Anda di halaman 1dari 18

PENGEMBANGAN KETEPATAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS

MELALUI PAPAN PENCATATAN PENGGANTIAN INFUS

Disusun Oleh :

BOUGENVILLE I
LEMBAR PERSETUJUAN

Kerangka acuan kerja yang disusun oleh Bougenville I dengan judul

Pengembangan Ketepatan Pemberian Cairan Infus Melalui Papan Pencatatan

Penggantian Infus ini telah diperiksa dan disetujui untuk direalisasikan.

Rembang, 10 Desember 2021

Kepala Ruang Bougenvil I PPJA Bougenville I

Hariyati, SST Siti Zulfa, S.kep. Ns


NIP 19820112 200801 2 007
NIP 19780606 200212 2 010

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi infus merupakan salah satu tindakan yang paling sering diberikan kepada
pasien yang menjalani rawat inap sebagai jalur terapi intravena (IV), pemberian obat,
cairan dan pemberian produk darah atau sampling darah. (Alexander, Corigan,
Gorski, Hankins, & Perucca, 2010).
Menurut Perry & Potter (2001, dalam Gayatri & Handayani, 2008) mengatakan
bahwa pemberian terapi infus diinstruksikan oleh dokter tetapi perawatlah yang
bertanggung jawab pada pemberian serta mempertahankan terapi tersebut pada
pasien. Sedangkan Scales (2009) menjelaskan peran perawat dalam terapi infus
bukan hanya untuk pemberian agen medikasi, tetapi lebih luas meliputi pemasangan
alat akses IV, perawatan, monitoring, dan yang paling penting adalah pencegahan
infeksi.
Kebanyakan tugas untuk perawatan pasien ditangani oleh perawat. Tugas
tersebut antara lain memberikan obat dan memeriksa kondisi pasien secara berkala
sesuai dengan jadwal, termasuk mengganti kantong infus pasien saat cairan infus
mendekati habis. Akan tetapi sering kali terjadi banyaknya pasien tidak sebanding
dengan banyaknya perawat, terlebih dimalam hari perawat yang bertugas lebih
sedikit dibandingkan siang hari. Tenaga perawat yang sedikit berdampak pada
banyaknya pelayanan yang dapat diterima pasien. Salah satu masalah yang sering
terjadi adalah keterlambatan penggantian kantong cairan infus yang habis.
Pemberian cairan infus perlu diperhatikan dengan baik, sehingga dapat
berdampak baik bagi pasien. Selain kadar cairan infus yang diterima, pemasangan
infus harus diperhatikan. Cairan infus dimasukkan melalui jarum infus yang
ditusukkan pada pembuluh vena pasien. Ketika cairan infus yang sudah habis dan
terlambat diganti, maka darah dari pembuluh vena akan masuk kedalam selang infus
karena adanya perbedaan tekanan udara pada kantong infus. Selain naiknya darah
menuju selang infus, dapat terjadi juga masuknya gelembung udara yang terdapat

3
pada kantong infus ke dalam pembuluh darah vena atau dapat disebut dengan Emboli.
Masuknya gelembung udara kedalam pembuluh darah vena dapat menyebabkan
kematian dikarenakan peredaran darah akan menjadi terhambat, dan oksigen yang
dibutuhkan tubuh tidak dapat disalurkan melalui darah, sehingga organ tubuh
manusia akan kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian.
Maka untuk meminimalisir resiko habisnya infus dan keterlambatan perawat
dalam penanganan hal tersebut, dirancang sebuah inovasi dengan biaya yang minimal
tetapi efisien yaitu berupa pembuatan papan pencatatan penggantian infus di ruang
nurse station dimana dengan mempertimbangkan ketepatan jenis cairan infus yang
di berikan tiap pasien, perhitungan jumlah tetesan dan lamanya infus yang akan habis.
Sehingga hal tersebut mempermudah perawat untuk melakukan pemantauan cairan
infus pada banyak pasien sekaligus tanpa harus mengunjungi tiap-tiap ruang rawat.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana mengembangkan asuhan keperawatan pada pasien dalam ketepatan
pemberian cairan infus melalui papan pencatatan penggantian infus ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat mengembangkan asuhan keperawatan pada pasien dalam ketepatan
pemberian cairan infus melalui papan pencatatan penggantian infus.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui konsep dasar tetesan infus.
b. Dapat mengetahui cara penghitungan tetesan infus.
c. Dapat mengetahui cara pelaksanaan kegiatan pemberian cairan infus melalui
papan pencatatan penggantian infus.

