1102010100
1. Amfoterisin B
2. Flusitosin
Mekanisme kerja : masuk ke dalam sel jamur
Efek samping :
Ketokonazol :
o Mual dan muntah
o Kerusakan hati
o Ginekomastia
o Vertigo
Triazol :
o Pruritus
o Edema kaki
o Parastesia
Indikasi :
Ketokonazol :
o Lebih efektif terhadap histoplasmosis paru, tulang, tulang,
sendi, dan jaringan lemak.
o Bermanfaat pada parakoksidioidomikosis, dermatomikosis,
dan kandidiasis
Triazol :
o Efektif terhadap blastomikosis, histoplasmosis,
koksidioidomikosis
o Berguna juga pada sariawan mulut dan tenggorokan
o Serta efektif untuk tinea versikolor.
Kontraindikasi :
Ketokonazol : penggunaan bersamaan dengan
terfanadin, astemizol atau sisaprid
dikontraindikasikan karena dapat menyebabkan
perpanjangan interval QT dan menyebabkan aritmia
ventrikel jantung.
Triazol : pada pasien dengan klirens kreatinin <50
mL/menit atau yang mengalami dialisis tidak
diperbolehkan mendapat terapi secara IV
Dosis :
Ketokonazol : pada dewasa 200-400 mg/hari, pada
anak diberikan 3-6 mg/KgBB/hari
Triazol :
Itrakonazol : 200mg/ hari
Flukonazol : 100-400mg/hari
Vorikonazol : tergantung pada berat badan pasien,
200-400mg/hari
4. Kaspofungin
Farmakokinetik :
Dalam darah obat ini terikat protein
Masa paruh eleminasinya 9-11jam
Metabolisme secara lambat dengan cara hidrolisis
dan asetilasi
Diekskresikan melalui urin sedikit
Efek samping :
Demam
Mual
Muntah
Flushing
Pruritus
Indikasi :
Kandidiasis invasif
Kandidiasis esofagus
Kandidiasis orofaring
Aspergilosis invasif
Dosis :
Hari pertama dosis tunggal 70mg IV
Dilanjutkan 50mg/hari
Obat secara IV diberikan dalam waktu 1 jam
5. Terbinafin
Farmakokinetik : terserap secara baik melalui
Indikasi :
Obat biasa digunakan untuk terapi dermatofitosis,
terutama onikomikosis.
Biasanya dikombinasikan dengan golongan
imidazol atau triazol untuk terapi tinea versikolor
Tinea kruris dan korporis
Kontraindikasi :
Pada ibu hamil atau menyusui sebaiknya dihindari
untuk penggunaan obat ini.
Dosis :
Dosis efektifnya 200mg/hari
Tersedia dalam bentuk krim dan gel 1%
Digunakan 1-2x sehari selama 1-2minggu
1. Griseofulvin
Farmakokinetik :
Diserap lebih baik apabila bersamaan dengan
makanan berlemak
Obat ini dimetabolisme di hati dan metabolit
utamanya adalah 6-metilgriseofulvin
Waktu paruhnya kira-kira 24 jam
50% dari dosis oral akan keluar bersama urin
Efek samping :
Leukopenia
Granulositopenia
Demam
Insomnia
Mual dan muntah
Indikasi :
Hasil terbaik terhadap penyakit jamur di kulit,
rambut, dan kuku
Biasa digunakan pada infeksi di bagian telapak
tangan dan kaki
Kontraindikasi:
Tidak dapat digunakan untuk kandidiasis maupun
tinea versikolor
Dosis :
Untuk anak 5-15 mg/KgBB/hari
Dewasa 500-1000 mg/hari
Efek samping :
Iritasi
Rasa terbakar
Eritema
Gatal
urtikaria
Tolsiklat :
o Antijamur topikal tunan dari tiokarbamat
o Namun spektrumnya sempit, maka tidak
digunakan lagi
4. Nistatin
Mekanisme kerja : nistatin hanya diikat oleh jamur yang
Efek samping :
Mual dan muntah
Diare ringan
Dosis :
Tersedia dalam bentuk krim, bubuk, salep, suspensi,
dan obat tetes yang mengandung 100.000 unit
nistatin per gram atau per mL.
Dosis yang diberikan 500.000-1.000.000 unit , 34x/hari
Tablet vagina mengandung 100.000 unit nistatin
Haloprogin
o Antijamur sintetik, sukar larut dalam air tetapi larut
o
o
o
o
dalam alkohol
Bersifat fungisidal terhadap Epidermophyton,
Tricophyton, Microsporum dan malassezia furfur.
obat ini digunakan untuk tinea versikolor
Biasanya setelah penggunaan obat akan timbul iritasi
lokal, rasa terbakar, vesikel, dan sensitasi.
Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar
1%
Siklopiroks olamin
o Obat ini merupakan antijamur topikal berspektrum luas
o Digunakan untuk dermatofitosis, kandidiasis, dan tinea
versikolor
o Tersedia dalam bentuk krim 1%
o Dioleskan 2x sehari
o Biasanya menimbulkan reaksi iritatif
Terima
Kasih