Anda di halaman 1dari 21

I.

Judul
Bentuk sediaan obat dan kajian interaksi obat pada resep polifarmasi obat system saluran genitourinary.

II. Tujuan

Memperlihatkan bentuk-bentuk sediaan obat sistem saluran urogenitalis cerna yang lazim digunakan
di klinik.

Mengenal dan memahami interaksi yang mungkin terjadi pada resep polifarmasi obat sistem saluran
urogenitalis.

III. Teori
Bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh kita akan memberikan respon tertentu dalam tubuh. Obat adalah
setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi
respon tubuh terhadap pengobatan terdapat faktor interaksi obat. Obat dapat berinteraksi dengan
makanan, zat kimia yang masuk dari lingkungan atau dengan obat lain.

Interaksi obat dapat berupa interaksi farmakodinamik,farmakokinetik, dan farmakoseutik. Interaksi


farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor yang aditif, sinergistik
atau antagonistik. Yang termasuk dalam interaksi farmakodinamik antara lain:

Interaksi pada reseptor

Interaksi fisiologik

Perubahan dalam kesetimbangan cairan elektrolit

Gangguan mekanisme ambilan amin di ujung saraf adrenergik

Interaksi dengan penghambat Mono Amin Oksidase (MAO)

Interaksi farmakokinetik terjadi bila salah satu obat mempengaruhi absorbsi, metabolisme atau ekskresi
obat kedua sehingga kadar plasma obat kedua akan meningkat atau menurun. Akibatnya, terjadi

peningkatan toksisitas atau penurunan efektifitas obat tersebut. Interaksi yang termasuk dalam interaksi
famakokinetik diantaranya:

Interaksi dalam absorbsi di saluran cerna

Interaksi dalam distribusi

Interaksi dalam metabolisme

Interaksi dalam ekskresi

Interaksi farmakoseutik adalah interaksi secara fisio-kimia, antara lain sediaan berubah warna, terjadi
penggumpalan, dan sediaan menjadi lembab dan basah. Setiap obat memiliki bentuk sediaannya masingmasing. Bentuk sediaan obat adalah sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan,
mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan sebagai obat dalam ataupun obat
luar.

Bentuk-bentuk sediaan obat, antara lain:


1. Sediaan padat (solid)

Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat dengan cara kempa cetak dalam bentuk
umumnya tabung pipih, permukaannya rata atau cembung, mengandung obat dengan atau tanpa
zat pengisi.

Kapsul adalah sediaan berupa serbuk yang diisikan ke dalam cangkang kapsul atau berupa
sediaan cairan, setengah padat atau dibungkus dengan kapsul dasar.

2. Sediaan cair

Sirup adalah larutan pekat gula yang di dalamnya ditambahkan obat atau zat pewangi, merupakan
larutan jernih dengan rasa manis.

Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase zat terdispersi terdiri dari partikel-partikel kecil zat cair
yang terdispersi ke seluruh pembawa yang pada mulanya tidak bercampur menjadi dapat
bercampur stabil dengan bantuan emulgator.

IV. Resep

V. KETERANGAN
1. Plantacid
A. Kandungan :
Mg(OH)2 300 mg, Al(OH)3 300 mg, Simetikon 30 mg.
B. Indikasi :
Nyeri pada ulu hati, gangguan lambung dan kembung yang berhubungan dengan hiperasiditas
lambung, gastritis, ulkus peptikum.
C. Kontraindikasi :
Kegagalan ginjal, tidak untuk digunakan terus-menerus
D. Efek Samping :
Diare, susah buang air besar
E. Dosis :
1-2 tablet dikunyah 1 jam setiap selesai makan & pada malam hari sebelum tidur
F. Kemasan :
Tablet kunyah 12 x 5 biji
ALUMINIUM HIDROKSIDA

Aluminum hydroxide adalah komponen dari antacid yang direkomendasikan untuk


pengobatan dari tukak lambung dan gastritis. Ia menetralisasi asam almbung dan
meningkatkan ph untuk mengurangi keasaman lambung. Ketika asam lambung
mencapai sistem saraf mukosa sistem pencernaan, mereka menyampaikan sinyal
nyeri ke sistem saraf pusat. Ini terjadi ketika saraf terekspose seperti pada tukak
lambung. Asam lambung juga dapat mencapai tukak di esophagus atau duodenum.
Mekanisme lain yang ikut berperan adalah efek ion aluminium yang menghambat
otot polos berkontraksi sehingga menunda waktu pengosongan lambung. Aluminum
berikatan dengan troponin C (a muscle protein) dan mengganggu voltage-

dependent calcium transport. Aluminum juga berikatan dan menghambaat akticitas


dari mitochondrial voltage gated channels (VDAC).

