Ada 2 pengertian maag: 1. Maag atau radang lambung atau tukak lambung adalah gejala penyakit yang menyerang Lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan Lambung yang menyebabkan sakit dan perih pada Perut 2. Maag atau dalam bahasa medis dispepsia atau gastritis akibat peradangan lambung yang mengalami infeksi pada dinding lambung yang disebabkan karena pola makan yang tidak teratur, sering makan pedas, asin, asam. Penyebab : Maag merupakan gejala penyakit akibat faktor yang merusak pertahanan mukosa lambung lebih besar daripada faktor yang melindungi pertahanan mukosa lambung. Penyebabnya bisa karena penderita makannya tidak teratur sehingga terjadi produksi asam lambung yang berlebihan, terdapat mikroorganisme yang merugikan (Helycobacter pylori), mengkonsumsi obat-obatan tertentu, atau sebab-sebab lainnya misalnya beban pikiran yang berat, kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein. Gejala dan Tingkat Keparahan Sakit Maag dilalui 4 tahap sebelum menjadi Kanker Lambung, yakni : 1. Maag Ringan Maag ringan merupakan maag yang sudah umum terjadi ditengah masyarakat masih termasuk tahap ringan yang mana sudah banyak mendera siapa saja. Namun jika dilakukan pemeriksaan kemudian asam lambung akan mulai terlihat di bagian dinding. 2. Maag Sedang Maag sedang yakni maag yang sering terjadi dan dirasakan yang terkadang menimbulkan rasa nyeri, sakit, mual dan ingin muntah. Namun gejala tersebut lebih muncul ketika perut dalam keadaan kosong belum terisi makanan. 3. Maag kronis Maag yang sudah lama berlangsung dan terlambatnya penangganan dalam mencegah dan mengobati maag itu sendiri yang mengembangkan gejala dari sakit maag tersebut semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena produksi asam lambung yang semakin meningkat dan peradangan pada lambung yang semakin parah. 4. Kanker Lambung Kanker lambung dapat terjadi karena akibat mikroorganisme yang merugikan, yaitu Helycobacter Pylori. Adapun Gejala atau Tanda-Tanda dari Sakit Maag, antara lain : 1. Saat buang air besar terasa sakit 2. Mual dan Muntah 3. Sering Merasa Lapar 4. Perut Kembung 5. Nyeri yang luar biasa Pengobatan : Pengobatan lazimnya dilakukan dengan sejumlah obat yang hanya bekerja simptomatis , yakni dengan meringankan gejala-gejalanya dengan cara menurunkan keasaman isi lambung ( Antasida, H2 blokers, penghambat pompa proton, dan anti kolinergika. Obat-obat tukak lambung: penggolongan : Terdiri dari 7 golongan : 1. Antasida 2. Penghambat asam 3. Zat pelindung mukosa 4. Antibiotika 5. Obat penguat motilitas 6. Obat penenang dan 7. zat-zat pembantu 1. Antasida Senyawa magnesium, alumunium dan bismuth, hidrotalsit, kalsium karbonat, Na. Bicarbonat) Zat pengikat asam adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk mengikat secara kimiawi dan menetralkan asam lambung. Efeknya adalah peningkatan pH , yang mengakibatkan berkurangnya kerja proteolitis dan pepsin ( optimal pada pH 2 ) di atas pH 4 aktivitas pepsin menjadi minimal. Obat ini mampu mengurangi rasa nyeri dilambung dengan cepat , efeknya bertahan 20-60 menit bila diminum pada keadaan perut kosong dan sampai 3 jam bila diminum 1 jam setelah makan 2. Zat penghambat sekresi asam A. H2 Blokers ( simetidin, ranitidin, famotidin, roxatidin) Obat-obat ini menempato reseptor histamin H2 secara efektif di permukaan sel parietal, sehingga sekresi asam lambung dan pepsin sangat dikurangi. Pada masa kehamilan dan laktasi obat-obat ini dapat ,melintasi plasenta dan melewati ar susu, sehingga tidak boleh digunakan pada wanita hamil dan menyusui. B. Penghambat pompa proton ( PPP ) ( omeprazole, lansoprazol, pantoprazol, rabeprazol ) Obat-obat ini mengurangi sekresi asam lambung yang normal/ tidak dengan jalan menghambat enzim . Lama kerjanya panjang akibat akumulasi dalam sel tersebut. Kadar penghambatan asam tergantung dari dosis dan pada umumnya lebih kuat dari perintangan oleh H2 blokers. C.Antikolinergika (pirenzepin dan fentonium ) Obat-obat ini menghambat kegiatan muskarin dari asetilkolin, yang dalam saluran cerna berefek menekan sekresi getah lambung dan motilitasnya ( peristaltik)
D. Analogon prostaglandin-E1 (misoprostol)