4
D. Manfaat
Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengembangan ilmu keperawatan
dan dapat memperluas ilmu khususnya mengenai ketepatan pemberian cairan infus
pada pasien.

Manfaat Praktis
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
a. Perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadarannya tentang
pentingnya pengaturan cairan infus bagi pasien sehingga pelayanan yang
diberikan semakin baik dan berkualitas.
b. Dapat mempermudah kinerja perawat dalam mengontrol kadar infus sehingga
tidak terjadi keteledoran dalam pergantian cairan secara cepat, efisien dan
akurat sesuai kebutuhan pasien
2. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan mengenai ketepatan pemberian cairan infus.
3. Bagi Pasien
Mencegah terjadinya kesalahan yang bisa berakibat fatal bagi pasien,
misalnya ketika cairan infus habis udara dengan mudah masuk ke dalam tubuh
pasien yang sangat beresiko bagi pasien.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Tetesan Infus


1. Pengertian Menghitung Tetesan Infus
Menghitung tetesan infus adalah pemberian cairan intravena yaitu
memasukkan cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam
jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set. Tindakan ini dilakukan
pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai
pengobatan, serta klien yang tidak bisa makan dan minum melaui mulut.
2. Alat-alat Pengontrol Aliran Tetesan Infus
a. Klem
Setiap set pemberian IV mempunyai satu klem atau lebih untuk mengatur
aliran. Klem putar menyesuaikan diameter selang dan memperlambar atau
meningkatkan kecepatan aliran. Klem geser juga dapat menghentikan atau
memulai aliran IV dan harus tidak digunakan bersama dengan klem putar.
b. Alat-alat bantu
Alat bantu yang mengatur aliran dapat ditambahkan pada set pemberian
untuk mengontrol kecepatan tetesan yang lebih tepat daripada klem putar.
c. Pompa dan alat pengontrol IV
Alat-alat elekrolit mengalirkan cairan dengan tingkat akurasi yang lebih
tinggi kemampua untuk menyembunyikan alarm jika terjadi sumbatan
dapat membantu identifikasi masalah-masalah aliran sedini mungkin.
Pompa mempunyai kemampuan untuk menambahkan tekanan pada infus
pada kondisi aliran yang terbatas. Alah pengontrol tidak dapat
menambahkan tekanan pada jalur sampai timbul tahanan.
Mengatur kecepatan aliran infus. Cairan yang terlalu cepat atau terlalu
lambat. Setelah infus IV difiksasi dan selang IV paten, perawat harus
mengatur kecepatan infuse sesuai dengan program dokter. Kecepatan infus
yang terlalu lambat dapat menyebabkan kolaps kardiovaskular dan

