Disusun oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
FIBRO ADENOMA MAMMAE (FAM)
B. INDIKASI
C. PERSIAPAN OPERASI
1. Persiapan alat
a. Alat tidak steril terdiri dari :
1) Meja operasi
2) Duk Besar 8
3) Duk Kecil 6
4) Sarung meja mayo 1
5) Schort 6
6) Selang suction 1
7) Kabel Couter 1
8) Bengkok + kom 2+2
9) Perlak karet + handuk kecil 1+4
1) Paragon Mess 22 1
2) Handschoen 6,5/7/7,5/8 4/4/4/4
3) Cairan Normal Saline 0,9% 1 flash
4) Catgut plain 0/1/0-2/0-3 1/1/1/1
5) Catgut chromic 2/1/0 3/3/2
6) Vicryl 0/safil 1 1/1
7) Monosyn 3-0/vicryl rapid 3-0 1/1
2. Persiapan pasien
a. Puasa
b. Menanggalkan semua perhiasan dan gigi palsu
c. Personal hygiene
d. Informed consent
e. Persiapan psikologi
3. Prosedur
A. PENGERTIAN APPENDIKTOMI
Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat appendiks
dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.
B. PERSIAPAN OPERASI APPENDIKTOMI
1. Persiapan Perawat
a. Operator, perawat instrument, dan asisten operator melakukan
cuci tangan dengan air mengalir, hibiscrub, dan disikat selama 3-5
menit.
b. Menggunakan gown steril yang sudah disiapkan oleh circulating
nurse.
c. Memakai gloving (sarung tangan) dbantu perawat instrument.
d. Circulating nurse membuka pembungkus instrument dengan tidak
menyentuh bagian yang steril dan diterima oleh scrub nurse
e. Memasang slop meja mayo, serta perlak dan dialasi dengan duk
steril.
f. Memasang mes, dan kanul suction
g. Menyiapkan beatidine 10% dan alkohol 70% di dalam kom dibantu
circulating nurse.
h. Setelah itu mendesinfeksi dan drapping (memasang duk steril)
i. Mendekatkan meja instrument atau mayo
j. Menyambung dan memfiksasi selang suction, elektrik couter.
k. Instrument operasi dan scrub nurse telah siap.
2. Persiapan Bahan Alat Habis Pakai
a. AMHP dan AMBHP Bedah
1) Alkohol 70%
2) Mess no. 20
3) Hipavix
4) Silk no. 3/0
5) Plain no. 0
6) Betadine 10%
7) Sarung tangan
8) Kassa depers
9) Dermalon no. 3/0
10) Botol kecil
11) NaCL
12) Sufratulle
13) SILK no. 2/0
14) Chromic no. 0
15) Formalin
b. AMPH anestesi
1) Tranfusi set
2) Abocath no. 18
3) EKG Elektroda
4) N2O
5) Spinal needle
6) Sevorane
7) O2
8) Cairan RL
9) Cairan infus
10) Lidodex
11) Tri way
12) Spuit 3cc, 5cc, 10cc
13) ET no. 7
14) N2O
15) Lidocain
16) Obat pre medikasi, indikasi dan lain-lain sesuai kebutuhan
3. Persiapan Instrumen
a. Alat
1) Duk klem 5 buah
2) Pinset cirurgis 2 buah
3) Pinset anatomis 2 buah
4) Gunting jaringan 1 buah
5) Gunting benang 1 buah
6) Pean 10 buah
7) Kocher 4 buah
8) Steel deep 2 buah
9) Ovarium klem 1 buah
10) Needledoft 2 buah
11) Langen beck 2 buah
12) Needle holder 3 buah
13) Klem ellis 1 buah
14) Kom 2 buah
15) Bengkok 1 buah
16) Scapel mess no.4 1 buah
b. Linen operasi
1) Baju operasi 3 buah
2) Duk steril 5 buah
3) Duk besar lubang 1 buah
4) Slup meja 1 buah
5) Perlak 1 buah
c. Ruang operasi
1) Lampu penerangan ruangan
2) Lampu operasi
3) Meja operasi
4) Suction
5) Elektro cauter dan negative plat
6) Mesin anestesi
7) Tempat sampah infeksius
8) Tempat sampah medic tajam
9) Tempat instrument kotor (habis pakai)
10) Bak beisi desinfektan (saflon) untuk merendam instrument
setelah operasi
11) Ember tertutup tempat linen kotor
4. Persiapan pasien
Pasien ditidurkan dalam posisi supinasi yang selanjutnya dilakuakan
anestesi (GA atau RA) dan dilakukan pemasangan monitor (EKG),
pada kaki kanan atau kiri pasien dipasang negatif plat, pakaian dan
selimut pasien diambil untuk dilakuakn tidakan septik aseptik.
