Anda di halaman 1dari 9

O

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN KLINIK :

Pengenalan, Penataan dan Pengelolaan Instrumen Bedah


di Kamar Operasi

Oleh :

Ns. Rondhianto, M.Kep


NIP : 198303242006041002

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2016
Modul 2. Pengenalan, Penataan dan Pengelolaan Instrumen Bedah di
Kamar Operasi

A. PENDAHULUAN
Sebelum kita membahas tentang cara penataan dan pengelolaan instrumen maka sebaiknya kita
mengerti dulu tentang scrub nurse atau instrumentator itu sendiri. Instrumentator adalah
perawat yang bertugas membantu kelancaran kerja selama operasi berlangsung. Tugas dari
perawat instrumen meliputi tiga tahap, yaitu sebelum, selama dan setelah tindakan operasi.
Sebelum pembedahan perawat instrumen harus cuci tangan steril, menyiapkan dan mengatur
instrumen. Selama pembedahan, setahap sebelum operator bekerja, scrub nurse harus sudah
siap dengan alat yang siap pakai. Kemudian membantu kelancaran operasi dengan melakukan
kerja sama yang baik dengan operator maupun asisten operator. Setelah luka pembedahan
ditutup (operasi selesai) maka scrub nurse bertugas untuk menutup luka, membereskan
peralatan dan merapikan alat/instrumen.

Instrumen sudah dikenal sejak beratus-ratus tahun yang lalu, yaitu semenjak digunakan obat
bius eter dan chloroform sekitar tahun 1846 dan mulai sejak itu perkembangan instrumen
berkembang dengan pesat. Kebanyakan instrumen bedah dibuat dari bahan stainless steel dan
diproduksi awalnya oleh negara Jerman, Perancis dan Amerika Serikat. Saat ini telah diproduksi
hampir di semua negara. Namun demikian tidak ada standar baku bagi pembuatan instrumen
bedah, sehingga kualitasnya berbeda-beda. Keanekaragaman dari peralatan bedah/instrumen
bedah dibentuk untuk tujuan yang sama, tercipta karena ada ketidakpuasan diantara para ahli
bedah terhadap peralatan yang tersedia.

B. DEFINISI
Instrumen adalah semua peralatan yang digunakan dan diperlukan untuk membantu proses
pembedahan baik langsung ataupun tidak langsung dan steril maupun tidak steril.

C. JENIS
Jenis-jenis instrumen operasi:
a. Instrumen steril : Basis set, slang, bengkok
b. Instrumen non steril : alat penunjang, spt: C-arm, tiang infus, dll.

D. PENGENALAN DAN PENAMAAN


Penamaan istrumen dapat diberikan berdasarkan:
a. Katalog instrumen : AESCULAP (Jerman), MARTIN, CADMAN, MEDICON, JMS (Jepang),
JMC (Jepang), SMIC (RRC).
b. Menggunakan bahasa inggris (retraktor), bahasa belanda (Schaar/Scharen) ataupun
bahasa jerman (Scheren) maupun bahsa-bahasa lainnya.
c. Diambil dari nama orang yang menemukan instrumen tersebut, seperti: gunting
metzenbound, klem Pean, Beb Kock, Klem Allis.
d. Berdasarkan kebiasaan kamar operasi setempat, misal : O-hak, hak pacul, dll.

E. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
a. Menjamin kelancaran tindakan operasi dan diagnostik di instalasi bedah sentral
b. Pelayananan pembedahan yang berkualitas.

2. Tujuan Khusus :
a. Mendukung tersedianya instrumen pembedahan siap pakai
b. Instrumen dapat dipergunakan secara optimal
c. Tindakan operasi dan diagnostik dapat berjalan dengan baik dengan instrumen bersih
dan bebas dari kuman patogen sehingga aman bagi pasien
F. INSTRUMEN BEDAH
Instrumen bedah dikelompokkan menjadi 4 kelompok utama, yaitu:
1. Kelompok Tajam
2. Kelompok Penjepit (klem/forceps)
3. Kelompok Pemegang (gasping/Holding)
4. Kelompok Penarik (retaraktor)
Kelompok yang lain: alat penghisap, jenis-jenis penduga, jenis kerokan, bougel, kateter logam.

