Anda di halaman 1dari 35

Candidiasis Oral

ESTHER ELISABETH BAKUJAI


2265050002
Patogenesis infeksi Candiasis
Oral
https://www.researchgate.net/figure/shows-pathogenesis-of-Candidiasis
Guidline terapi Candiasis Oral
Guidline terapi
• Kandidiasis oral
Infeksi ringan
Suspensi nistatin 400.000-600.000 U 4 kali sehari

Infeksi sedang sampai berat


Flukonazol 1x100-200 mg/hari selama 7-14 hari
Tinjauan Obat Candiasis Oral
Amforterisin
Farmakokinetik
● Sedikit diserap melalui saluran cerna.
● Waktu paruh: 24-48 jam pada dosis awal yang diikuti oleh eliminasi fase kedua dengan waktu
paruh sekitar 15 hari.

Distribusi
● Didistribusikan luas ke seluruh jaringan.
● 95% obat beredar dalam plasma, terikat pada lipoprotein.

Ekskresi
● Melalui ginjal dan berlangsung lambat.
● Hanya 3% dari jumlah yang diberikan selama 24 jam sebelumnya ditemukan dalam urin.
Farmakodinamik
● Menyerang sel yang sedang tumbuh dan sel matang.
● Aktivitas anti-jamur nyata pada pH 6,0-7,5 dan berkurang pada pH yang lebih rendah,
● Bersifat fungistatik atau fungisidal tergantung pada dosis dan sensitivitas jamur yang dipengaruhi.

Interaksi Obat
● Dengan anti-bakteri → meningkatkan risiko nefrotoksisitas.
● Dengan flusitosin → meningkatkan risiko toksisitas.
● Imidazol dan triazol → memberi efek antagonis terhadap amfoterisin.
● Kortikosteroid dan diuretik → meningkatkan risiko hipokalemia.
Indikasi
● Infeksi jamur (koksidiodomikosis, parakoksidiodomikosis, aspergillosis, kromoblastomikosis,
candidiasis).
● Tetesan topikal: keratitis mikotik.
● Endoftalmitis (intraorbital).

Kontra Indikasi
● Pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
● Ibu hamil.
● Ibu menyusui.
Efek samping
● Kulit panas.
● Berkeringat.
● Sakit kepala.
● Demam.
● Mengigil.
● Lesu.
● Anoreksia.
● Nyeri otot.
● Kejang.
● Penurunan fungsi ginjal.
Dosis dan Bentuk Sediaan
● Injeksi → vial 50 mg bubuk liofilik, dilarutkan dengan 10
mL akuades steril kemudian diencerkan dengan larutan
dekstrosa 5% dalam air sehingga kadar 0.1 mg/mL.

● Tersedia bentuk krim, lotio, dan salep dengan kandungan


amfoterisin B sebanyak 3%.
Flukonazole
Farmakokinetik
Absorpsi
● Diserap melalui saluran cerna tanpa dipengaruhi adanya makanan/keasaman lambung.
● Kadar puncak dicapai setelah pemberian 100 mg.

Distribusi
● Flukonazol tersebar rata ke dalam cairan tubuh juga dalam sputum dan saliva.
● Kadar dalam CSS 50-90% kadar plasma.

Metabolisme
● Sebagian besar obat ini mengalami metabolisme lintas pertama.

Ekskresi
● Waktu paruh eliminasinya 25 jam sedangkan ekskresi melalui ginjal melebihi 90% klirens ginjal.
Farmakodinamik
● Flukonazole menunjukkan aktivitas fungistatik terhadap mayoritas strain Candida albicans,
Candida glabrata, Candida parapsilosis, Candida tropicalis, Cryptococcus neoformans.
● Aktivitas fungistatik flukonazol juga ditunjukkan pada hewan normal dan immunocompromised
dengan infeksi jamur sistemik dan intrakranial yang disebabkan oleh Cryptococcus neoformans
dan untuk infeksi sistemik yang disebabkan oleh Candida albicans.

