DISUSUN OLEH:
YOGYAKARTA
2019
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang saya pilih, Besar
harapan saya, makalah ini mampu menambah wawasan bagi khalayak secara
umumnya dan mahasiswa FKG secara khususnya. Oleh karena itu saya
(Penyusun)
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
B. Rumusan masalah............................................................................... 5
C. Manfaat............................................................................................... 5
A. Farmako kinetik.................................................................................. 6
B. Farmako dinamik................................................................................ 7
III. PEMBAHASA…………………………………………………………… 8
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 18
B. Saran………………………………………………………………….. 18
V. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
(2013) 30-80% pasien yang dirawat di rumah sakit menggunakan antibiotik, dan
yang tidak tepat akan menimbulkan resistensi pada bakteri, dan efek obat yang
tidak dikehendaki.
penyakit, tepat pasien ,indikasi, dosis yang adekuat untuk durasi yang cukup
dengan rute dan lama pemberian yang sesuai, dengan harga paling rendah, dan
informasi yang tepat serta waspada efek samping (Ambwani dkk., 2006)
IV yang berperan dalam pembentukan DNA sel bakteri. kerusakan DNA sel
bakteri tersebut akan menyebabkan kematian sel bakteri (Ahmed, dkk, 2009)
inflamasi dan juga dapat digunakan untuk mengatasi bakteri yang resisten
4
terhadap antibiotik lain seperti aminoglikosida, penisilin, sefalosporin dan
B. Rumusan masalah
masyarakat
C. Manfaat
masyarakat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. FARMAKOKINETIK
A. Absorpsi
B. Distribusi
dalam bentuk aktif di saliva, sekret nasal dan bronkus, mukosa sinus,
lemak, otot, kartilago dan tulang. Obat ini berdifusi ke cairan serebro
C. Metabolisme
6
D. ekskresi
normal adalah sekitar 4 jam. Sebesar 40-50% dari dosis yang diminum
akan diekskresikan melalui urin dalam bentuk awal sebagai obat belum
melebihi laju filtrasi glomerulus yang sebesar 120 mL / menit. Oleh karena
itu, sekresi tubular aktif memainkan peran penting dalam eliminasi obat
konsentrasi sistemik.
B.Farmakodinamik
enzim girase DNA. Obat ini mempunyai distribusi jaringan yang tinggi, jika
sekitar 0,5-1 jam dan akan mencapai waktu paruh dalam 1-2 jam .
7
BAB III
PEMBAHASAN
nama dagang
8
B. indikasi dan kontraindikasi antibiotik ciprofloxacin
Indikasi
typhi
Kontra Indikasi
quinolone lainnya
9
Efek samping
o Hipersensitivitas
Gejala alergi seperti ruam, urtikaria, eritema, pruritus atau demam, maka
ekuivalen
o Gastrointestinal
dilaporkan terjadi
o Saraf
o Psikiatri
o Renal
o Hematologi
10
o Pansitopenia (komplikasi yang mengancam jiwa atau fatal) dan depresi
o Metabolik
(Davis dkk,1996)
Untuk infeksi saluran nafas, tulang dan sendi kulit dan jaringan lunak :
11
Dosis untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal : Bila bersihan kreatinin
ANAK-ANAK:
Oral:
o Infeksi saluran urin atau pyelofritis: anak 1-17 tahun: 20-30 mg/kg/hari
terbagi dalam 2 dosis terpisah (setiap 12 jam) untuk 10-21 hari. Maksimal
1.5 g/hari.
o Cistitis fibrosis: anak 5-17 tahun; 40 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap
Injeksi:
o infeksi saluran urin komplikasi pada anak 5-17 tahun: 6-10 mg/kg setiap 8
12
•Jangan minum tablet ini jika Anda telah minum antasid/obat pencernaan
atau obat yang berisi besi atau suplemen mineral lain dalam waktu 4 jam
sebelumnya.
Peringatan
efek sampingnya
yang cukup
keefektivitasannya[
(Kourbeti, dkk,2010)
ciprofloxacin (500 mg, oral, dua kali sehari selama 60 hari) adalah
tanpa gejala yang terpapar Bacillus anthracis. Dalam kasus di mana strain
13
B. anthracis spesifik telah terbukti peka penisilin, terapi profilaksis dengan
amoksisilin (500 mg, oral, tiga kali sehari selama 60 hari) dapat
satu atau dua antibiotik lain yang ditambahkan untuk antraks inhalasi atau
lahir.
diperhatikan pada penderita gangguan ginjal atau hati, status gizi buruk,
harus dipantau pada pasien yang berisiko dan vitamin K eksogen diberikan
14
Pengosongan perut dapat dimulai dengan menginduksi emesis. Pemberian
tidak ada obat penawar yang spesifik. Ciprofloxacin tidak bisa dihilangkan
Mekanisme Kerja
asam nukleat dimana antibiotik golongan ini dapat masuk ke dalam sel
dengan cara difusi pasif melalui kanal protein terisi air (porins) pada
membran luar bakteri secara intra seluler, secara unik obat-obat ini
15
Resistensi Ciprofloxacin
bakteri tersebut tidak sensitif oleh perlakuan obat anti infeksi. Mekanisme
penting dalam proses replikasi DNA. Mutasi pada gen pengkode DNA
yang sebenarnya bisa diobati dengan antibiotik yang lebih lama dan
peliharaan, terutama di Eropa, juga berperan dalam hal ini. Sementara itu,
16
Ciprofloxacin adalah fluorokuinolon generasi ke-2 yang bekerja menon-
aktifkan produksi enzim DNA girase dan topoisomerase IV, dimana kedua enzim
ini membantu dalam sintesis DNA dan protein bakteri. Obat ini bekerja pada
bakteri Gram negatif dan Gram positif. Suhu penyimpanan2–8°C, di dalam wadah
mengobati berbagai macam infeksi, termasuk infeksi saluran kemih, aliran darah,
17
KESIMPULAN
3. Ciprofloxacin memiliki dosis dan petunjuk pemakaian yang sesuai untuk setiap
umur
SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, M.G., Harish, N.M., Charyulu, R.N., and Prabhu, P. 2009. Formulation of
Chitosan-based Ciprofloxacin and Diclopenac Film for Periodontitis
Therapy. Tropical Journal of Pharmaceutical Research. February. 8 (1) :
33-41.
Ambwani, S., Mathur, A.K., 2006, Rational Drug Use, Health Administrator XIX
19
20