Indikasi : penambah volume darah (secara temporer), dan mengganti kehilangan cairan
dan elektrolit
Metabolisme : Natrium laktat di dalam larutan ringer laktat merupakan agen alkalisasi
yang dimetabolisme lambat. Laktat di dalam tubuh dipecah menjadi bikarbonat dan air
melalui aktivitas oksidasi seluler. Dalam kondisi normal, proses ini membutuhkan
waktu 1-2 jam. Bikarbonat kemudian akan bereaksi dengan asam menjadi
karbondioksida dan air.
Indikasi : Mencegah tukak lambung uang disebabkan oleh NSAID pada pasien
beresiko tinggi terkena komplikasi tukak lambung, umpama orang tua dan pasien yang
menderita komplikasi dengan penyakit yang melemahkan, serta pasien yang beresiko
tinggi mendapat penyakit tukak lambung.
Misoprostol tidak boleh digunakan pada wanita yang berpotensi untuk hamil kecuali
apabila si wanita memerlukan memerlukan pengobatan dengan NSAID atau beresiko
tinggi terhadap berkembangnya tukak lambung.
Efek samping : diare, nyeri abdeomen, mual dan muntah, sakit kepala.
Peringatan : Sebelum mengonsumsi obat ini, sebaiknya informasikan dokter jika Anda
punya riwayat alergi. Obat ini mungkin memiliki zat tambahan yang dapat memicu
reaksi alergi
• Beri tahu juga dokter jika Anda memiliki riwayat gangguan pencernaan dan
atau penyakit jantung
• Informasikan ke dokter jika Anda dalam sedang hamil atau menyusui
• Gastrul memiliki kategori kehamilan X, hindari penggunaan obat ini apabila
Anda sedang hamil atau sedang merencanakan kehamilan
• Obat ini dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, kontraksi
berlebih, dan pendarahan abnormal pada ibu hamil serta kecacatan pada
janin
• Gunakan kontrasepsi yang efektif untuk menghindari kehamilan selama
terapi. Tetap gunakan kontrasepsi setidaknya 1 bulan setelah terapi berakhir
• Informasikan dokter jika Anda akan menggunakan Gastrul bersama dengan
obat lain, baik kimia maupun herbal
• Jangan menggunakan Gastrul melebihi dosis yang dianjurkan
Farmakokinetik :
Rute oral : Penggunaan misoprostol per oral umumnya sangat cepat dan hampir
seluruhnya diabsorpsi pada traktus gastrointestinal. Obat akan mengalami de-
esterifikasi secara cepat menjadi asam bebas yang aktif. Ikatan protein plasma asam
misoprostol adalah di bawah 90% dan obat ini bersifat concentration-independent.
Level plasma pada penggunaan misoprostol 400 ìg secara cepat meningkat dan
mencapai puncak (Tmax) sekitar 30 menit dan berkurang secara cepat juga selama 120
menit. Konsentrasi puncak misoprostol rute oral adalah 287,6 pg/mL. Konsentrasi
maksimum misoprostol dalam plasma akan berkurang ketika obat diberikan bersamaan
dengan makanan.
Misoprostol akan diekskresi dalam bentuk metabolit asam dinor dan tetranor
kebanyakan melalui urin dan sedikit dalam feses. Selain itu, misoprostol juga
diekskresi melalui air susu ibu (ASI) pada ibu yang menyusui dalam waktu 1 jam
sebesar 7,6 pg/mL setelah pemberian obat dan akan berkurang < 1 pg/mL dalam waktu
5 jam setelah pemberian obat.[1-3]
Rute Vagina : Penggunaan misoprostol per vagina telah ditemukan lebih efektif
dibandingkan per oral untuk abortus dengan indikasi medis. Setelah pemberian melalui
rute vagina, konsentrasi misoprostol dalam plasma akan meningkat secara gradual
sampai mencapai level maksimum dalam waktu 70 – 80 menit dan masih terdeteksi di
plasma selama 6 jam. Konsentrasi puncak plasma misoprostol per vagina lebih rendah
dibandingkan per oral, yaitu 125,2 pg/mL. Akan tetapi, area under the curve (AUC)
lebih tinggi pada pemberian per vagina, sehingga misoprostol per vagina lebih
disarankan pada indikasi aborsi medis dibandingkan per oral.[1-3]
Rute Sublingual : Misoprostol tablet dapat larut ketika diberikan di bawah lidah selama
20 menit. Konsentrasi plasma tertinggi misoprostol rute sublingual dapat dicapai dalam
30 menit. Konsentrasi puncak misoprostol rute sublingual merupakan yang tertinggi
dibandingkan pemberian rute lainnya, yaitu sebesar 574,8 pg/mL. Misoprostol tablet
rute sublingual memiliki onset aksi yang hampir mirip dengan rute oral dan lebih cepat
dibandingkan dengan rute vagina. Hal ini dikarenakan cepatnya absorpsi obat melalui
mukosa sublingual dan metabolisme obat yang tidak melewati metabolisme di hati.
