PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang sering
dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya infeksi yang akan
menambah tingginya biaya perawatan dan waktu perawatan. Tindakan pemasangan infus
akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar yang telah
cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik)
untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.(Yuda, 2010)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
- Kesimpulan yang berguna untuk memberikan resume dari penjelasan isi makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat
mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam vena dalam
volume relatif banyak. Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) merupakan
pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh
vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari
tubuh.
Pemberian cairan intravena (infus) yaitu memasukan cairan atau obat langsung
kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan
infus set (potter,2005). Tindakan infus diberikan pada kliendengan dehidrasi, sebelum
transfusidarah, pra dan pasca bedah sesuaiprogram pengobatan, serta klien yangsistem
pencernaannya terganggu.
1. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
2. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
Pengganti cairan dan elektrolit secara parenteral diganti melalui cairan infus yang
diberikan seara langsung kedalam darah bukan asupan melalui sistem cerna. Pengantian
parenteral meliputi pemberian nutrisi parenteral total (NPT) , terapi cairan dan elektrolit
Peralatan akses vaskular (vaskular akses devices, PAV) terdiri dari kateter, kanula,
tempat-tempat infus yang dirancang untuk akses berulang kesistem vaskuler dalam
panjang. Tempat masuknya infus (infusition port) lebih aman dari pada kateter yang
dipasang secara perifer dan terbukti meningkatkan mekanisme penghantaran terapi intra
vena jangka panjang. ketetr sentral yang dimasukkan secara perifer (peripherally inserted
mengoreksi gangguan cairan dan elektrolit, misalnya seorang klien yang menderita luka
bakar derajat 3 yang mengenai 40% permukaan, berda dalam kondisi sakit yang kritis dan
harus mengidentifikasi larutan yang benar, peralatan, dan prosedure yang dibutuhkan
Tipe larutan banyak tersedia larutan elektrolit siap pakai. Kategori larutan elektrolit
terbagi menjadi : isotonik , hipotonik dan hipertonik. Suatu larutan bersifat isotonik
yang memiliki osmolaritas kurang dari osmolaritas plasma dan larutan hipertonik ialah
larutan yang memiliki osmolaritas lebih besar dari osmolaritas plasma. Secara umum,
cairan isotonik digunakajn untuk penggantian volume ekstrasel (misal, kelebihan volume
cairan setelah muntahyang berlangsung lama). Keputusan untuk menggunakan larutan
selang intravena menjadi aman dan cepat kerna cairan dimasukkan kealiran darah nmaka
membutuhkan tekhnik steril. Peralatan standar meliputi larutan dan selang intravena
elektrolit,vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara
adekuatmelalui oral.
Terdiri dari kateter, kanula, tempat-tempat infus yang dirancang untuk akses
berulang kesistem vaskuler dalam panjang. Tempat masuknya infus (infusition port) lebih
aman dari pada kateter yang dipasang secara perifer dan terbukti meningkatkan
mekanisme penghantaran terapi intra vena jangka panjang. ketetr sentral yang
mengoreksi gangguan cairan dan elektrolit, misalnya seorang klien yang menderita luka
bakar derajat 3 yang mengenai 40% permukaan, berda dalam kondisi sakit yang kritis dan
harus mengidentifikasi larutan yang benar, peralatan, dan prosedure yang dibutuhkan
Tipe larutan banyak tersedia larutan elektrolit siap pakai. Kategori larutan elektrolit
terbagi menjadi : isotonik , hipotonik dan hipertonik. Suatu larutan bersifat isotonik
yang memiliki osmolaritas kurang dari osmolaritas plasma dan larutan hipertonik ialah
larutan yang memiliki osmolaritas lebih besar dari osmolaritas plasma. Secara umum,
