Anda di halaman 1dari 13

FARMAKOLOGI SISTEM

URINARIA
KONSEP OBAT FARMAKOLOGI DALAM
SISTEM PERKEMIHAN

A. ANTISEPTIK SALURAN KEMIH


Antiseptik saluran kemih terbatas
hanya untuk pengobatan infeksi saluran kemih.
Obat bekerja pada tubulus ginjal dan kandung
kemih, sehingga efektif dalam mengurangi
pertumbuhan bakteri.
1. . Nitrofurantoin
Nitrofurantoin merupakan bakteriostatik atau
bakterisidal, tergantung dari dosis obat, dan efektif
untuk melawan banyak organisme gram positif dan
gram negatif, terutama terhadap E. coli. Obat ini
dipakai untuk pengobatan ISK akut dan kronik.
 ·Farmakokinetik
Nitrofurantoin diabsorbsi dengan baik setelah ditelan
tetapi dengan cepat dimetabolisme dan diekskresikan
dengan cepat sehingga tidak memungkinkan kerja
antibakteri sistemik. Di dalam ginjal, obat ini di
ekskresikan ke dalam urin baik dengan filtrasi
glomerulus maupun dengan sekresi tubulus. Dengan
dosis harian rata-rata, konsentrasi g/mL dicapai di
dalam urin. Pada gagal ginjal, kadar di dalam urin
tidak cukup untuk kerja antibakteri, tetapi kadar
dalam darah yang tinggi dapat menyebabkan
keracunan. Nitrofurantoin memberikan warna coklat
pada urin.
 Indikasi Klinik
O bat ini adalah salah satu alternatif untuk pengobatan infeksi saluran kemih
bawah tanpa komplikasi dan pencegahan rekurens infeksi saluran kemih
bawah.
 ·Penggunaan Klinik
Dosis harian rata-rata untuk infeksi saluran kemih pada orang dewasa ialah
100 mg per oral 4 kali sehari yang dimakan bersama makanan atau susu.
Nitrofurantoin tidak boleh diberikan kepada pasien infusiensi ginjal yang
berat. Nitrofurantoin dapat diberikan berbulan-bulan untuk menekan infeksi
kronis saluran kemih. Lebih disukai untuk mempertahankan pH urin di
bawah 5,5. Dosis tunggal harian nitrofurantoin, 100 mg, dapat mencegah
kekambuhan infeksi saluran kemih pada wanita.
Nitrofuran lain, furazolidon 400 mg/hari per oral (5-8 mg/kg/hari pada anak-
anak dapat mengurangi diare karena kolera dan mungkin memperpendek
ekskresi vibrio. Obat ini biasanya tidak berhasil untuk shigelosis.

 Efek Samping
a. Toksisitas Langsung : Anoreksia, mual dan muntah merupakan efek
samping utama (dan sering) nitrofurantoin.
2. Metenamin
 Metenamin (Mandelamine, Hiprex)
menimbulkan efek bakterisidal jika pH urin
kurang d 5,5. Obat ini tersedia dalam bentuk
garam mandelat (masa kerja singkat) dan
sebagai garam hipurant. Metenamin efektif
dalam melawan organisme gram positif dan
gram negatif, terutama E Coli dan Pseudomonas
aeruginosa. Obat ini dipakai untuk infeksi
saluran kemih kronik.
 ·Farmakokinetik
Metenamin dan garamnya diabsorbsi secara
tepat disaluran cerna setelah pemberian secara
oral, dan 10-30% dari dosis yang diberikan
dihidrolisis oleh asam lambung sehingga obat ini
sebaiknya diberikan dalam bentuk salut enterik.
Meskipun obat ini didistribusikan ke seluruh
cairan tubuh termasuk sel darah merah, cairan
serebrospinalis dan sinovial, serta pleura, tetapi
obat ini tidak menunjukkan aktivitas antibakteri
karena formaldehid tidak terbentuk pada pH
fisiologis. Lebih dari 90% obat ini diekskresikan
kedalam urin dan lebih dari 20% nya dihirdolisis
menjadi formaldehid bebas.
 Indikasi
Obat ini digunakan untuk profilaksis infeksi
saluran kemih rekurens. Obat ini sangat
bermanfaat pada prostatitis dan neurogenik
bladder, dan terbentuk residu urine karena
waktunya cukup untuk membentuk formaldehid.
 ·Efek Samping

Metenamin dan garamnya cukup aman serta


relatif ditoleransi dengan baik. Efek samping
yang biasanya terjadi adalah gangguan saluran
cerna yang meliputi mual, muntah, dan diare
3. Quinolon
 Quinolon merupakan salah satu dan kelompok antiseptik saluran
kemih terbaru dan efektif dalam melawan ISK bagian bawah.
 Farmakokinetik
Sinoksasin diabsorpsi dengan baik dan saluran gastrointestinal, dan
35% dari norfloksasin diabsorpsi dari saluran gastrointestinal.
Sinoksasin tinggi berikatan dengan protein, tetapi norfloksasin
hanya 10-15% yang berikatan dengan protein. Waktu paruh dari ke
dua obat ini adalah singkat; obat-obat ini biasanya diberikan dua kali
sehari. Baik sinoksasin maupun norfloksasin diekskresi sebagai
metabolit tanpa mengalami perubahan ke dalam urin. Selain itu
sebagian dari metabolit norfloksasin diekskresikan ke dalam feses.

 ·Efek Samping
Pemakaian asam nalidiksat dapat menimbulkan efek samping
berikut: sakit kepala, pusing, sinkope (pingsan), neuritis penifer,
gangguan penglihatan, dan ruam kulit. Mual, muntah, diare, sakit
kepala, dan gangguan penglihatan
4. Trimetoprim
 Trimetoprim (Proloprim, Trimpex) dapat dipakai tersendiri
untuk pengobatan ISK atau dalam kombinasi dengan
sulfonamid, sulfametoksazol (preparat kombinasi mi secara
generik dikenal sebagai ko-trimoksazol), untuk mencegah
terjadinya organisme yang resisten terhadap trimetoprim.
 Farmakokinetik
Absorbsi melalui saluran cerna cepat dan lengkap, kadar
puncak plasma dicapai dalam waktu 2 jam dan waktu
paruh 11 jam. Distribusi cepat ke seluruh jaringan
termasuk SSP, saliva dan empedu yang kadarnya cukup
tinggi.
 · Efek Samping
Efek sampingnya terutama gejala-gejala gastrointestinal,
yaitu mual dan muntah; dan masalah kulit, seperti ruam
kulit dan pruritus.
B. ANALGESIK SALURAN KEMIH
 Fenazopiridin hidroklorida (Pyridium), suatu analgesik zat
warna azo, merupakan suatu analgesik saluran kemih .
 Obat ini dipakai untuk meredakan nveri, rasa terbakar, dan
sering berkemih serta rasa dorongan berkemih yang
merupakan gejala dan ISK bagian bawah.

 Indikasi
Obat ini digunakan untuk mengurangi nyeri, rasa terbakar,
urigensi dan frekuensi kencing yang berlebihan yang erat
kaitannya dengan iritasi saluran kemih.
 Efek Samping
Efek samping yang paling sering adalah gangguan
saluran cerna dan pusing. Obat ini membentuk
warna urin menjadi oranye atau merah
C. PERANGSANG SALURAN KEMIH
 Jika fungsi kandung kemih menurun atau hilang
akibat kandung kemih neurogenik (suatu disfungsi
akibat lesi pada sistem saraf) akibat cedera medula
spinalis (paraplegia, hemiplegia) atau cedera kepala
yang berat, maka dapat dipakai parasimpatomimetik
untuk merangsang miksi (berkemih). Obat
pilihannya, yaitu betanekol klorida (Urecholine),
merupakan suatu perangsang saluran kemih, juga
dikenal sebagai parasimpatomimetik yang bekerja
langsung (kolinomimetik), dan obat ini bekerja
dengan meningkatkan tonus kandung kemih.
D. ANTISPASMODIK SALURAN KEMIH
 Spasme saluran kemih akibat infeksi atau cedera
dapat diredakan dengan antispasmodik yang
bekerja langsung pada otot polos dari saluran
kemih. Kelompok obat-obat ini (dimetil
sulfoksida juga dikenal dengan DMSOI,
oksibutinin, dan flavoksat)
E. DIURETIK
 Diuretika adalah obat yang bekerja pada ginjal
untuk meningkatkan ekskresi air dan natrium
klorida. Secara normal, rearbsorbsi garam dan
air dikendalikan masing-masing oleh aldosteron
dan vasopresin (hormon antidiuretik, ADH).
1. Tizaid
 Tizaid terbentuk dari inhibitor karbonat anhidrase. Akan tetapi
aktivitas diuretik obat ini tidak berhubungan dengan efeknya pada
obat tersebut. Tizaid digunakan secara luas pada terapi gagal
jantung ringan dan hipertensi, dimana telah terbukti bahwa obat
tersebut menurukan insidensi stroke.
 ·Mekanisme Kerja
Tizaid bekerja terutama pada segmen awal tubulus distal, dimana
tizaid menghambat rearbsorbsi NaCl dengan terikat pada sinporter
yang berperan untuk kontraspor Na+/Cl- elektronetral. Terjadi
peningkatan eksresi Cl-, Na+ dan disertai H2O. Beban Na yang
meningkat dalam tubulus distal menstimulasi pertukaran Na+
dengan K+ dan H+, meningkatkan sekresinya dan hipokalemia dan
alkalosis metabolik.

 ·Efek Simpang
Efek simpang termasuk kelemahan, impotensi dan kadang-kadang
ruam kulit.

Anda mungkin juga menyukai