6
sirkulasi yang lebih lanjut pada klien yang mengalami dehidrasi, syok ,atau
menderita penyakit kritis. Kecepatan infus yang terlalu cepat dapat
menyebabkan beban cairan berlebihan, yang sangat berbahaya pada
beberapa gangguan ginjal, kardiovaskular, dan neurologis. Perawat
menghitung kecepatan infuse untuk mencegah pemberian.
Pompa infuse mengatur aliran cairan IV . Pompa ini dirancang untuk
mengalirkan jumlah cairan tertentu selama periode waktu tertentu atau
untuk mengalirkan cairan berdasarkan kecepatan aliran atau tetesan per
menit.
Kepatenan jarum IV atau kateter memiliki makna bahwa jarum dan
kateter terbuka, sehingga larutan dapat mengalir. Perawat dapat mengkaji
kepatenan IV dengan menurunkan kantung larutan IV dibawah ketinggian
tempat insersi dan mengobservasi adanya aliran balik darah keselang infus.
Apabila tidak ada aliran balik kedarah dan cairan infuse tidak mengalir
dengan mudah pada saat klien penggeseran dibuka maka mungkin terdapat
bekuan di ujung kateter.
3. Perlengkapan dan Peralatan Infus
a. Memilih Set pemberian
Pemilihan set IV tergantung pada kebutuhan ada situasi tertentu.
b. Ukuran tetesan T
Tabung tetesan memberikan tetesan mikro (60tts/ml) atau tetesan makro
(10-15tts/ml) sistem tetesan makro harus dipilih bila diperlukan jumlah
larutan yang banyak atau tetesan yang cepat.
c. Vent
Vent memungkinkan udara untuk masuk kedalam botol yang vakum
dan untuk menggantikan larutan karena larutan mengalir keluar. Tidak
seperti botol kaca yang kaku, wadah IV yang fleksibel tidak memerlukan
Vent selang yang tepat harus di pilih untuk botol IV yang fleksibel atau
kaku.

7
d. Port IV
Port di perlukan untuk memberikan infus dan obat-obat sekunder. Set
aliran kontinue di design dengan katup pemeriksaan balik (Back check
valve) yang menungkinkan piggyback bekerja dan mulai diinfuskan
kembali setelah piggyback lengkap.
e. Tabung Volumetrik
Tabung volumetrik set IV digunakan untuk memberikan obat atau
cairan dalam dosis yang kecil selama priode waktu yang ditentukan.
Tabung volumetrik sering digunakan pada anak-anak dan diruang
perawatan intensif ICU untuk mengurangi resiko sejumlah besar cairan di
infuskan terlalu cepat.
f. Pertimbangan penyaring IV
Flebitis yang berhubungan dengan infus umum terjadi dan dapat akibat
dari partikel-partikel dan mikroba-mikroba dalam sistem IV atau iritasi
yang disebabkan oleh kateter IV. Penyaring IV didesign untuk menyaring
partikel-partikel yang sangan kecil dan mimroba-mikroba dari infus IV.
4. Faktor Tetesan
a. Makro/Dewasa
- Faktor tetes Otsuka — 1cc = 15 tetes
- Faktortetes Terumo — 1 cc = 20 tetes
b. Mikro/Pediatric set 1cc : 60 tts/mnt
5. Mengatur Kecepatan Tetesan Infus
Lekukan atau pelintiran pada selang dapat menurunkan aliran. Apabila
selang terpelintir dibawah balutan IV, perawat harus membuka balutan tersebut
untuk meluruska selang. Seringkali kecepatan aliran kembali lagi setelah selang
diluruskan. Klien juga dapat menghambat aliran infus dengan berbaring atau
menduduki selang. Tinggi kantung IV dapat mempengaruhi kecepatan aliran.
Menaikknan tinggi kantung dapat meningkatkan aliran akibat adanya gaya
gravitasi.

8
Posisi ekstremitas dapat menurunkan kecepatan aliran, terutama jika
tempat insersi di pergelangan tangan atau di siku. Kadang-kadang penggunaan
papan penyangga lengan membantu mempertahankan ekstensi sendi. Kadang-
kadang pilihan terbaik bagi klien adalah memasang infus di lokasi yang baru.
Namun,sebelum menghentikan infuse yang dirintangi oleh posisi
ekstremitas,perawat harus yakin bahwa klien memiliki vena lain yang dapat
diakses.
Hal-hal yang mempengaruhi kecepatan aliran IV tersebut dapat terjadi
setiap saat pada setiap klien. Ketika merawat klien yang terpasang infus, perawat
harus mengkaji tempat dan infus sekurang-kurangnya setiap jam.
Anak- anak,lansia, klien dengan trauma kepala berat, dan klien yang rentan
terhadap kelebihan beban cairan harus dilindungi dari peningkatan volume infus
cairan yang tiba-tiba. Peningkatan mendadak dapat terjadi tanpa disengaja.
Misalnya ,klien yang gelisah dapat melonggarkan klem penggeser akibat gerakan
mendadak yang ia lakukan, atau kecepatan aliran dapat meningkat tanpa disengaja
pada saat klien berjalan.peningkatan volume cairan IV yang tiba-tiba dapat
menyebabkan spenyakit yang serius atau kematian. Peralatan pengontrol
volume,seperti Volutrol atau buret ,dapat mencegah peningkatan volume yang
tiba-tiba.
Peralatan pengontrol volume ditempatkan di antara kantung IV dan ujung
insersi selang set infus atau mungkin merupakan bagian dari set infus.
Kebanyakan peralatan pengontrol dapat menampung 150 ml. perawat biasanya
menempatkan cairan untuk dialirkan selama dua jam didalam buret. Apabila
perawat tidak kembali memeriksa klien tepat satu jam , selang IV tidak akan
mongering. Selain itu , jika terjadi peningkatan kecepatan aliran IV secara tidak
sengaja, klien akan menerima persediaan cairan paling banyak untuk dua jam
,bukan 500 atau 1000 ml cairan.

