Anda di halaman 1dari 54

OBAT LOKAL SALURAN CERNA

(GIT)

LINNON BASTIAN, S. FARM., APT


OBAT LOKAL
SALURAN CERNA (GIT)

I. Obat penyakit tukak-peptik


II. Obat Antiemetik
III. Pencahar / Laxant
IV. Obat Antidiare
OBAT UNTUK PENYAKIT
TUKAK-PEPTIK

ANTASID
OBAT ANTISEKRESI ASAM LAMBUNG
AGEN YANG MELINDUNGI MUKOSA
Antibiotik
ANTASID

ANTASID adalah basa lemah yang


bereaksi dengan asam hidroklorida
lambung untuk membentuk garam
dan air
ANTASID
Antasid merupakan buffer ion hidrogen :
- Mengurangi keasaman lambung
- Pepsin tidak aktif dalam larutan pH diatas 4,0

menghilangkan nyeri perut pada tukak peptik


ANTASID

Yang termasuk antasid antara lain :


- Natrium bicarbonate
- Calcium carbonate
- Aluminum hydroxide
- Magnesium hydroxide
ANTASID
Efek Samping :

Natrium bicarbonate: Alkalosis, retensi cairan


Calcium carbonate: Hiperkalsemia, nefrolitiasis
Aluminum hidroxide: Konstipasi
Magnesium hidroxide: Diare
OBAT ANTISEKRESI
ASAM LAMBUNG

ANTAGONIS RESEPTOR H2
AGEN ANTIMUSKARINIK
PENGHAMBAT POMPA PROTON
PROSTAGLANDIN SINTETIK
ANTAGONIS RESEPTOR H2

Cimetidine, Ranitidine, Famotidine,


Nizatidine
Menurunkan sekresi asam lambung >
90% pada pemberian dosis tunggal,
terutama sesaat sebelum tidur
ANTAGONIS RESEPTOR H2

Terapi pemeliharaan:
mencegah kekambuhan, terutama bila
terdapat mikroba Helicobacter pylori
Efek samping :
Diare, mual, muntah, kecemasan
AGEN ANTIMUSKARINIK

PIRENZEPINE

Relatif selektif untuk reseptor


muskarinik lambung M1
PENGHAMBAT POMPA PROTON

Omeprazole, Lansoprazole
menghambat pompa proton
K+ / H+ ATPase
Terapi kombinasi untuk infeksi
Helicobacter pylori
PENGHAMBAT POMPA PROTON
INDIKASI
Tukak lambung
Esofagitis
Tukak duodenum
EFEK SAMPING
Hipergastrinemia
Ca (kanker) Gaster terjadi pada tikus
percobaan, tetapi tidak pada mencit atau
manusia
AGEN YANG
MELINDUNGI MUKOSA

SUCRALFATE
SENYAWA BISMUTH KOLOID
CARBENOXOLONE
PROSTAGLANDINE
SUCRALFATE

Aluminum sucrose sulfate


Bekerja sebagai sawar terhadap HCl
Mengurangi aktivitas pepsin dan
meningkatkan prostaglandin jaringan
SUCRALFATE
FARMAKODINAMIK
suasana asam :
- Terbentuk polimer mirip lem
- Terikat pada jaringan nekrotik tukak

Menghambat difusi balik ion hidrogen


SUCRALFATE
INDIKASI: - Tukak lambung
- Tukak duodenum
KONTRA INDIKASI:
- Gagal ginjal
- Perempuan hamil
EFEK SAMPING:
- Konstipasi (4,7% pasien)
SENYAWA BISMUTH KOLOID

Dicitrate bismuthate dan Bismuth


subsalicylate
Sawar mukosa lambung terhadap
asam
Membunuh H. pylori
CARBENOXOLONE

Turunan glycyrrhizic acid sintetis


Mekanisme kerja tidak jelas, diduga
meningkatkan produksi, sekresi dan
kepekatan lendir usus
ES: Hipertensi, retensi cairan dan
hipokalemia
PROSTAGLANDINE