cairan isotonik digunakajn untuk penggantian volume ekstrasel (misal, kelebihan volume
selang intravena menjadi aman dan cepat kerna cairan dimasukkan kealiran darah maka
membutuhkan tekhnik steril. Peralatan standar meliputi larutan dan selang intravena
Meliputi tiang infus, label untuk botol infus dan selang IV, plester, penyangga
lengan, set infus, penyaring dan alat pengatur aliran. Label yang membuat informasi
seperti beriku : nama pasien dan nomer identifikasi jumlah larutan utama dan jumlah
total: kecepatan aliran, tanggal persiapan dan kadaluarsa, syarat penyimpanan (jika
dapat disimpan), nama orang yang menyiapkan dan mengganti infus. Setiap selang
juga harus diberi label dengan informasi mengenai tanggal dan waktu penggantungan
3. Ukuran tetesan T
(10-15tts/ml) sistem tetesan makro harus dipilih bila diperlukan jumlah larutan yang
4. Vent
Vent memungkinkan udara untuk masuk kedalam botol yang vakum dan untuk
menggantikan larutan karena larutan mengalir keluar. Tidak seperti botol kaca yang
kaku, wadah IV yang fleksibel tidak memerlukan Vent selang yang tepat harus di
5. Port IV
Port di perlukan untuk memberikan infus dan obat-obat sekunder. Set aliran kontinue
di design dengan katup pemeriksaan balik (Back check valve) yang menungkinkan
6. Tabung Volumetrik
Tabung volumetrik set IV digunakan untuk memberikan obat atau cairan dalam dosis
yang kecil selama priode waktu yang ditentukan. Tabung volumetrik sering
digunakan pada anak-anak dan diruang perawatan intensif ICU untuk mengurangi
7. Pertimbangan penyaring IV
Flebitis yang berhubungan dengan infus umm terjadi dan dapat akibat dari partikel-
partikel dan mikroba-mikroba dalam sistem IV atau iritasi yang disebabkan oleh
kateter IV. Penyaring IV didesign untuk menyaring partikel-partikel yang sangan
a. Klem
Setiap set pemberian IV mempunyai satu klem atau lebih untuk mengatur aliran.
kecepatan aliran. Klem geser juga dapat menghentikan atau memulai aliran IV
b. Alat-alat bantu
Alat bantu yang mengatur aliran dapat ditambahkan pada set pemberian untuk
Alat-alat elekrolit mengalirkan cairan dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi
kemampuan untuk menambahkan tekanan pada infus pada kondisi aliran yang
terbatas. Alah pengontrol tidak dapat menambahkan tekanan pada jalur sampai
timbul tahanan.
D. PUNGSI VENA
Pungsi vena adalah sebuah keterampilan yang merupakan dasar untuk terapi IV
dan dapat dipelajari dan dikembangkan melalui praktik yang sering. Pungsi Vena adalah
sebuah teknik yang digunakan untuk memungsi vena secara transkutan dengan
menggunakan pemflon yang kaku dan tajam (mis.jarum kupu-kupu atau jarum logam)
yang sebagian dilapisi oleh kateter plastik atau dengan jarum yang dipasangkan ke spuit.
Tujuan umum pungsi vena adalah mengambil spesimen darah , memasukan obat,
memulai infus iv , dan menginjeksi radioque atau alat perekam jejak radio aktrif untuk
pemeriksaan khusus. Perawat yang mengkaji klien untuk melihat daerah fungsi vena
tertentu yang tidak boleh dispungsi. Umumnya perawat pertama-tama harus mencari vena
di daerah distal dan kemudian didaerah proksimal karena klien yang berusia sangat muda
dan lasia memiliki vena yang rapuh. Perawat harus menghindari vena dengan mudah
bergesesr atau rapuh seperti vena di permukaan bawah tangan. Klien yang gemuk
memiliki masalah saat akan disfungsi vena karena sulitnya untuk mencari vena
supervisial. klien yang kurus juga sulit untuk disfungsi vena Papan penompang tangan
digunakan untuk mengurangi gerakan ekstremitas saat infus IV dialirkan atau untuk
Peralatan intravena lain meliputi wadah larutan, berbagai tipe selang,dan peralatan
pengendalian volume. Seringkali obat antibiotik yang disuntikan, seperti ampisilin, dapat
ditambahkan kedalam kantung larutan IV berukuran kecil yang berisi 50 sampai 100 ml
dan dipiggyback-kan: ke dalam selang utama untuk diberikan selama 30 sampai 60 menit.