FARMAKOKINETIK
Absorbsi:
Distribusi:
Metabolisme:
Eksresi:

MAGNESIUM HIDROKSIDA
Magnesium hidroksida digunakan dalam "Milk of Magnesia", sebuah cairan putih,
suspense basa lemah. Biasanya digunakan untuk mengurangi konstipasi, tapi dapat
juga digunakan untuk menghilangkan rasa sakit uluh hati. Jika digunakan secara
internal malalui oral sebagai laksatif, tekanan osmotic dari suspense magnesium
berperan dalam menarik carian dari tubuh dan mempertahankan yang terdapat
dalam lumen intestine, shg menyebabkan usus distensi yang akan menstimulasi
saraf pada dinding colon untuk memulai peristaltic dan sebagai hasilnya terjadi
evakuasi dari isi colon.

FARMAKOKINETIK
Absorbsi:
Distribusi:
Metabolisme:
Eksresi:
FARMAKODINAMIK
SIMETIKON
FARMAKOKINETIK

Absorbsi:
Pada pemberian cimetidine 300-400mg secara oral, pH intragastric menjadi 3,5-40 dalam 1 jam,
5,5-6,0 dalam 4 jam. Dapat menyebabkan perubahan flora normal usus seperti viridans
streptococci, neisseria spp, candida spp, lactobacillus spp. Bioavailability dari cimetidine adalah
60-70%
Distribusi:
15-20% obat akan berikatan dengan albumin, dengan volume yang terdistribusi adalah berkisar
0,8-1,2 L/kg. Dan waktu paruhnya 2 jam.
Metabolisme:
Cimetidine akan dimetabolisme dengan enzim mikrosom pada cytochrome P450 11A1,
cytochrome P450 1A2, cytochrome P450 2D6.
Ekresi:
Pada tahap eksresi, 80-90% obat akan dieksresikan melalui urin dalam waktu 24 jam dan 50-73%
dieksresikan dalam bentuk tidak berubah. Sisanya dieksresikan dalam bentuk metabolit.
FARMAKODINAMIK
Cimetidine akan berkompetisi dengan histamine untuk menduduki reseptor H2 pada sel parietal
lambung. Obat ini juga mengurangi kadar pepsin secara tidak langsung dengan cara mengurangi
volume cairan lambung.
2. Ranitidine
A. Kandungan :
B. Indikasi :
Menghilangkan gejala-gejala ketidakmampuan mencerna asam & rasa panas pada ulu hati,
ulkus lambung jinak & ulkus duodenum, refluks esofagitis, sindroma Zollinger-Ellison,
dispepsia yang menahun (kronis), mencegah perdarahan karena ulserasi akibat sters atau
ulserasi peptikum, sindroma Mendelson, ulkus peptikum.
C. Kontraindikasi :

Penderita gangguan fungsi ginjal wanita hamil dan menyusui.


D. Efek Samping :
berupa diare, nyeri otot, pusing, dan timbul ruam kulit, malaise,nausea. Konstipasi Penurunan
jumlah sel darah putih dan platelet ( pada beberapa penderita ). Sedikit peningkatan kadar
serum kreatinin ( pada beberapa penderita) Beberapa kasus ( jarang ) reaksi hipersensitivitas
(bronkospasme, demam, ruam, urtikaria, eosinofilia.
E. Dosis :
Dosis yang biasa digunakan adalah 150mg, 2 kali sehari , Dosis penunjang dapat diberikan
150mg pada malam hari , Untuk sindrom Zollinger-Ellison : 150mg, 3 kali sehari, dosis dapat
bertambah menjadi 900mg. Dosis pada gangguan fungsi ginjal; Bila bersihan kreatinin
(50ml/menit): 150mg tiap 24 jam, bila perlu tiap 12 jam. Karena Ranitidine ikut terdialisis,
maka waktu pemberian harus disesuaikan sehingga bertepatan dengan akhir hemodialisis.

FARMAKOKINETIK
Absorbsi:
Ranitidine dapat menyebabkan perubahan pH yakni 6 yang dapat dicapai dalam waktu 70 menit
setelah pemberian oral. Ranitidine juga memiliki waktu transit apabila diberikan secara oral.
Ranitidine juga dapat menyebabkan perubahan flora pada usus yakni peningkatan significant
jumlah lactobacili dan veillonella, dan bakteri orofaring. Bioavailabilitas 50% setelah pemberian
oral.
Distribusi:
Distribusi akan berikatan dengan albumin berkisar 10-19% berikatan dengan albumin. Dengan
waktu paruh.
Metabolisme:

Ranitidine akan dimetabolisme dengan enzim mikrosom pada cytochrome P450 2C19,
cytochrome P450 1A2, cytochrome P450 2D6. Dan dapat mengurangi aliran darah ke hepar.
Ekresi:
Sebagian besar obat ini dieksresikan melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubular. Dalam waktu
24 jam, 16-36% obat dieksresikan dalam bentuk tidak berubah, 4% dalam bentuk ranitidine Noxide, 1-2% dalam bentuk desmethyl ranitidine, dan 1% dalam bentuk ranitidine S-oxide. Dan
sebagian kecil obat akan dieksresikan pada feses melalui jalur bilier.
FARMAKODINAMIK
Berkompetisi dengan histamine untuk menduduki reseptor H2 pada sel parietal lambung. Jika
reseptor ini diblok, maka substansi lain yang dapat menstimulasi sekresi asam dari sel parietal
(asteilkolin dan gastrin) akan memiliki efek yang lemah daripada jika reseptor ini tidak di blok.

3. Omeprazole
A. Kandungan :
Omeprazol 20 mg
B. Indikasi :
Pengobatan jangka pendek tukak usus dan tukak lambung, refluks esofagitis yang erosif,
pengobatan jangka panjang sindrom Zollinger-Ellison.
C. Kontraindikasi :
Hipersensitivitas terhadap Omeprazol
D. Efek Samping :
Umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping berikut biasanya ringan dan bersifat
sementara serta tidak mempunyai hubungan yang konsisten dengan pengobatan.
Mual, sakit kepala, diare, konstipasi, kembung, ruam kulit, urtikaria, pruritus jarang terjadi.
E. Dosis :
Dewasa 20-40 mg sekali sehari.

F. Kemasan :
Dos 1000 kaplet 500 mg
FARMAKOKINETIK
Absorbsi:
Diabsorpsi dengan cepat dalam kadar maksimum pada plasma dicapai antara 0,5 - 3,5 jam.
Bioavailabilitas absolut kira-kira 30% - 40% pada dosis 20 - 40 mg, disebabkan sebagian besar
mengalami metabolisme presistemik. Waktu paruh dalam plasma dicapai 0,5 - 1 jam dan bersihan
tubuh total 500 - 600 ml/menit
Distribusi:
Omeprazol terikat dalam protein plasma kira-kira 95%. Bioavailibilitas Omeprazol sedikit
meningkat pada pemakaian berulang
Metabolisme:
Dimetabolisme di hati melalui cytochrome P450 samapai menjadi metabolit yang inaktif.
Sesudah pemberian oral, mula kerja efek antisekresi Omerazol terjadi dalam 1 jam, maksimum 2
jam. Penghambatan sekresi kira-kira 50% dari maksimum dalam 24 jam dan proses
penghambatan berlangsung sampai 72 jam. Efek antisekresi Omeprazol lebih lama dari yang
dapat diperkirakan berdasarkan waktu paruh dalam plasma yang sangat pendek (< 1 jam),
kemungkinan disebabkan oleh pengikatan enzim H+/K+ ATPase dalam sel parietal yang lebih
lama. Bila obat dihentikan, aktivitas sekresi sedikit demi sedikit kembali normal lebih dari 3 - 5
hari. Efek penghambatan Omeprazol terhadap sekresi asam meningkat dengan pengulangan dosis
sekali sehari mencapai puncaknya setelah 4 hari.
Eksresi:
Sebagian kecil obat dalam bentuk utuh disekresikan melalui urin. Sekitar 77% dieliminasi melalui
urin paling sedikit sebagai enam metabolit, sisanya ditemukan dalam feses
FARMAKODINAMIK
Omeprazol termasuk kelas baru senyawa anti-sekresi, suatu benzimidazol tersubstitusi, yang
menekan sekresi lambung melalui penghambatan spesifik terhadap sistem enzim H+/K+ ATPase
pada permukaan sekresi sel parietal lambung. Karena sistem enzim ini merupakan pompa asam
(proton) dalam mukosa lambung, Omeprazol digambarkan sebagai penghambat pompa asam
langbung yang menghambat tahap akhir pembentukan asam lambung.Efek ini berhubungan
dengan dosis dan menimbulkan penghambatan terhadap sekresi asam terstimulasi maupun basal

tanpa dipengaruhi stimulus. omeprazol tidak menunjukkan efek antikolinergik atau sifat
antagonis histamin H2. Percobaan pada hewan menunjukkan bahwa setelah keluar dengan cepat
dari plasma, Omeprazol dapat ditemukan di dalam mukosa lambung selama sehari atau lebih.

TABEL FARMAKOKINETIK:

Farmakokinetik
Absorbsi

Plantacid

Simetikon
Pada

pemberian

Interaksi

cimetidine

Plantacid

300-400mg secara oral, pH

mengganggu

intragastric

penyerapan

menjadi

3,5-40

dalam 1 jam, 5,5-6,0 dalam 4


jam.

Dapat

menyebabkan

simetidin karena
simetidine diserap

perubahan flora normal usus

dalam suasana

seperti viridans streptococci,

asam jadi

neisseria spp, candida spp,

pemberian nya

lactobacillus

spp.

harus diberi jarak

Bioavailability dari cimetidine


adalah 60-70%
15-20% obat akan berikatan

Tidak ada

dengan

albumin,

interaksi

volume

yang

dengan

terdistribusi

adalah berkisar 0,8-1,2 L/kg.


Dan waktu paruhnya 2 jam.

Metabolisme

Cimetidine

akan

tidak ada

dimetabolisme dengan enzim

interaksi

mikrosom pada cytochrome


P450 11A1, cytochrome P450
1A2, cytochrome P450 2D6
Eksresi

Pada tahap eksresi, 80-90%


obat akan dieksresikan melalui
urin dalam waktu 24 jam dan
50-73% dieksresikan dalam
bentuk tidak berubah. Sisanya
dieksresikan
metabolit

dalam

bentuk

Farmakokinetik
Absorbsi

Plantacid

Ranitidin

Interaksi

Ranitidine

dapat

Absorpsi

menyebabkan perubahan

rantidine jadi

pH yakni 6 yang dapat

terganggu karena

dicapai dalam waktu 70

plantacid

menit setelah pemberian

membasakan

oral.

Ranitidine

juga

suasana sehingga

memiliki waktu transit

pemberiannya

apabila diberikan secara

harus diberi jarak

oral.

Ranitidine

dapat

juga

menyebabkan

perubahan flora pada usus


yakni

peningkatan

significant

jumlah

lactobacili

dan

veillonella, dan bakteri


orofaring.
Bioavailabilitas

50%

setelah pemberian oral.


Distribusi

Distribusi akan berikatan

Tidak ada

dengan albumin berkisar

interaksi

10-19% berikatan dengan


albumin. Dengan waktu
paruh.
Metabolisme

Ranitidine
dimetabolisme
enzim

mikrosom

akan

Tidak ada

dengan

interaksi

pada

cytochrome P450 2C19,


cytochrome P450 1A2,
cytochrome P450 2D6.
Dan dapat mengurangi
aliran darah ke hepar.
Eksresi

Sebagian besar obat ini

Tidak ada

dieksresikan

interaksi

melalui

filtrasi glomerulus dan


sekresi

tubular. Dalam

waktu 24 jam, 16-36%


obat dieksresikan dalam
bentuk tidak berubah, 4%
dalam bentuk ranitidine
N-oxide,

1-2%

dalam

Farmakokinetik

Plantacid

Absorbsi

Tidak diabsorpsi tetapi

diabsorpsi

bekerja langsung secara

cepat dalam kadar

lokal

Omeprazole

Interaksi

dengan

maksimum

pada

plasma

dicapai

antara 0,5 - 3,5 jam.

30%

kira-kira

40%

diberi jarak
karena
omeprazol bagus
diabsorpsi
dalam suasana

Bioavailabilitas
absolut

Pemberian jarus

asam

pada

dosis 20 - 40 mg,
disebabkan
sebagian

besar

mengalami
metabolisme
presistemik.
Distribusi

Omeprazol

terikat

Tidak ada

dalam

protein

interaksi

plasma

kira-kira

95%. Bioavailibilitas
Omeprazol

sedikit

meningkat

pada

pemakaian
berulang.
Metabolisme

Dimetabolisme
hati

di

melalui

cytochrome
samapai

P450
menjadi

metabolit

yang

inaktif.

Sesudah

pemberian

oral,

mula

efek

kerja

antisekresi
Omerazol
dalam

terjadi
1

maksimum

jam,
2

jam.

Penghambatan
sekresi

kira-kira

50% dari maksimum


dalam 24 jam dan
proses
penghambatan

Tidak ada
interaksi

Farmakokinetik
Absorbsi

Simetikon
Pada

Ranitidin

Interaksi

pemberian Ranitidine

cimetidine

300-400mg

dapat

menyebabkan perubahan

Tidak ada
interaksi

secara oral, pH intragastric pH yakni 6 yang dapat


menjadi 3,5-40 dalam 1 dicapai dalam waktu 70
jam, 5,5-6,0 dalam 4 jam.
Dapat

menyebabkan oral.

perubahan flora
usus

menit setelah pemberian

seperti

normal

Ranitidine

juga

memiliki waktu transit

viridans apabila diberikan secara

streptococci, neisseria spp, oral.

Ranitidine

candida spp, lactobacillus dapat

juga

menyebabkan

spp. Bioavailability dari perubahan flora pada usus


cimetidine adalah 60-70%

yakni

peningkatan

significant

jumlah

lactobacili

dan

veillonella, dan bakteri


orofaring.
Bioavailabilitas

50%

setelah pemberian oral.


Distribusi

15-20%

obat

akan Distribusi akan berikatan

berikatan dengan albumin,

dengan albumin berkisar

dengan

10-19% berikatan dengan

volume

terdistribusi

yang

Tidak ada
interaksi

adalah albumin. Dengan waktu

berkisar 0,8-1,2 L/kg. Dan paruh


waktu paruhnya 2 jam
Metabolisme

Cimetidine

akan Ranitidine

dimetabolisme
enzim

akan

dengan dimetabolisme

mikrosom

pada enzim

dengan

dimetabolisme

pada

dengan enzin

mikrosom

cytochrome P450 11A1, cytochrome P450 2C19,


cytochrome

P450

1A2, cytochrome

cytochrome P450 2D6

cytochrome
Dan

dapat

mikrosom

P450

1A2,

CYP450 1A2,

P450

2D6.

jadi dapat

mengurangi

aliran darah ke hepar.

Eksresi

Sama-sama

memperberat
kerja hati

Pada tahap eksresi, 80- Sebagian besar obat ini

Tidak ada

90%

interaksi

obat

akan dieksresikan

melalui

dieksresikan melalui urin filtrasi glomerulus dan


dalam waktu 24 jam dan sekresi
50-73%
dalam

tubular. Dalam

dieksresikan waktu 24 jam, 16-36%


bentuk

tidak obat dieksresikan dalam

Farmakokinetik
Absorbsi

Simetikon
Pada
cimetidine

Omeprazole

Interaksi

pemberian

diabsorpsi dengan

Tidak ada

300-400mg

cepat dalam kadar

interaksi

secara oral, pH intragastric

maksimum pada

menjadi 3,5-40 dalam 1

plasma dicapai

jam, 5,5-6,0 dalam 4 jam.

antara 0,5 - 3,5 jam.

Dapat

menyebabkan

perubahan flora

Bioavailabilitas

normal

absolut kira-kira

viridans

30% - 40% pada

streptococci, neisseria spp,

dosis 20 - 40 mg,

candida spp, lactobacillus

disebabkan

spp. Bioavailability dari

sebagian besar

cimetidine adalah 60-70%

mengalami

usus

seperti

metabolism
Distribusi

15-20%

obat

akan

berikatan dengan albumin,


dengan

volume

terdistribusi

yang
adalah

berkisar 0,8-1,2 L/kg. Dan


waktu paruhnya 2 jam

Omeprazol terikat

Tidak ada

dalam protein

interaksi

plasma kira-kira
95%. Bioavailibilitas
Omeprazol sedikit
meningkat pada
pemakaian
berulang.

Metabolisme

Dimetabolisme di

Dimetabolisme

hati melalui

oleh enzim yang

pada

cytochrome P450

sama jadi dapat

cytochrome P450 11A1,

samapai menjadi

memperberat

metabolit yang

kerja hati

Cimetidine

akan

dimetabolisme
enzim

mikrosom

cytochrome

P450

dengan

1A2,

cytochrome P450 2D6

inaktif. Sesudah
pemberian oral,
mula kerja efek
antisekresi
Omerazol terjadi
dalam 1 jam,
maksimum 2 jam.
Penghambatan
sekresi kira-kira
50% dari maksimum
dalam 24 jam dan
proses
penghambatan
berlangsung sampai

Farmakokinetik
Absorbsi

Ranitidin

Omeprazole

Interaksi

dapat

diabsorpsi dengan

Tidak ada

perubahan

cepat dalam kadar

interaksi

Ranitidine
menyebabkan

pH yakni 6 yang dapat

maksimum pada

dicapai dalam waktu 70

plasma dicapai

menit setelah pemberian

antara 0,5 - 3,5 jam.

oral.

Ranitidine

juga

Bioavailabilitas

transit

absolut kira-kira

apabila diberikan secara

30% - 40% pada

oral. Ranitidine juga dapat

dosis 20 - 40 mg,

memiliki

waktu

menyebabkan
flora

perubahan

pada

usus

peningkatan
jumlah

yakni

significant

lactobacili

veillonella,

dan

disebabkan
sebagian besar
mengalami

dan

metabolisme

bakteri

presistemik.

orofaring. Bioavailabilitas
50%

setelah

pemberian

oral.
Distribusi

Distribusi akan berikatan

Omeprazol terikat

Tidak ada

dengan albumin berkisar

dalam protein

interaksi

10-19% berikatan dengan

plasma kira-kira

albumin. Dengan waktu

95%. Bioavailibilitas

paruh

Omeprazol sedikit
meningkat pada
pemakaian
berulang.

Metabolisme

Ranitidine

akan

dimetabolisme

dengan

Dimetabolisme di

Tidak ada

hati melalui

interaksi

pada

cytochrome P450

cytochrome P450 2C19,

samapai menjadi

enzim

mikrosom

cytochrome

P450

1A2,

metabolit yang

cytochrome

P450

2D6.

inaktif. Sesudah

mengurangi

pemberian oral,

Dan

dapat

aliran darah ke hepar

mula kerja efek


antisekresi
Omerazol terjadi
dalam 1 jam,
maksimum 2 jam.
Penghambatan
sekresi kira-kira
50% dari maksimum

TABEL FARMAKODINAMIK:

Farmakodinamik

Plantacid

Simetikon

Cara Kerja

menetralisasi
almbung

Interaksi

asam Cimetidine

akan Obat

dan berkompetisi

meningkatkan

ph histamine

dengan diberikan dalam


untuk waktu yang tidak

mengurangi menduduki reseptor H2 bersamaan

untuk

keasaman lambung.

pada

ini

sel

parietal tidak

jadi
ada

lambung. Obat ini juga interaksi.


mengurangi

kadar

pepsin

tidak

secara

langsung dengan cara


mengurangi

volume

cairan lambung.

Farmakodinamik

Plantacid

Ranitidin

Cara Kerja

menetralisasi
almbung

asam Berkompetisi
dan histamine

meningkatkan
keasaman

menunda dapat

pengosongan

lambung.
yg

sel

parietal bersamaan

diblok,

berkontraksi substansi

sehingga

lain

maka
yang

menstimulasi

sekresi asam dari sel

Aluminum parietal (asteilkolin dan


dlm gastrin) akan memiliki
yang
lemah
berikatan efek

terkandung

plantacid

ini

untuk diberikan dalam

lambung. lambung. Jika reseptor tidak

Ia menghambat otot ini


polos

dengan Obat

ph menduduki reseptor H2 waktu yang tidak

mengurangi pada

untuk

waktu

Interaksi

dengan troponin C (a

daripada jika reseptor ini

muscle protein) dan tidak di blok

interaksi.

jadi
ada

mengganggu
voltage-dependent
calcium

transport.

Aluminum

juga

berikatan

dan

menghambat
aktivitas
mitochondrial
voltage

gated

channels (VDAC).
Efek samping

Farmakodinamik

Plantacid

Omeprazol

Cara Kerja

menetralisasi
lambung

asam Omeprazol

termasuk

dan kelas baru senyawa antiph sekresi,

meningkatkan
keasaman

lambung. tersubstitusi,

menghambat

yang

otot menekan

sehingga
lambung.

melalui

menunda penghambatan

pengosongan

spesifik

terhadap sistem enzim

Aluminum H+/K+

ATPase

pada

dengan permukaan sekresi sel


lambung.
troponin C (a muscle parietal
tidak
protein)
dan omeprazol
menunjukkan
efek
mengganggu
berikatan

voltage-dependent

antikolinergik atau sifat

calcium

antagonis histamin H2.

transport.

Aluminum

juga

berikatan

dan

menghambat

ini

diberikan dalam
bersamaan

jadi

tidak

ada

sekresi interaksi.

berkontraksi lambung

polos

Obat

suatu waktu yang tidak

mengurangi benzimidazol

untuk

waktu

Interaksi

aktivitas

dari

mitochondrial
voltage

gated

channels (VDAC).

Farmakodinamik

Simetikon

Cara Kerja

Cimetidine

Ranitidin

Interaksi

akan Berkompetisi

berkompetisi

dengan Kedua obat ini

dengan histamine

histamine

untuk memiliki

untuk menduduki reseptor H2 memiliki

menduduki

reseptor

H2

pada

sel

parietal sinergistik karena

pada sel parietal lambung.

lambung. Jika reseptor sama-sama

Obat ini juga mengurangi

ini

kadar pepsin secara tidak

substansi

langsung

dengan

diblok,
lain

cara dapat

efek

maka

menduduki

yang

reseptor H2.

menstimulasi

mengurangi volume cairan sekresi asam dari sel


lambung.

parietal (asteilkolin dan


gastrin) akan memiliki
efek

yang

lemah

daripada jika reseptor ini


tidak di blok

Farmakodinamik

Simetikon

Cara Kerja

Cimetidine

Omeprazol
akan Omeprazol

berkompetisi

termasuk

dengan kelas baru senyawa anti-

histamine
menduduki

Interaksi

untuk sekresi,

tidak

saling

suatu mengganggu tapi

H2

benzimidazol

pada sel parietal lambung.

tersubstitusi,

Obat ini juga mengurangi

menekan

sekresi akhir yang baik

kadar pepsin secara tidak

lambung

melalui karena

langsung

reseptor

Kedua obat ini

dengan

cara penghambatan

malahan
yang

memberi

spesifik sama

samabertujuan

mengurangi volume cairan terhadap sistem enzim mengurangi


lambung.

H+/K+

ATPase

efek

pada keasaman

permukaan sekresi sel

lambung dengan

parietal

cara

lambung.

yang

omeprazol

tidak berbeda.

menunjukkan

efek

antikolinergik atau sifat


antagonis histamin H2.

Farmakodinamik

Ranitidin

Omeprazol

Cara Kerja

Berkompetisi

dengan Omeprazol

histamine

Interaksi
termasuk

untuk kelas baru senyawa anti-

Kedua obat ini


tidak

saling

menduduki reseptor H2

sekresi,

pada sel parietal lambung.

benzimidazol

Jika reseptor ini diblok,

tersubstitusi,

maka substansi lain yang

menekan

sekresi akhir yang baik

dapat menstimulasi sekresi

lambung

melalui karena

asam

penghambatan

spesifik sama

dari

sel

parietal

suatu mengganggu tapi


malahan
yang

memberi

samabertujuan

(asteilkolin dan gastrin)

terhadap sistem enzim mengurangi

akan memiliki efek yang

H+/K+

lemah

daripada

ATPase

pada keasaman

jika permukaan sekresi sel

reseptor ini tidak di blok

parietal

efek

lambung.

lambung dengan
cara

omeprazol

tidak berbeda.

menunjukkan

efek

antikolinergik atau sifat


antagonis histamin H2.

yang

Anda mungkin juga menyukai