Anda di halaman 1dari 10

Proposal

Pemasangan infus

Disusun Oleh :

Nama : Cindy Sriramadaani Siregar


Nim : 1911025
Prodi : PSIK 1A

Dosen Penguji :
RAHMAD GURUSINGA S.Kep,Ns,M.Kep.

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (S1)


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
T.A 2021/2022
Judul Penelitian : Analisis Prosedur Pemasangan Infus
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia yang berdasarkan
fisiologis 90% dari total berat badan. Sementara itu, secara keseluruhan persentase cairan
berbeda. Persentase cairan tubuh bayi baru lahir sekitar 75% dari total berat badan, wanita
dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Wanita dewasa
memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan wanita, karena jumlah lemak pada wanita
lebih banyak dibandingkan dengan lemak pada wanita dewasa.

Salah satu tindakan untuk mengatasi masalah atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit adalah dengan pemberian cairan melalui infuse. Pemberian cairan melalu
infuse merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian
makanan.

Infuse cairan intravena adalah pemberian cairan kedalam tubuh melalui jarum, kedalam
pembuluh vena (balik kapal) untuk melepaskan cairan atau zat –zat makanan dari
tubuh.pemberian cairan inttravena (infuse) yaitu memasukkan cairan atau obat langsung kedalam
pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infuse set.Pada
umumnya cairan infuse intravena digunakan untuk menggantikan nutrisi tambahan

1.2 Rumusan Masalah


1. bagaimana cara memasang infuse?
2. Apa fungsi dari pemasangan infuse?
1.3 Tujuan

1. Memberikan informasi tentang prosedur pemasangan infuse.


2. Agar mampu melaksanakan pemberian infuse kepada klien saat di lapangan kerja
3. Mampu mempelajari fungsi dari pemasangan infuse
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia yang berdasarkan
fisiologis 90% dari total berat badan. Sementara itu, secara keseluruhan persentase cairan
berbeda. Persentase cairan tubuh bayi baru lahir sekitar 75% dari total berat badan, wanita
dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Wanita dewasa
memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan wanita, karena jumlah lemak pada wanita
lebih banyak dibandingkan dengan lemak pada wanita dewasa. . Pemberian cairan melalu infuse
merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan.Pada
kondisi tertententu, pemberian cairan intra vena Ndiperlukan untuk memenuhi kebutuhan cairan
dan elektrolit tubuh. Langkah ini efektif untuk memenuhi kebutuhan cairan eksternal secara
langsung. Secara umum, tujuan terapi intra vena adalah untuk memenuhi kebutuhan cairan pada
klien yang tidak mampu mengkonsumsi cairan oral secara adekuat, menambah asupan elektrolit
untuk menjaga kesimbangan elektrolit, menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam
proses metabolisme, memenuhi kebutuhan vitamin larut air, serta menjadi media untuk
pemberian obat melalui vena. Pemberian cairan infuse dapat di berikan pada pasien yang
mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Pemberian cairan infuse ke dalam vena
(pembuluh darah pasien) di antaranya pada vena lengan (vena safalika basilea dan mediana
kabiti), pada tungkai (vena sakena), atau pada vena yang ada di kepala, seperti : vena temporalis
krontolis (khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse pada pasien yang mengalami
pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi berat,
pra dan pasca bedah, sebelum transfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan
tertentu.
2.2 Cairan Intravena

Jenis cairan intravena yang biasa di gunakan meliputi

1. Larutan nutrien

Larutan yang berisi beberapa jenis karbohidrat (mis., dekstrosa dan glukosa) dan air.
Larutan nutrien yang umum digunakan adalah 5°ro dekstrosa dalam air (D5W), 3,3% dalam
0,3%, NaCI, dan 5°/0 glukosa dalam 0,45% NaCl. Setiap 1 liter cairan Dextrose 5%
mengandung 170-200 kalori; mengandung asam amino (Amigen, Ananosol, Travamin) atau
lemak (Lipomul d-an Lyposyn).