gagal ginjal atau gagal jantung, dan klien yang menderita penyakit kritis, untuk mencegah
masuknya volume infus dalam jumlah besar secara tiba-tiba, dan kecepatannya tidak
terkontrol.
perawatan mengkaji klien untuk mencari tempat pungsi teknik yang digunakan untuk
memungsi vena secara transkutan dengan mwnggunakan pemflon yang kaku dan tajam
yang sebagian dilapisi oleh kateter plastik atau dengan jarum yang dipasangkan spuit.
Tujuan umum pungsi vena adalah mengambil spesimen darah, memasukan obat, melalui
infus IV , dan menginjeksi radiopaque atau alat perekam jejak radioaktif untuk
pemeriksaan khusus.
Perawat yang mengkaji klien untuk melihat daerah pungsi vena harus
yang tidak boleh dipungsi. Apabila kemungkinan, semua klien sebaiknya menggunakan
ekstremitas yang tidak dominan. Umumnya perawat pertama-tama harus mencari vena
didaerah distal dan kemudian kedaerah proksimal. Karena klien yang berusia sangat
muda dan lansia memiliki vena yang rapuh, perawat harus menghindari vena yang
dengan mudah bergeser atau rapuh, seperti vena dipermukaan dorsal tangan.
Klien yang gemuk memiliki masalah saat akan dipungsi vena karena sulitnya
mencari vena superficial. Klien yang kurus juga sulit untuk di pungsi vena , vena tersebut
aga rapuh dan akibatnya yang dapat terjadi adalah perawat sudah memungsi seluruh vena,
infiltrasi, atau trombosis (bekuan). Daerah yang terinfeksi berwarna merah, kenyal,
Daerah yang terinfeksi tidak digunakan karena bahaya invasi bakteri dari
permukaan kulit kedalam aliran darah. Tempat pungsi vena yang umum digunakan ialah
tangan dan lengan. Namun, vena-vena superfisial di kaki dapat digunakan jika klien
dalam kondisi tidak dapat berjalan dan kebijakan mengizinkan hal tersebut. Penggunaan
kaki untuk tempat pemasangan IV lebih umum dilakukan pada klien pediatrik , tetapi
Setelah menentukan lokasi tempat pungsi vena, perawat dengan teliti menjelaskan
prosedur kepada klien. Perawat harus menjelaskan alasan diprogramkannya infus, hasil
yang diharapkan dari tindakan tersebut, dan harapan perawat terhadap klien. Kateter yang
berukuran besar, yang dimasukan ke dalam vena sentral, seperti vena subklavia,
digunakan untuk memantau tekanan vena sentral dan untuk menghantarkan volume
Mengatur kecepatan aliran infus. cairan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.
Setelah infus IV difiksasi dan selang IV paten, perawat harus mengatur kecepatan infus
sesuai dengan program dokter. Kecepatan infus yang terlalu lambat dapat menyebabkan
kolaps kardiovaskular dan sirkulasi yang lebih lanjut pada klien yang mengalami
dehidrasi, syok , atau menderita penyakit kritis. Kecepatan infus yang terlalu cepat dapat
menyebabkan beban cairan berlebihan, yang sangat berbahaya pada beberapa gangguan
mencegah pemberian
Pompa infus mengatur aliran cairan IV. Pompa ini dirancang untuk mengalirkan
jumlah cairan tertentu selama periode waktu tertentu atau untuk mengalirkan cairan
Kepatenan jarum IV atau kateter memiliki makna bahwa jarum dan kateter terbuka,
adanya aliran balik darah ke selang infus. Apabila tidak ada aliran balik ke darah dan
cairan infus tidak mengalir dengan mudah pada saat klien penggeseran dibuka maka
LANGKAH RASIONAL
1. Observasi tanda dan gejala yang Karena gangguan cairan dan elektrolit
5. Vena leher datar atau distensi cairan atau retensi yang terjadi. Perubahan
13. Kebingungan
2. Pelajari kembali, program penggantian Pungsi vena adalah suatu teknik invasif ,
volume)
4. Selang intravena
yodium-povidon
6. Turniket
dibutuhkan
9. Plester
tangan klien
11. Tiang IV
13. Gown IV
4. Identifikasi klien dan jelaskan prosedur. mengurangi rasa cemas dan meningkatkan
Ganti gaun klien menjadi gaun khusus kerjasama, membuat gaun lebih mudah
di sebelah kanan)
kateter
LANGKAH RASIONAL
benar pemberian obat.Pastikan bahwa dan harus diperiksa dengan cermat untuk
tersebut.
