0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
435 tayangan3 halaman
Ulkus peptikum dan ulkus duodenum adalah luka terbuka pada lambung dan duodenum. Faktor risiko ulkus peptikum meliputi OAINS, merokok, alkohol, dan infeksi H. pylori. Gejala ulkus peptikum adalah nyeri setelah makan dan hemoragi, sedangkan ulkus duodenum nyeri sebelum makan dan ada episode remisi. Terapi ulkus positif H. pylori adalah kombinasi antibiotik seperti amoksisilin
Ulkus peptikum dan ulkus duodenum adalah luka terbuka pada lambung dan duodenum. Faktor risiko ulkus peptikum meliputi OAINS, merokok, alkohol, dan infeksi H. pylori. Gejala ulkus peptikum adalah nyeri setelah makan dan hemoragi, sedangkan ulkus duodenum nyeri sebelum makan dan ada episode remisi. Terapi ulkus positif H. pylori adalah kombinasi antibiotik seperti amoksisilin
Ulkus peptikum dan ulkus duodenum adalah luka terbuka pada lambung dan duodenum. Faktor risiko ulkus peptikum meliputi OAINS, merokok, alkohol, dan infeksi H. pylori. Gejala ulkus peptikum adalah nyeri setelah makan dan hemoragi, sedangkan ulkus duodenum nyeri sebelum makan dan ada episode remisi. Terapi ulkus positif H. pylori adalah kombinasi antibiotik seperti amoksisilin
Definisi Gambaran bulat/semibulat/oval, berukuran > 5mm; kedalaman submukosal pd mukosa lambung akibat terputusnya kontinuitas/integritas mukosa lambung. Tukak lambung merupakan luka terbuka dg pinggir edema disertai indurasi dg dasar tukak ditutupi debris. Defek mukosa/submukosa duodenum yg terbatas tegas, dapat menembus muskularis mukosa sampai lapisan serosa Epidemiologi dan Insidensi Laki-laki : Perempuan : 2 : 1 Laki-laki : Perempuan : 3 : 1 Usia > 50 tahun Usia 30-60 tahun Lebih banyak dari ulkus gaster Lokasi Ulkus 90% terjadi di bagian kurvatura minor lambung dan daerah kelenjar pilorus 90% pada bulbus duodeni (dinding anterior/posterior bagian pertama duodenum) Faktor Resiko 1. OAINS (penurunan sintesis PG mukosal lambung penurunan pertahanan mukosal primer lambung 1. Genetik 2. Alkohol 2. Golongan darah O
3. Merokok 3.merokok 4. Infeksi H.pylori 4.malnutrisi 5. Kafein 5.makanan tinggi garam 6. Stress 6.defisiensi vitamin 7. Gastritis 7.PPOK 8. Sindrom Zollinger-Elison 8.sindrom Zollinger Elison 9. Refluks Empedu 9.Gagal ginjal kronik 10. Sirosis Alkohol 10.Sirosis alkoholik 11. PPOK 11.Transplantasi Ginjal 12. Hiperparatiroidisme 12.Hipertiroid 13. Pankreatitis Kronis 13.Chrons Disease 14.Infeksi H.pylori 15.OAINS Gejala Klinis Nyeri epigastrium (setengah-1jam setelah makan) Nyeri epigastrium (kurang lebih 2-3 jam setelah makan) Nyeri sensasi terbakar Nyeri sensasi terbakar Jarang terbangun di malam hari Sering terbangun malam hari Konsumsi makanan tidak membantu, kadang tambah nyeri Konsumsi makanan menurunkan nyeri (makan, minum susu, antasida) Mual dan muntah (+) Muntah +/- Anoreksia Penurunan BB Penurunan BB Hemoragi +/- Hemoragi >>>> (hematemesis) Ada episode remisi (tenang slm berminggu- minggu smp berbulan-bulan eksaserbasi beberapa minggu) Rasa Sakit (Pencetus) Rasa sakit setelah makan Rasa sakit sebelum makan atau saat berpuasa Sekresi Asam Lambung Hiposekresi Hipersekresi Kemungkinan Malignansi Kadang-kadang Jarang
Pemeriksaan Penunjang - Foto polos barium kontras ganda - Endoskopi saluran cerna bagian atas - Biopsi untuk deteksi H.pylori Diagnosis Banding - Dispepsia non-ulkus - Dispepsia Fungsional - Penyakit Pankreatobilier - Tumor saluran cerna atas - Chrons Disease-gastroduodenal Komplikasi 1. Perdarahan 2. Perforasi 3. Penetrasi ke pankreas Terapi 1. Terapi non Medikamentosa - Makan sedikit tapi sering - Batasi kafein, alkohol, merica, makanan pedas - Hindari dan hentikan rokok - Menurunkan stress 2. Terapi Medikamentosa non H.pylori - Antasida a. Untuk menetralisir asam lambung b. Dosis : 100-140 mEq/L 3 jam pc
- Proton Pump Inhibitor Untuk memblokir kerja enzim K+H+ ATPase untuk dipecah menjadi K+H+ ATP yang menghasilkan energi mengurangi pengeluaran HCl dari kanalikuli sel parietal ke lumen lambung Dosis : Omeprazol : 2x20 mg ; Pantoprazol : 2x40 mg - Antagonis Reseptor H2 Untuk mengurangi efek histamin pada sel parietal (sekresi lambung) Dosis : Ranitidin : 300mg sebelum tidur atau 2x150 mg/hari (pemeliharaan) 3. Terapi Medikamentosa Ulkus Positif H.pylori -Tripel a. PPI; Amoksisilin 2x1 gr/hari; Kloritomisin 2x500mg b. PPI; Amoksisilin; Metronidazol 2x500mg c. PPI;Kloritomisin; Metronidazol *Selama 7 -10 hari (1-2minggu), bila gagal terapi Kuadripel -Kuadripel a. PPI ; Bismuth Subsalisilat 4x2tab; Metronidazol 4x250mg; Tetrasiklin 4x500mg