Anda di halaman 1dari 9

1

HAND OUT

Mata Kuliah : Keperawatan Anak

Topik : Pemasangan Infus Pada Anak dan Bayi

Sub topik :

A. Pengertian dan Tujuan dari Pemasangan Infus


B. Indikasi dari Pemasangan Infus
C. Kontraindikasi dari Pemasangan Infus
D. Jenis Cairan Infus
E. Macam-Macam Ukuran Jarum Intravena ( Infus )
F. Jenis dan Kegunaan Selang Infus
G. Cara Menghitung Tetesan Infus
H. Persiapan Alat
I. Prosedur Pemasangan Infus

Waktu : 150 menit


Dosen : Intan Rina Susilawati,SST,M.Keb

Obyektif perilaku siswa

Di akhir kegiatan belajar, peserta didik mampu menjelaskan dan mempraktikkan pemasangan
infus pada anak dan bayi dengan baik sesuai SOP.

Sumber pustaka:

Darwis, Aprizal. (2014). Prosedur pemasangan infus. Diakses pada tanggal 20 Juni 2019
dari: http://www.abcmedika.com/2014/04/prosedur-pemasangan-infus.html
Muchtar, Amrizal. (2015). Pemasangan infus. Diakses pada 20 Juni 2019 dari
: https://www.academia.edu/6658158/1_PEMASANGAN_INFUS
Potter&Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC
http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-1-43233730p7
https://www.academia.edu/8540311/All_About_Infus
https://www.academia.edu/8970636/Rumus_Tetesan_Cairan_infus
2

http://ikaarahma.blogspot.com/2016/03/makalah-pemasangan-infus.html
https://bangsalsehat.blogspot.com/2017/06/sop-cara-memasang-infus-pada-bayi-dan.html

Pendahuluan

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis
kebutuhaan ini memiliki proporsi besar dalam tubuh dengan hampir 90% dari total berat
badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan,
presentase cairan tubuh berbeda berdasarkan usia. Presentase cairan tubuh bayi baru lahir
sekitar 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa
55% dari tital berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Selain itu, presentase
jumlah cairan tubuh yang bervariasi juga bergantung pada lemak dalam tubuh dan jenis
kelamin. Jika lemak dalam tubuh sedikit, maka cairan tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa
mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibandingkan pada pria, karena jumlah lemak
pada tubuh wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan lemak pada tubuh pria dewasa.
Salah satu tindakan untuk mengatasi masalah atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit adalah dengan pemberian cairan melalui infus. Pemberian cairan melalui
infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian
makanan.
Infus cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah
jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan
atau zat-zat makanan dari tubuh (Yuda, 2010). Pemberian cairan intravena (Infus) yaitu
memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan
waktu tertentu dengan menggunakan infus set. (Potter, 2005)

Uraian Materi

A. Pengertian dan Tujuam


Pemasangan infus merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien
dengan cara memasukkan cairan melalui intra vena (pembuluh balik) yaitu melalui
transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateler atau dengan jarum yang di
sambungkan. Dan yang di maksud dengan pemberian cairan intravena adalah
memasukan cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan
waktu tertentu dengan menggunakan infus set. (Potter & Perry, 2005)
3

Pemasangan infus biasanya diberikan pada klien dengan dehidrasi, sebelum


transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai program pengobatan, serta klien yang sistem
pencernaannya terganggu. Tujuan dari pemasangan infus yaitu, mempertahankan atau
mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein lemak, dan
kalori yang tidak dapat dipenuhi melalui oral, memperbaiki keseimbangan asam basa,
memperbaiki volume komponen-komponen darah, memberikan jalan masuk untuk
pemberian obat-obatan kedalam tubuh, memonitor tekan Vena Central (CVP),
memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan diistirahatkan. (Darwis, Aprisal, 2014)