1. Kelompok Tajam
Dirancang untuk incisi jaringan dan diseksi tulang. Jenis kelompok ini diantaranya adalah:
gunting, pisau bedah, bone cauter, pahat, gergaji, kuret, dermatom, dll.

a. Pisau Bedah
Merupakan instrumen terbaik untuk memotong. Mata pisau yang tajam memungkinkan untuk
memisahkan jaringan dengan trauma yang minimal.
Bentuk dan ukuran mata pisau dan tangkainya :
- Ukuran besar (20, 21, 22, 23, 24)
- Ukuran kecil ( 10, 11, 12, 15)

Gambar 7. Pisau Bedah/Mess

b. Gunting
Ada 3 macam gunting, yaitu :
1. Gunting Bedah/diseksi
Sifat gunting ini adalah lebih ringan, terbuat dari baja yang lebih baik (Mayo, Metzenbound)
(steril)
2. Gunting Benang
Bentuknya lurus dengan ujung tumpul, digunakan untuk mengunting benang dan kassa,
softratule pada saat operasi (steril)
3. Gunting Verband
Gunting yang digunakan untuk mengunting perban ataupun hipafik. Gunting ini tidak steril.
Gambar. 8. Gunting Gambar 9. Scapel ddilengkapi mess

Gambar 10. Klem Pean

2. Kelompok Penjepit
Digunakan untuk menjepit pembuluh darah, pemegang dan penarik. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah klem hemostatik, klem babcoch, klem elis, towel clip. Gambar di samping
adalah salah satu jenis klem pean

3. Kelompok Pemegang
Digunakan untuk memgang jaringan, diseksi tulang, retraksi atau pemegang jaringan saat
menjahit. Kelompok ini meliputi : pinset, pemegang kassa, pemegang jarum (nail foder).

Gambar 11 dan 12. Kelompok penjepit dan pemegang

4. Kelompok Penarik
Digunakan untuk menarik tepi luka agar lapangan operasi menjadi lebih luas dan memadai
tetapi kerusakan jaringan sangat minim.. Meliputi :
- Retraktor pemegang : rake retraktor, plain retraktor
- Retraktor otomatis : retraktor balfour, retraktor finochieto.
Gambar 13. Contoh Alat Penarik

G. PRINSIP PEMBUATAN SET STANDAR


1. Memenuhi empat kelompok instrumen
2. Urutan jenis instrumen sesuai penggunaan
3. Biasakan menggunakan bahasa katalog
4. Cantumkan nomer catalog untuk tiap item instrumen
5. Sesuaikan jumlah item dengan kasus

H. PERAWATAN INSTRUMEN
1. Gunakan instrumen sesuai dengan kegunaan
2. Pisahkan alat-alat tajam dan halus dengan alat-alat kasar (buat tempat khusus) dan beri
lapisan saat sterilisasi
3. Selama operasi berlangsung bersihkan segera instrumen dari darah yang menempel
pada permukaan atau celah-celah instrumen sehingga tidak sampai kering
4. Sesudah pelaksanaan operasi ikuti prosedur yang berlaku
5. Rendam semua alat bekas pakai menggunakan larutan natrium hipoklorit 0,5% atau
larutan enzimatik selama 10 menit (dekontaminasi)
6. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan plastik
7. Keluarkan semua peralatan dari larutan perendam
8. Urai/buka pengunci alat-alat agar dapat membersihkan tiap-tiap bagian tersebut dengan
baik
9. Gosok setiap permukaan peralatan dengan sikat lunak menggunakan detergent lunak
10. Bilas peralatan secara sempurna dengan air kran dan keringkan dengan pemanas
khusus atau handuk
11. Beri instrumen dengan minyak pelumas intrumen (parafin)
12. Khusus alat-alat yang tajam dan halus dilindungi dengan kassa pembungkus, baik saat
penyimpanan atau streilisasi.

I. TEKNIK MENATA INTRUMEN


1. Prinsip-prinsip penataan intrumen steril :
a. Diurutkan sesuai dengan fungsi instrumen selama pembedahan
b. Ditata dalam dua baris untuk mempermudah pengambilan
c. Instrumen yang jarang penggunaannya bisa diletakkan terpisah supaya meja mayo
tidak terkesan penuh, yang penting kita menggingat tempatnya.
d. Jangan sekali-kali meletakkan jarum diatas kassa.
e. Jumlah intrumen yang disiapkan sesuai dengan kebutuhan
f. Siapkan segala instrumen yang kira-kira diperlukan di bawah meja instrumen yang
belum dibuka sehingga mempermudah sirkuLasi nurse.

2. Prinsip Penataan instrumen non steril :


Penempatan alat-alat ini pada prinsipnya tidak mengganggu kerja operator, asisten dan
perawat intrumen serta tidak mengganggu mobilisasi tim bedah lainnya (seperti : dokter
anastesi dan perawat anastesi).

Contoh penataan set standar di meja mayo:

11 10 9 8 7 12

6 5 4 3 2 1

Keterangan :
1. Scapel + mess : 1/1
2. Pinset anatomis/sirurgis : 2/2
3. Gunting benang/ Jaringan : 2/2
4. Klem pean kecil/sedang/besar + klem ovarium : 6/2/2 + 2
5. Kocher : 4
6. Hak sedang/besar : 4 /2
7. Klem usus/elis : 2
8. Duk Klem : 6
9. Nail Foder : 2
10. Jarum benang : Chromik O: fasia, Plain 2/0: sub cutis, Silk/ethilon 3/0: kulit
11. Tumor Klem : 2
12. Kassa : 4 Meter

J. INDIKASI
Indikasi dilakukannya penataan instrumen adalah untuk :
1. Memperlancar kegiatan operasi dan diagnostik
2. Menjaga sterilitas alat-alat operasi dan alat-alat diagnostik
3. Menjaga keselamatan klien dari bahaya injury maupun kontaminasi kuman
4. Menjaga keutuhan alat agar tidak cepat rusak

K. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


1. Penataan instrumen dilakukuan oleh srub nurse sebelum dan setelah prosedur
srubbing, gowning dan gloving.
2. Penataan sebelum prosedur srubbing, gowning dan gloving meliputi penataan alat-alat
operasi non steril dan membuka penutup meja alat operasi steril dan membuka
lapisan pertama dari bungkus bak set instrumen steril
CEK LIST EVALUASI PRAKTIKUM
PENATAAN INSTRUMEN BEDAH
PSIK-UNIVERSITAS JEMBER

NAMA MAHASISWA :
NIM :
HARI/TANGGAL :

ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI JUMLAH


(BO) 0 1 2 (ΣN X BO)
NM
A. TAHAP PERSIAPAN 20
1. Persiapan Perawat:
a. Lakukan pengkajian: baca catatan keperawatan dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain membantu
jika perlu
e. Perawat memakai set baju operasi
f. Siapkan peralatan
g. Lakukan scrubbing, gowning dan gloving.
2. Persiapan Alat:
a. Meja mayo
b. Meja instrumen steril
c. Meja instrumen non steril
d. Sloop
e. Karet Sloop
f. Set instrumen basis, berisi:
Scapel + mess : 1/1
Pinset anatomis/sirurgis : 2/2
Gunting benang/ Jaringan : 1/1
Gunting Metzenbound : 1
Klem pean kecil/sedang/besar : 4/2/2
Klem Ovarium : 2
Kocher : 4
Hak sedang/besar : 4/2
Klem usus / elis : 2
Duk Klem : 6
Nail Foder sedang/besar : 2/2
Jarum benang atraumatik: 1
- Chromik 0 : Fasia
- Plain 2/0 : Sub Cutan
- Silk/Ethilon 3/0 : Kulit
Tumor Klem : 2
Kom kecil ; 2
Kassa : 4 Meter
g. Korentang
h. Benang lyofil : 1(sesuai kebutuhan)
i. Desinfektan : Betadine 10%, Alkohol 70 %
j. Kassa secukupnya
k. Bengkok dan tempat sampah

3. Persiapan Pasien:
Posisikan klien di meja operasi sesuai dengan posisi fungsional

Jumlah Nilai (A)


B. TAHAP KERJA 60
1. Jelaskan prosedur, tujuan, dan lamanya tindakan (pada dosen
penguji)
Sebelum prosedur scrubbing, gowning dan gloving lakukan:
2. Tata alat non steril pada tempat yang tidak mengganggu jalannya
operasi.
3. Pasang semua alat yang diperlukan untuk proses operasi, seperti:
diatermi dan suction,
4. Nyalakan lampu operasi dan tata meja operasi sesuai kebutuhan
pasien.
5. Cek desinfektan dan alat-alat seperti : benang, Mess, dll
6. Buka korentang dari pembungkusnya.
7. Buka set gaun steril dengan teknik tanpa singgung letakkan di
meja steril
8. Ambil set basis steril, buka dengan teknik tanpa singgung dan
letakkan di tempat/meja steril.
9. Ambil pack sarung tangan dan buka dengan prinsip steril.
Letakkan di tempat/meja steril.
10. Ambil mess sesuai ukuran, buka dan tempatkan di tempat steril
11. Lakukan tindakan scrubbing, gowning dan gloving

Setelah tindakan scrubbing, gowning dan gloving


12. Berdiri di belakang meja mayo
13. Atur ketinggian meja mayo sesuai dengan kebutuhan
14. Pasang Sloop dan karet sloop dengan teknik asepsis
15. Ambil set steril dari meja instrumen steril dan letakkan set steril
berada di atas meja mayo
16. Lepaskan kain pelapis dan letakkan kembali bak instrumen set
steril diatas meja intrumen steril
17. Ambil 2 buah kom steril dari dalam bak set steril dan minta
perawat omloop untuk menuangkan betadin dan alkohol ke
dalam kom
18. Ambil kassa secukupnya dan masukkan ke dalam kom.
19. Persilahkan asisten operator/operator untuk melakukan
desinfeksi lapangan operasi. (bisa juga dilakukan srub nurse
dengan prosedur asepsis)
20. Ambil instrumen dan tata intrumen steril sesuai kebutuhan
(sesuai gambar).
21. Minta pertolongan dari perawat sirkuler untuk mengambilkan
benang. Potong benang dengan gunting benang steril dengan
prinsip steril .
22. Pasang benang pada jarumnya
23. Pasang mess pada scapel mess dengan bantuan klem lurus.
24. Pastikan instrumen sudah di tata seseuai kebutuhan dan tidak
mengguggu kelancaran proses operasi
25. Ambil 2 buah duk pasang secara horizontal, pasang bersama
operator dan asisten operator.
26. Ambil 1 buah duk pasang secara vertikal, persilahkan operator
dan asisten operator untuk memasangnya
27. Ambil 2 buah duk klem berikan kepada asisten operator
28. Ambil 1 buah duk pasang secara vertikal, lalu jepit dengan duk
klem
29. Tutup permukaan lapangan operasi dengan duk lubang.
30. Sesuaikan ukuran lubang duk dengan medan operasi pasien,
pasang duk klem jika perlu.
31. Operasi bisa dilakukan
Jumlah Nilai (B)
C. TAHAP TERMINASI/EVALUASI 10
1. Cek tindakan yang telah dilakukan meliputi; sterilitas, prinsip
aseptik dan kontaminasi selama tidakan penataan instrumen
Jumlah Nilai : C
D. DOKUMENTASI 10
1. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam catatan perawatan
Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP
Jumlah Nilai : D
TOTAL NILAI :
(A + B + C + D)

Keterangan :
0 : tidak dilakukan sama sekali Jember, Agustus 2008
1 : dilakukan dengan tidak Dosen penguji,
sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna

NIP.
REFERENSI
Shodiq, Abror, 2004, Teknik Asepsis Dan Anti Sepsis, Intalasi Bedah Sentral RS. Dr. Sardjito
Yogyakarta, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta
Sjamsulhidayat, R dan Wim de Jong, 1998, Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi, EGC, Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. And Brenda G. Bare, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.1,
EGC, Jakarta
Wibowo, Soetamto, dkk, 2001, Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga University Press,
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai