Anda di halaman 1dari 20

Antifungi

(Flucinazole, Griseofulvin, dan Micafungi)


Kelompok 8
• Ayu Wulandari (1620003631)
• Nur Hidayah Syaro Abesah (1620003641)
• Mochamad Rifnu Arfianu Naufal (1620003651)
• Salsa Aulia Asyifa (1620003661)
• Rania Syawie (1620003671)
• Andi Purwa Negara (1620003681)
Pendahuluan
Jamur kulit adalah jamur yang dapat hidup dan berkembang
biak di kulit serta menginfeksi kulit. Infeksi jamur kulit biasanya
terjadi di area kulit yang lembap, seperti pada lipatan kulit,
misalnya ketiak, sela-sela jari, atau area intim dan lipat paha. Pada
kesempatan ini kelompok kami akan membahas mengenai obat
anti jamur, antara lain : Fluconazol, gruseovulfin, dan micafungin.
01
Flucanazole
Penggunaan
• Fluconazole
Flukonazole adalah obat antijamur yang digunakan untuk sejumlah infeksi jamur. Termasuk
kandidiasis, blastomikosis, koksidioidomikosis, kriptokokosis, histoplasmosis, dermatofitosis,
dan panau.

Untuk fluconazole dalam bentuk tablet, digunakan sesuai anjuran dokter dan keterangan pada
label kemasan. Jangan berhenti menggunakan obat ini sebelum jangka waktu yang telah
ditentukan dokter, meskipun infeksi terlihat sudah sembuh. Hal ini dilakukan untuk mencegah
jamur tumbuh kembali.
Untuk fluconazole sediaan suntik, pemberiannya akan dilakukan langsung oleh dokter atau
petugas medis di bawah pengawasan dokter.Usahakan untuk menggunakan fluconazole
secara rutin pada jam yang sama setiap hari. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan efek
obat. Jika lupa menggunakan fluconazole, disarankan segera melakukannya begitu teringat
bila jeda dengan jadwal penggunaan berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan
dan jangan menggandakan dosis.
Mekanisme
• Fluconazole
Fluconazole merupakan obat antifungi (anti jamur), yang bekerja dengan cara
menghambat pertumbuhan jamur yang menginfeksi tubuh.

Dosis
• Fluconazole
Dalam sehari : 50-400 mg (ISO Vol 52, 2019)
Untuk pengobatan beberapa penyakit menurut (ISO Vol 52, 2019):
• Dewasa
- Meningitis kriptokokal : 200-400 mg
- Kandidiasis sistemik : 200-400 mg
- Kandidiasis orofaringeal : 50-100 mg
- Kandidiasis akut/relaps : 150 mg
• Anak
- Infeksi Kandida superfisial : 1-2 mg
- Infeksi Kriptokokal : 3-6 mg
Farmakokinetik
• Fluconazole
Flukonazol diserap baik melalui saluran cerna, dan kadarnya dalam plasma, setelah
pemberian IV, diperoleh lebih dari 90% kadar plasma. Flukonazol larut air dan cepat
diabsorpsi sesudah pemberian oral, dengan 90% bioavailabilitas, 12% terikat pada
protein (ikatan dengan plasma protein buruk). Tidak seperti obat anti jamur azole jenis
lain, fluconazole tidak dapat dimetabolisme secara ekstensif oleh manusia. Lebih dari
90% dari dosis yang diberikan tereliminasi ke dalam urin: sekitar 80% dalam bentuk
obat-obatan asli (tidak berubah komposisinya) dan 10% dalam bentuk metabolit. Waktu
paruh eliminasi 25 jam pada orang dewasa dan 17 jam pada anak anak sedangkan
ekskresi melalui ginjal melebihi 90% bersihan ginjal.
Puncak konsentrasi plasma dicapai dalam waktu 2 jam setelah pemberian per oral,
konsentrasi dalam cairan serebrospinal pada umumnya 50%. Kadar menetap dalam
plasma dengan dosis harian diperoleh pada hari ke-4 sampai ke-5 yang kira-kira 80%
dari kadar plasma.
Interaksi Obat
• Fluconazole
a. Mengurangi kadar fluconazole di dalam darah jika digunakan dengan
rifampicin
b. Meningkatkan kadar dari ciclosporin di dalam darah
c. Meningkatkan risiko terjadinya miopati dan rhabdomyolysis jika digunakan
dengan simvastatin atau atorvastatin
d. Meningkatkan risiko terjadinya aritmia jika digunakan dengan astemizole,
cisapride, terfenadine, quinidine, haloperidol, hydroxychloroquine, atau
erthromycin
e. Meningkatkan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan obat
antikoagulan, seperti warfarin
f. Meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan dengan glipizide
atau glimepiride
Efek Samping
• Fluconazole
Nausea, sakit perut, diare, kembung; gangguan enzim hati; kadang-kadang
ruam (hentikan obat atau awasi secara ketat); angioudem, anafilaksis, lesi
bulosa, nekrolisis epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson; pada
pasien AIDS pernah dilaporkan reaksi kulit yang hebat
02
Griseovulfin
Penggunaan
• Griseofulvin
Griseofulvin adalah medikasi antijamur yang digunakan untuk mengobati dermatofitosis
pada bagian kulit, kulit kepala, dan kuku.