Interaksi Obat
● Rifampisin mempercepat metabolisme flukonazol (menurunkan konsentrasi plasma).
● Flukonazol dapat meningkatkan konsentrasi plasma karbamazepin.
● Flukonazol meningkatkan konsentrasi plasma zidovudin (meningkatkan risiko toksisitas).
● Flukonazol dapat meningkatkan konsentrasi plasma siklosporin.
● Dapat meningkatkan konsentrasi plasma sulfonilurea.
Indikasi Efek Samping
● Dapat mencegah relaps meningitis ● Mual.
yang disebabkan oleh Cryptococcus
pada pasien AIDS setelah pengobatan
● Sakit perut.
dengan amfoterisin B. ● Diare.
● Selektif untuk pengobatan kandidiasis ● Kembung.
mulut dan tenggorokan. ● Urtikaria.
Kontra Indikasi
● Gangguan ginjal.
● Kehamilan.
● Penggunaan dengan astemizol.
Dosis dan Sediaan Obat
● Tersedia untuk pemakaian sistemik (IV) dengan formula yang
mengandung 2 mg/mL.
● Tersedia dalam sediaan oral dalam kapsul yang mengandung 50, 100,
150, 200 mg.
● Indonesia: hanya tesedia sediaan 50 dan 150 mg.
Itrakonazole
Itrakonazole - Farmakokinetik
Absorpsi Metabolisme
● Diserap lebih sempurna dengan makanan ● Sebagian besar obat ini
di saluran cerna dibanding ketokonazol
mengalami metabolisme lintas
Distribusi pertama
● Dalam plasma 84% ketokonazol berikatan
dengan protein plasma terutama albumin, Ekskresi
15% berikatan dengan eritrosit dan 1% ● Sebagian besar diekskresikan
dalam bentuk bebas
● Ditemukan dalam urin, kelenjar lemak, bersama cairan empedu ke lumen
liur, kulit yang terinfeksi, tendo, cairan usus dan hanya sebagian kecil saja
sinovial, cairan vaginal yang dikeluarkan bersama urin
Farmakokinetik - Itrakenazol
Farmakodinamik
● Bersifat liofilik dan larut dalam air pada pH asam
● Itrakonazol aktif sebagai antijamur baik sistemik
maupun nonsistemik yang efektif terhadap
Candida, Coccidioides immitis, Cryptococcus
neoformans, H. Capsulatum, B. dermatitidis,
Aspergillus, dan Sporothrix spp

Interaksi Obat
● Antasida menurunkan absorpsi itrakonazol
● Golongan barbiturat dapat menurunkan
konsentrasi plasma itrakonazol
● Rifampisin mempercepat metabolisme
itrakonazol (menurunkan konsentrasi plasma)
Itrakonazole –Kontra indikasi/ Indikasi
Indikasi Efek Samping Obat
● Histoplasmosis paru, tulang, sendi, ● Mual
dan jaringan lemak
● Sakit perut
● Efektif untuk kriptokokus
nonmeningeal ● Konstipasi
● Kandidiasis (mukokutan, vaginal, oral) ● Sakit kepala
● Vertigo
Kontraindikasi ● Reaksi alergi (pruritus, ruam,
● Penggunaan dengan astemizol
urtikaria)
● Gangguan fungsi hati
● Gangguan fungsi ginjal
Itrakonazol – Dosis dan Sediaan Obat
Tersedia dalam bentuk kapsul 100mg
Dosis yang disarankan : 200 mg/hari
Mikosis : 2 x 200 mg (dengan makanan)
Onikomikosis : 1 x 200 mg selama 12 minggu atau dengan terapi
berkala (pulse therapy), yakni 200 mg sehari selama 1 minggu, diikuti 3
minggu periode bebas obat setiap bulannya; lama pengobatan
biasanya 3 bulan
Vorikonazole
Farmakodinamik
Vorikonazol adalah agen antijamur triazol yang menghambat enzim
sitokrom P450 sehingga menghambat sintesis ergosterol dalam
membran sel jamur. Ini memiliki spektrum aktivitas yang luas terhadap
semua spesies Candida (termasuk strain yang resisten terhadap
flukonazol), Aspergillus spp., Scedosporium spp., dan Fusarium spp.
Farmakokinetik
Absorpsi
● Diserap baik dan cepat dalam pencernaan.
● Makanan mengurangi absorpsi.
● Kadar puncak tercapai dalam waktu 1 - 2 jam.
Distribusi
● Sekitar 60% obat dalam darah terikat dengan protein.
● Kadar obat ini dalam cairan serebrospinal 30 - 68% dari kadarnya dalam darah.
Metabolisme
● Sitokrom P450 di hati dan metabolit utamanya ada N-oksida yang tidak aktif.
Ekskresi
● Sekitar 80% diekskresikan dalam urin.
Indikasi ● Aspergillosis sistemik dan infeksi jamur berat yang disebabkan oleh Scedosporium
apiospermum, dan Fusarium sp.
● Efektivitas baik terhadap Candida sp,Cryptococcus dan Dermatophyte sp.

Kontraindikasi ● Hipersensitivitas terhadap vorikonazol.

Efek Samping ● Gangguan penglihatan sementara berupa penglihatan kabur atau fotofobia terjadi
sekitar 30% pasien.
● Fotosensitivitas.
● Kenaikan kadar serum transaminase sementara.

Interaksi Obat ● Meningkatkan waktu protrombin dengan antikoagulan oral.


● Meningkatkan konsentrasi plasma siklosporin dan tacrolimus, opiat, NSAID dan
omeprazole.
● Menurunkan konsentrasi plasma vorikonazol dan meningkatkan konsentrasi plasma
phenytoin jika diberikan bersamaan.
Dosis Obat
● Dimulai dosis muat secara IV sebesar 6 mg/kgBB dan diulang sekali lagi setelah 12
jam kemudian dilanjutkan dengan dosis 4 mg/kgBB/12 jam.
● Dosis oral BB > 40 kg → 400 mg dan BB < 40 kg → 200 mg diberikan 2 kali
dengan interval 12 jam.
● Dilanjutkan pengobatan dengan pemberian PO BB > 40 kg → 200 mg/12 jam dan
BB < 40 kg → 2 x 100 mg,
● Pasien gangguan fungsi hati ringan dan sedang → dosis muat seperti biasa namun
dosis pemeliharaannya dikurangi 50%.
● Pasien klirens kreatinin < 50 mL/menit atau dialisis → tidak boleh terapi
vorikonazol IV namun boleh PO.
● Sediaan: tablet 50 & 200 mg, suspensi oral 40 mg/mL dan bubuk pemberian IV 200
mg.
Ekinokandin
Farmakokinetik
Absorpsi
● Tidak diserap secara oral, hanya tersedia sediaan IV.
● Kaspofungin: 9 - 11 jam, mikafungin: 11 - 15 jam, anidulafungin: 24 - 48 jam.
Distribusi
● Ikatan protein → 97% dan tidak menembus sawar darah otak.
Metabolisme
● Kaspofungin → metabolisme secara lambat dengan hidrolisis dan asetilasi.
● Mikafungin → metabolisme dalam jumlah kecil di hati.
● Anidulafungin → tidak dimetabolisme di hati ataupun ginjal.
Ekskresi
● 71% ditemukan dalam feses (dari pemberian IV).
Farmakodinamik
• Obat ini menghambat enzim yang diperlukan untuk sintesis dinding
sel jamur yaitu komponen 1,3-B-D-glukan sehingga menyebabkan
kerusakan integritas dinding sel jamur, instabilitas osmotik dan
kematian sel tersebut.
Indikasi ● Caspofungin → infeksi kandida mukokutaneous, terapi empiris febril neutropenia.
● Micafungin anidulafungin → kandidiasis invasif dalam, profilaksis terhadap infeksi
kandida pada penderita yang mendapat terapi sel punca hematopoietik.

Kontraindikasi ● Hipersensitivitas terhadap ekinokandin.

Efek Samping ● Gangguan gastrointestinal.


● Flebitis.
● Reaksi hypersensitivity.

Interaksi Obat ● Caspofungin & siklosporin: peningkatan enzim hati.


● Rifampisin dan induktor CYP3A4 menurunkan sedikit kadar caspofungin.
● Terjadi peningkatan kadar nifedipin sebanyak 18% dan sirolimus 21% pada
pemberian kombinasi dengan micafungin.
● Anidulafungin menyebabkan terjadinya pelepasan histamin selama infus.
Nistatin
● Antibiotik Polien yang dihasilkan oleh Mekanisme kerja
Streptomyces noursei. ● Nistatin hanya akan diikat oleh jamur atau ragi
● Tidak digunakan sebagai obat sistemik. yang sensitif.
● Tidak diserap melalui saluran cerna, kulit ● Aktivitasnya tergantung dari adanya ikatan
maupun vagina. dengan sterol pada membran sel jamur/ ragi
● Berbubuk kuning kemerahan. terutama ergosterol.
● Bersifat higroskopis. ● Akibat terbentuknya ikatan perubahan
● Sukar larut dalam klorofrom dan eter. permeabilitas membran sel.
● Sel akan kehilangan berbagai molekul kecil.
Aktivitas Antijamur ● Candida albicans → tidak resisten.
● Menghambat pertubuhan berbagai jamur dan ● C. tropicalis, C. guillermondi & C. stellatiodes →
ragi, resisten bahkan tidak sensitif terhadap
● Tidak aktif terhadap bakteri protozoa dan virus. amfoterisin B.
Indikasi Indikasi
● Infeksi kandida di kulit, selaput lendir, saluran ● Infeksi kandida di kulit, selaput lendir, saluran
cerna. cerna.
● Paronikia, vaginitis dan kandidiasis oral cukup ● Paronikia, vaginitis dan kandidiasis oral cukup
diobati secara topikal. diobati secara topikal.
● Kandidiasis mulut, esofagus, lambung ● Kandidiasis mulut, esofagus, lambung
komplikasi dari penyakit darah yang ganas yang komplikasi dari penyakit darah yang ganas yang
sedang mendapat pengobatan imunosupresif. sedang mendapat pengobatan imunosupresif.

Efek Samping Efek Samping


Mual, muntah dan diare ringan didapatkan setelah Mual, muntah dan diare ringan didapatkan setelah
pemakaian oral. pemakaian oral.

Anda mungkin juga menyukai