Prostaglandin E1 (Misoprostol)
Stimulasi sekresi mukus dan
bikarbonat oleh mukosa gaster
Mencegah ulserasi karena induksi
NSAID
PROSTAGLANDINE

EFEK SAMPING:
- Nyeri abdominal, diare
- Kontraksi uterus
 mengontrol perdarahan
post partum
OBAT ANTIEMETIK
Antihistamine H1 : Dyphenhydramine,Dimenhidrinat
Efektif mengatasi mual muntah karena mabuk
perjalanan (depresi jalur vestibuloserebelum)
Phenothiazine:
Prochlorperazine, Promethazine
Merupakan antagonis reseptor dopamin
Metoclopramide
Merupakan antagonis reseptor dopamine
OBAT ANTIEMETIK

Ondansetron, Granisetron dan Dolasetron


Merupakan antagonis reseptor serotonin
Efektif mengatasi mual muntah pada
penggunaan obat antikanker
PENCAHAR

PENCAHAR IRITAN ATAU STIMULTAN


PENCAHAR YANG MEMPERBESAR
VOLUME ISI USUS
PELUNAK FESES
PENCAHAR IRITAN ATAU STIMULTAN
Minyak castor:
dihidrolisis dalam usus kecil bagian atas
menjadi ricinoleic acid, suatu iritan lokal
yang meningkatkan motilitas usus
Cascara, Senna dan Aloes:
mengandung alkaloida emolien yang
merupakan stimultan kolon
Phenolphthalein dan Bisacodyl
PENCAHAR YANG MEMPERBESAR
VOLUME ISI USUS
Koloid hidrofilik
Agar biji psyllium dan methylcellulose
Kulit padi (bran)
Katartik saline:
magnesium sitrat & magnesium hidroksida
Lactulose:
disakarida sintetis (galaktosa-fruktosa)
Sorbitol
PELUNAK FESES

Merupakan agen-agen yang teremulsi


dengan feses, bekerja memperlunak feses
dan membuat perjalanannya menjadi mudah
Minyak mineral, suposituria glyserin dan
deterjen-deterjen seperti Dioctyl sodium
sulfosuccinate
OBAT ANTIDIARE

ADSORBENT
OPIOID
LARUTAN REHIDRASI
ANTIBAKTERI
ADSORBENT
Bahan dengan area permukaan yang luas
Mengikat zat yang berbeda termasuk toksin,
dengan menginaktivasi dan mengeliminasi
Kaolin powder & Sikat aluminum hidrat,
sering kombinasi dg Pectin, Hampir tidak
berbahaya & efektif pada banyak kasus
Bismuth subsalicylate, selain mengikat
bahan toksin juga melindungi permukaan
mukosa yg teriritasi
OPIOID
LAMBUNG
menghambat sekresi HCl, gerak lambung ↓,
tonus otot ↑, makanan lambat ke duodenum
USUS HALUS
kontraksi propulsif ↓, tonus & spasme periodik↑,
absorpsi air  isi padat
USUS BESAR
gerakan propulsi ↓, tonus ↑, spasme usus besar
 konstipasi
LARUTAN REHIDRASI

Glukosa yg mengandung larutan garam


memudahkan cairan diabsorpsi krn toksin
tidak merusak cotransport Na+ & glukosa
melalui mukosa epitel
Tidak menghentikan diare, tapi dehidrasi
berhasil dicegah
NaCl 3,5 ; Glukosa 20 ; NaHCO3 2,5 ; KCl 1,5
Ulkus Peptikum = tukak lambung, tukak peptik.
Secara patologi anatomis, tukak lambung (ulkus peptikum) adalah
kerusakan atau hilangnya jaringan mukosa, submukosa, sampai
lapisan otot daerah saluran pencernaan makanan dengan cairan
lambung, asam, pepsin, dengan batas tajam dan bersifat jinak.
Tukak lambung banyak terdapat di daerah anthrum, dan paling sering
di curvatura minor lambung (88%), sedangkan 5% ditemukan
sepanjang curvatura mayor.