B. Indikasi
Istilah pemasangan infus lebih tepat jika menggunakan istilah Kanulasi intravena
perifer atau kateterisasi intravena perifer atau dengan istilahvenipuncture. Hal ini
disebabkan ada beberapa kegunaan lain dari sekedar memasukan cairan infus, yaitu
termasuk: (Darwis, Aprisal, 2014)
1. Pemberian obat intravena pada keadaan emergency yang memungkinkan respon
yang cepat terhadap pemberian obat.
2. Hidrasi intravena.
3. Transfusi darah atau komponen darah
4. Situasi lain di mana akses langsung ke aliran darah diperlukan. Misalnya Upaya
profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur, misalnya pada operasi besar
dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika
terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat. Upaya profilaksis pada
pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya dengan risiko dehidrasi dan syok,
sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba) sehingga tidak dapat dipasang jalur
infus. (Darwis, Aprisal, 2014)

C. Kontraindikasi
Kontraindikasi relatif pada pemasangan kanulasi intravena perifer di lokasi tubuh
tertentu, termasuk: (Darwis, Aprisal, 2014)
1. Infeksi kulit sekitar.
2. Flebitis vena/ peradangan vena.
3. Sklerosis vena/ penyempitan pembuluh vena.
4. Infiltrasi/ bocornya intravena sebelumnya.
5. Luka bakar di sekitar lokasi venipuncture.
4

6. Cedera traumatis proksimal dari lokasi pemasangan.


7. Fistula arteriovenosa di ekstremitas.
8. Prosedur bedah yang mempengaruhi ekstremitas.
Ada situasi yang tidak memungkinkan untuk melakukan pemasangan kanulasi
intravena perifer. Misalnya pada dehidrasi ekstrim atau syok dimana vena perifer telah
kolaps. Pada keadaan dimana pemasangan kanulasi memakan waktu lama atau tidak
mungkin dilakukan, perlu dilakukan pemasangan kanulasi vena sentral
atau intraoseous atau melalui insisi vena besar. (Darwis, Aprisal, 2014)

D. Jenis Cairan Infus


Berdasarkan osmolaritasnya, menurut Perry dan Potter, (2005)
cairan intravena (infus) dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Cairan bersifat isotonis : osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum
(bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.
Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh,
sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload
(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi.
Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam
fisiologis (NaCl 0,9%).
2. Cairan bersifat hipotonis : osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam
serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari
osmolaritas rendah ke osmolaritas 16 tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang
dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci
darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula
darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah
perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps
kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa
orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
3. Cairan bersifat hipertonis : osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh
darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan
5

mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik.


Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate

E. Macam-Macam Ukuran Jarum Intravena ( Infus )


Macam-macam Ukuran Abocath Menurut Potter (1999) ukuran jarum infuse yang
biasa digunakan adalah :
1. Ukuran 16G warna abu-abu untuk dewasa, bedah mayor, trauma. Apabila
sejumlah besar cairan perlu diinfuskan. Pertimbangan perawat : Sakit pada insersi,
butuh vena besar
2. Ukuran 18G Warna hijau untuk anak dan dewasa, untuk darah, komponen darah,
dan infus kental lainnya. Pertimbangan Perawat : Sakit pada insersi, butuh vena
besar
3. Ukuran 20G Warna merah muda untuk anak dan dewasa. Sesuai untuk
kebanyakan cairan infus, darah, komponen darah, dan infus kental lainnya.
Pertimbangan Perawat : Umum dipakai
4. Ukuran 22G Warna biru untuk bayi, anak, dan dewasa (terutama usia lanjut).
Cocok untuk sebagian besar cairan infus. Pertimbangan Perawat : Lebih mudah
untuk insersi ke vena yang kecil, tipis dan rapuh, Kecepatan tetesan harus
dipertahankan lambat, Sulit insersi melalui kulit yang keras
5. Ukuran 24G Warna kuning, 26 Warna putih untuk nenonatus, bayi, anak dewasa
(terutama usia lanjut). Sesuai untuk sebagian besar cairan infus, tetapi kecepatan
tetesan lebih lambat. Pertimbangan Perawat : Untuk vena yang sangat kecil, Sulit
insersi
F. Jenis dan Kegunaan Selang Infus
1. Ukuran Macrodrip yang setiap 1ml nya terdiri dari 15 tetes dan biasanya digunakan
untuk pasien dewasa.
2. Ukuran Microdrip yang setiap 1ml nya terdiri dari 60 tetes dan biasanya digunakan
untuk pasien yang masih anak-anak.