Griseofulvin dikonsumsi dalam bentuk tablet. Agar bisa diserap tubuh lebih baik,
sebaiknya konsumsi griseofulvin bersama makanan yang mengandung lemak. Lama
pengobatan tergantung infeksi yang diderita pasien, bisa dalam hitungan minggu atau
bisa juga lebih dari setahun. Usahakan untuk mengonsumsi griseofulvin pada jam yang
sama setiap hari agar lebih efektif.
Bila lupa mengonsumsi griseofulvin, segera konsumsi begitu teringat jika jeda dengan
jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan
menggandakan dosis. Lanjutkan konsumsi obat meski kondisi membaik dalam
beberapa hari. Berhenti mengonsumsi obat terlalu cepat berisiko membuat jamur
tumbuh kembali.
Mekanisme
• Griseovulfin
Griseofulvin bekerja dengan cara mengendap di sel keratin yang ada di
permukaan kulit, sehingga mencegah sel jamur untuk berkembang biak
dan menyerang kulit.

Dosis
• Griseovulfin
Dewasa : 500 mg per hari dosis tunggal atau dosis terbagi
Anak : 10 mg/kg BB satu kali sehari dalam dosis tunggal atau dosis
terbagi. (ISO Vol 52, 2019)
Farmakokinetik
• Griseovulfin
Absorpsi griseofulvin sangat bergantung pada keadaan fisik obat ini dan absorpsinya dibantu
oleh makanan yang banyak mengandung lemak. Senyawa dalam bentuk partikel yang lebih
kecil (microsized) diabsorpsi 2 kali lebih baik daripada partikel yang lebih besar. Griseofulvin
berukuran mikro dengan dosis 1 gram/hari akan menghasilkan kadar dalam darah 0,5-1,5
mcg/ml. Griseofulvin berukuran ultramikro diabsorpsi 2 kali lebih baik dari senyawa
berukuran mikro.

Metabolisme terjadi di hati. Metabolit utamanya adalah 6-metilgriseofulvin. Waktu paruhnya


kira-kira 24 jam. Jumlah yang diekskresikan melalui urine adalah 50% dari dosis oral yang
diberikan dalam bentuk metabolit dan ber langsung selama 5 hari. Kulit yang sakit
mempunyai afinitas lebih besar ter hadap obat ini, ditimbun dalam sel pembentuk keratin,
terikat kuat dengan keratin dan akan muncul bersama sel yang baru berdiferensiasi sehingga
sel baru ini akan resisten terhadap serangan jamur. Keratin yang mengandung jamur akan
terkelupas dan digantikan oleh sel baru yang normal. Griseofulvin ini
dapat ditemukan dalam sel tanduk 4-8 jam setelah pemberian per oral.
Interaksi obat
• Griseovulfin
a. Penurunan efektivitas obat antikoagulan, salisilat, atau ciclosporin
b. Berkurangnya penyerapan griseofulvin jika digunakan bersama dengan
fenilbutazon, barbiturat, atau obat penenang
c. Penurunan efektivitas atazanavir, darunavir, gefinitib, atau nilotinib
d. Penurunan efektivitas pil KB
e. Peningkatan risiko terjadinya sunburn jika digunakan bersama asam aminolevulinic