Etiologi
Banyak kejadian tukak peptik menunjukkan adanya asam dan pepsin
ketika H. Pylori, NSAID, atau faktor lain mengganggu pertahanan
mukosa dan mekanisme penyembuhan. Hipersekresi asam adalah
mekanisme patogenik yang utama pada tingkat hypersecretory seperti
Zollinger-Ellison syndrome (ZES)
ETIOLOGI
Pada saat ini faktor-faktor etiologi utama dalam PUD
adalah H.pylori, NSAID, asam dan pepsin.
Selain itu terdapat faktor-faktor pendukung.
Faktor agresif : rokok, alkohol, asam empedu, steroid dan
stres.
Faktor protektif : mukus, aliran darah mukosa,
prostaglandin, lapisan hidrofobik dan regenerasi epitelial.
Pada usia tua, faktor-faktor protektif ini akan menjadi
berkurang.
Peptic Ulcer Disease akan terjadi : jika terdapat ketidak
seimbangan antara faktor agresif dan faktor protektif
(faktor agresif > faktor protektif)
ETIOLOGY
Old New
No acid no ulcer Helicobacter pylori
Idiopathic NSAID
Stress Crohn’s disease
Smoking Gastrinoma
Spicy food Hyperparathyroidism
Patogenesis
Ulkus peptikum dapat disebabkan oleh sekresi asam lambung dan
pepsin yang berlebihan oleh mukosa lambung.
.
Jika epitel lambung rusak, ion hidrogen kemudian akan berdifusi ke
dalam epitel lambung, mengakibatkan kerusakan tambahan dan
menimbulkan suatu lingkaran setan kerusakan dan atrofi progresif
mukosa lambung. Peristiwa ini juga mengakibatkan mukosa lambung
rentan terhadap pencernaan peptida, sehingga terbentuk ulkus yang
lebih hebat
Helicobacter pylori
Bakteri H. pylori adalah bakteri yang sangat suka pada kondisi
kelembapan yang tinggi, memerlukan karbondioksida yang banyak,
butuh sedikit oksigen, dan bersifat sangat patogenik.
Bakteri ini juga mempunyai keunggulan yakni bertahan dan
berkembang biak dalam lambung. Secara umum, ada 3 mekanisme
infeksi bakteri H. pylori yang menyebabkan tukak lambung.
Pertama, H. pylori menginfeksi bagian bawah lambung antrum.
Kedua, setelah infeksi akan terjadi peradangan bakteri yang
mengakibatkan peradangan lendir lambung (gastritis), peristiwa ini
seringkali terjadi tanpa penampakan gejala (asimptomatik).
Ketiga, terjadinya peradangan dapat berimplikasi terjadinya tukak
lambung atau usus 12 jari. Hal ini dapat terjadi komplikasi akut, yaitu
luka dengan pendarahan dan luka berlubang.
Gambaran klinis
Timbulnya rasa nyeri atau perih bilamana lambung dalam keadaan
kosong, timbul keluhan perut rasa penuh dan bertambah berat
setelah makan.
Biasanya rasa mual bertambah berat dan diikuti dengan muntah-
muntah. Serangan nyeri hebat mungkin timbul dengan periode
peristaltik lambung.
Berat badan penderita menurun, demikian pula bertambah lemah,
yang juga timbul konstipasi
Pada tukak lambung, rasa sakit timbul 30-90 menit sesudah makan,
dan pada tukak duodenum, 2-3 jam sesudah makan. Makanan kecil
yang tidak mengiritasi dan yang terus menerus dimakan dalam selang
waktu yang pendek dapat mengurangi nyeri.
Manifestasi Klinis
• Lesi yang sering kambuh
• Seringkali terdiagnosa pada usia dewasa (30-45 tahun) hingga
paruh baya, tetapi tanda-tanda dapat terlihat pada usia dewasa
muda (25-30 thn)
• Rasa terbakar atau nyeri yang sangat pedih pada perut, semakin
parah di malam hari dan 1 - 3 jam sesudah makan
• Nausea (mual) dan muntah (vomiting).
• Muntah darah (hematemesis), Kembung, Sendawa
• Penurunan berat badan, Feses berdarah
Sebagian besar infeksi bersifat asimtomatik meskipun terdapat
mukositis gaster, sekitar 15% akan mengalami ulkus peptikum.
Adenokarsinoma gaster nonkardia 2 – 6 kali lebih sering terjadi
pd orang yg terinfeksi H.pylori.
Risiko keganasan limfoproliferatif gaster juga lebih tinggi.
Diagnosis
Dua metode utama untuk diagnosis adalah pemeriksaan barium dan
endoskopi. Pemeriksaan barium dengan menggunakan barium sulfat
dalam cairan atau suspensi yang ditelan ( ketepatan kira-kira 80% )
Mekanisme menelan dapat secara langsung dilihat dengan
fluoroskopi, atau gambaran sinar-X. Tukak lambung yang besar, yaitu
yang berdiameter lebih besar dari 3 cm lebih sering ganas dari pada
yang lebih kecil..
Kira-kira 4% tukak lambung yang tampaknya jinak secara radiologik
terbukti ganas (dengan biopsi endoskopik atau pada operasi).
Upaya penegakan diagnosis yang lain, dengan pemeriksaan H. pylori
sebagai penyebab utama seharusnya diperiksa sebelum memberikan
pengobatan.
Pemeriksaan H. pylori dapat dilakukan secara invasif dengan
endoskopi sekaligus dilakukan biopsi mukosa pada lambung atau
duodenum, pemeriksaan histopatologis dengan pewarnaan.