C. PROSEDUR OPERASI
a. Dilakukan desinfeksi di daerah yang akan dilakuakan incisi
b. Densinfeksi yang prtama menggunakan kassa alkohol 70%
dengan cara mengolesakan dari titik dalam ke luar atau secara
seculer dan dilakukan berulang-ulang.
c. Kemudian desinfeksi menggunakan betadin 10% denagn cara
seperti pada no. b
d. Dilakukan drapping pada daerah pubis sampai menutupi daerah
menutupi ekstermitas bawah
e. Drapping kedua dari abdomen atas sampai menutupi bagian
ekstermitas atas
f. Drapping ketiga pada daerah abdomen bagian samping kanan,
dan bagian sudut dipasang duk klem.
g. Drapping keempat padadaerah abdomen bagian samping kiri dan
bagian sudutnya dipasang duk klem.
h. Drapping terakhir yaitu menggunakan duk lubang besar yang
menutupi seluruh tubuh pasien kecuali bagian yang mau dioperasi
i. Sebelum dilakuakan operasi operator memimpin doa
j. Operasi dimulai dengan incisi melalui titik Mc. Burney searah garis
layer 4-5 cm
k. Mengatasi perdarahan dengan cara diklem menggunakan pean
dan dicauter.
l. Insisi diperdalam lapis demi lapis sampai fasia
m. Setelah sampai fasia incisi diperdalam sampa otot dan peritonium
n. Sampai peritonium lalu dibuka dengan menggunakan gunting
jaringan, dan ambil steel depper cari apendik
o. Bila posisi apendik di retro cecal, terlebih dahulu dibebaskan
menggunakan klem dan digunting selanjutnya dijahit ikat dengan
silk 2/0
p. Setelah apendik terbebas dilakukan tindakan apendiktomi
q. Dilakukan control perdarahan dengan steel depper. Steel depper
yang dipakai di dalam abdomen yang berhubungan dengan usus
dipakai kassa yang dibasahi NaCL.
r. Sebelumnya ke empat sisi peritonium dipegang dengan koher,
dilanjutkan control perdarahan setelah dinyatakan perdarahan
tidak ada peritonium dijahit dengan chromic O, dilanjutkan otot dan
fasia
s. Sebelum menjahit sub kutis dilakuakan desinfeksi dengan kassa
betadin
t. Menjahit sub kutis menggunakan plain no. 0
u. Jahitan kulit terakhir menggunakan benang Dermalon/silk no. 3/0
v. Luka insisi dan sekitarnya dibersihakan dengan kasssa NaCL dan
luka diberi betadin lalu dikeringkan dengan kassa
w. Luka incisi diberi sufratulle, ditutup dengan kassa kering lalu
diplester dengan menggunakan hipavix, operasi selesai, pasien
dirapikan kembali.
HEMOROIDEKTOMI
A. PENGERTIAN HEMOROIDEKTOMI
Suatu tindakan pembedahan dengan cara pengangkatan pleksus
hemorroidalis dan mukosa atau tanpa mukosa yang hanya dilakukan
pada jaringan yang benar-benar berlebih.
1. Operasi
Ada 3 pilihan operasi untuk ambeien atau wasir yang telah sering dan
banyak di lakukan di indonesia dan di dunia tentunya . Tentu ada
keuntungan dan kerugiannya :
Merupakan cara yang lebih maju dengan bantuan alat yang dilakukan
dengan menjahit benjolan di bagian dalam anus secara jelujur dan
memasang alat stepler ditarik dan di jepit dalam hitungan menit maka
jaringan langsung terpotong dan terjahit . waktu yang cukup lama
hanya saat menjahit jelujur saja dan berdasarkan orang yang sering
melakukan maka stepler itu sendiri hanya butuh waktu 20-30 menit
untuk tenaga yang eksperient. Keuntunyannya painless , waktu
pekerjaan yang singkat , perdarahan sangat minimal kecuali terjadi
jahitan yang lepas atau tidak sempurna.Jarang mengenai otot dan kulit
disekitar anus. Kerugiannya adalah Biaya alat lebih mahal berkisar 3 -
5 juta tergantung pilihan alat yang digunakan dengan kelebihan dan
kekurangan masing-masing merek.
