Tenaga medis
harus memiliki pemahaman dasar untuk dapat menghitung tetesan infus karena setiap pasien
memiliki kebutuhan infus yang berbeda. Simak cara menghitung tetesan infus di artikel
berikut.
1. Cairan pemeliharaan
Infus pemeliharaan pada umumnya diberikan kepada pasien yang tubuhnya tidak mampu
memenuhi kebutuhan elektrolit, namun masih belum berada pada tahap kritis atau kronis.
Cairan pemeliharaan digunakan untuk menyediakan cairan dan elektrolit yang cukup untuk
memenuhi insensible losses (500-1000 mL), mempertahankan status normal tubuh, dan
memungkinkan ekskresi ginjal dari produk-produk limbah (500-1500 mL).
Lebih spesifik lagi, cairan infus yang bisa digunakan adalah NaCl 0,9%, glukosa 5%, glukosa
salin, dan ringer laktat atau asetat. Pemberian cairan infus biasanya ditentukan atau dengan
rekomendasi dokter atau tenaga kesehatan yang sesuai.
2. Cairan pengganti
Infus pengganti diberikan kepada pasien yang tubuhnya kekurangan elektrolit serta memiliki
gangguan seputar redistribusi cairan internal.
Cairan ini pada umumnya diperuntukkan pada pasien yang mengalami gangguan saluran
pencernaan seperti ileostomy, fistula, drainase nasogastrium, dan drainase bedah atau
gangguan saluran kencing seperti saat periode pemulihan gagal ginjal akut.
3. Cairan khusus
Pada umumnya cairan khusus yang dimaksud adalah cairan kristaloid seperti natrium
bikarbonat 7,5% atau kalsium glukonas. Cairan khusus digunakan untuk membantu
meredakan gangguan keseimbangan elektrolit yang terjadi pada tubuh. Salah satu cairan
elektrolit yang terkadang dibutuhkan oleh anak-anak hingga dewasa adalah Cairan Wida
Ringer Laktat (Rp20.200).
4. Cairan nutrisi
Cairan nutrisi diberikan kepada pasien yang mengalami kondisi tidak mau makan, tidak boleh
makan, atau tidak dapat makan melalui mulut. Infus ini berisi nutrisi dan akan langsung
dimasukkan ke dalam tubuh. Nutrisi dalam bentuk cairan dapat diberikan kepada pasien yang
memiliki:
Gangguan penyerapan makanan: fistula enterokunateus, atresia intestinal, kolitis
infektiosa, maupun penyumbatan usus halus.
Kondisi usus pasien harus beristirahat: pankreatitis berat, status preoperatif dengan
malnutrisi berat, angina intestinal, stenosis arteri mesenterika, dan diare berulang.
Gangguan motilitas usus: ileus yang konstan, pseudo-obstruksi, dan skleroderma.
Gangguan makan: muntah konstan, gangguan hemodinamik, dan hiperemesis
gravidarum.
Pertama-tama Anda harus menyiapkan peralatan dasar seperti jarum dan alat suntik yang
akan digunakan untuk mengeluarkan obat atau cairan dari botol ke pasien. Anda juga
memerlukan flush yang akan digunakan untuk mendorong obat ke dalam tubing intravena
atau kantong cairan.
Metode pemberian cairan infus ada 2 sesuai dengan diameter lubang tetesan infus. Metode ini
biasa disebut set makro dan set mikro.
Set makro
Dalam proses pemasangan infus untuk 1 mL cairan infus, tenaga medis akan
membuka lubang tetesan infus dengan diameter besar sehingga tetesan yang keluar
berjumlah sedikit. Tetesan cairan infus pada set makro harus disesuaikan tergantung
tujuan dan isi infusnya.
Set mikro
Sebaliknya, dalam proses pemasangan infus untuk 1 mL cairan infus, tenaga medis akan
membuka lubang tetesan infus dengan diameter kecil sehingga tetesan yang keluar lebih
banyak. Sama seperti set makro, tetesan cairan infus pada set mikro harus disesuaikan
tergantung tujuan dan isi infusnya.
Penentuan metode pemberian ini akan ditentukan sesuai kondisi pasien dari rekomendasi dan
instruksi dokter. Tetapi pada umumnya pemberian cairan akan diberikan sesuai kental
tidaknya cairan. Misalkan cairan tersebut bening dan encer, perawat dapat memasang infus
20 tetes/1 mL. Sebaliknya, cairan yang lebih kental akan dipasangkan dengan jumlah tetesan
yang lebih sedikit seperti 15 tetes/1 mL.
Cairan tetes infus dapat dihitung dengan menggunakan mesin otomatis. Tenaga kesehatan
hanya perlu memasukkan jumlah cairan dan waktu yang diperlukan untuk cairan tersebut
masuk ke dalam tubuh.
Perhitungan dengan manual ini harus menggunakan jumlah tetesan per menit (TPM) infus.
Tetesan cairan infus harus disesuaikan dengan perkiraan seberapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk masuk ke dalam tubuh pasien.Contohnya, jika waktu yang dibutuhkan
hanya dalam beberapa menit, maka harus diukur dengan menggunakan satuan waktu menit
Tenaga kesehatan harus mengetahui sisa waktu pemberian infus untuk mengantisipasi ketika
cairan infus habis dan perlu diganti.
Tenaga kesehatan perlu mengetahui TPM infus, faktor tetesnya, dan sisa volume cairan infus.
Lalu dihitung dengan rumus berikut:
Demikian cara menghitung tetesan infus sesuai dengan metodenya dan jenis infus. Pemberian
infus harus selalu dilakukan dengan rekomendasi dokter dan sesuai dengan kondisi pasien.
Baik itu cairan infus nutrisi seperti Otsu D10 500 ml - 500 ml - Cairan infus 500ml (Rp
22.100) hingga cairan albumin seperti Octalbin 25% - 100 ml - Infus human albumin 100ml
(Rp 2.681.200).
Ingin konsultasi dengan dokter untuk masalah kesehatan Anda? Anda bisa berkonsultasi
dengan dokter umum tepercaya Lifepack. Nikmati kemudahan konsultasi melalui WhatsApp
di link ini.