Area under the curve (AUC) misoprostol rute sublingual ditemukan hampir sama
dengan rute oral, yaitu 54% dan 58%.
Rute Bukal : Misoprostol rute bukal merupakan pemberian obat yang diberikan
diantara bagian gigi dan pipi untuk diabsorpsi oleh mukosa bukal. Level misoprostol
pada plasma mencapai puncak selama kurang lebih 75 menit, menyerupai Tmax rute
vagina. Akan tetapi, AUC rute bukal hanya setengah dari rute vagina.
Rute Rektal : Rute rektal umumnya memiliki rerata Tmax sekitar 40–65 menit. Area
under the curve (AUC) misoprostol rute rektal ditemukan hanya 1/3 dibandingkan
dengan rute vagina
CALCIUM LACTAT
Dosis : 325–650 mg dua sampai tiga kali sehari untuk dewasa dan 400–500 mg/kg/hari
untuk bayi dan anak-anak.
Farmakokinetika :
Absorpsi : Kalsium karbonat dapat diabsorpsi maksimal pada dosis 500 mg.
Bioavailabilitas oral bergantung dari pH usus, ada atau tidaknya makanan, dan dosis
kalsium karbonat.
Distribusi : Kalsium didistribusikan secara cepat dan diserap oleh jaringan tulang
setelah diabsorpsi. Selain itu, kalsium juga didistribusikan ke cairan ekstraselular.
Tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 1% sisanya didistribusikan merata antara
cairan intraselular dan ekstraselular. Sebanyak 45% kalsium karbonat akan terikat
dengan protein dalam darah.
Metabolisme : Kalsium karbonat tidak dimetabolisme dalam tubuh dan langsung siap
untuk dieliminasi, baik melalui feses, urine, maupun keringat.
Eliminasi : Kalsium karbonat paling banyak dieliminasi melalui feses (80%). Kalsium
yang disaring pada ginjal akan direabsorpsi di lengkung Henle asenden serta tubulus
kontortus proksimal dan distal kemudian diekskresikan pada urine. Selain itu, kalsium
karbonat juga akan diekskresikan melalui kelenjar keringat dalam jumlah yang kecil
TRAMADOL
Indikasi : untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca pembedahan
Dosis umum : dosis tunggsl 50 mg. dosis tersebut untuk meredakan nyeri, apabila
masih terasa nyeri dapat ditambahkan 10 mg setelah selang waktu 30-60 menit
Dosis maksimum : 400 mg sehari. Dosis yang tergantung pada intensitas nyeri ysng
diderita. Penderita gangguan hatui dan ginjal dengan “bersihkan klirens” <30 ml/mnt :
50-100 mg setiap 12 jam, maksimum 200 mg sehari
Efek samping : pusing, sedasi lelah, sakit kepala, mual, muntah, dan dispepsia
Interaksi obat : efek analgesik dan sedasi tramadol ditingkatkan pada penggunaan
bersama dengan obat-obat yang bekerja pada SSP seperti hipnotik
ASAM TRANEXAMAT
Efek samping : sakit kepala, mual, muntah, , diare, gatal, dan kemerahan
Farmakikinetik : Pada wanita hamil dan menyusui, tramadol dapat melintasi plasenta
dan tidak merugikan janin bila digunakan jauh sebelum partus, hanya 0,1% yang masuk
dalam air susu ibu, meskipun demikian tramadol tidak dianjurkan selama masa
kehamilan dan laktasi. Walau memiliki sifat adiksi ringan, namun dalam praktek
ternyata resikonya praktis nihil, sehingga tidak termasuk dalam daftar narkotika
dikebanyakan negara termasuk Indonesia.