Penatalaksanaan Tukak Peptik


Obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan simtomatik tukak
ditujukan untuk menghambat sekresi asam dan meningkatkan
resistensi mukosa terhadap asam.
Sekarang telah tersedia berbagai macam antasida, yang sebagian
besar mengandung aluminium hidroksida, magnesium hidroksida
atau kalsium karbonat.
Penghambat reseptor histamin H2 lambung oleh obat-obat
penghambat reseptor H2 misalnya simetidin, ranitidin, nizatidin, dan
famotidin secara efektif mengurangi respon asam.
Pengobatan ditujukan pada peran luas infeksi H.pylori sebagai
penyebab tukak lambung, infeksi dapat dilakukan dengan pemberian
antibiotik yang sesuai.
Untuk mencapai tujuan terapi tersebut dapat dilakukan beberapa
strategi dalam terapi:
- penggunaan obat untuk hipersekresi dan penetralan asam lambung,
- obat yang memperkuat sistem perlindungan mukosa,
- obat yang dapat mencegah senyawa pencetus dan faktor penyebab,

- obat untuk menghilangkan nyeri epigastrik,


- obat untuk mencegah kekambuhan dan komplikasi.
Terapi terdiri dari:
a. Non Farmakologi
1. Istirahat
Secara umum pasien dianjurkan pengobatan rawat jalan, bila ada
komplikasi baru dianjurkan rawat inap. Penyembuhan akan lebih cepat
dengan rawat inap walaupun mekanismenya belum jelas, kemungkinan
oleh bertambahnya jumlah istirahat, berkurangnya refluks empedu, stres,
dan penggunaan analgetik.
2. Diet
Makanan lunak apalagi bubur saring, makanan yang mengandung susu
tidak lebih baik dari pada makanan biasa, karena makanan halus akan
merangsang pengeluaran asam. makanan yang merangsang, makanan
mengandung asam dapat menimbulkan rasa sakit pada beberapa pasien.
Beberapa peneliti menganjurkan makanan biasa lunak, tidak merangsang
dan diet seimbang. Merokok menghalangi penyembuhan tukak gaster
kronik, menghambat sekresi bikarbonat pankreas, menambah keasaman
bulbus duodeni, menambah refluks duodenogastrik akibat relaksasi
sfingter pilorus sekaligus meningkatkan kekambuhan tukak.
b. Farmakologi
Beberapa obat yang termasuk anti tukak.
1. Antasida : digunakan untuk menghilangkan keluhan rasa sakit dan
obat dispepsia.
Mekanisme kerjanya menetralkan asam lambung secara lokal.
Preparat yang mengandung magnesium akan menyebabkan diare
sedangkan aluminium menyebabkan konstipasi dan kombinasi
keduanya saling menghilangkan pengaruh sehingga tidak terjadi diare
dan konstipasi .
2. Histamine-2 receptor antagonist
Empat antagonis H2 yang beredar di USA adalah: simetidin, ranitidin,
famotidin, dan nizatidin.
Kerja antagonis reseptor H2 yang paling penting adalah mengurangi
sekresi asam lambung. Obat ini menghambat sekresi asam yang
dirangsang histamin, gastrin.
Simetidin, ranitidin dan famotidin kecil pengaruhnya terhadap fungsi
otot polos lambung dan tekanan sfingter esofagus yang lebih bawah.
Sementara terdapat perbedaan potensi yang sangat jelas diantara
efikasinya dibandingkan obat lainnya dalam mengurang sekresi asam.
Nizatidin memacu aktivitas kontraksi asam lambung, sehingga
memperpendek waktu pengosongan lambung.
Efek samping sangat kecil antara lain agranulositosis, ginekomastia,
konfusi mental khusus pada usia lanjut, dan gangguan fungsi ginjal
dijumpai terutama pada pemberian simetidin. Simetidin sebaiknya
jangan diberikan bersama warfarin, teofilin, siklokarpon, dan
diazepam.
3. Proton pump inhibitor
Inhibitor pompa proton merupakan “prodrug”, yang
memerlukan aktivasi di lingkungan asam
