Anda di halaman 1dari 11

NAMA : SAMAAL MALLISA

NIM : G 701 18 160

KELAS :A

1. Sebutkan contoh dari obat keras, obat bebas terbatas dan obat bebas,
masing masing 1 disertai penjelasan kandungannya, indikasi, kontraindkasi
dan efek sampingnya?
Jawaban :
1. A. Contoh Obat keras
Sodium Valproate
Zat aktif :
Garam valproat

Indikasi :
Obat tunggal atau terapi tambahan untuk pengpbatan epilepsi parsial
(epilepsi sederhana dan kompleks) dan absence seizure (petit mal).

Kontraindikasi:
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan hati atau disfungsi
hati yang signifikan dan tidak dianjurkan untuk diberikan pada penderita
yang hipersensitif terhadap obat ini dan juga kontraindikasi pada pasien
dengan gangguan siklus urea

Efek samping :
Gastrointestinal, Susunan saraf pusat, Dermatologi, Psikiatri,
Muskuloskeletal dan Hematologi

B. Contoh obat bebas

Paracetamol

Zat aktif : Paracetamol

Indikasi : Meredakan nyeri ringan hingga sedang (Mims, 2021)

Kontraindikasi:

Hipersensitif terhadap gangguan hati berat atau penyakit hati aktif


(Mims, 2021)

Efek samping:
Ruam kulit yang gatal, kulit berwarna kekuningan, mual atau muntah,
kehilangan nafsu makan.

C. Contoh obat bebas terbatas


Paratusin
Zat aktif :
Paracetamol 125 mg, Pseudoephedrine HCl 7,5 mg, Noscapine 10 mg,
Cholorphenamine Maleate 0, 5 mg, Guaifenesin 25 mg dan succus
Liquiritae 125 mg.

Indikasi:
Untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung
tersumbat dan bersin bersin yang disertai dengan batuk

Kontraindikasi:
Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat dan penderita yang
hipersensitif terhadap obat ini.

Efek Samping:
Mengantuk, gangguan pencernaan, insomnia, gelisah tremor, aritmia dan
mulut kering .

2. Sebutkan masing-masing 1 contoh analgetik dan 1 contoh antipiretik


dan jelaskan sifat fisika-kimia, farmakokinetik dan interkasi obat!
Jawaban :
Analgetik
Ibuprofen
- Sifat Fisiko- kimia :
Ibuprofen ((±)-2-(p-isobutilfenil) asam propionat) dengan rumus
molekul C13H18O2 dan berat molekul 206,28. Dengan rumus
bangun sebagai berikut:

Ibuprofen berupa serbuk hablur, putih hingga hampir putih, berbau khas
lemah. Ibuprofen praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam
etanol, metanol, aseton dan dalam kloroform, sukar larut dalam etil asetat
(Ditjen POM, 1995). Larut dalam larutan alkali hidroksida dan karbonat.
Senyawa ini mempunyai titik lebur 75-77º C dengan pKa 4,4; 5,2 dan log
P (oktanol/air) 4,0 (Moffat, et al., 2005).

- Farmakokinetika
Ibuprofen diabsorpsi dengan cepat melalui saluran pencernaan dengan
bioavailabilitas lebih besar dari 80%. Puncak konsentrasi plasma dapat
dicapai
setelah 1-2 jam. Ibuprofen menunjukkan pengikatan (99%) yang
menyeluruh dengan protein plasma (Anderson, 2002). Pada manusia
sehat volume distribusi relatif rendah yaitu (0,15 ± 0,02 L/kg). Waktu
paruh plasma berkisar antara 2 - 4 jam. Kira-kira 90% dari dosis yang
diabsorpsi akan dieksresi melalui urin sebagai metabolit atau
konyugatnya. Metabolit utama merupakan hasil hidroksilasi dan
karboksilasi (Stoelting, 2006; Sinatra, et al., 1992).

- Interaksi Obat
Ciclosporin dan tacrolimus, dapat meningkatkan efek samping
hiperkalemia dan gangguan fungsi ginjal. ACE inhibitor dan ARB, dapat
menurunkan efek antihipertensi dari kedua obat tersebut. Lithium dan
methotrexate, dapat menaikkan risiko keracunan ibuprofen.

Antipiretik
a. Paracetamol
- Sifat Fisiko- kimia
Rumus molekul C8H9NO2 Kandungan : tidak kurang dari 98,0 % dan
tidak lebih dari 101,0 % C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan. Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. Larut
dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N, mudah larut
dalam etanol. Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan tidak
tembus cahaya Jarak lebur : Antara 168⁰ dan 172⁰,
Dan memiliki rumus bangun yaitu:

- Farmakokinetika
Parasetamol di absorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna.
Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan
waktu paruh plasma antara 1-3 jam. Dalam plasma, 25% parasetamol
terikat protein plasma. Obat ini di metabolisme oleh enzim mikrosom
hati.
- Interaksi Obat
Meningkatkan risiko perdarahan, jika digunakan bersamaan dengan
warfarin. Menurunkan efek paracetamol, jika digunakan dengan
carbamazepine, phenytoin, phenobarbital, cholestyramine, dan imatinib.