5. Tempatkan klem yang dapat digeser Jarak klem yang dekat dengan bilik tetesan
lantai.
ujung tempat masuknya alat set infus. menyentuh ujung insersi selang yang
gelembung udara.
7. Pilih vena distal untuk digunakan Apabila terjadi sklerosis atau kerusakan
10. Pasang turniket 10-12 cm diatas tempat Aliran arteri yang terhenti mencegah
denyut distal.
berdilatasi adalah memukul-mukul vena jarum dengan cepat dan lancar setelah
12. Kenakan sarung tangan sekali pakai Mengurangi pemaparan pada organism
yodium-providan.Biarkan sampai
30 detik.
berlawanan dengan arah insersi 5-7 cm, risiko menusuk vena sampai tembus
1. ONC : insersi bevel ( bagian ujung 2. Tekanan vena yang meningkat akibat
membentuk sudut 20-300, searah aliran balik darah ke dalam selang atau
terhadap tempat pungsi vena yang menusuk kulit dan memasukkan kateter
dengan bevel dibagian atas,sekitar 1 3. Lihat aliran balik melalui selang jarum
cm dari arah distal ketempat pungsi kupu-kupu atau bilik aliran balik darah
vena).
15. Stabilkan kateter dengan salah satu Mengurangi aliran balik darah
16. Hubungkan adapter jarum infuse ke hub Dengan menghubungkan set infuse dengan
ONC atau jarum jangan sentuh titik tepat, kepatenan vena dicapai
hub ONC
17. Penggeser untuk memulai aliran infus Lepaskan klem Memungkinkan aliran
18. Fiksasi kateter IV atau jarum - Mencegah kateter lepas dari vena tanpa
- Berikan sedikit larutan atau salep mengurangi resiko infeksi local atau
pungsi vena dan hub kateter. Jangan mengganti selang tanpa mengganggu
menempel di balutan
2,5 cm
balutan IV
terapi cairan
19. Tulis tanggal waktu pemasangan selang Memberikan data yang cepat tentang
IV, ukuran jarum dan tanda tangan serta tanggal insersi IV dan dapat diketahui
20. Atur kecepatan aliran untuk mengoreksi Mempertahankan kecepatan aliran larutan
mikroorganisme
21. Buang sarung tangan dan persendian memberikan evaluasi tipe dan julah cairan
yang digunakan serta cuci tangan yang diberikan kepada klien secara
adekuat.
22. Observasi klien setiap jam untuk mencatat dimulainya terapi IV sesuai
cairan
3. Mengatur Kecepatan Aliran IV
LANGKAH RASIONAL
- Buka pengatur tetesan dan observasi obat ini harus mengikuti lima benar untuk
sampai 3 L.
2. Kenali factor tetesan dalam bentuk alat tetes mikro, yang juga disebut
- Baxter 10 tts/ml
3. Pilih salah satu formula berikut untuk setelah kecepatan setiap jam ditentukan,
setelah menghitung jumlah ml/jam. aliran yang benar dalam jumlah tts/mnt
infuse = ml/jam
volume dangan jam misalnya : dengan kecepata yang tetap selam periode
ml/perjam
tts/mili.
menghitung jumlah tetesan dalam bilik Menentukan apakah cairan yang sedang di
tetesan selama 1 menit dengan jam alirkan terlalu cepat atau lambat
tangan dan kemudian atur klem
bilik tetesan dibawh asl tetesan di atas Pompa infus mengalirkan cairan
dengan aliran (misalnya, di bagian Pompa infus tidak sempurna dan tidak
bawah selang yang terdekat dengan bhwa monitor elektronik tidak menditeksi
berada pada posisis terbuka saat Mencegah selang IV agar tidak kering
berbunyi.