9
B. Cara Penghitungan Tetesan Infus
Tiga hal yang perlu diperhatikan pada saat mengatur tetesan infus, yaitu volume
(mL) cairan yang dibutuhkan, waktu yang dibutuhkan untuk menambahkan cairan
tersebut, dan usia pasien.
1. Rumus Menghitung Cairan Tetesan Infus Berdasarkan Usia
- Pada pasien dewasa
Tetesan/menit = Volume cairan yang dibutuhkan x Faktor tetesan
Total waktu (jam) x 60 menit
- Pada pasien anak-anak
Tetesan/menit = Volume cairan yang dibutuhkan x Faktor tetesan
Total waktu (jam) x 60 menit
Keterangan :
Pada pasien anak-anak, faktor tetes yang digunakan adalah faktor mikro
(60 tetes/menit). Dengan demikian, rumus jumlah tetesan yang diperlukan per
menit adalah sebagai berikut :
Tetesan/menit = Volume cairan yang dibutuhkan
Total waktu (jam)
 Rumus Menghitung Cairan Tetesan Infus Berdasarkan Waktu 
Rumus untuk mengetahui beberapa tetes per menit
*N = Jumlah tetesan dalam menit
- Rumus untuk mengetahui beberapa ml per jam ml / jam =
( Tetes x 60 )
Faktor Tetes
- Rumus untuk mencari beberapa ml / 24 jam ml / 24
jam = ( Tetes x 24 x 60 )
Faktor Tetes

10
BAB III
INDIKATOR KEBERHASILAN DAN CAPAIAN HASIL

A. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu :
1. Perawat dapat menerapkan sistem pengembangan ketepatan pemberian cairan
infus menggunakan papan pencatatan penggantian infus pada kegiatan sehari hari
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
2. Angka kejadian keterlambatan dalam penggantian infus mengalami penurunan
yang dimulai pada minggu pertama bulan Januari 2022 sampai minggu kedua
bulan Februari 2022 setelah di terapkan penggunaan papan pencatatan
penggantian infus.
3. Tidak ada komplikasi yang tidak diharapkan akibat keterlambatan penggantian
infus selama pasien dalam perawatan di rumah sakit.
B. Capaian Hasil
Tidak ada laporan keterlambatan penggantian infus di ruang Bougenville I.

11
BAB IV
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Metode Pelaksanaan
Berdasarkan permasalahan yang ingin dipecahkan maka metode pelaksanaan
yang akan digunakan adalah metode eksperimental (true experimental research),
yaitu melakukan pembuatan alat berupa papan pencatatan penggantian infus dan
pemantauan secara langsung untuk mengetahui keefektifan kegiatan yang akan
dilakukan.