Perlu jadi catatan bahwa dari ketiga teknik operasi pada ambeien di
atas pembiusannya sama yaitu bius spinal atau bius separuh badan.
D. PERSIAPAN ALAT
1. Chromic atraumatik 0 2
2. Cromatik 1 1
3. Saturasi O2
4. Cairan RL
5. Tensi
6. Perlak
7. Duk Besar 3
8. Duk kecil 2
9. Calamicityne
10. Kasa 10
11. Plester
12. Jarum (besar, sedang, kecil)
13. Jas Operasi 4
14. Handschoen
15. Scapel 2
16. Pinset anatomis 2
17. Pinset sirurgis 2
18. Klem arteri 10
19. Cocker 4
20. Duk klem 6
21. Needle Holder 2
22. Bengkok 2
23. Kom 2
24. Gunting 2
25. Bisturi 1
a. 3 – 6
b. 6 – 9
c. 9 – 12
9 Mengulangi jahitan memutar sesuai arah Siapkan benang
jam atraumatik no. 1
10 Cek perdarahan kasa
11 Gunakan tampon Kasa tampon kenicer
12 Operasi selesai, klien dibersihkan -
13 Pasang DC Siapkan DC
HERNIOTOMI
A. PENGERTIAN HERNIOTOMI
C. PERSIAPAN ALAT
1. Alat tidak steril
a. Meja operasi
b. Mesin cauter
c. Lampu
d. Tempat sampah medis
e. Tempat sampah baju, duk operasi
f. Mesin anestesi
g. Tiang infuse
2. Bahan Medis Habis Pakai
a. Kassa steril 100
b. Betadin 1
c. Alkohol 1
d. Polisorb no. 1 1
e. Plain no. 2/0 1
f. Surgipro no 2/0 1
g. Handscoen 4
h. Set infus 1
3. Set yang dipakai (instrument yang digunakan)
a. Instrumen steril (set dasar )
1) Mess 24 1
2) Scapel mess 4 1
3) Pinset anatomis 2
4) Pinset cirurgis 2
5) Gunting jaringan 2
6) Needle Holder 3
7) Gunting benang 1
8) Hemostatic Forcep Kelly 6
9) Hemostatic Forcep Kocher 6
10) Hemostatic Forcep Rochester-Pean 9
11) Sponge Holding Forcep 2
12) Pengait Langenbeck 2
D. PELAKSANAAN ASISTEN ATAU INSTRUMEN
1. Disinfeksi daerah operasi
2. Alkohol, klem panjang, betadin, kom 2 buah
3. Penutupan area operasi (draping) Duk besar(2), duk lubang(1), duk
sedang (2), duk klem 4
4. Insisi lokasi operasi
5. Skapel dan bisturi, pinset anatomis, kasa kering
6. Mengkater pembuluh darah Cutter, klem arteri
7. Mengedep perdarahan Kasa kering, klem arteri
8. Memisahkan jaringan Ohak dan hak kecil
9. Pengangkatan fasia
10. Koker dan klem
11. Pengangkatan kantong hernia Pinset sirurgis, pinset anatomi, klem,
gunting
12. Mengikat kantong hernia dengan kasa gulung Kasa gulung
13. Penjahitan bassini
14. Side 2/0, neckholder, jarum dalam kecil, gunting
15. Heating peritoneum Cooker, neckholder, jarum, plan (2/0), gunting,
klem arteri, kasa
16. Heating otot Cooker, neckholder, jarum, plan (2/0), gunting, klem arteri,
kasa
17. Heating fasia Cooker, neckholder,jarum, polysorb, gunting, klem arteri.
kasa
18. Heating subcutis Cooker, neckholder, jarum, plan (2/0), gunting, klem,
kasa
19. Heting kulit Cooker, neckholder, jarum, cide (2/0). Gunting, klem, kasa
20. Disinfeksi araea jahitan Betadine, kasa, kom
21. Penutupan area operasi Kasa kering 2, kasa+betadine 2, hepafix
22. Merapihkan alat dan melepas duk
23. Memindahkan pasien Duk sedang, bed
LAPARATOMI
A. PENGERTIAN LAPARATOMI
B. PERSIAPAN INSTRUMEN
a. 7 handle with 15 blade (deep knife) – digunakan untuk cut deep,
delicate tissue.