Mekanisme kerjanya
• memblokir kerja enzim K+/H+ ATP-ase yang akan memecah
K+/H+ ATP.
• Pemecahan K+/H+ ATP akan menghasilkan energi yang
digunakan untuk mengeluarkan asam dan kanalikuli sel
pariental kedalam lumen lambung
Inhibitor pompa proton memiliki efek yang sangat besar
terhadap produksi asam. Omeprazol juga secara selektif
menghambat karbonat anhidrase mukosa lambung, yang
kemungkinan turut berkontribusi terhadap sifat suspensi
asamnya.
4. Obat penangkal kerusakan mukus
a) Koloid Bismuth
Mekanisme kerja melalui sitoprotektif membentuk lapisan bersama
protein pada dasar tukak dan melindunginya terhadap rangsangan
pepsin dan asam.
Obat ini mempunyai efek penyembuhan hampir sama dengan H2RA
serta adanya efek bakterisidal terhadap H. pylori sehingga
kemungkinan relaps berkurang.
Efek samping feses berwarna kehitaman sehingga timbul keraguan
dengan perdarahan
b) Sukralfat
Pada kondisi adanya kerusakan yang disebabkan oleh asam, hidrolisis
protein mukosa yang diperantarai oleh pepsin turut berkontribusi
terhadap terjadinya ulserasi mukosa. Protein ini dapat dihambat oleh
polisakarida bersulfat. Selain menghambat hidrolisis protein mukosa
oleh pepsin, sukralfat juga memiliki efek sitoprotektif tambahan,
yakni stimulasi produksi lokal prostaglandin. Karena diaktivasi oleh
asam, maka disarankan agar sukralfat digunakan pada kondisi
lambung kosong, satu jam sebelum makan, selain itu harus dihindari
penggunaan antasida dalam waktu 30 menit setelah pemberian
sukralfat. Efek samping konstipasi, mual, perasaan tidak enak pada
perut
c) Analog Prostaglandin: Misoprostol
Mekanisme kerjanya mengurangi sekresi asam lambung menambah
sekresi mukus, sekresi bikarbonat dan meningkatkan aliran darah
mukosa.
Efek samping yang sering dilaporkan diare dengan atau tanpa nyeri
dan kram abdomen. Misoprostol dapat menyebabkan eksaserbasi
klinis (kondisi penyakit yang bertambah parah) pada pasien yang
menderita penyakit radang usus, sehingga pemakaiannya harus
dihindari pada pasien ini.
Misoprostol dikontraindikasikan selama kehamilan, karena dapat
menyebabkan aborsi akibat terjadinya peningkatan kontraktilitas
uterus. Sekarang ini misoprostol telah disetujui penggunaanya oleh
United States Food and Drug Administration (FDA) untuk pencegahan
luka mukosa akibat NSAID
5. Regimen terapi
Kombinasi antibiotik yang dikombinasi dengan proton pump inhibitor
(PPI) dan histamine-2 receptor antagonist (H2RA)
Terapi yang digunakan :
Antibiotik berguna untuk eradikasi H. pylori karena penyebab
utama tukak peptik adalah H. pylori.
Penggunaan PPI dan H2RA untuk mengurangi sekresi asam lambung
yang berlebihan pada tukak peptik. Pilihan pertama untuk terapi
adalah menggunakan Proton pump inhibitor sebagai dasar terapi 3
obat selama minimal 7 hari, tetapi lebih dianjurkan selama 10 sampai
14 hari. Terapi menggunakan PPI dan H2RA direkomendasikan pada
pasien yang memiliki resiko tinggi komplikasi tukak, pasien yang gagal
dalam eradikasi H. pylori.
• Treatment Plan: H. Pylori
• Medications : Triple therapy for 14 days is considered
the treatment of choice
- Proton Pump Inhibitor + clarithromycin and amoxicillin
- Omeprazole : 20 mg po bid for bid 14 d or
Lansoprazole: 30 mg po bid for bid 14 d or
Rabeprazole : 20 mg po bid for bid 14 d or
Esomeprazole : 40 mg po bid for bid 14 d plus
Clarithromycin : 500 mg po bid for bid 14 and
Amoxicillin : 1 g po bid for bid 14 d