2. Larutan elektrolit.

Larutan elektrolit melipvti lamtan saline, baik isotonik, hipotonik, maupun hipertonik. Jenis
larutan elektrolit yang paling banyak digunakan adalah normal salin (isotonik), yaitu NaC10,9%.
Contoh larukan elektrolit lainnya adalah laktat Ringer (Na’}, K’, Cl–, Ca-‘) dan cairan Butter
(Na‘ K+ Mgz+ Cl–, HC03 ).

3. Cairan asam-basa.

Jenis cairan yang termasuk cairan asam-basa adalah natrium laktat dan natrium bikarbonat.
Laktat merupakan sejenis garam yang dapat mengikat ion H’ dari cairan sehingga mengurangi
keasaman lingkungan.

2.3 Pemasangan Infuse

pemberian cairan melalui infuse merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena
yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infuse. Tindakan ini dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta tindakan perawatan dan pemberian makanan.

2.4 Tujuan pemasangan infuse

1. Sebagai akses pemberian obat


2. Mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
3. Makanan bagi pasien yang tidak dapat melalui mulut

2.5 Indikasi

1. Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena langsung masuk
ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam peredaran
darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih dibandingkan memberikan obat
oral. Namun sering terjadi, meskipun pemberian antibiotika intravena hanya
diindikasikan pada infeksi serius, rumah sakit memberikan antibiotika jenis ini tanpa
melihat derajat infeksi. Antibiotika oral (dimakan biasa melalui mulut) pada kebanyakan
pasien dirawat di RS dengan infeksi bakteri, sama efektifnya dengan antibiotika
intravena, dan lebih menguntungkan dari segi kemudahan administrasi RS, biaya
perawatan, dan lamanya perawatan.
2. Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral (efektivitas dalam darah jika dimasukkan
melalui mulut) yang terbatas. Atau hanya tersedia dalam sediaan intravena (sebagai obat
suntik). Misalnya antibiotika golongan aminoglikosida yang susunan kimiawinya
“polications” dan sangat polar, sehingga tidak dapat diserap melalui jalur gastrointestinal
(di usus hingga sampai masuk ke dalam darah). Maka harus dimasukkan ke dalam
pembuluh darah langsung.
3. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat
(ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu dipertimbangkan
pemberian melalui jalur lain seperti rektal (anus), sublingual (di bawah lidah), subkutan
(di bawah kulit), dan intramuskular (disuntikkan di otot).
4. Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak—obat masuk ke pernapasan),
sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
5. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi
bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat
dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang mengalami hipoglikemia berat dan
mengancam nyawa, pada penderita diabetes mellitus. Alasan ini juga sering digunakan
untuk pemberian antibiotika melalui infus/suntikan, namun perlu diingat bahwa banyak
antibiotika memiliki bioavalaibilitas oral yang baik, dan mampu mencapai kadar adekuat
dalam darah untuk membunuh bakteri.
2.6 Kontraindikasi

1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.


2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk
pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya
lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).

2.7 Persiapan Alat dan Bahan

 IV kateter/abbocath sesuai dengan besar vena


 Cairan infuse yang dibutuhkan
 Kapas alcohol
 Spalk dalam keaaan siap pakek (bila perlu )
 Standar infuse
 Plester
 Bengkok
 Perlak kecil dengan alatnya
 Sarung tangan steril
 Transparent tegaderm

