkan ke dalam vagina. 26) Berikan absorbable 0 dan pinset chirurgis kepada operator untuk menjahit sudut kanan kiri pada vaginal stump dan dengan benang yang sama dilakukan penutupan penutupan vaginal vaginal stump door loopen dan berikan berikan klem pean untuk menjepit menjepit benang. 27) Evaluasi dan rawat perdarahan, siapkan pinset anatomis cantik dan still deppers serta couter. 28) Berikan klem pean (cantik) panjang untuk merawat pedarahan dari retro. 29) Mengeluarkan big kass dari rongga peritonium dan pastikan tidak ada sesuatu yang tertinggal (infentarisasi kasa dan alat). 30) Berikan peritonium klem (4) untuk menjepit sisi peritonium (atas, bawah, samping kanan dan kiri). 31) Menyiapkan cairan NS hangat untuk mencuci rongga abdoment dan berikan steal deppers dan suction. Pastikan tidak ada perdarahan aktif. (Sign out) 32) Melakukan penutupan luka operasi lapis demi lapis. a. Peritonium dengan absorbable 1 (jarum round sedang) + pinset anatomis. b. Musculus dengan absorbable 1 (jarum round sedang) + pinset anatomis. c. Fasia dengan absorbable 1 + pinset cirurgis. d. Kulit dengan absorbable 1 (jarum cutting) + pinset cirurgis. e. Kulit dengan non absorbable 3-0 + pinset cirurgis (jahitan subkutikuler). 33) Setelah selesai dijahit bersihkan luka dengan kassa basah dan kassa kering, kemudian beri supratule dan tutup dengan hipavik. 34) Melakukan vaginal toucher untuk mengambil kassa alkohol melalui vagina. 35) Operasi selesai dan rapikan pasien. 36) erawat instrumen menginventaris alat – alat dan bahan habis pakai pada depo farmasi, kemudian mencuci dan menata kembali alat – alat pada instrumen set (yang akan disteril) serta merapikan kembali ruangan. C. REFERENSI Ariana, R. (2016). LAPORAN PENDAHULUAN TEKNIK INSTRUMENTASI TOTAL ABDOMINAL HISTEREKTOMY. 1–23. Imam. (2018). Intek Tah +bso. https://id.scribd.com/document/386229766/INTEK-TAH-BSO# Inno. (2019). Standar Prosedur Operasional Tah - Bso. https://id.scribd.com/document/402312656/STANDAR-PROSEDUR-OPERASIONAL- TAH-BSO-docx