Can substitute Flagyl 500 mg po bid for 14 d if allergic to PCN. -


In the setting of an active ulcer, continue ad proton pump
inhibitor therapy for additional 2 weeks. Goal complete
elimination of H pylori.
Eradication of HP
• Established treatment of PUD since early 1990s
First line treatment
• Triple therapy- 2 antibiotics and 1 PPI for 1 week
• Clarithromycin 500mg BD
• Amoxicillin 1g BD
• Nexium 20mg BD
• 80 – 90% eradication rate
Resistance of Clarithromycin 7.8%, Amoxicillin 0%,
Metronidazole 39.2% Clarithromycin-based therapy
still the first choice with eradication rate of 92.6%
H2 Antagonists
• Inhibit the action of histamine at the H2
receptors of parietal cells
• Reduce basal and food stimulated acid secretion
• 50-60% acid is blocked
• Cimetidine (800mg), Famotidine (40mg),
Ranitidine(300mg)
• Once daily dose at bedtime 6-8 weeks
Proton Pump Inhibitors (PPI)
• Block the final step in gastric acid secretion by
combining with hydrogen, potassium and
adenosine triphosphatase in the stomach lumen
• 95% acid is blocked
• Omeprazole (20mg), Lansoprazole (30mg),
Esomeprazole (20mg), Pantoprazole.
• Once daily dose at bedtime 4-6 weeks

Anda mungkin juga menyukai