2.8 Cara kerja

 Identifikasi pasien
 Mempersiapka psikologis pasien
 Menjelaskan tujuan tindakan
 Memasang smpiran
 Pasang infuse set kecairan
 Membuka plastic infuse set dengan benar
 Tetap melindungi ujung selang steril
 Menyambungkan infuse set dengan cairan infuse, dengan posisi cairan infuse
mengarah keatas
 Menggantung cairan infuse di standar infuse set
 Mengisi kompartemen infuse set dengan cara menekan kompartemen tersebut
 Mengisi selang infuse dengan cairan yang benar
 Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan kesterillan
 Cek adanya udara didalam selang
 Mencuci tangan diair mengalir
 Letakkan perlak dan pengalas dibawah anggota tubuh yang akan dipasang infuse
 Memasang sarung tangan
 Memilih posisi yang tepat untuk memasang infuse
 Memilih vena yang tepat dan benar
 Memasang tourniquet
 Mencuci tangan
 Memakai sarung tangan
 Disinveksi vena dengan teknik yang benar
 Buka abbocath dan periksa apakah ada kerusakan
 Menusukkan kateter pada vena dengan arah dari samping
 Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam abbocath, bila ada
maka mandarin sedikit demi sedikit ditarik, abbocath dimasukkan perlahan-lahan
 Tourniquet dilepas
 Menyambungkan, dengan terlebih dahulu mengecek kelancaran aliran infuse
 Memasang transparent tegaderm pada abbocath untuk fiksasi
 Mengatur tetesan infuse sesuai intruksi dokter
 Isi dan tempelkan stiker infuse pada botol infuse
 Membereskan alat, dan membuang sampah pada tempat sampah medis
 Mencuci tangan
2.9 efek samping pemasangan infuse

1. infeksi

Dalam banyak kasus infeksi bisa saja terjadi diarea bekas suntikan. Biasanya, efek
samping ini terjadi akibat proses pemasangan jarum dan kateter yang tidak tepat, atau
penggunaan peralatan medis yang tidak steril.Gejala infeksi pemasangan infus, antara lain
kemerahan, nyeri, dan bengkak yang disertai dengan demam tinggi hingga menggigil. Segera
hubungi perawat apabila Anda merasakan sejumlah gejala infeksi akibat penggunaan infus.

2. Emboli udara

Efek samping pemasangan infus selanjutnya adalah emboli udara. Emboli udara bisa terjadi
akibat penggunaan jarum suntik atau kantong obat infus.Ketika saluran kantong obat infus
mengering, gelembung udara dapat masuk ke pembuluh darah Anda. Gelembung-gelembung
udara tersebut kemudian dapat berjalan ke arah jantung atau paru-paru Anda sehingga aliran
darah bisa terhambat.Emboli udara bisa menyebabkan kondisi medis serius, seperti serangan
jantung atau stroke.

3. Penggumpalan darah

Pemasangan infus dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah. Gumpalan ini bisa terlepas
dan menyumbat pembuluh darah penting dalam tubuh sehingga mengakibatkan kondisi serius,
seperti kerusakan jaringan tubuh, hingga yang paling parah adalah kematian.Salah satu jenis
gumpalan darah berbahaya yang disebabkan oleh penggunaan infus adalah trombosis vena dalam
(DVT).

4. Kerusakan jaringan (infiltrasi)

Pembuluh darah bisa saja rusak akibat pemasangan infus. Kondisi ini dapat menyebabkan
kerusakan jaringan atau dikenal dengan istilah infiltrasi.Saat infiltrasi terjadi, obat dari infus
yang seharusnya masuk ke aliran darah justru bocor ke jaringan di sekitarnya. Hal tersebut dapat
menimbulkan gejala, seperti tangan terasa hangat dan nyeri, serta pembengkakan di area kulit
yang diinfus.Jika tidak ditangani dengan segera, infiltrasi bisa menyebabkan kerusakan jaringan
parah.

5. Phlebitis

Penggunaan infus juga bisa menyebabkan kondisi phlebitis atau radang vena. Sama seperti
infiltrasi, phlebitis bisa menimbulkan gejala berupa tangan terasa hangat dan nyeri, serta
pembengkakan pada area kulit yang diinfus.
BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal kegiatan pemasangan infuse yang dapat saya sampaikan. Semoga
kegiatan ini mendapat respon positif dari semua pihak demi kelancaran dalam kegiatan ujian
praktek keperawatan kedepan. Besar harapan saya agar semua kegiatan ini dapat terlaksana
dengan baik dan saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung kegiatan ini
semoga pelaksanaan kegiatan ini dapat mempermudah mahasisa dalam memahami materi yang
telah diberikan Ibu/Bapak Dosen Amin.

Lubuk Pakam, Januari 2021

Dosen Penguji

(RAHMAD GURUSINGAS. Kep,Ns.M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai