Anda di halaman 1dari 23

OBAT-OBAT PADA KASUS INFEKSI

SALURAN KEMIH
dr. Pandu Indra Bangsawan, M.Kes.

Staf Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

ANTISEPTIK SALURAN KEMIH


Antiseptik saluran kemih adalah obat-obat yang dapat menghambat pertumbuhan kuman (mikroorganisme), tetapi tidak dapat untuk infeksi sistemik.
Kemoterapi Infeksi Saluran Kemih adalah obat-obat yang dapat menghambat pertumbuhan kuman (mikro organisme), akan tetapi dapat juga untuk infeksi sistemik.

Termasuk disini adalah :

I. II. III. IV. V. VI.

Trimethoprim Sulfametoksazol Kuinolon Nitrofurantoin Metenamin Fenazopirin Asam Nalidiksat

II.

KUINOLON BEKERJA DENGAN CARA MENGGANGGU SINTESA DNA/RNA

A.

Siprofoksasin (Fluorokuinolon)

Nama dagang: Ciproxin, quidex, mensipox MK : Menghambat DNA girase Indikasi: ISK, Demam tifoid, tuberkulosis, lepra KI : Alergi. Hati-hati pada anak-anak dibawah 18 tahun, wanita hamil & menyusui, dan gagal ginjal ESO : Disfagia,pandangan kabur dan insomnia

IO

: Meningkatkan teofilin serum; antasida menurunkan absorpsinya Dosis : ISK : DT: 500 mg Demam tifoid: 50 mg/hari selama 7 hari

B. NORFLOKSASIN
Nama dagang : Lexinor, akilen MK : idem Indikasi: ISK KI : Alergi. Tidak boleh diberikan pada anak, wanita hamil & menyusui ESO : Mual, sakit kepala dan pusing IO : Meningkatkan kadar teofilin, antikoagulan. Tdk boleh diberikan bersama nitrofurantoin Dosis : ISK: DT: 400 mg

C. OFLOKSASIN
Nama dagang: Danaflox, tarivid, betaflox MK : idem Indikasi: ISK dan infeksi saluran nafas bawah KI : Alergi, anak, wanita hamil & menyusui ESO : Mual/muntah, diare dan insomnia IO : Antasid dan vitamin yg mengandung Zn menurunkan kadarnya Dosis : Gonore: DT 400 mg ISPB : 2 X 200 mg selama 10 hari

D. SINOKSASIN
Obat ini termasuk golongan kuinolon yang sifatnya mirip asam nalidiksat MK : menghambat DNA gyrase dan bersifat bakterisidal

AKTIFITAS ANTIBAKTERI : Poten terhadap Kolisalmonela, sigela, enterobakter, kamfilobakter serta niseria.

FARMAKOKINETIK Absorpsi cepat melalui saluran cerna hampir sempurna Dimana puncak serum dicapai 1-2 jam, 60-70% berikatan dengan protein plasma. Pemberian bersama makanan akan menurunkan kadar obat ini dalam serum. 90% diekskresikan dalam urin dimana 60% dalam bentuk utuh dan sisanya metabolit in-aktif I : Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi dan rekurens

KI :

- Anuria - Anak pre-pubertas - Wanita hamil dan menyusui ESO : Yang paling sering terjadi mual-muntah,reaksi hipersensitifitas, pusing dan sakit kepala, dapat juga timbul insomnia, tinitus, dan pandangan kabur IO : Nitrofurantoin mengantagonis obat ini. Dapat meningkatkan konsentrasi teofilin dalam plasma sedangkan Antasida dapat menurunkan absorpsinya

III. NITROFURANTOIN
Nitrofuran sintetik (5- nitro 2- Flural dehida)

MK :Tidak Jelas, diduga menghambat sistem enzim bakteria termasuk siklus asam trikarboksilat FARMAKOKINETIK : Absorpsi cepat dan lengkap disaluran cerna. Bentuk Makrokristalin, absorpsi dan ekskresinya lebih lambat dibanding bentuk mikro W/P, plasma yaitu 1-3 jam, lebih kurang 40% diekskresi dalam bentuk utuh di urin. Mudah larut pada pH5; dan tidak boleh dialkalinisasi karena aktivitas antibakteri menurun. Menyebabkan warna urin coklat

AKTIVITAS ANTIBAKTERI (AA) : Bakteri yang rentan terhadap obat ini dengan kadar hambat minimal (KHM), yaitu < 32 mcg/ml jarang terjadi resisten Bersifat bakteriostatika, aktivitas antibakteri meningkat pada urine dalan suasana asam

- I : Gram (-) bentuk koli (mis,E koli, Koli Lain dan Kleibsela) dan Gram (+) bentuk kokus (Stafilo aureus, dan enterokokus) rentan terhadap obat ini Proteus, serantia, dan pseudomonas resisten terhadap obat ini.
- INDIKASI KLINIK : Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi dan rekurensi infeksi saluran kemih.

KI : 1. G6 PD
2. Bayi < 1 bulan 3. Wanita hamil 4. Gangguan Ginjal

ESO : Yang paling sering yaitu mual-muntah, nyeri perut


dan diare,efeknya tersebut menurun bila diberi bersama makanan atau susu. Anemia Hemolitika dapat terjadi pada penderita G6PD.

IO : Antasida (mg trisiklat) menurunkan efeknya dan mengantagonis asam nalidiksat. Asam Oksolinat menurunkan kadar fenitoin dalam serum

IV. METENAMIN
Heksametilentetramin (asam aromatik), tidak mempunyai efek antibakteri

MK : Dalam keadaan asam dihidrolisa - amonia dan formaldehid. Formaldehid inilah yang membunuh bakteri dengan merusak proteinnya

Asidifikasi urin, dibutuhkan waktu 2-3 jam untuk mendapatkan efeknya Pemberian sebaiknya bersama asam lemah lainnya asam mandelat, asam hipurat dan askorbat untuk menurunkan pH urin
AKTIVITAS ANTIBAKTERI

Umumnya semua bakteri dan jamur rentan terhadap formaldehid Bakteri protease (+) (proteus) merubah urea menjadi amonia Sehingga mencegah perubahan metenamin menjadi formaldehid

FARMAKOKINETIK :
Diabsorpsi secara cepat, 10-30% di hidrolisa oleh asam lambung sehingga sebaiknya diberikan dalam bentuk salut enterik. Distribusinya luas termasuk sel darah merah, CSS, dan sinovial, pleura, tetapi tidak mempunyai efek antibakteri. Karena formaldehid tidak terbentuk pada pH fisiologis > 60 Diekskresikan dalam urin, 20% di hidrolisa menjadi Formaldehid
I : Profilaksis infeksi saluran kemih rekurens. Prostatisma dan neurogenic bladder KI : Insufisiensi ginjal dan hati

ESO : Biasanya yang terjadi berupa iritasi saluran cerna atau nausea, Dapat terjadi disuria, hematuria, kristaluria dapat terjadi bila keluaran urin menurun

IO

: Obat yang meningkatkan pH urin (asetazolamid, &Na bikarbonat)mencegah hidrolisa obat ini menjadi formaldehid tidak boleh diberikan bersama golongan sulfa, karena kejadian kristaluria meningkat

V. FENAZOPERIDIN
Obat ini bukan suatu antiseptik tetapi analgesik pada saluran kemih

FARMAKOKINETIK : 90% di eliminasi melalui urin dalm waktu 24 jam 40% dalam bentuk utuh, sisanya berupa anilin dan metabolitnya.

I : Mengurangi nyeri, rasa terbakar, urgensi dan frequensi


kencing akibat iritasi saluran kemih yang disebabkan infeksi (sistitis), trauma bedah, nedoskopi serta katerisasi tidak boleh digunakan > 48 jam karena terbukti kombinasi obat ini dengan antibiotika tidak bermanfaat.

KI : Gangguan ginjal dan hati ESO : Yang paling sering terjadi adalah gangguan saluran cerna dan pusing. Warna urin menjadai orange/merah Pada dosis terapi pernah dilaporkan terjadi anemia hemolitika, gangguan ginjal dan hati IO : Tidak diketahui

VI. ASAM NALIDIKSAT


Merupakan suatu sintetik antimikroba yang paling lama dipakai MK : Menghambat DNA gyrase dan bersifat bakterisidal AKTIVITAS ANTIBAKTERI : Efektif terutama terhadap enterobakter (E.Koli) Proteus (indol (+) ; kleibsela,sigela,seimonella,brusela rentan terhadap obat ini. Stafilokokus dan enterokokus resisten terhadap obat ini

FARMAKOKINETIK :
Absorpsinya hampir lengkap disaluran cerna Kadar plasma 20-50 mcg/ml, dicapai dalam waktu 2 jam 2/3 dalam bentuk asam nalidiksat dan 1/3nya dalam bentuk asam hidroksinalidiksat Diekskresikan secara cepat dalam urin, 85% dalam bentuk glukoronida in-aktif
IO : Tidak diketahui

KI : Riwayat kejang Ibu menyusui Bayi < 3 bulan Anak pre pubertas Penderita G6PD Hati-hati pada penderita ginjal dan hati ESO : Yang paling sering terjadi berupa mual-muntah, kulit kemerahan dan urtikaria. Jangan terkena sinar matahari pada dosis tinggi, karena dapat terjadi psikosis toksis dan kejang. IO : Nitrofurantoin mengantagonis obat ini Menemapti tempat antikoagulan di serum albumin

Anda mungkin juga menyukai