G. Cara Menghitung Tetesan Infus


(Kebutuhan cairan x faktor tetes) = Jumlah tetesan/menit
Jumlah jam x 60 menit
1. Faktor tetes ( Otsuka )
1 cc = 15 tetes
6

2. Faktor tetes ( Terumo )


1 cc = 20 tetes
Contoh :
(Kebutuhan cairan x faktor tetes) = Jumlah tetesan/menit
(Jumlah jam x 60 menit)
Infus set Otsuka ( 2500 x 15 ) = 37.500 = 26 tetes/menit
24 x 60 1.440
Infus set Terumo ( 2500 x 20 ) = 50.000 = 35 tetes/menit
24 x 60 1.440

Macro
Jika yang ingin dicari tahu adalah berapa tetesan yang harus kita cari dengan
modal kita tahu jumlah cairan yang harus dimasukkan dan lamanya waktu maka
rumusnya adalah 1 cc = 20 tts/mnt
Tetes/menit : ( Jumlah cairan x 20) / (Lama Infus x 60)
Jika yang dicari adalah lama cairan akan habis maka rumusnya adalah sebagai
berikut :
Lama Infus: (Jumlah Cairan x 20) / (Jumlah tetesan dlm menit x 60)
Misal : Seorang pasien harus mencatat terapi cairan 500 ml dalam waktu 4 jam
maka jumlah tetesan yang harus kita berikan adalah (500 x 20 ) / ( 4 x 60 ) =
10000/ 240 = 41,6 = 22 tetes/menit begitupun untuk rumus lama infuse tinggal
dibalik saja.
Micro
Selang infuse micro adalah selang infuse yang jumlah tetesannya lebih kecil dari
macro, biasanya terdapat besi kecil di selangnya, dan biasanya digunakan untuk bayi,
anak dan pasien jantung dan ginjal rumus untuk menghitung jumlah tetesannya adalah
sebagai berikut :

Jumlah tetes/menit : (Jumlah cairan x 60 ) / (Lama Infus x 60)


Sedangkan rumus lamanya cairan habis adalah sebagai berikut :
Lama waktu : ( Jumlah Cairan x 60) / (Jumlah tetesan dalam menit x 60 )
Contoh Kasus :
7

Dokter meresepkan kebutuhan cairan Nacl 0,9% kepada Tn N 1000 ml/12 jam,
faktor drips (tetes) 15 tetes/1 ml berapa tetes per menit cairan tersebut
diberikan?
Strategi menjawab kasus:
a. Ketahui jumlah cairan yang akan diberikan
b. Konversi jam ke menit (1 jam = 60 menit)
c. Masukkan kedalam rumus (Jumlah cairan yang dibutuhkan dikali dengan
faktor drips, lalu dibagi dengan lamanya pemberian). Jadi jawabannya adalah
(1000 x 15) / (12 x 60) = 15000 / 720 = 20,86 dibulatkan jadi 21 cairan
tersebut harus diberikan 21 tetes/menit

Terkadang kita agak kesulitan dalam menghitung tetesan infus yang akan kita
berikan kepada seorang pasien, berikut tips-tipsnya :
Rumus : 1 cc = 20 tetes makro = 60 tetes mikro
Contoh Soal :
1. Infus 500 cc diberikan kepada seorang pasien 20 tetes makro/menit habis
dalam berapa jam? jika dalam micro?
Jawab :
1 cc = 20 tetes makro berarti pasien diberikan 1 cc/ menit infus yang
tersedia 500 cc akan habis dalam 500 dibagi 60 menit = 8,333 jam kalo
dalam micro tinggal di kali 3 saja jadinya = 24,99 jam
2. Berapa tetes macro per menit tetesan 500 cc RL infus harus diberikan agar
habis dalam 4 jam?
Jawab :
500 cc dibagi 4 jam = 125 cc, ini jumlah cc RL yang harus diberikan
per jamnya 125 cc dibagi 60 = 2,083 cc / menit, ini jumlah cc yang harus
diberikan per menitnya.
1 cc = 20 tetes makro = 60 tetes mikro jadi 2,083 cc = (2,083 x 20)
41,66tetes makro = (2,083 x 60) 124,98 tetes mikro