Yang menghambat secara langsung sel-sel parietal, dan juga melindungi mukosa dengan jalan menstimulasi produksi mucus dan bikarbonat. Dan biasanya ditambahkan pada terapi dengan NSAIDs. ( pada terapi rematik) 3. Zat zat pelindung ulcus ( mucosanprotectiva) Sukralfat, Al.hidroksida dan bismuth koloidal Yang bekerja menutupi tukak dengan suatu lapisan pelindung terhadap serangan asam pepsin. Note : bismuthsubsitrat juga berfungsi sebagai bakteriostatik terhadap H.Pylori 4. Antibiotika (amoksisilin, tetrasiklin, klaritromisin, metronidazol, dan tinidazol 0 Obat ini digunakan dalam kombinasi triple atau quadruple therapy untuk membasmi H.Pylori dan untuk mencapai penyembuhan lengkap tukak lambung / usus. 5. obat-obat penguat Motilitas ( metoklopramid, cisprida, dan domperidon ) Obat ini dinamakan juga prokinetika atau propulsiva dan berdaya anti emetik serta antagonis dopamin Gerakan peristaltik lambung usus dihambat oleh dopamin, dan efek ini ditiadakan oleh antagonis” tersebut dengan menduduki reseptor DA di sal cerna dan otak. 6. obat-obat penenang ( meprobamat, diazepam ) Stress emosional membuat penyakit tukak lambung bertambah parah, sedangkan pada waktu serangan akut biasanya timbul kegelisahan dan kecemasan pada penderita. Jadi terapi yang digunakan sering kali kombinasi dari antasida dan obat penenang, misal meprobamat dan diazepam. 7. Obat pembantu ( asam alginat , succus dan dimethicon ) obat ini ditambahkan ke formula antasida berfungsi sebagai adsorbens yang dapat menyerap secara fisis pada permukaannya zat aktif dari getah lambung, atau zat-zat pelindung yang menutupi mukosa dengan suatu lapisan hidrofob. Zat –zat tersendiri 1. Anti Hiperaciditas( antasida) Mengandung Al dan Mg, bekerja secara kimiawi dengan mengikat kelebihan HCl dalam lambung. Bersifat tidak larut dalam air dan dapat bekerja lama di lambung. Sediaan Magnesium dpt menyebabkan diare(pencahar),sedangkan Aluminium meneybabkan konstipasi(sembelit),maka kedua senyawa ini dikombinasikan. Persenyawaan molekul antara Mg & Al disebut hidrotalsit. Farmakologi 1. Mula kerja obat : sekitar 30 % ion Mg diserap oleh usus halus. Beberapa Kalsium diabsorbsi dari usus dan membentuk komplek yg tidak larut untuk mengurangi fosfat. 2. Ekskresi : urin sampai 30 % sebagai ion2 mg yg terabsorbsi. Bagian dari kalsium yg tidak diabsorbsi di ekskresi melalui feses. Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk Mg klorida yg larut dan Karbondiaoksida, CO2 dpt menyebabkan kembung dan bersendawa. Mekanisme kerja 1. Menetralkan HCl dalam lambung dengan membentuk garam Al(Cl)3 dan H2O 2. Mg (OH)2 per oral bereaksi relatif cepat dgn HCL dalam lambung membentuk Mg Klorida dan air. Juga mengosongkan usus dgn menyebabkan retensi osomotik cairan yg mengembangkan kolon dgn aktivitas peristaltik yg meningkat. Simetidin Absorbsi : diabsorbsi secara tepat setelah pemakaian per oral, bioavaibilitas oral 60 – 70% setelah mengalami metabolisme lintas pertama di hati. Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak 45 – 90 menit. Distribusi : Simetidin terikat dgn protein plasma 15 – 20 %, dengan Vd 1 liter/kg. Eliminasi : waktu paruhnya 2 jam untuk pasien dengan fungsi ginjal normal, 80 – 90% diekskresikan melalui urin dalam waktu 24 jam. Mekanisme kerja Pengeblok reseptor H2 yg bekerja menyembuhkan tukak peptik dan duodenal dgn cara pengeblokan reseptor H2 sehingga mengurangi sekresi asam lambung dan pepsin. Omeprazole Merupakan obat yg tidak tahan asam lambung sehingga untuk menghindari terjadinya dekomposisi dibuat dalam bentuk granul salut enterik dengan pelepasan yang tertunda ( delayed release). Farmakologi Omeprazole Absorbsi : cepat diabsorbsi setelah pemberian per oral. Konsentrasi plasma puncak terjadi pada 30 menit – 3,5 jam setelah pemberian. Bioavaibilitas : 30 – 40 % Distribusi : 95 % terikat protein plasma Metabolisme : hepatik Ekskresi : melalui feses ( 18 – 23%) dan ginjal ( 70 – 77%), waktu paruh eliminasi pd dewasa 0,5 – 1 jam. Mekanisme Kerja Penghambat pompa proton yg selektif dan irreversible. Omeprazole menekan sekeresi asam lambung dgn menghambat sistem enzim Hidrogen – Kalium. Efek ini terkait dengan dosis, penghambatan pompa proton dapat meningkatkan resiko infeksi gastrointestinal karena efek penekanan sekresi asam. Thank You :)