Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 6

METRONIDAZOLEANGGOT
ANGGOTA :ERIK ERLANGGA
ELSA WULANDARI
FRISKA FITRIANTI
RIVIA ALFANESHA
YOSA FAUZIAH
DEFINISI
• Metronidazole adalah antibiotik yang memiliki
aktifitas antiprotozoa, dengan komponen kimia
heterosiklik, diturunkan dari bakteri penghasil
antibiotika, Streptomyces. Pada tahap permulaan
obat ini disintesis dan dikembangkan pada tahun
1955, kemudian obat ini digunakan dalam clinical
trial di tahun 1958.
MEKANISME KERJA METRONIDAZOLE
• Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis
asam nukleat dengan merusak DNA. Sebagai
antiprotozoa, metronidazol bekerja dengan
mendestruksi protozoa tersebut. Sedangkan
sebagai radiasi-sensitizer, metronidazol efektif
mampu merusak sel yang tidak diinginkan.
• FARMAKOKINETIK
Farmakokinetik metronidazole berupa aspek absorpsi, distribusi, metabolisme, dan
eliminasinya.

1.Absorpsi
Bioavailabilitas metronidazole adalah sebagai berikut:
- 93-100%, bila obat dikonsumsi per oral, atau diberikan secara intravena
- 60-80% per rektal
- 20-25% per vaginal
Konsentrasi puncak dalam serum pada pemberian per oral dan intravena adalah 10
mcg/ml setelah pemberian 500 mg metronidazole dosis tunggal. Konsentrasi puncak
dicapai sekitar 1 jam setelah pemberian. Sedangkan pada pemberian rektal, kadar
konsentrasi puncak diperkirakan setengah dari pemberian oral dan intravena, serta
akan tercapai setelah sekitar 4 jam. Data mengenai absorpsi metronidazole per
vaginam masih terbatas. Diperkirakan bahwa kadar konsentrasi puncak dari
pemberian 500 mg metronidazole per vaginam adalah 2 mcg/ml, dan tercapai setelah
8 hingga 24 jam.
Absorpsi obat pada vagina tergantung faktor-faktor seperti:
- Formulasi obat, supositoria atau krim
- Dosis
- Keadaan fisikokemikal vagina selama pengobatan
Konsentrasi puncak dalam serum, plasma darah, dan minimum lethal concentration (MLC)
tergantung pada dosis obat. Pada pemberian metronidazole 500 mg intravena setiap 8 jam,
diketahui bahwa konsentrasi serum tertinggi adalah 25 mcg/ml dan terendah adalah 15 mcg/ml.
• Fungsi ginjal yang terganggu tidak mengubah waktu paruh serum dari metronidazole, namun
waktu paruh dari metabolit hidroksi akan meningkat sebanyak 4 kali lipat dan berakumulasi di
serum. Plasma clearance metronidazole akan menurun pada penderita dengan ganguan fungsi
hati
• 2.Distribusi
• Metronidazole secara luas didistribusikan dalam jaringan dan cairan tubuh, dengan kadar yang
secara umum sama dengan konsentrasi serum. Kadar terapeutik obat ditemukan dalam darah,
cairan serebrospinal, eksudat paru, empedu, cairan seminal, tulang, otak, dan jaringan pelvis.
Metronidazole dapat melewati sawar darah-otak, sawar plasenta, dan ditemukan dalam saliva
serta air susu ibu (ASI) dalam konsentrasi yang sama dengan konsentrasi serum.
• 3.Metabolisme
Biotransformasi metronidazole terjadi di hepar oleh enzim CYP2C9 melalui
hidroksilasi. 2-hidroksimetronidazole merupakan produk metabolit utama.
Efektivitas antimikrobial berkisar 35-60%. Dosis tinggi tidak dianjurkan bagi lansia,
pasien yang sangat sakit, dan disfungsi hepar. Hal ini dikarenakan pada kondisi
tersebut akan terjadi metabolisme obat yang menurun sehingga menurunkan
clearance obat dalam darah.