3. Sebutkan 2 contoh antiinflamasi dan dijelaskan indikasi,


kontraindikasi, dan ADR!
Jawaban:
a. Ibuprofen
- Indikasi
Nyeri ringan hingga sedang, peradangan yang berhubungan dengan
muskuloskeletal dan sendi.

- Kontraindikasi
Hipersensitivitas (termasuk asma) terhadap ibuprofen atau NSAID lain.
Riwayat perdarahan gastrointestinal, perforasi, atau ulserasi yang
berhubungan dengan terapi NSAID. Ulserasi gastrointestinal, perforasi
atau perdarahan. Gagal jantung berat atau pasien yang menjalani operasi
cangkok bypass arteri koroner. Ggn hati atau ginjal berat. Kehamilan
(trimester ke-3) (Mims, 2021).

- ADR
ADR paling umum terlihat pada anak-anak dengan antipiretik, obat
analgesik ini adalah ruam kulit anafilaksis dan yang lebih jarang adalah
Steven Sindrom Johnson, exanthemata umum, toksik nekrolisis
epidermal, hati, gastrointestinal dan pernafasan. Pada orang dewasa,
ADR menjadi ibuprofen sekitar dua puluh enam persen dan reaksi
berkisar dari reaksi kulit hingga bronkospasme akut, akut eksaserbasi
asma angioedema dan anafilaksis

b. Piroxicam
- Indikasi
Peradangan sendi, misalnya akibat penyakit asam urat. Piroxicam
dapat mengurangi gejala-gejala radang sendi, seperti nyeri dan
pembengkakan.

- Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan piroxicam antara lain riwayat
hipersensitivitas terhadap piroxicam, tukak atau perdarahan lambung,
bronkospasme, polip hidung dan angioedema atau urtikaria apabila
diberikan asetosal atau obat antiinflamasi non steroid (OAINS) lain.

- ADR
Efek samping yang berpotensi fatal hingga mengancam jiwa, seperti
inflamasi, perdarahan dan perforasi gastrointestinal, penyakit
kardiovaskular (termasuk infark miokard dan stroke), reaksi hepar
berat (seperti hepatitis fulminan), nekrosis hati, dermatitis eksfoliatif,
sindrom Stevens Johnson, nekrolisis epidermal toksik, dan reaksi
anafilaksis.

4. Sebutkan 2 dari masing masing golongan antibiotik dan dijelaskan sifat


fisiko-kimia, indikasi, kontraindikasi, Farmakokinetik, ADR, Interaksi
obat, dan toksisitas mi. 2!
Jawaban :
Golongan Penisilina
a. Penisilin
- Fisiko Kimia
Penisilin merupakan suatu asam organik, berbentuk kristal, berwarna
putih yang sedikit larut dalam air tetapi larut baik dalam pelarut
organic. Sebaliknya garam – garam penisilin sangat baik larut dalam
air dan stabil antara pH 6 dan 6,5. Penisilin terdiri dari dua cincin
berupa satu inti siklik pada gugus amida dapat diikat berbagai jenis
radikal dan diperoleh berbagai jenis penisilin. Dalam suasana basa
atau oleh pengaruh enzim β-laktamase seperti penisilinase yang
disekresi oleh mikroba tertentu, maka inti laktam terbuka dan
terbentuk asam penisilinoat. Oleh pengaruh amidase dirantai samping
terbentuk asam 6-aminopenisilinat. Selanjutnya oleh pengaruh asam
terjadi hidrolisa dan diperoleh penisilamin dan aldehid, sehingga
aktivitas antimikrobanya berkurang. Rumus Struktur Penisilin yaitu:
- Indikasi
Mengatasi infeksi bakteri yang disebabkan oleh mikroorganisme
(infeksi saluran napas atas, erisipelas ringan akibat Streptococcus) .

- Kontraindikasi
Penggunaan penicillin V adalah adanya riwayat reaksi
hipersensitivitas terhadap obat ini atau obat golongan penicillin
lainnya. Penggunaan bersama dengan propranolol dan nadolol.