b. 3 handle with 10 blade (inside knife) – digunakan untuk superficial
tissue.
c. 4 handle with 20 blade (skin knife) – digunakan untuk memotong kulit
d. Scissors atau gunting
e. Straight Mayo scissors – disebut juga suture scissors.
f. Curved Mayo scissors – digunakan untuk menggunting jaringan berat
(fascia, otot, uterus, breast).
g. Metzenbaum scissors – digunakan untuk mendilatasi jaringan.
h. Clamping and occluding
i. Instruments hemostat
Hemostat digunakan untuk menjepit pembuluh darah atau jahitan.
Rahangnya bisa lurus atau melengkung. Nama lain: Crile, snap atau
stat.
j. Klem Mosquito
Digunakan untuk menjepit pembuluh darah kecil. Rahangnya bisa
lurus atau melengkung
k. Kelm Kelly
Digunakan untuk menjepit pembuluh yang lebih besar dan jaringan.
Tersedia dalam ukuran pendek dan panjang. Nama lainnya: Rochester
Pean.
l. Klem Burlisher
Burlisher digunakan untuk menjepit pembuluh darah yang dalam.
Burlishers memiliki dua cincin jari tertutup. Burlishers dengan cincin jari
terbuka disebut hemostat amandel. Nama lain: Schnidt amandel
forcep, Adson forcep.
m. Right Angle
Digunakan untuk menjepit sulit dijangkau dan menempatkan jahitan di
belakang atau di sekitarnya. Nama lain: Mixter
n. Grasiping and Holding Instruments Allis
Digunakan untuk mengambil atau memegang jaringan. Tersedia dalam
ukuran pendek dan panjang. "Judd-Allis" memegang jaringan usus,
sedangkan "heavy Allis" memegang jaringan payudara.
o. Babcock
Digunakan untuk memegang jaringan halus (usus, tabung ovarium,
tuba). Tersedia dalam ukuran pendek dan panjang.
p. Kocher
Digunakan untuk memegang jaringan berat. Juga dapat digunakan
sebagai penjepit. Rahang bisa lurus atau melengkung. Nama lain:
Ochsner
q. Sponge Forcep Backhaus towel clip
r. Pick ups, thumb forceps and tissue forceps
s. Retracting and Exposing InstrumentsDeaver Retractor (manual)
Digunakan untuk menarik kembali sayatan dalam perut atau dada
t. Richardson digunakan untuk menarik sayatan dalam perut atau dada
u. Goulet Weitlaner retractor
v. Alat penjahitan
1) Absorbable
Plain Gut : Menyerap dalam 5-10 hari. kegunaan: jahitan subcue,
knot amandel
Chromic : Menyerap dalam 14-21 hari; kegunaan: peritoneum,
organ internal
2) Non-Absorbable
C. TEKNIK LAPAROTOMI
1. Insisi Bila Insisi kulit dikerjakan melalui garis Langers (garis tranversal
sejajar pada tubuh manusia) maka jaringan parut yang terbentuk
adalah minimal
2. Jenis insisi
a. Insisi pada garis tengah abdomen (mid-line incision)
Paparan bidang pembedahan yang baik. Dapat diperluas ke
cephalad (ke arah kranial). Penyembuhan dan kosmetik tidak
sebaik insisi tranversal. Dipilih cara ini bila insisi tranversal
diperkirakan tidak dapat memberikan paparan bidang
pembedahan yang memadai. Dipilih pada kasus gawat-darurat.
