Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)


“CUCI TANGAN BEDAH”

RUANG IBS

OLEH :
NAMA : DWI ARYANI
NIP / NIK :-
PEMINATAN : Medikal Bedah
PK : II

RSUD RA KARTINI JEPARA


TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang – Undang Kesehatan Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
pasal 32 menyatakan bahwa “ Setiap pasien mempunyai hak memperoleh keamanan
dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.” Salah satunya
yaitu dengan menghindari adanya risiko infeksi nosokomial di rumah sakit dan
mencegah terjadinya kerugian pada pasien yang diakibatkan kesalahan dari petugas
medis, para medis, atau non medis (Depkes RI, 2013).Infeksi nosokomial adalah
infeksi yang terjadi di Rumah Sakit yang diakibatkan karena ada transmisi organisme
patogen yang didapat pasien dalam waktu 3 x 24 jam pertama masa hospitalisasi.
Menjalankan salah satu tindakan universal precautionyaitu mencuci tangan
pada setiap penanganan pasien di rumah sakit merupakan cara yang paling ampuh
untuk mencegah terjadinya infeksi nosocomial (Potter & Perry, 2015). Tindakan
mencuci tangan merupakan salah satu cara mudah untuk memutus terjadinya infeksi
nosocomial. Penggunaan hand rub berbasis alcohol dengan konsentrasi 60 – 80%
telah direkomendasikan oleh WHO untuk mengurangi mikroorganisme penyebab
infeksi nosocomial (WHO, 2016). Didukung oleh Maunah, N., (2013) dalam
penelitiannya mengatakan bahwa mencuci tangan dengan hand rub berbasis alcohol
dapat menurunkan jumlah koloni mikroorganisme di tangan petugas kesehatan di
rumah sakit.
Kamar bedah adalah salah satu ruang atau unit dalam suatu rumah sakit yang
khusus untuk melakukan tindakan pembedahan baik segera (emergency) maupun
yang berencana (elective) yang membutuhkan keadaan suci hama atau steril (Depkes
RI, 2009). Tata ruang kamar bedah dibagi menjadi 3 daerah menurut sterilitasnya,
yaitu daerah terbatas (unrestricted area), daerah semi terbatas (semirestricted area),
dan daerah terbatas (restricted area) (HIPKABI, 2014). Ruang pre operasi merupakan
area yang semi terbatas dan merupakan ruang transfer pasien dari bangsal ke kamar
bedah dimana terdapat peralatan yang dibawa dari ruangan akan dibawa ke ruang pre
operasi. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa semua peralatan yang dibawa
dari ruangan seperti tempat tidur pasien, alat tenun yang terpasang pada pasien
terpapar oleh bakteri dari bangsal, oleh karena itu perawat kamar bedah harus
menjalankan universal precaution cuci tangan supaya pasien tidak mengalami infeksi
nosokomial yang diperoleh saat di rumah sakit yang akan menyebabkan hambatan
dalam proses kesembuhan pasien. Kebersihan tangan merupakan salah satu indikator
patient safety yang harus dijalankan oleh petugas di rumah sakit, maka meningkatnya
pelaksanaan petugas dalam cuci tangan juga berarti meningkatnya kualitas pelayanan
terutama di Kamar Bedah.
B. Tujuan
1. Untuk mengurangi issue yang muncul terkait pelaksanaan cuci tangan bedah di
ruang IBS
2. Untuk mengurangi kemungkinan penyebab munculnya issue terkait cuci tangan
bedah di ruang IBS
3. Untuk mengetahui rencana tindak lanjut untuk mengatasi issue yang muncul
terkait cuci tangan bedah di ruang IBS
BAB II
LAPORAN HASIL DISKUSI