- Farmakokinetik
Absorpsi : Sekitar 60% penicillin V diabsorpsi secara cepat pada
saluran cerna. Penyerapan obat lebih baik pada kondisi perut kosong.
Bioavailabilitas berkisar antara 25-60%. Setelah pemberian dosis 125
mg, konsentrasi puncak plasma 200-700 ng/ml tercapai dalam 2 jam.
Setelah pemberian 500 mg, konsentrasi plasma 3-5 mcg/ml tercapai
dalam 30-60 menit. Distribusi Setelah diabsorpsi, sebanyak 80%
Penicillin V berikatan dengan protein plasma. Obat ini distribusikan
secara luas pada jaringan tubuh. Konsentrasi obat tertinggi ditemukan
di ginjal, dan konsentrasi lebih kecil dapat ditemukan di hepar, kulit,
dan intestin. Obat ini mampu menembus plasenta, dan disekresikan ke
ASI. Metabolisme Penicillin V dimetabolisme di hati. Sebagian obat
dimetabolisme menjadi penicilloic acid, hasil dari hidrolisis cincin
beta laktam yang tidak aktif secara mikrobiologi. Sejumlah 6-
aminopenicillanic acid (6-APA) juga ditemukan pada urine pasien
yang mendapat penicillin . Eliminasi Penicillin V diekskresikan
melalui urin dengan cepat. Dosis yang terdeteksi di urin sebanyak
25%. Sebagian kecil obat juga diekskresikan ke dalam cairan empedu.

- ADR
Reaksi alergi terhadap penisilin terjadi pada 1–10% individu yang
terpapar; reaksi anafilaksis terjadi pada kurang dari 0,05% pasien yang
mendapat penisilin. Pasien dengan riwayat alergi atopik (seperti asma,
eksim, hay fever) memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami
reaksi anafilaktik jika mendapat penisilin. Individu dengan riwayat
anafilaksis, urtikaria, atau ruam yang langsung muncul setelah
pemberian penisilin, memiliki risiko hipersensitif yang segera
langsung muncul setelah pemberian penisilin.

- Interaksi obat
Interaksi yang dapat terjadi apabila penisilin digunakan dengan obat
lain yaitu dapat meningkatkan kadar obat dalam darah, jika digunakan
dengan probenecid. Dan juga dapat meningkatkan risiko timbul ruam,
jika digunakan dengan allopurinol. Dapat mengurangi efektivitas
vaksin BCG (vaksin untuk tuberkulosis).

- Toksisitas
Penisilin yaitu dapat menyebabkan anafilaksis dan reaksi urtikaria.

b. Ampisilin
- Fisiko Kimia
Ampisilin berbentuk anhidrat atau trihidrat mengandung tidak kurang
dari 900 µg tiap milligram C16H19N3O4S dihitung terhadap zat
anhidrat. Secara komersial, sediaan ampisilin tersedia dalam bentuk
trihidrat untuk sediaan oral dan garam natrium untuk sediaan injeksi.
Potensi ampisilin trihidrat dan natrium penisilin dihitung berdasarkan
basis anhidrous. Ampisilin trihidrat berwarna putih, praktis tidak
berbau , serbuk kristal, dan larut dalam air. Ampisilin trihidrat
mempunyai kelarutan dalam air sekitar 6 mg/Ml pada suhu 200C dan
10 mg/mL pada suhu 40 0C. Ampisilin sodium berwarna hampir
putih, praktis tidak berbau, serbuk kristal, serbuk hidroskopis, sangat
larut dalam air, mengandung 0.9% natrium klorida. Pelarutan natrium
ampicilin dengan larutan yang sesuai, maka 10 mg ampicilin per mL
memiliki pH 8-10. Jika dilarutkan secara langsung ampisillin trihidrat
oral suspensi memiliki pH antara 5-7.5
Rumus strukturnya yaitu :
- Indikasi
Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi pada mulut (lihat
keterangan di atas), bronkitis, uncomplicated community- acquired
pneumonia, infeksi Haemophillus influenza, salmonellosis invasif;
listerial meningitis.

- Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

- Farmakokinetik
Ampisilin didistribusi luas didalam tubuh dan pengikatnya dalam
protein plasma hanya 20%. Ampisilin yang masuk kedalam empedu
mengalami sirkulasi enterohepatik, tetapi yang di ekskresi dalam tinja
jumlahnya cukup tinggi.

- ADR
Erupsi morbiliform (menyerupai campak) saat diberikan pada pasien
infeksi mononum cleosis dan maculolesi papular, obat ampisilin juga
dapat menyebabkan reaksi enantematosa pada membran mukosa.

- Interaksi obat
Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksi tifus, vaksin BCG,
atau vaksin kolera. Peningkatan risiko terjadinya perdarahan bila
digunakan dengan warfarin. Peningkatan risiko munculnya ruam kulit
jika digunakan dengan allopurinol.