Efek samping
• Griseovulfin
Reaksi urtikaria, ruam kulit, sakit kepala, tidak nyaman pada lambung, pusing,
kelelahan, granulositopenia, leukopenia, fotosensitivitas pada pasien, SLE, eritema
multiform, nekrolisis epidermal toksis, neuropati peripheral, kebingungan
dengan gangguan koordinasi, kandidiasis oral, kolestasis,
peningkatan enzim hati, hepatitis.
03
Micafungin
Penggunaan
• Micafungi
Micafungin diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh darah oleh
dokter ataupun perawatan kesehatan profesional, biasanya diberikan
sehari sekali. Dokter akan menyuntikkan obat secara perlahan-lahan
dalam kurun waktu 1 jam.

Mekanisme
• Micafungi
Micafungin termasuk kedalam obat antijamur golongan echinocandin,
yang bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan dan
perkembangbiakan jamur, dengan merusak dinding sel jamur. 
Dosis
• Micafungi
Untuk pengobatan beberapa penyakit menurut (ISO Vol 52, 2019):
- Kandidemia, kandidiasis akut diseminata, peritonitis kandida, dan
abses kandida:
BB > 40 kg : 100-200mg/hari
BB < 40 kg : 2-4 mg/kgBB/hari
- Kandidiasis esophagus:
BB > 40 kg : 150 mg/hari
BB < 40 kg : 3 mg/kgBB/hari
- Profilaksis infeksi kandida pada pasien penerima transplantasi sel
induk hematopioetik:
BB > 40 kg : 50 mg/hari
BB < 40 kg : 1 mg/kgBB/hari
Farmakokinetik
• Micafungin
Micafungin memiliki farmakokinetik linier dalam rentang dosis besar (1-3 mg/kg)
dan usia (bayi prematur hingga lansia), Feses mengandung 71% obat radiolabeled
intravena, termasuk obat asli dan metabolit.

Sejumlah kecil obat dimetabolisme di hati oleh arylsulfatase dan catechol O-


methyltransferase. Hidroksilasi oleh CYP3A4 hampir tidak terdeteksi.
Pengurangan dosis pada gagal hati sedang tidak diperlukan.

Micafungin hampir tidak diserap pada pemberian per oral, diberikan secara
intravena dan memiliki ikatan protein yang tinggi (99,8%). Penetrasinya ke LCS
rendah. Micafungin dieliminasi dari sel hepar ke dalam cairan empedu sebanyak
40%. Data farmakokinetik micafungin tidak berubah pada gangguan fungsi hepar
dan ginjal sehingga tidak diperlukan penyesuaian dosis.
Interaksi Obat
• Micafungi
a. Penurunan efektivitas probiotik Saccharomyces boulardii
b. Peningkatan efektivitas obat golongan antijamur lain, seperti amphotericin B
c. Peningkatan kadar nifedipine, sirolimus, lomitapide, atau axitinib, di dalam
darah
d. Peningkatan kadar darah dan efek samping obat kanker, seperti ribociclib atau
ripretinib

Efek samping
• Micafungi
Pusing, mual, flebitis, muntah, Nyeri dan kemerahan di area suntikan, peningkatan
enzim aspartat aminotransferase, peningkatan alkali fosfat darah, netropenia,
anemia, leukopenia, hipokalemia, hipomagnesimia, hipokalsemia, sakit kepala,
diare, nyeri abdominal, penambahan amino-transferase alanin; peningkatan bilirubin
darah, uji fungsi hati abnormal, kemerahan episodik
pada wajah/leher, hiperbilirubinemia, ruam, pireksia, kekakuan,
gagal ginjal (lebih sering pada anak-anak).
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai