URINARIA
KONSEP OBAT FARMAKOLOGI DALAM
SISTEM PERKEMIHAN
Efek Samping
a. Toksisitas Langsung : Anoreksia, mual dan muntah merupakan efek
samping utama (dan sering) nitrofurantoin.
2. Metenamin
Metenamin (Mandelamine, Hiprex)
menimbulkan efek bakterisidal jika pH urin
kurang d 5,5. Obat ini tersedia dalam bentuk
garam mandelat (masa kerja singkat) dan
sebagai garam hipurant. Metenamin efektif
dalam melawan organisme gram positif dan
gram negatif, terutama E Coli dan Pseudomonas
aeruginosa. Obat ini dipakai untuk infeksi
saluran kemih kronik.
·Farmakokinetik
Metenamin dan garamnya diabsorbsi secara
tepat disaluran cerna setelah pemberian secara
oral, dan 10-30% dari dosis yang diberikan
dihidrolisis oleh asam lambung sehingga obat ini
sebaiknya diberikan dalam bentuk salut enterik.
Meskipun obat ini didistribusikan ke seluruh
cairan tubuh termasuk sel darah merah, cairan
serebrospinalis dan sinovial, serta pleura, tetapi
obat ini tidak menunjukkan aktivitas antibakteri
karena formaldehid tidak terbentuk pada pH
fisiologis. Lebih dari 90% obat ini diekskresikan
kedalam urin dan lebih dari 20% nya dihirdolisis
menjadi formaldehid bebas.
Indikasi
Obat ini digunakan untuk profilaksis infeksi
saluran kemih rekurens. Obat ini sangat
bermanfaat pada prostatitis dan neurogenik
bladder, dan terbentuk residu urine karena
waktunya cukup untuk membentuk formaldehid.
·Efek Samping
·Efek Samping
Pemakaian asam nalidiksat dapat menimbulkan efek samping
berikut: sakit kepala, pusing, sinkope (pingsan), neuritis penifer,
gangguan penglihatan, dan ruam kulit. Mual, muntah, diare, sakit
kepala, dan gangguan penglihatan
4. Trimetoprim
Trimetoprim (Proloprim, Trimpex) dapat dipakai tersendiri
untuk pengobatan ISK atau dalam kombinasi dengan
sulfonamid, sulfametoksazol (preparat kombinasi mi secara
generik dikenal sebagai ko-trimoksazol), untuk mencegah
terjadinya organisme yang resisten terhadap trimetoprim.
Farmakokinetik
Absorbsi melalui saluran cerna cepat dan lengkap, kadar
puncak plasma dicapai dalam waktu 2 jam dan waktu
paruh 11 jam. Distribusi cepat ke seluruh jaringan
termasuk SSP, saliva dan empedu yang kadarnya cukup
tinggi.
· Efek Samping
Efek sampingnya terutama gejala-gejala gastrointestinal,
yaitu mual dan muntah; dan masalah kulit, seperti ruam
kulit dan pruritus.
B. ANALGESIK SALURAN KEMIH
Fenazopiridin hidroklorida (Pyridium), suatu analgesik zat
warna azo, merupakan suatu analgesik saluran kemih .
Obat ini dipakai untuk meredakan nveri, rasa terbakar, dan
sering berkemih serta rasa dorongan berkemih yang
merupakan gejala dan ISK bagian bawah.
Indikasi
Obat ini digunakan untuk mengurangi nyeri, rasa terbakar,
urigensi dan frekuensi kencing yang berlebihan yang erat
kaitannya dengan iritasi saluran kemih.
Efek Samping
Efek samping yang paling sering adalah gangguan
saluran cerna dan pusing. Obat ini membentuk
warna urin menjadi oranye atau merah
C. PERANGSANG SALURAN KEMIH
Jika fungsi kandung kemih menurun atau hilang
akibat kandung kemih neurogenik (suatu disfungsi
akibat lesi pada sistem saraf) akibat cedera medula
spinalis (paraplegia, hemiplegia) atau cedera kepala
yang berat, maka dapat dipakai parasimpatomimetik
untuk merangsang miksi (berkemih). Obat
pilihannya, yaitu betanekol klorida (Urecholine),
merupakan suatu perangsang saluran kemih, juga
dikenal sebagai parasimpatomimetik yang bekerja
langsung (kolinomimetik), dan obat ini bekerja
dengan meningkatkan tonus kandung kemih.
D. ANTISPASMODIK SALURAN KEMIH
Spasme saluran kemih akibat infeksi atau cedera
dapat diredakan dengan antispasmodik yang
bekerja langsung pada otot polos dari saluran
kemih. Kelompok obat-obat ini (dimetil
sulfoksida juga dikenal dengan DMSOI,
oksibutinin, dan flavoksat)
E. DIURETIK
Diuretika adalah obat yang bekerja pada ginjal
untuk meningkatkan ekskresi air dan natrium
klorida. Secara normal, rearbsorbsi garam dan
air dikendalikan masing-masing oleh aldosteron
dan vasopresin (hormon antidiuretik, ADH).
1. Tizaid
Tizaid terbentuk dari inhibitor karbonat anhidrase. Akan tetapi
aktivitas diuretik obat ini tidak berhubungan dengan efeknya pada
obat tersebut. Tizaid digunakan secara luas pada terapi gagal
jantung ringan dan hipertensi, dimana telah terbukti bahwa obat
tersebut menurukan insidensi stroke.
·Mekanisme Kerja
Tizaid bekerja terutama pada segmen awal tubulus distal, dimana
tizaid menghambat rearbsorbsi NaCl dengan terikat pada sinporter
yang berperan untuk kontraspor Na+/Cl- elektronetral. Terjadi
peningkatan eksresi Cl-, Na+ dan disertai H2O. Beban Na yang
meningkat dalam tubulus distal menstimulasi pertukaran Na+
dengan K+ dan H+, meningkatkan sekresinya dan hipokalemia dan
alkalosis metabolik.
·Efek Simpang
Efek simpang termasuk kelemahan, impotensi dan kadang-kadang
ruam kulit.