- Toksisitas
Ampisilin dapat menyebabkan efek samping yang parah seperti
angioedema, anafilaksis

B. Golongan Tektrasiklina
a. Tetrasiklin
- Fisiko Kimia
Merupakan basa yang sukar larut dalam air, garam Na dan garam
HCl nya mudah larut dalam air. Bentuk basa dan garam HCl stabil
dalam keadaan kering. Tetrasiklin cepat berkurang potensinya dalam
larutan. Umumnya tetrasiklin berupa kristal kuning yang amfoter.
Rumus strukturnya yaitu:

- Indikasi
Antibiotik spektrum luas untuk infeksi bakteri yang sensitif terhadap
obat ini, misalnya pada acne, sifilis, gonorrhea, amebiasis, kolera,
dan brucellosis.

- Kontraindikasi
Tetrasiklin juga tidak dapat digunakan pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal berat atau pasien yang menyusui.

- Farmakokinetik
Absorpsi Absorpsi 30 -80% diserap diserap lewat saluran cerna.
Doksisiklin Doksisiklin & minosklin minosklin diserap diserap >
90% sebagian bagian Sebagian besar terjadi di lambung lambung &
usus halus bagian atas. diberikan diberikan sebelum/2 jam sebelum/2
jam stlh makan. Distribusi Dalam plasma, plasma, semua terikat
terikat protein plasma protein plasma dalam jumlah variasi variasi.
Dalam CSS, kadar tetrasiklin tetrasiklin hanya 10. Metabolisme
Tidak dimetabolisme dimetabolisme scr berarti berarti di hati.
Doksisiklin Doksisiklin dan minosiklin minosiklin mengalami
mengalami metabolisme metabolisme di hati yang cukup berarti
berarti Sehingga aman diberikan diberikan pada pasien gagal ginjal.
Ekskresi Diekskresi Diekskresi mllui urin bdsr filtrasi filtrasi
glomerolus glomerolus. Pemberian Pemberian per oral per oral 20
-55% ekskresi ekskresi lewat urin.

- ADR
Tetrasiklin dideposit di jaringan tulang dan gigi yang sedang tumbuh
sehingga dapat menyebabkan pewarnaan dan hipoplasia pada gigi
dan an beberapa kasus laporkan obat ini juga dapat menyebabkan
bulging fontanelles pada bayi.
- Interaksi obat
Penurunan efektivitas tetracycline hcl jika digunakan dengan obat
antasida, suplemen zinc, zat besi, natrium bikarbonat, atau obat
pencahar. Penurunan efektivitas penisilin dan pil KB. Penurunan
efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin tifus atau vaksin BCG.

- Toksisitas
Iritasi Iritasi lambung lambung Troomboflebitis Troomboflebitis,
Kelainan Kelainan darah, Memperlambat Memperlambat koagulasi
koagulasi darah dan memperkuat memperkuat efek antikoagulan
antikoagulan kumarin kumarin. Sindrom Sindrom Fanconi Fanconi,
gejala poliuria poliuria, polidipsia polidipsia, proteinuria proteinuria,
asidosis asidosis, glukosuria glukosuria, aminoasiduria
aminoasiduria, disertai disertai mual, muntah.

b. Dosisiklin
- Fisiko Kimia
Massa molar 444,4 g/mol, Nomor CAS: 564-25-0, Nama dagang: Doryx,
Doxyhexal, Doxylin dan lain-lain, Rumus: C22H24N2O8Rumus strukturnya
yaitu

- Indikasi

infeksi sistemik pada kelenjar limfa, dan infeksi lainnya yang disebabkan
oleh hewan seperti tungau, dan hewan terinfeksi lainnya. Juga digunakan
untuk mengobati jerawat dan infeksi bakteri dan protozoa berikut: Infeksi
bakteri: Demam rocky mountain yang disebabkan oleh Rickettsia.

- Kontraindikasi
Kehamilan, anak di bawah 8 tahun; porfiria; lupus eritematosus sistemik.

- ADR
Masalah permanen pada gigi. Dapat menyebabkan gangguan fotosensititas.
- Farmakokinetik
Obat ini memiliki bioavailabilitas 100 %, Metabolisme dihati, ikatan
proteinnya 90%, ekskresi diurine sebanyak 40%.

- Interaksi obat
Ada beberapa efek interaksi yang mungkin terjadi jika menggunakan
doxycycline bersamaan dengan obat-obatan lain, yaitu: Menurunkan
efektifitas antibiotik penisilin dalam membasmi bakteri. Meningkatkan
risiko terjadinya efek samping obat-obat pengencer darah, seperti warfarin.

- Toksisitas
Toksisitas obat ini menyebabkan terjadinya nekrosis pada sel hepar fetus.

Anda mungkin juga menyukai