4.Eliminasi
Metronidazole 77% diekskresikan ke urine, dan 14% ke feses. Metabolit obat yang
terutama terdapat di urine adalah berupa hasil metabolisme oksidasi rantai samping,
yaitu 5-nitroimidazole dan 2-metil-5-nitroimidazole asam asetat, dan hasil konjugasi
glukuronida. Sisanya sekitar 20% merupakan metronidazole yang tidak diubah. Renal
clearance obat sekitar 10 mL/menit/1,73 m2. Waktu paruh metronidazol sekitar 8
jam tetapi pada neonatus memanjang sekitar 25-72 jam. Waktu paruh juga
memanjang pada penderita dengan gangguan hepar. 
5.Resistensi
Bakteri patogen yang telah dilaporkan resisten terhadap metronidazole adalah Helicobacter pylori dan
Sutterella sp.
Organisme patogen yang telah dilaporkan kepekaannya terhadap obat ini menurun adalah Actinomyces,
Bifidobacterium, Eubacterium, Lactobacillus, dan Propionibacterium sp.
• Meski telah dilaporkan terjadinya kegagalan pengobatan metronidazole akibat resisten kuman, namun
tingkat resistensinya masih rendah. Karena metronidazole terkenal dalam hal keamanan dan
efektifitasnya secara klinis, maka obat ini masih diandalkan di seluruh dunia untuk tata laksana infeksi
kuman anaerob.
• FARMAKODINAMIK
• Farmakodinamikmetronidazole dimulai dari konversi molekul menjadi bentuk radikal bebas short-lived
nitroso oleh reduksi intraseluler. Konversi ini terjadi di dalam sitoplasma bakteri, atau organela spesifik
protozoa, dan menyebabkan obat menjadi aktif terhadap kuman yang memiliki metabolisme anaerob.
Namun, obat juga efektif terhadap kuman yang bersifat mikroaerofili, seperti Helicobacter pylori.
• Dalam bentuk konversi tersebut, obat akan bersifat sitotoksik, dan dapat berinteraksi dengan DNA
molekul, menghambat sintesis asam nukleat, dengan cara merusak DNA kuman. Kerusakan tersebut akan
berakibat degradasi DNA dan kematian sel.
• Sintesis DNA dihambat dalam waktu 30 menit, dan kuman mati dalam waktu 5 jam. Apabila konversi obat
dalam sel kuman tidak dapat dilakukan, dan tidak terjadi aktifasi obat, maka dikatakan sel tersebut
sebagai sel yang resisten terhadap obat ini.
- Formulasi
Formulasi metronidazole adalah dalam bentuk tablet, sirup, suppositoria, larutan infus, dan serbuk injeksi.

Bentuk Sediaan
Metronidazole tersedia dalam berbagai bentuk sediaan sebagai berikut:

Tablet: 250 dan 500 mg


Suspensi: 125 mg/5 mL dalam sediaan 60 ml
Suppositoria: 500 mg
Larutan infus: 500 mg/100mL
Serbuk injeksi: 500 mg/vial

Cara Mengonsumsi
Metronidazole oral dapat diberikan tanpa atau bersama makanan kecuali sediaan extended release yang sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan perut
kosong. Walaupun bioavaibilatas dari metronidazole oral tidak dipengaruhi makanan, namun lebih disarankan untuk konsumsi bersamaan dengan
makanan untuk mengurangi efek samping gastrointestinal. Untuk sediaan larutan infus, sebaiknya diberikan dengan kecepatan 5 ml/menit.

Cara Penyimpanan
Metronidazole sebaiknya disimpan di tempat dengan temperatur ruangan sekitar 15-30 derajat Celcius. Jauhkan dari lingkungan yang lembap, panas,
atau sinar matahari langsung serta jangan disimpan di lemari es, atau freezer.
• Kombinasi dengan Obat Lain Metronidazole dapat dikombinasikan dengan clarithromycin dan proton-pump inhibitor/antagonis histamine-2 reseptor
untuk penanganan infeksi Helicobacter pylori. Selain itu, metronidazole intravena juga dapat dikombinasikan dengan vancomycin per oral atau per
rektal sebagai regimen pilihan untuk penanganan infeksi Clostridium difficile.
- Indikasi dan Dosis
Indikasi metronidazole adalah untuk kondisi-kondisi seperti bakterial vaginosis,
trikomoniasis, giardiasis, dracunculiasis, Clostridium difficile colitis, dan infeksi
Entamoeba histolytica.
Kolitis yang disebabkan oleh Clostridium difficile
• Dosis dewasa diberikan metronidazole 500 mg, 3 kali sehari per oral selama 10-14
hari. Pada keadaan yang parah, terkomplikasi, dosis diberikantaste.mg IV tiap 8
jam.
• -Efek samping
• Metronidazole umumnya ditoleransi baik oleh tubuh, dengan tidak ada atau hanya
sedikit efek samping. Efek samping yang terjadi umumnya hanya bersifat
sementara, dan kembali normal setelah obat dihentikan, seperti mual, muntah,
sakit kepala, insomnia, pusing, mengantuk, dispepsia atau timbul ruam pada kulit.
Penggunaan per oral bisa menyebabkan mulut menjadi kering dan timbul metallic
taste
- Penggunaan pada Kehamilan
Kategori B: studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko
terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Meski belum ada bukti ilmiah pada manusia dan masih kontroversi, studi pada hewan
percobaan menunjukkan efek teratogenik pada fase organogenesis sehingga
penggunaan metronidazole dikontraindikasikan pada kehamilan trimester pertama.
• Kontraindikasi metronidazole bila terdapat alergi dan pada kehamilan trimester
pertama. Peringatan metronidazole terkait risiko munculnya jamur dan risiko efek
samping pada pemberian dengan dosis tinggi dan frekuensi sering.
• - Kontraindikasi
• Metronidazole dikontraindikasikan pada kondisi berikut:
• Alergi, atau riwayat alergi terhadap nitroimidazole lainnya
• Kehamilan trimester pertama. Meski belum ada bukti ilmiah pada manusia dan masih
kontroversi, namun pada hewan percobaan menunjukkan efek teratogenik pada fase
organogenesis.

Anda mungkin juga menyukai