B. Tahapan Kegiatan
1. Mengidentifikasi ketepatan pemberian cairan infus di ruang Bougenville I.
a. Mengumpulkan bahan.
b. Mengamati pemasangan infus pada pasien di ruang Bougenville I dalam satu
shift.
c. Mengamati kesesuaian kecepatan tetesan infus dengan advis dokter.
d. Membuat resume hasil identifikasi.
2. Melakukan koordinasi dengan rekan kerja terkait masalah ketidaktepatan
pemberian tetesan cairan infus.
a. Menyiapkan resume identifikasi.
b. Menyampaikan resume hasil identifikasi.
c. Mendiskusikan solusi terkait masalah ketidaktepatan pemberian tetesan cairan
infus.
d. Menyampaikan ide pembuatan alat berupa papan pencatatan penggantian infus.
e. Menyetujui bersama solusi pembuatan alat berupa papan pencatatan
penggantian infus.
3. Menyusun pembuatan alat berupa papan pencatatan penggantian infus.
a. Menyiapkan alat serta bahan.
b. Membuat papan pencatatan penggantian infus.
c. Menempel papan pencatatan penggantian infus pada nurse station.

12
d. Meminta persetujuan dari atasan.
4. Melakukan sosialisasi penggunaan papan pencatatan penggantian infus pada
perawat ruangan.
a. Memperlihatkan media yang sudah dibuat.
b. Memberikan penjelasan mengenai cara penerapan papan pencatatan
penggantian infus.
c. Memberikan kesempatan bertanya.
d. Menjawab pertanyaan mengenai cara penerapan papan pencatatan penggantian
infus.
e. Memastikan pemahaman perawat terhadap penerapan papan pencatatan
penggantian infus.
5. Menerapkan papan pencatatan penggantian infus pada pasien.
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memberikan infus sesuai advis dokter.
c. Melakukan pencatatan pada papan penggantian infus.
d. Mengatur ketepatan pemberian tetesan cairan infus sesuai advis dokter.
e. Mendokumentasikan pemberian cairan infus pada lembar observasi.
6. Melakukan evaluasi pelaksanaan.
a. Mengumpulkan masalah yang terjadi selama pelaksanaan.
b. Menulis hasil evaluasi.
Dalam kegiatan pemberian ketepatan cairan infus beberapa hal yang harus di
perhatikan oleh perawat yaitu cek terapi infus advis doker meliputi jenis dan jumlah
cairan serta jumlah tetes permenit yang di resepkan. Setelah itu perawat menulis di
papan pencatatan penggantian infus sesuai dengan format yang sudah ditetapkan di
bawah ini.

13
Tabel format papan pencatatan penggantian infus
No Nama Jenis dan Jumlah Waktu pemberian Waktu selesai Obat
Kamar Pasien jumlah tpm (tanggal/bulan/tahun/ pemberian tambahan
(No cairan jam) (tanggal/bulan/tahun/ dan dosis
RM) infus jam)
A1
A2
B1
B2
Dst

Didalam format papan pencatatan penggantian infus terdapat nomor kamar,


nama pasien berserta nomor rekam medis, jenis dan jumlah cairan infus ( RL, Nacl
0.9%, D 5%, dll) yang akan diberikan, jumlah tpm/tetes permenit (20 tpm, 18 tpm,
dll), waktu pemberian meliputi tanggal/bulan/tahun/jam, waktu selesai pemberian
meliputi tanggal/bulan/tahun/jam dan obat tambahan beserta dosis. Dimana dengan
format tersebut memudahkan perawat dalam memonitoring infus pasien tanpa perlu
mengecek secara terus menerus infus yang diberikan, ditambah dengan data
ketidaksesuaian perbandingan jumlah perawat dengan jumlah pasien yang banyak di
lapangan. Kegiatan pencatatan ini dilakukan secara berulang ulang pada tiap shift.

C. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Tempat pelaksanaan kegiatan pengembangan asuhan keperawatan pada pasien
dalam ketepatan pemberian cairan infus berada di RSUD dr. R. Soetrasno Rembang
pada ruang Bougenville I.