1) Pemotongan pada linea alba dengan scalpel pada insisi garis
tengah
2) Insisi diperdalam sehingga memotong lemak subkutis, anteror
dan posterior sheath dari m.rectus serta peritoneum
3) Membuka peritoneum dengan scalpel secara hati- hati dan
terlihat usus kecil yang menonjol dibalik insisi peritoneum
4) Insisi peritoneum diperluas ke cephalad dengan gunting Mayo
kearah umbilicus
b. Insisi pada garis tranversal abdomen bagian bawah (Pfannenstiel
incision)
Sering digunakan pada pembedahan obstetri dan ginekologi.
c. Insisi Gridiron (muscle-splitting incision)
1) Keuntungan
Jarang terjadi herniasi pasca bedah
Kosmetik lebih baik
Kenyamanan pasca bedah bagi pasien lebih baik
2) Kerugian
Daerah pemaparan (lapangan operasi) lebih terbatas
Teknik relatif lebih sulit
Perdarahan akibat pemisahan fascia dari lemak lebih
banyak
d. Jenis Insisi Traversal
1) Insisi Pfannenstiel : Kekuatan pasca bedah baik, Paparan
bidang bedah kurang baik. Insisi kulit tranversal semilunar 2 cm
suprasimfisis.
2) Insisi Maylard : Paparan bidang bedah lebih baik dibanding
pfannenstiel. Dibanding insisi midline, nyeri pasca bedah
kurang, penyembuhan lebih kuat dan pelekatan minimal
namun, ekstensi ke bagian kranial sangat terbatas sehingga
akses pada organ abdomen bagian atas sangat kurang.
3) Insisi Cherney : Perbedaan dengan insisi maylard :
pemotongan m.rectus dilakukan pada origo di simfisis pubis;
Penyembuhan bedah dengan kekuatan yang baik dan paparan
bidang pembedahan terbatas.
SIRKUMSISI
A. PENGERTIAN SIRKUMSISI
Sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan preputium penis secara
melingkar dengan tujuan tertentu.
B. ALAT DAN BAHAN SIRKUMSISI
1. Minor Set :
a. Gunting mayo 1
b. Gunting kassa 1
c. Klem arteri 3-4
d. Pinset anatomis 1
e. Pinset sirurgis 1
f. Needle holder 1
2. Jarum jahit (kulit)
3. Benang catgut
Benang yang dipakai yang adsorbable atau diserap, bisa pakai
plain catgut (7hari) atau chromic catgut (20 hari)
4. Kassa steril
5. Duk steril
6. Plester
7. Sarung tangan steril
8. Anestesi lokal
Menggunakan lidocain HCl 2%, tidak disarankan dengan
campuran adrenalin.
9. Spuit
10. Povidon iodine 10%
11. Alkohol 70%
12. Kapas
13. Sufratulle atau salep antibiotik
14. Obat emergensi.
C. TAHAP-TAHAP SIRKUMSISI
1. Persiapan Pasien
a. Anamnesis:
1) Adakah kelainan hemostasis
Riwayat perdarahan lama setelah luka
Riwayat perdarahan lama setelah cabut gigi
Riwayat perdarahan saat menggosok gigi
Riwayat gampang lebam ketika kena benturan ringan
Riwayat operasi sebelumnya
Riwayat perdarahan lama pada keluarga
2) Adakah alergi obat
Ada reaksi gatal- gatal, merah- merah, pusing, pingsan
setelah makan makanan tertentu atau meminum obat
tertentu
3) Adakah penyakit DM atau gula atau riwayat DM dalam
keluarga
4) Adakah penyakit menular (hepatitis B, C, D, infeksi
oportunistik)
5) Riwayat penyakit lain
b. Pemeriksaan Fisik:
• Apakah anak demam, stress, ketakutan, ada penyakit
jantung-paru
• Phimosis, paraphimosis, hipospadia, epispadia
c. Informed consent
Harus sudah ditandatangani orang tua dan saksi
sebelum kita melaksanakan tindakan. Operator
menandatangani dan bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap pasien.
2. Pendekatan pada anak
a. Alihkan perhatian anak dengan mengajak ngobrol atau berdoa.
b. Jangan letakkan instrumen di tempat yang mudah terlihat.
c. Usahakan jangan didampingi orangtua agar anak tidak cengeng.
d. Usahakan anak tidak mendengar tangisan anak lain.
