HAND OUT
Sub topik :
Di akhir kegiatan belajar, peserta didik mampu menjelaskan dan mempraktikkan pemasangan
infus pada anak dan bayi dengan baik sesuai SOP.
Sumber pustaka:
Darwis, Aprizal. (2014). Prosedur pemasangan infus. Diakses pada tanggal 20 Juni 2019
dari: http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html
Muchtar, Amrizal. (2015). Pemasangan infus. Diakses pada 20 Juni 2019 dari
: https://www.academia.edu/6658158/1_PEMASANGAN_INFUS
Potter&Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC
http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-1-43233730p7
https://www.academia.edu/8540311/All_About_Infus
https://www.academia.edu/8970636/Rumus_Tetesan_Cairan_infus
2
http://ikaarahma.blogspot.com/2016/03/makalah-pemasangan-infus.html
https://bangsalsehat.blogspot.com/2017/06/sop-cara-memasang-infus-pada-bayi-dan.html
Pendahuluan
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis
kebutuhaan ini memiliki proporsi besar dalam tubuh dengan hampir 90% dari total berat
badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan,
presentase cairan tubuh berbeda berdasarkan usia. Presentase cairan tubuh bayi baru lahir
sekitar 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa
55% dari tital berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Selain itu, presentase
jumlah cairan tubuh yang bervariasi juga bergantung pada lemak dalam tubuh dan jenis
kelamin. Jika lemak dalam tubuh sedikit, maka cairan tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa
mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibandingkan pada pria, karena jumlah lemak
pada tubuh wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan lemak pada tubuh pria dewasa.
Salah satu tindakan untuk mengatasi masalah atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit adalah dengan pemberian cairan melalui infus. Pemberian cairan melalui
infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian
makanan.
Infus cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah
jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan
atau zat-zat makanan dari tubuh (Yuda, 2010). Pemberian cairan intravena (Infus) yaitu
memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan
waktu tertentu dengan menggunakan infus set. (Potter, 2005)
Uraian Materi
B. Indikasi
Istilah pemasangan infus lebih tepat jika menggunakan istilah Kanulasi intravena
perifer atau kateterisasi intravena perifer atau dengan istilahvenipuncture. Hal ini
disebabkan ada beberapa kegunaan lain dari sekedar memasukan cairan infus, yaitu
termasuk: (Darwis, Aprisal, 2014)
1. Pemberian obat intravena pada keadaan emergency yang memungkinkan respon
yang cepat terhadap pemberian obat.
2. Hidrasi intravena.
3. Transfusi darah atau komponen darah
4. Situasi lain di mana akses langsung ke aliran darah diperlukan. Misalnya Upaya
profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur, misalnya pada operasi besar
dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika
terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat. Upaya profilaksis pada
pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya dengan risiko dehidrasi dan syok,
sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba) sehingga tidak dapat dipasang jalur
infus. (Darwis, Aprisal, 2014)
C. Kontraindikasi
Kontraindikasi relatif pada pemasangan kanulasi intravena perifer di lokasi tubuh
tertentu, termasuk: (Darwis, Aprisal, 2014)
1. Infeksi kulit sekitar.
2. Flebitis vena/ peradangan vena.
3. Sklerosis vena/ penyempitan pembuluh vena.
4. Infiltrasi/ bocornya intravena sebelumnya.
5. Luka bakar di sekitar lokasi venipuncture.
4
Macro
Jika yang ingin dicari tahu adalah berapa tetesan yang harus kita cari dengan
modal kita tahu jumlah cairan yang harus dimasukkan dan lamanya waktu maka
rumusnya adalah 1 cc = 20 tts/mnt
Tetes/menit : ( Jumlah cairan x 20) / (Lama Infus x 60)
Jika yang dicari adalah lama cairan akan habis maka rumusnya adalah sebagai
berikut :
Lama Infus: (Jumlah Cairan x 20) / (Jumlah tetesan dlm menit x 60)
Misal : Seorang pasien harus mencatat terapi cairan 500 ml dalam waktu 4 jam
maka jumlah tetesan yang harus kita berikan adalah (500 x 20 ) / ( 4 x 60 ) =
10000/ 240 = 41,6 = 22 tetes/menit begitupun untuk rumus lama infuse tinggal
dibalik saja.