D. Penanggung Jawab dan Pelaksana Kegiatan


1. Penanggung Jawab
b. Penanggung jawab pertama

14
Kepala ruang merupakan tenaga perawat yang diberi tugas memimpin satu
ruang rawat, dan bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan,
yang berperan sebagai first line manager di sebuah rumah sakit, yang
diharapkan mampu melaksanakan fungsi manajemen keperawatan (Sitorus, R
& Panjaitan, 2011).
c. Penanggung jawab kedua
PPJA merupakan perawat penanggung jawab asuhan yang bertanggung jawab
penuh terhadap pasien mulai dari pasien masuk sampai pulang (Meredith,
2014).
2. Pelaksana
a. Pelaksana Pertama
PJS Perawat adalah seorang tenaga keperawatan yang memiliki tugas pokok
mengkoordinir pelayanan setiap shift di unitnya.
b. Pelaksana Kedua
Perawat pelaksana adalah perawat yang berperan memberi asuhan
keperawatan pada pasien secara langsung, mengikuti timbang terima,
melaksanakan tugas yang didelegasikan dan mendokumentasikan asuhan
keperawatan (Suarli dan Bachtiar, 2005).
3. Penerima Manfaat
Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya
menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti
pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Wilhamda, 2011).

E. Jadwal Kegiatan
1. Waktu pelaksanaan kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan pengembangan ketepatan pemberian cairan infus
melalui papan pencatatan penggantian infus dilaksanakan selama 2 bulan
terhitung mulai bulan minggu ke tiga bulan Desember tahun 2021 s/d Februari
minggu ke dua tahun 2022.

15
2. Matriks pelaksanaan kegiatan
No Kegiatan Desember Januari Februari
Mg 3 Mg 4 Mg 1 Mg 2 Mg 3 Mg 4 Mg 1 Mg 2
1. Mengidentifikasi ketepatan
pemberian cairan infus di
ruang Bougenville I
2. Melakukan koordinasi dengan
rekan kerja terkait masalah
ketidaktepatan pemberian
tetesan cairan infus
3. Menyusun pembuatan alat
berupa papan pencatatan
penggantian infus
4. Melakukan sosialisasi
penggunaan papan pencatatan
penggantian infus pada
perawat ruangan
5. Menerapkan papan pencatatan
penggantian infus pada pasien
6. Melakukan evaluasi
pelaksanaan

F. Biaya
No Material Kuantitas Anggaran (Rp.)
1. Papan tulis ukuran 90 cm x 120 1 buah Rp. 150.000,00
cm
2. Spidol non permanen 1 buah Rp. 7.000,00
3. Penghapus papan tulis 1 buah Rp. 7.000,00
Jumlah Rp. 164.000,00

16
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan
Terapi infus merupakan salah satu tindakan yang paling sering diberikan kepada
pasien yang menjalani rawat inap sebagai jalur terapi intravena (IV), pemberian obat,
cairan dan pemberian produk darah atau sampling darah. (Alexander, Corigan,
Gorski, Hankins, & Perucca, 2010). Salah satu masalah yang sering terjadi pada
pemberian terapi cairan infus adalah keterlambatan penggantian kantong cairan infus
yang habis, apabila dibiarkan dapat menimbulkan komplikasi kearah kematian.
Maka untuk meminimalisir resiko habisnya infus dan keterlambatan
perawat dalam penanganan hal tersebut, dirancang sebuah inovasi dengan biaya
yang minimal tetapi efisien yaitu berupa format papan pencatatan penggantian
infus di ruang nurse station.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M, Corrigan, A, Gorski, L, Hankins, J., & Perruca, R. (2010).


Infusion nursing society, Infusion nursing: An evidence-based approach.
Third Edition. St. Louis : Dauders Elsevier.
Asfuah, Siti. 2012. Buku Klinik Untuk Keperawatan dan Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Dr.Saputra, Lyndon.2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Pamulang-
Tanggerang Selatan 15418. Bina Rupaaksara Publisher.
Heriana,palpina. 2014. Kebutuhan Dasar Manusia. Kalimantan Barat : Bina
Rupaaksara Publisher.
Nurachmah, elly. 2000. Prosedur Keperawatan Medical-Bedah. Jakarta : EGC.
Potter,PA, Perry, A.G.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta :
EGC

18

Anda mungkin juga menyukai