Peralatan pengontrol volume
tersebut.
kecepatan aliran.
10. Observasi klien setiap satu jam untuk Apabila timbul tanda fdan gejala dehidrasi
menentukan respon treapi IV dan upaya atau hidrasi yang berlebihan, maka
flebitis.
11. Catat kecepatan infus , tetes/menit dan Memcatat bahwa aliran IV yang
4. Mengganti Larutan Intravena
LANGKAH RASIONAL
program /instruksi dokter dan siapkan prosedur adalah klien yang benar.
pastikan bahwa larutan benar dan diberi ditulis untuk KVO, ganti larutan setiap
2. Siapkan untuk mengganti larutan jika mencegah udara masuk selang IV dan
sisa cairan didalam botol kurang dari 50 mempertahankan kepatenan selang dan
3. Pastikan bahwa bilik tetesan masih tetap mengalir cairan IV ke vena pada saat
cairan yang lama. Apabila cairan IV lama dengan larutan yang baru dengan
6. Geser klem penggeser untuk menurunkan mencegah kosongnya bilik tetesan dari
larutan IV yang lama dan pasangkan ke dalam bilik tetes (langkah 3) dan untuk
ujungnya.
9. Gantung kantung atau botol larutan yang memungkinkan gaya gravitasi membantu
baru. Buang kantung atau botol yang pengaliran cairan IV ke dalam bilik
lembaga.
10. Periksa adanya udara diselang, jika ada mengurangi resiko terbentuknya embolus
dalam selang.
11. Pastikan bilik tetesan berisi larutan. mengurangi resiko kebocoran selang IV.
12. Atur kecepatan aliran sesuai dengan memperbaiki keseimbangan cairan dan
5. Menggangti Selang Intravena
LANGKAH RASIONAL
Tanggal yang tertera pada selang Darah lengkap atau produk komponen
1) Selang infus
baru :
Kasa steril erukuran 2 X 2 atau
balutan transparan.
providon.
Swab alcohol
berpindah tempat.
5. Buka set infus yang baru, pertahankan memungkinkan perawat memiliki akses
penutup pelindung di atas spike infus dan yang siap untuk pemasangan set infus
tempat insersi untuk jaru kupu-kupu atau yang baru dan mempertahankan sterilitas
6. Kenakan sarung tangan tidak steril sekali mengurangi resiko terpaparnya virus HIV
malalui darah.
tempat tidur dekat dengan tempat pungsi untuk adapter jarum steril yang baru
8. Apabila jarum atau hub kateter tidak hub jarum harus dapat diakses untuk
terlihat, geser balutan IV. Jangan memungkinkan transisi yang lancar saat
melepaskan plester yang memfiksasi melepas selang yang lama dan masukkan
9. Geser klem penggeser pada selang IV mencegah supaya larutan tidak tumpah
yang baru, pada posisi menghentikan setelah kantung atau botol cairan yang
11. Dengan selang lama yang masih menyediakan surplus di dalam bilik
terpasang, tekan bilik, tetesan dan isi tetesan sehingga terdapat cukup cairan
mengganti selang
12. Hentikan aliran larutan di selang yang memungkinkan cairan terus mengalir
lama dan gantung bilik tetesan di atas melalui kateter semantara selang yang
13. Pasang spike insersi selang yang baru memungkinkan mengalirnya larutan
kedalam larutan IV yang lama dan kedalam selang infus yang baru
14. Tekan dan lepaskan pada bilik tetesan memungkinkan bilik tetesan terisi cairan
15. Buka klem penggeser, lepaskan mengeluarkan udara dari selang dan
penutup pelindung dari adapter jarum menggantinya dengan cairan.
16. Adapter jarum pada selang IV yang akan memungkinkan insersi selang yang
baru diletakkan antara kasa berukuran 2 baru ke dalam hub jarum dengan lancar
17. Klem penggeser pada selang yang lama mencegah tumpahnya cairan saat selang
18. Stabilkan hub kateter atau jarum IV, mencegah pergeseran kateter atau jarum
tarik keluar selang yang lama dengan secara tidak sengaja. Mencegah
dalam hub.
19. Buka klem penggeser pada selang yang memungkinkan larutan memasuki kateter
20. Atur tetesan IV sesuai dengan program mempertahankan aliran infus pada
jam.
21. Pasang balutan yang baru, jika perlu mengurangi resiko infeksi bakteri dari
kulit.
22. Buang selang yang lama dan sarung mengurangi penularan minkroorganisme.
23. Evaluasi kecepatan aliran dan observasi mempertahankan kecepatan terapi IV dan
tempat sambungan untuk melihat menentukan apakah alat perangkat
24. Catat penggantian selang dan larutan mencatat prosedur dan mencatat bahwa
pada catatan klien dan letakkan sehelai tindakan untuk mempertahankan sterilitas
cairan pada bilik tetesan, catat cairan keperawatan, mengenai waktu pengantian
dan haluaran.
6. Mengganti Balutan IV
LANGKAH RASIONAL
Kaji waktu penggantian balutan IV terakhir kali diganti. Selain itu, perawat
Observasi sistem IV untuk melihat bakteri pada tempat pungsi vena atau
Kassa steril ukuran 2×2 atau balutan prosedur secara efisien dan aman
transparan
Pengangkat plester
Kapas alcohol
polyurethane film
pribadinya.
5. Kenakan sarung tangan sekali pakai Mengurangi resiko kontak dengan bakteri
dengan arah pertumbuhan rambut klien tanpa sengaja, yang dapat terjadi jika
atau lepaskan plester dan kasa dari selang kateter terjerat antara dua lapisan
ditempat.
flebitis, atau bekuan atau jika dokter membasahi tempat tidur, klien, perawat,
Geser klem penggeser pada selang Memeriksa kateter atau jarum untuk
lepaskan plester yang memfiksasi jarum Mencegah kateter atau jarum bergeser
membersihkan kulit dan mengangkat sisa plester yang baru untuk merekat dengan
plester. baik pada kulit.
LANGKAH RASIONAL
memutar dimulai dari tempat pungsi kea kontaminasi silang dari bakteri dikulit
rah luar dengan menggunakan yodium yang dekat tempat pungsi vena.
selam 30 detik.
2. Tukar lembaran plester perekat yang berada Mencegah kaeter atau jarum bergesr
3. Oleskan salep atau berikan larutan yodium Larutan atau salep yodium povidon
4. Pasang kasa berukuran 2×2 atau balutan Memberikan barier untuk melawan
5. Fiksasi selang intravena dengan lembaran Mencegah jarum atau plester bergeser
1. Cairan hipotonik
osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke
tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel
“mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi
diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis
tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45%
2. Cairan Isotonik
komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada
pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah
pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan
3. Cairan hipertonik
elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan
1) Kristaloid
garam fisiologis.
2) Koloid
Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar
darimembran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya
hipertonik, dandapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah
Contoh :
Natrium Klorida 0,9 %, Komposisi : NaCl : 4,5 gr, Air untuk injeksi : 500 ml,
Klorida, NaCl : 3,0 gr, Kalium Klorida, KCl : 0,15 gr Kalsium Klorida,
CaCl2.2H2O : 0,1 grAir untuk injeksi : 500 ml, Osmolaritas : 274 mOsm/l, Na + :
130 mEq/l, K+ : 4 mEq/l, Cl– : 109,5 mEq/l, Ca2+ : 2,7 mEq/l, Laktat (HCO3¯) :
27,5 mEq/l
Glukosa 5%. Komposisi : Glukosa, C6H12O6. H2O : 25,0 gr, Air untuk injeksi :
500 ml, Osmolaritas : 280 mOsm/l, Setara dengan : 800 KJ/l (190 kkal/1
G. MACAM-MACAM CAIRAN INFUS
1. ASERING
Indikasi:
demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat,
trauma.
Komposisi:
Na 130 mEq
K 4 mEq
Cl 109 mEq
Ca 3 mEq
Keunggulan:
Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang
Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik
Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada
Indikasi:
Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada
Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100
ml/jam
Indikasi:
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit
dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan
4. KA-EN MG3
Indikasi :
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit
dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan
5. KA-EN 4A
Indikasi :
Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai
Na 30 mEq/L
K 0 mEq/L
Cl 20 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 40 gr/L
6. KA-EN 4B
Indikasi:
Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
hipokalemia
Komposisi:
Na 30 mEq/L
K 8 mEq/L
Cl 28 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 37,5 gr/L
7. Otsu-NS
Indikasi:
Untuk resusitasi
8. Otsu-RL
Indikasi:
Resusitasi
Asidosis metabolik
9. MARTOS-10
Indikasi:
Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi
10. AMIPAREN
Indikasi:
Luka bakar
Infeksi berat
Kwashiorkor
Pasca operasi
11. AMINOVEL-600
Indikasi:
Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca
operasi)
12. PAN-AMIN G
Indikasi:
Tifoid
Penghitungan kecepatan aliran perlu untuk melengkapi pemberian cairan dan obat-boatan
berikut ini:
Untuk menghitung tetesan per menit untuk volume cairan yang ditetapkan dalam ml/jam ,
60 mnt
Jika obat piggyback IV volume kecil diberikan melalui jalur IV yang sama sebagai infuse
yang kontinu, infuse IV tidak akan tepat waktu kecuali waktu yang dibutuhkan untuk
yang diperlukan untuk infuse piggyback dari periode 24 jam sebelum menghitung tetesan
Obat piggypack
3000 ml + 23
1 23
Flebitis didefinisikan sebagai inflamasi vena yang disebabkan baik oleh iritasi kimia
maupun mekanik. Hal ini dikarakteristikan dengan adanya daerah yang memerah dan
hangat di sekitar daerah penusukan atau sepanjang vena, nyeri atau rasa lunak di
daerah penusukan atau sepanjang vena atau pembengkakan. Insiden flebitis meningkat
sesuai dengan lamanya pemasangan jalur intravena, komposisi cairan atau obat yang
di infuskan (pH dan tonisitasnya), ukuran dan tempat kanula dimasukan, pemasangan
jalur IV yang tidak sesuai dan masuknya mikroorganisme pada saat penusukan.
penusukan setiap jam, dan menempatkan kateter atau jarum dengan baik.
vena. Hal ini dikarateristikkan dengan adanya nyeri yang terlokalisasi, kemerahan,
rasa hangat, dan pembengkakan di sekitar tempat penusukan atau sepanjang vena,
imobilisasi ekstremitas karena rasa tidak nyaman dan pembengkakan kecepatan aliran
kompabilitas.
Hematoma terjadi sebagai akibat dari kebocoran darah ke jaringan sekitar tempat
penusukan. Hal ini disebabkan karena pecahnya dinding vena yang berlawanan selama
penusukan vena, jarum bergeser keluar vena, dan tekanan yang tidak sesuai yang di
Bekuan(clotting) pad jarum merupakan komplikasi lokal yang lain. Hal ini karena
selang IV tertekuk, kecepatan aliran yang terlalu lambat, kantong IV yang kosong,
atau tidak memberikan aliran setelah pemberian obat atau larutan interrmiten. Tanda
dan gejalanya adalah penurunan kecepatan aliran dan aliran darah b kembali ke selang
IV.
I. Evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set. Tujuannya adalah
3. Sebagai makanan bagi pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui mulut.
Salah satu tindakan untuk mengatasi masalah atau gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit adalah dengan pemberian cairan melalui infus. Pemberian
cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan
Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk penggantian caian tubuh dan
memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat
inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau
setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obatan
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
untuk Bidan. Jakarta: Salemba Medika.