5. Lakukan Anestesi.
a. Blok (anestesi blok pada N. Dorsalis Penis)
1) Identifikasi pangkal penis, simpisis os pubis.
2) Suntik jarum tegak lurus di pangkal penis sampai menembus
fasia buch (sensasi menembus kertas), jika jarum ditarik
sedikit batang penis akan ikut sedikit terangkat, dan bila obat
disuntikkan tidak terjadi edema.
3) Aspirasi terlebih dahulu, masukkan obat anestesi 0,5-1 cc.
4) Jarum dicabut sedikit, miringkan 30 derajat ke kanan tusukkan
lagi, aspirasi, masukkan obat 0,5-1 cc.
5) Jarum dicabut sedikit miringkan 30 derajat ke kiri, aspirasi,
masukkan obat 0,5-1 cc.
6) Masase pangkal penis.
7) Ujilah dengan menjepit preputium untuk mengetahui respon
anak (tidak perlu ditanya sakit atau tidak tetapi lihatlah respon
muka atau kaki anak.)
b. Infiltrasi
1) Tarik dan regangkan batang penis.
2) Identifikasi pembuluh darah superfisial agar tidak hematom
atau obat anestesi masuk pembuluh darah.
3) Lakukan anestesi infiltrasi pada lapisan subkutan ventral
penis.
4) Aspirasi, bila tidak ada darah masukkan obat o,5 cc sambil
mencabut jarum perlahan-lahan.
5) Masase untuk mempercepat penyebaran obat.
6) Ujilah dengan menjepit preputium (tidak perlu ditanya sakit
atau tidak tetapi lihatlah respon muka atau kaki anak.)
*Teknik blok dan infiltrasi sering digunakan bersamaan, namun
bila teknik sudah benar sebenarnya cukup menggunakan salah
satu teknik saja.
6. Membebaskan perlengketan glands penis
a. Teknik klem
Menarik preputium ke proksimal kemudian klem dibuka
sambil didorong ke arah perlengketan.
b. Teknik kassa
Caranya sama, preputium ditarik dengan tangan kiri,
tangan kanan memegang kasa untuk membebaskan
perlengketan.
*Perlengketan dibebaskan hingga tampak corona glandis.
7. Membersihkan smegma
8. Memulai Pengguntingan dan Penjahitan
a. Pasang klem pada preputium di arah jam 6, 11, dan 1 dengan
ujung klem. Tujuannya sebagai pemandu tindakan sirkumsisi.
b. Lakukan pengguntingan kulit dorsum penis pada jam 12 sampai
dengan 0,3-0,5 cm dari corona glandis.
c. Lakukan jahit kendali.
d. Lalu jahit frenulum pada jam 6 dengan jahitan angka 8 atau 0
dengan kuat (berikan jarak 0,5-1 cm dari pangkal frenulum), klem
pada frenulum jangan dilepaskan karena sebagai pegangan atau
pemandu langkah selanjutnya.
e. Gunting secara melingkar dimulai dari dorsal pada titik jahitan jam
12 (samping frenulum) melingkari penis, sisakan mukosa sekitar
0,5 cm dari corona glandis. Pemotongan harus simetris dan sama
panjang antara kulit dan mukosa.
f. Kontrol perdarahan.
g. Rapikan bekas guntingan dengan jahitan terputus pada kulit dan
mukosa (jumlah jahitan bervariasi tergantung besar penis,
biasanya 2-3 jahitan)
h. Gunting sisa frenulum didepan jahitan.
i. Bersihkan penis dengan povidon iodine.
Instrumen pemotong
Instrumen pemegang
- Standard
- Adson
dissecting
forceps
2 Pinset sirurgis/ Untuk menjepit jaringan
jaringan/ tissue pada waktu diseksi dan
forceps/ surgical penjahitan luka, memberi
forceps tanda pada kulit sebelum
memulai insisi.
3 Pinset splinter/ Untuk mengadaptasi tepi-
pinset serpihan tepi luka (mencegah
overlapping), mengangkat
serpihan dan
mengeluarkannya dari
jaringan
jaringan
- Dalam
ukuran kecil
: klem
mosquito
- Dalam
ukuran lebih
panjang :
klem kelly/
rochester
6 Klem elis (allys) Untuk menjepit jaringan
yang halus dan menjepit
tumor kecil
memberikan pemaparan
yang lebih baik
4 Richardson Untuk menarik sayatan
retractor dalam perut atau dada
BENANG
A. Jenis Benang
Ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang jahit, yaitu jenis
bahannya, kemampuan tubuh untuk menyerapnya dan susunan filamentnya.
Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh kini
banyak dipakai. Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari
sampai tiga bulan tergantung jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit.
Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus
domba meskipun namanya catgut dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa
campuran dan catgat kromik yang bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut
murni diserap cepat, kira kira dalam waktu satu minggu sedangkan catgut kromik
diserap lebih lama kira kira 2-3 minggu.
Disamping itu ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, baik dari asam
poliglikolik maupun dari poliglaktin-910 yang inert dan memiliki daya tegang yang besar.
Benang ini dalam dipakai pada semua jaringan termasuk kulit. Benang yang dapat
diserap menimbulkan reaksi jaringan setempat yang dapat menyebabkan fistel benang
atau infiltrate jaringan yang mungkin ditandai adanya indurasi.
Benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh terbuat umumnya dari bahan yang
tidak menimbulkan reaksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik. Benang ini
dapat berasal dari sutera yang sangat kuat dan liat, dari kapas yang kurang kuat dan
mudah terurai, dan dari polyester yang merupkan bahan sintetik yang kuat dan biasanya
dilapisi Teflon. Selain itu terdapat juga benang nailon yang berdaya tegang besar, yang
terbuat dari polipropilen yang terdiri atas bahan yang sangat inert dan baja yang terbuat
dari baja tahan karat.
Karena tidak dapat diserap maka benang akan tetap berada di jaringan tubuh.
Benang jenis ini biasanya di gunakan pada jaringan yang sukar sembuh. Bila terjadi
infeksi akan terbentuk fistel yang baru dapat sembuh setelah benang yang bersifat
benda asing dikeluarkan.
Benang alami terbuat dari sutera atau kapas. Kedua bahan alami ini dapat
bereaksi dengan jaringan tubuh meskipun minimal karena mengandung juga bahan
kimia alami. Daya tegangnya cukup dan dapat diperkuat bila dibasahi terlebih dahulu
dengan larutan garam sebelum digunakan.
Bahan sintetik terbuat dari polyester, nailon atau polipropilen yang umumnya
dilapisi oleh bahan pelapis Teflon atau Dacron. Dengan lapisan ini, permukaannya lebih
mulus sehingga tidak mudah bergulung atau terurai. Benang mempunyai daya tegang
yang besar dan dipakai untuk jaringan yang memerlukan kekuatan penyatuan yang
besar.
Menurut bentuk untaian seratnya, benang dapat berupa monofilament bila
hanya terdiri dari satu serat saja, dan polifilamen bila terdiri atas banyak serat yang
diuntai menjadi satu. Cara menguntainya dapat sejajar dibantu bahan pelapis atau di
untai bersilang sehingga penampangnya lebih bulat, lebih lentur dan tidak mudah
bergulung.
1. Seide (silk/sutera)
Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan
perekat, tidak diserap tubuh. Pada penggunaan disebelah luar maka benang
harus dibuka kembali.
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai
teugel (kendali)
2. Plain catgut
Ukuran : 5,0-3
Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan
mengembang.
3. Chromic catgut
Ukuran : 3,0-3
Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari,
untuk menjahit tendo untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi
harus segera dilakukan.
4. Ethilon
Ukuran : 10,0-1,0
Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada
kulit, nomor yang kecil digunakan pada bedah mata.
5. Ethibond
Ukuran : 7,0-2
6. Vitalene
Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap. Kemasan
atraumatis
Warna : biru
Ukuran : 10,0-1
Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah
mata, plastic, menjahit kulit
7. Vicryl
Warna : ungu
Ukuran : 10,0-1
Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic
8. Supramid
9. Linen
Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh
minimum
Warna : putih
Ukuran : 4,0-0
Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat
tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul
Kemasan atraumatuk
Ukuran : 6,0-2
B. Ukuran Benang
Ukuran benang dinyatakan dalam satuan baku eropa atau dalam satuan metric.
Ukuran terkecil standar eropa adalah 11,0 dan terbesar adalah ukuran 7.