Micro
Selang infuse micro adalah selang infuse yang jumlah tetesannya lebih kecil dari
macro, biasanya terdapat besi kecil di selangnya, dan biasanya digunakan untuk bayi,
anak dan pasien jantung dan ginjal rumus untuk menghitung jumlah tetesannya adalah
sebagai berikut :
Dokter meresepkan kebutuhan cairan Nacl 0,9% kepada Tn N 1000 ml/12 jam,
faktor drips (tetes) 15 tetes/1 ml berapa tetes per menit cairan tersebut
diberikan?
Strategi menjawab kasus:
a. Ketahui jumlah cairan yang akan diberikan
b. Konversi jam ke menit (1 jam = 60 menit)
c. Masukkan kedalam rumus (Jumlah cairan yang dibutuhkan dikali dengan
faktor drips, lalu dibagi dengan lamanya pemberian). Jadi jawabannya adalah
(1000 x 15) / (12 x 60) = 15000 / 720 = 20,86 dibulatkan jadi 21 cairan
tersebut harus diberikan 21 tetes/menit
Terkadang kita agak kesulitan dalam menghitung tetesan infus yang akan kita
berikan kepada seorang pasien, berikut tips-tipsnya :
Rumus : 1 cc = 20 tetes makro = 60 tetes mikro
Contoh Soal :
1. Infus 500 cc diberikan kepada seorang pasien 20 tetes makro/menit habis
dalam berapa jam? jika dalam micro?
Jawab :
1 cc = 20 tetes makro berarti pasien diberikan 1 cc/ menit infus yang
tersedia 500 cc akan habis dalam 500 dibagi 60 menit = 8,333 jam kalo
dalam micro tinggal di kali 3 saja jadinya = 24,99 jam
2. Berapa tetes macro per menit tetesan 500 cc RL infus harus diberikan agar
habis dalam 4 jam?
Jawab :
500 cc dibagi 4 jam = 125 cc, ini jumlah cc RL yang harus diberikan
per jamnya 125 cc dibagi 60 = 2,083 cc / menit, ini jumlah cc yang harus
diberikan per menitnya.
1 cc = 20 tetes makro = 60 tetes mikro jadi 2,083 cc = (2,083 x 20)
41,66tetes makro = (2,083 x 60) 124,98 tetes mikro
m) Tarik jarum keluar sepanjang 1cm, darah akan mengalir diantara kateter dan tabung
jarum. Hal ini memastikan ujung kateter sudah berada dalam vena
n) Pegang pangkal kateter dengan kuat dan masukkan kateter seluruhnya dengan
dengan menggunakan jarum cateter sebagai pemandu
o) Lakukan penekanan dengan jari diatas kateter, tarik jarum sepenuhnya.
p) Menggunkan satu tangan, kembali jarum introduser ke dalam bungkus pelindung
nya
q) Tekan kateter jarum kedalam pembungkusnya hingga terdengar bunyi klik
r) Sambungkan infus set, alirkan cairan infus dan lakukan fiksasi dan jangan lupa
memberikan bantalan pada telapak tangan bayi atau anak – anak agar infusan tidak
mudah lepas.
s) Atur kecepatan tetesan sesuai dengan kebutuhan
t) Rapikan pasien dan bereskan alat
u) Lepaskan hanscun dan cuci tangan
v) Dokumentasikan
Kesimpulan
Pemasangan infus biasanya diberikan pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi
darah, pra dan pasca bedah sesuai program pengobatan, serta klien yang sistem
pencernaannya terganggu. Tujuan dari pemasangan infus yaitu, mempertahankan atau
mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori
yang tidak dapat dipenuhi melalui oral, memperbaiki keseimbangan asam basa, memperbaiki
volume komponen-komponen darah, memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan
kedalam tubuh, memonitor tekan Vena Central (CVP), memberikan nutrisi pada saat sistem
pencernaan diistirahatkan.