a. Mekanisme kerja :
Ciprofloxacin adalah antibiotik yang termasuk dalam golongan fluorokuinolon
yang merupakan generasi ke 2. Obat ini bekerja melakukan penghambatan
terhadap dua jenis enzim topoisomerase yaitu enzim DNA gyrase dan enzim
topoisomerase IV. Kedua enzim tersebut berperan dalam pembentukan DNA
sel bakteri. Dengan mekanisme kerja tersebut ciprofloxacin dapat membunuh
bakteri sehingga obat ini digolongkan sebagai bakterisidal. Obat ini merupakan
antibiotik broad spectrum (spektrum luas) yang aktif mematikan bakteri gram
negatif maupun gram positif.
b. Dosis obat :
Dosis ciprofloxacin untuk anak 20-30mg/kg 2xsehari ,maksimal 1,5g/hari
secara oral dan 6-10mg/hari 3xsehari , maksimal 400mg secara IV. Dan untuk
dewasa 500mg perhari single dose.
c. Hubungan umur pasien dengan obat :
Penggunaan ciprofloksasin sebaiknya diawasi pada pasien usia lanjut karena
dapat menimbulkan komplikasi rusaknya jaringan penghubung tulang-otot.
d. Hubungan pengobatan dengan data klinik dan laboratorium :
Dari data klinik yang dapat dilihat terdapat pada hasil laboraturium di
pemeriksaan feses ditemukan bakteri positif.
e. Hubungan pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit dan riwayat
pengobatan:
Pada pemeriksaan laboraturium pasien di pemeriksaan feses ditemukan bakteri
positif. dan juga riwayat penyakit dahulu ada riwayat gastritis. Sehingga kita
memerlukan obat cipofloksasin yang berindikasi untuk mengobati infeksi
saluran pencernaan.
f. Interaksi obat-obat :
Konsentrasi serum maksimal dicapai 1 sampai 2 jam setelah dosis oral. Konsentrasi rata-rata
12 jam setelah dosis 250, 500 dan 750 mg adalah 0,1; 0,2 dan 0,4 mg/mL.
b. Distribusi :
Ikatan siprofloksasin terhadap protein serum adalah 20-40% sehingga tidak cukup
untuk menyebabkan interaksi ikatan protein yang bermakna dengan obat lain. Setelah
administrasi oral, siprofloksasin didistribusikan ke seluruh tubuh. Konsentrasi jaringan
seringkali melebihi konsentrasi serum, terutama di jaringan genital, termasuk prostat.
Siprofloksasin ditemukan dalam bentuk aktif di saliva, sekret nasal dan bronkus,
mukosa sinus, sputum cairan gelembung kulit, limfe, cairan peritoneal, empedu dan
jaringan prostat. Siprofloksasin juga dideteksi di paru-paru, kulit, jaringan lemak, otot,
kartilago dan tulang. Obat ini berdifusi ke cairan serebro spinal, namun konsentrasi di
CSS adalah kurang dari 10% konsentrasi serum puncak. Siprofloksasin juga ditemukan
pada konsentrasi rendah di aqueous humor dan vitreus humor.
c. Metabolisme :
Metabolit siprofloksasin yang memiliki aktivitas antimikrobial diidentifikasi di urin
manusia sebesar 15% dari dosis oral.
d. Eksresi :
Waktu paruh eliminasi serum pada subjek dengan fungsi ginjal normal adalah sekitar
4 jam. Sebesar 40-50% dari dosis yang diminum akan diekskresikan melalui urin
dalam bentuk awal sebagai obat yang belum diubah. Ekskresi siprofloksasin melalui
urin akan lengkap setelah 24 jam . Dalam urin semua fluorokuinolon mencapai kadar
yang melampaui konsentrasi hambat minimal (KHM) untuk kebanyakan kuman
patogen selama minimal 12 jam.14 Klirens ginjal dari siprofloksasin, yaitu sekitar 300
mL/menit, melebihi laju filtrasi glomerulus yang sebesar 120 mL/menit. Oleh karena
itu, sekresi tubular aktif memainkan peran penting dalam eliminasi obat ini. Pemberian
siprofloksasin bersama probenesid berakibat pada penurunan 50% klirens renal
siprofloksasin dan peningkatan 50% pada konsentrasi sistemik