A. Masalah Isu Yang Muncul


1. Kurangnya ketaatan perawat dalam melakukan cuci tangan bedah di ruang
IBS
B. Pembahasan
Kurangnya kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan bedah
- Memerlukan beberapa tahap dan waktu yang lama saat cuci tangan bedah
- Padatnya jadwak operasi yang banyak tidak sebanding dengan jumlah ruang
operasi
- Adanya beberapa perawat yang tidak patuh karena kurangnya memahami cuci
tangan bedah
- Fasilitas tempat cuci tangan bedah yang kurang memadai dan kualitas air yang
tidak baik kadang berpasir.
Dalam hal cuci tangan bagi petugas medis yang menjalankan tugas di Ruang
Operasi, baik sebelum maupun setelah melakukan operasi. Peran perawat sebagai
pelaksana merupakan pelaksana terdepan dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi nosokomial (Potter & Perry, 2015).
Kebersihan tangan perawat menjadi hal yang penting karena tangan petugas
kesehatan merupakan vehicle paling sering untuk terjadinya infeksi nosokomial.
Kebersihan tangan meliputi cuci tangan dan disinfeksi tangan adalah ukuran
pencegahan yang utama. Cuci tangan juga merupakan prosedur satu-satunya yang
paling penting untuk mencegah infeksi nosokomial.Inweregbu, Dave & Pittard
(2015) menyatakan bahwa 40% penularan infeksi di rumah sakit disebabkan oleh
tindakan mencuci tangan yang tidak tepat oleh petugas kesehatan.
Sementara itu beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku perawat dalam
melakukan universal precaution di kamar bedah adalah pengetahuan, sikap,
motivasi, dan fasilitas (Khoidrudin, A., Pohan, V Y., & Riwayati, 2017). Hal ini
menunjukkan bahwa peran perawat sangat penting dalam proses terjadinya infeksi
nosokomial. Langkah awal mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan ke pasien merupakan tindakan yang mutlak dilakukan. Menurut Susiati
(2018), tujuan cuci tangan adalah untuk mengangkat mikroorganisme yang ada di
tangan, mencegah infeksi silang (Cross Infection), menjaga kondisi steril,
melindungi diri dan pasien dari infeksi. Hasil penelitian mengenai pola kuman dari
infeksi luka operasi oleh Barung, S, dkk (2017) mengungkapkan bahwa jenis
bakteri Gram negative adalah mikroorganisme yang paling banyak ditemukan dan
yang tersering adalah Pseudomonas aeruginosa. Hal ini terjadi salah satunya karena
perilaku petugas kesehatan dalam mencuci tangan di ruang operasi.
Cuci tangan bedah adalah tindakan untuk membersihkan tangan dengan
menggunakan sikat dan sabun (larutan antiseptik), di bawah air mengalir untuk
mengangkat tanah, kotoran, minyak, losion dan mikroorganisme dari tangan serta
lengan tim bedah agar steril.
Teknik cuci tangan bedah yang benar mengacu pada Standar Operasional
Prosedur (SOP) Rumah Sakit. Prosedur cuci tangan ini dijalankan dengan dua
proses, yaitu:
1. Proses Mekanik; untuk mengangkat kotoran dan mikroorganisme sementara
(Transit Mikroorganisme) dengan gesekan.
2. Proses Kimiawi: untuk mengurangi bakteri kulit yang menetap (Resident Skin
Bakteria) dan mikroorganisme non aktif menggunakan bahan mikrobisida.
TUJUAN CUCI TANGAN BEDAH
 Menghilangkan kotoran, minyak, lotion, maupun mikroorganisme dari tangan
dan lengan selama pembedahan.
 Menurunkan jumlah mikroorganisme dengan menggunakan antiseptik yang
memiliki efek residual lama.
 Mempertahankan kondisi aseptik pada tangan selama operasi.
TAHAP PERSIAPAN
Persiapan Personal
 Memakai APD lengkap.
 Kuku jari tangan pendek, bersih dan bebas cat kuku.
 Cincin dan jam tangan dilepas.
 Lengan baju digulung 10 cm di atas siku.
 Tidak ada luka dikulit.
 Memilih cairan anti septik yang tepat.
Persiapan Alat
 Air mengalir dari kran yang memenuhi syarat.
 Bak untuk cuci tangan.
 Sikat lembut dan
 Cairan antiseptik.
 Pembersih kuku.
 Handuk steril.
 Tempat sampah.
LANGKAH-LANGKAH CUCI TANGAN BEDAH
 Membuka kran air otomatis atau kran manual dengan siku tangan atau lutut atau
kaki.
