Penggolongan:
1. Gol. Polien: Amfoterisin dan Nistatin.
2. Gol Imidazol: Klotrimazol, Ketokonazol,
Ekonazol, Fentikonazol, Isokonazol,
Sulkonazol dan Tiokonazol.
3. Gol Triazol: Flukonazol dan Itrakonazol.
4. Gol Lain : Griseofulvin, Terbinafin
1. AMFOTERISIN.
- Tidak diabsorpsi saluran cerna.
- Satu-satunya anti jamur yg diberikan
secara parenteral.
- Terikat kuat dg protein plasma.
- Penetrasi ke dalam jaringan buruk.
- Bersifat toksik dan efek samping sering
terjadi.
- Komplek dg Na Kolesteril Sulfat
diindikasikan utk infeksi jamur sistemik
jk ada kontra indikasi penggunaan
parenteral, misal gangguan fungsi ginjal.
INDIKASI DAN DOSIS:
- Kandidiasis intestinal
Oral: 100 200 mg tiap 6 jam.
- Infeksi Jamur Sistemik:
I.V : 1 mg selama 20 30 menit,
dinaikkan sampai 1 mg/kgBB/hari.
Dmax : 1,5 mg/kgBB/hari.
PERINGATAN:
- Hati-hati pd pemakaian BUMIL dan BUSU.
- Awas efek samping yg terjadi.
- Hindari penggunaan obat lain yg bersifat
hepatotoksik (spt kortikosteroid, kecuali
untuk pengendalian radang)
INTERAKSI OBAT:
- Antibakteri lain: meningkatkan toksisitas.
- Dg Mikonazol: bersifat antagonisme.
- Diuretik : meningkatkan resiko hipokalemia.
- Glikosida jantung: meningkatkan toksisitas jika
terjadi hipokalemia.
ES:
- Nausea, muntah, diare, demam, sakit kepala,
gangguan fungsi ginjal.
- Toksisitas kardiovaskuler (aritmia).
- Reaksi anafilaksis.
- Gangguan fungsi hati.
SEDIAAN: Amphotec, Blastom, Fungizone (Inj.
50 & 100 mg/vial)
2. NISTATIN
- Tidak diabsorpsi per-oral.
- Toksik jkdiberikan parenteral.
- Aktif thd jamur dan ragi, terutama
infeksi Candida albicans di kulit dan
membran mukosa.
- Jg digunakan untuk kandidosis intestinal.
INDIKASI: Kandidiasis.
ES:
- Mual, muntah, diare pd dosis tinggi.
- Iritasi oral dan sensitisasi.
DOSIS:
- Kandidiasis usus: 500.000 UI/6jam.
- Anak : 100.000 UI 4x/hari.
- Tab Vag 100.000 UI.
SEDIAAN:
- Nistatin.
- Flagistatin.
- Mycostatin.
3. KETOKONAZOL:
- Diabsorpsi baik pada pemakaian per-oral.
4. FLUKONAZOL:
- Mrpk anti jamur oral untuk infeksi lokal
dan sistemik pada kandidiasis dan
kriptokokus.
5. INTRAKONAZOL:
- Untuk kandidiasis urofaringeal dan
vaginal, pthyriasis, versicolor, tinea
korporis dan tinea pedis.
- Dimetabolisme di hati dan tidak boleh
digunakan pada pasien yangmengalami
gangguan fungsi hati.
6. GRISEOFULVIN
- Secara selektif dikonsentrasikan di lapisan
keratin dan merupakan obat terpilih untuk
dermatofitosis yangluas dan bandel.
- Diabsorpsi dg baik di saluran cerna.
- Tidak aktif diberikan secara topikal.
- Lebihefektif untuk jamur kulit dari pada jamur
kuku.
- Pengobatan perlu diteruskan 3-4 minggu, bahkan
beberapa bulan.
- ES relatif jarang.
- Dosis: 500 mg/hari.
- Sediaan : 125 mg tab. (Grivin, Fulcin, Griseofort).
7. TERBINAFIN: utk kurap dan infeksi jamur pd
kuku, dpt digunakan per-oral.
KETOKONAZOL
NAMA KIMIA
Sinonim : cis-1-Acetyl-4-(4-((2-(2,4-
dichlorophenyl)-2-(1H-1M-idazol-1-
ylmethyl)-1,3-dioxolan-4-yl) methoxy)
phenyl)-piperazine
STRUKTUR KIMIA
C26H28N4O4Cl2
Ketokonazol adalah suatu sintetik derivatif
imidazol, suatu senyawa antifungal azole.
Ketoconazole adalah sintetis obat anti jamur
yang digunakan untuk mencegah dan
mengobati infeksi kulit dan jamur, terutama
pada immunocompromised pasien seperti
AIDS.
SIFAT FISIKOKIMIA
MIKONAZOLE :1-[2,4-dikloro--(2,4-
diklorobenziloksi) phenetil] imidazol.
Mikonazol adalah obat antifungi golongan
imidazol, yang dikembangkan pertama kali
oleh Janssen Pharmacetical, dan biasanya
digunakan secara topikal (seperti kulit) atau
pada membran mukosa untuk mengobati
infeksi yang disebabkan fungi.
SIFAT FISIKOKIMIA