H. Persiapan Alat Pemasangan Infus


1. Sarung tangan 1 pasang
2. Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
3. Cairan parenteral sesuai program
8

4. Jarum intra vena (ukuran sesuai)


5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
6. Desinfektan
7. Torniquet/manset
8. Perlak dan pengalas
9. Bengkok 1 buah
10. Plester / hypafix
11. Kassa steril
12. Penunjuk waktu
13. Standard infus

I. Prosedur Pemasangan Infus


Cara memasang infus pasien bayi dan anak - anak
a) Cuci tangan
b) Jelaskan pada orang tua pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
c) Atur posisi pasien.
d) Siapkan standar infus
e) Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan bagian karet pada cairan infus
f) Isi cairan kedalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian
dan buka klem selang hingga cairan memenuhi selang dan udara yang ada diselang
akan keluar
g) Letakkan perlak dibawah tempat vena yang akan ditusuk
h) Pasang tourniquet sedekat mungkin disekitar area penusukan dan lakukan
desinfektan
i) Untuk imobilisasi vena, lakukan peregangan kulit dengan cara menarik kulit dengan
kuat dan besebrangan
j) Lakukan desinfektan pada daerah sekitar tempat penusukan dengan arah melingkar
dari dalam keluar
k) Dengan mata jarum menghadap keatas dan membentuk sudut 20 – 30 derajat dengan
kulit, lakukan penusukan dengan cepat lapisan yang ada diatas vena
l) Rubah sudut penetrasi hingga hampir sejajar dengan kulit pasien dan lakukan
penetrasi dengan cepat sepanjang 1 cm. tunggu hingga ada tanda pertama pada
flashback chamber ( cateter jarum) yang berarti mata jarum sudah tepat dalam vena
9

m) Tarik jarum keluar sepanjang 1cm, darah akan mengalir diantara kateter dan tabung
jarum. Hal ini memastikan ujung kateter sudah berada dalam vena
n) Pegang pangkal kateter dengan kuat dan masukkan kateter seluruhnya dengan
dengan menggunakan jarum cateter sebagai pemandu
o) Lakukan penekanan dengan jari diatas kateter, tarik jarum sepenuhnya.
p) Menggunkan satu tangan, kembali jarum introduser ke dalam bungkus pelindung
nya
q) Tekan kateter jarum kedalam pembungkusnya hingga terdengar bunyi klik
r) Sambungkan infus set, alirkan cairan infus dan lakukan fiksasi dan jangan lupa
memberikan bantalan pada telapak tangan bayi atau anak – anak agar infusan tidak
mudah lepas.
s) Atur kecepatan tetesan sesuai dengan kebutuhan
t) Rapikan pasien dan bereskan alat
u) Lepaskan hanscun dan cuci tangan
v) Dokumentasikan

Kesimpulan

Pemasangan infus merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien


dengan cara memasukkan cairan melalui intra vena (pembuluh balik) yaitu melalui transkutan
dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateler atau dengan jarum yang di sambungkan.

Pemasangan infus biasanya diberikan pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi
darah, pra dan pasca bedah sesuai program pengobatan, serta klien yang sistem
pencernaannya terganggu. Tujuan dari pemasangan infus yaitu, mempertahankan atau
mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori
yang tidak dapat dipenuhi melalui oral, memperbaiki keseimbangan asam basa, memperbaiki
volume komponen-komponen darah, memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan
kedalam tubuh, memonitor tekan Vena Central (CVP), memberikan nutrisi pada saat sistem
pencernaan diistirahatkan.

Anda mungkin juga menyukai