 Membasahi tangan dan lengan sampai 5 cm di atas siku di bawah air mengalir.
 Buka kemasan sikat/spon lalu membersihkan kuku dengan menggunakan
pembersih kuku di bawah air mengalir.
 Mengambil sikat dan spongs.
 Menuangkan larutan antiseptik secukupnya (5 ml), melumuri dan menggosok
seluruh permukaan tangan sampai 5 cm di atas siku dengan clorheksidin 4%
(spons tetap di tangan).
 Menyikat kuku jari pada masing-masing tangan selama satu menit.
 Membuang sikat dan spons tetap di tangan lalu membilas dengan air mengalir
mulai dari tangan sampai siku hingga bersih.
 Lumuri kembali tangan sampai ¾ lengan dengan menggunakan clorheksidin 4%,
gunakan spons untuk membersihkan tangan kiri dan kanan (Mulai dengan
menggosok telapak tangan selama 15 detik, punggung tangan 15 detik kemudian
seluruh jari secara berurutan. Setiap jari digosok seolah mempunyai 4 sisi pada
masing-masing tangan selama 30 detik. Lalu membuang spon. Kemudian dibilas
di bawah air mengalir sampai bersih).
 Lumuri kembali dengan clorheksidin 4% pada tangan sampai pergelangan, gosok
tangan selama 1 menit untuk kedua tangan. (Masing-masing tangan 30 detik),
kemudian bilas di bawah air mengalir sampai bersih.
 Biarkan air mengalir dari arah tangan sampai ke siku untuk mencegah
kontaminasi.
 Pertahankan posisi tangan agar lebih tinggi atau sejajar dengan bahu.
 Pastikan larutan antiseptik untuk cuci tangan kontak dengan tubuh dalam waktu
yang direkomendasikan.
 Menutup kran air dengan siku atau kaki jika tidak menggunakan kran otomatis.
 Pertahankan posisi tangan saat munuju kamar operasi.
 Gunakan punggung Anda untuk membuka kamar bedah jika tidak tersedia pintu
otomatis.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT MENJALANKAN
PROSEDUR CUCI TANGAN
 Sebelum cuci tangan lepas semua perhiasan.
 Tidak diperbolehkan cuci tangan apabila terdapat luka terbuka, luka bakar atau
lesi pada kulit tangan atau lengan.
 Lengan baju digulung di atas siku.
 Lamanya proses cuci tangan sekitar 3-5 menit.
 Pada saat cuci tangan, setiap kontaminasi atau gangguan mengharuskan untuk
mengulangi kembali semua urutan cuci tangan dari awal.
 Posisi tangan harus selalu lebih tinggi dari siku karena air yang mengalir dari
siku merupakan air kontaminan.
 Ingat, tangan perlu disikat sebersih mungkin tapi kulit tidak pernah steril.
.
C. Rencana Tindak Lanjut
No Isu Kegiatan Indikator
1 Kurangnya ketaatan 1. Mensosialisasikan - Perawat ruang IBS
perawat dalam SOP tentang cuci mengerti tentang
melakukan cuci tangan tangan bedah pemahaman cuci
bedah di ruang IBS 2. Memonitor tangan bedah
perawat dalam - perawat ruang IBS
melakukan cuci melakukan cuci
tangan bedah oleh tangan bedah sesuai
kepala ruang atau SPO
koordinator
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Cuci tangan bedah adalah membersihkan tangan dengan menggunakan sikat halus
dan sabun antiseptik dibawah air mengalir untuk mengangkat debu, kotoran, minyak
atau lotion maupun microorganisme dari tangan dan lengan pada anggota tim bedah
yang akan melakukan prosedur pembedahan. Cuci tangan ini bertujuan untuk
menghilangkan kotoran, minyak, lotion maupun microorganisme dari tangan dan
lengan selama pembedahan atau selama mungkin, menurunkan jumlah
microorganisme dengan menggunakan antiseptik yang memberikan efek residual
selama mungkin, mempertahankan kondisi aseptik pada tangan selama proses operasi
dan ada persiapan - persiapan tersendiri untuk melakukan cuci tangan bedah.
B. Saran
Diharapkan manajemen kamar bedah untuk selalu mengingatkan kembali pada
saat pergantian dinas kepada para perawat yang bertugas di ruang IBS selalu mencuci
tangan sebelum tindakan operasi menggunakan sikat halus dan sabun antiseptik
dibawah air mengalir.
Daftar Hadir Pesrta

Diskusi Refleksi Kasus (DRK)

No Nama Tanda Tangan

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

Jepara,……………….2022
Kepala Ruang

( Edy Kristianto, S.Kep., Ns )

Anda mungkin juga menyukai