Setelah pemakaian secara oral seperti dalam bentuk kapsul atau tablet, tramadol akan
muncul di dalam plasma selama 15 sampai 45 menit, mempunyai onset setelah 1
jamyang mencapai konsentrasi plasma pada mean selama 2 jam. Absolute oral
bioavailabilitytramadol kira-kira sebesar 68% setelah satu dosis dan kemudian
meningkat menjadi 90 hingga 100% pada banyak pemakaian (multiple administration).
OXYTOCYN
Dosis : induksi atau mempercepat persalinan : berikan 2,5-5 uksitosin dalam 500 ml
cairan kristaloid, lalu mulai infus dengan 8 tetes/menit. Tiap 30 menit tambahkan 4
tete/menit hingga dpsis optimal untuk his adekuat tercapai. Dosis maks :20 mU/menit
Atoni uteri : berikan 20-4- menit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/ RL
dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit
dalam 1000 ml larutan NaCI 0,9%/RL dengan kecepatan 40ntetes/menithingga
pebdarahan berhenti.
Efek samping : mual dan muntah, hipotensi, aritmia jantung, distress janin, intoksikasi
air karena pemberian infus yang terlalu cepat, ruptur uteri
METHYLKERGOMETRINE MALEAT
Indikasi : penanganan aktif pada tahap kelahiran, perdarahan uterin yang terjadi setelah
pemisahan plasenta, uterin atony, perdarahan uterine disebabkan bedah caesar,
perdarahan uterine karene aborsi
Dosis :
Kontraindikasi : tahap pertama dan kedua kelahiran bayi sebelum munculnya kepala,
inersia utrine primer dan sekunder, hipertensi, toksemia, penyakit pembuluh darah
oklusif, kerusakan fungsi hati atau ginjal
Efek samping : mual, muntah, sakit kepala, vertigo, tekanan darah naik
CEFAZOLIN
Indikasi : mengobati infeksi bakteri danmencegah infeksi bakteri sebelum dan pasca
operasi
Dosis : Dewasa: 0,25–1,5 gram, tiap 6–8 jam. Dosis maksimal 12 gram per hari.
Anak usia di atas 1 bulan: 25–50 mg/kgBB per hari, terbagi dalam 3–4 kali pemberian.
Dosis maksimal 100 mg/kgBB per hari
Kontra indikasi :
Efek samping : Bengkak, kemerahan, atau nyeri di area bekas suntikan, Sakit kepala,
Mual atau muntah, Diare, idak nafsu makan
Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi ginjal jika digunakan dengan obat
golongan aminoglikosida, polymyxin B, ciclosporin, tacrolimus, atau diuretik
Peningkatan kadar cefazolin dalam darah jika digunakan bersama probenecid Untuk
mencegah terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan dengan dokter
sebelum menggunakan cefazolin bersama obat-obat lain.
Farmakokinetik : Cefazolin diberikan secara injeksi intravena atau intramuskular. Obat
ini beredar dalam darah dengan ikatan bersama protein plasma. Sebagian besar
cefazolin tidak akan dimetabolisme di dalam tubuh melainkan langsung diekskresikan
melalui urine.
Absorpsi : Cefazolin tidak diserap dengan baik melalui saluran cerna, sehingga
diberikan secara injeksi. Waktu untuk mencapai kadar tertinggi di plasma melalui
injeksi intramuskular adalah 1–2 jam.
Distribusi : Dalam darah, cefazolin berikatan dengan protein plasma, yaitu sekitar 85%
dari total obat yang beredar dalam darah. Cefazolin terdistribusi hampir ke seluruh
jaringan dan cairan tubuh termasuk vesika felea, hepar, renal, tulang, miokardium,
sputum, cairan empedu, perikardium, pleura, dan cairan sinovial.
Konsentrasi cefazolin dalam urine lebih tinggi daripada dalam serum. Cefazolin dapat
menembus sawar darah otak dalam jumlah yang sangat kecil. Cefazolin tidak mencapai
kadar terapeutik dalam cairan serebrospinal.
Cefazolin dapat masuk dalam ASI dalam jumlah yang kecil dengan rasio kadar dalam
susu berbanding plasma adalah 0,02.
Cefazolin dapat menembus sawar darah plasenta, serta masuk ke tulang, cairan
peritoneum, pleura, dan cairan sinovial. Cefazolin terdistribusi ke dalam cairan sinovial
dan mencapai kadar yang kurang lebih sama dengan kadar serum dalam 4 jam setelah
administrasi.
Eliminasi : Cefazolin diekskresikan melalui urine, yakni 80–100% dalam bentuk utuh
dan tidak dimetabolisme. Dalam 6 jam pertama, 60% obat akan diekskresikan melalui
urine. Persentase ini naik menjadi 70–80% dalam 24 jam. Waktu paruh cefazolin adalah
1,8 jam bila diberikan secara intravena dan 2 jam bila diberikan secara intramuskular.
Resistansi : Terdapat resistansi bakteri terhadap cefazolin, yakni bakteri yang
menghasilkan beta laktamase dan enzim hidrolisis. Semua methicillin-resistant
Staphylococci diketahui resistan terhadap cefazolin. Bakteri lain yang resistan
cefazolin adalah Enterobacter cloacae, Morganella morganii, Providencia rettgeri,
Serratia, Pseudomonas, Mima, Herellea, dan strain bakteri Proteus dengan indol positif
seperti Proteus vulgaris.
KETOPROFEN SUPP
Indikasi : Nyeri dan radang pada penyakit reumatik yang ringan dan gangguan otot
skelet lainnya, setelah pembedahan ortopedik; gout akut; dismenorea.
Dosis :
Kontra indikasi : Hati-hati pada pasien dengan riwayat meningitis aseptik, SLEP gagal
jantung atau retensi cairan, hipertensi, Gangguan hati dan ginjal. Anak dan lansia.
Kehamilan (trimester 1 dan 2), laktasi. Tidak untukjangka panjang
Efek samping : Nyeri pada tempat injeksi, iritasi rektum pada pemberian suppositoria,
perdarahan dan ulserasi saluran cerna, retensi cairan, sakit kepala, vertigo,
gangguan fungsi hati dan ginjal, reaksi alergi.
Absorbsi : Ketoprofen dapat diabsorbsi dengan cepat dan baik melalui saluran
pencernaan, dengan bioavaibilitas sekitar 90% dan kadar plasma puncak dicapai dalam
waktu 0,5-2 jam (immediate release), 6-7 jam (puasa dan extended release), 9 jam
(tidak puasa dan extended release), dan 1 jam (per rektal). Penggunaan ketoprofen
bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi tingkat penyerapannya, namun tidak
mempengaruhi bioavaibilitasnya.
Distribusi : Ketoprofen didistribusikan ke dalam cairan sinovial dan sistem saraf pusat.
Sekitar >99% ketoprofen terikat pada protein plasma (albumin) dengan volume
distribusi sekitar 0,1 L/ kg. Ketoprofen dalam melewati plasenta dan masuk dalam ASI.
Bagian asam glukuronat dapat diubah kembali menjadi senyawa induk, sehingga
metabolit berfungsi sebagai reservoir potensial untuk obat induk dan berperan penting
pada populasi dengan insufisiensi ginjal, di mana konjugat dapat terakumulasi dalam
serum dan mengalami dekonjugasi kembali ke obat induk.[2,5,8]
Eliminasi : Selama 24 jam, ketoprofen dieliminasi melalui urin (50-90%) dan feses (1-
8%) melalui feses sebagai konjugat glukoronida dengan waktu paruh eliminasi sediaan
immediate release sekitar 2-4 jam dan sediaan extended release sekitar 3-7,5 jam.
KETOROLAC
Indikasi : Penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang sampai berat
setelah prosedur bedah.
Dosis :
Efek samping obat : Edema, hipertensi, pruritus, ruam, gangguan gastrointestinal (nyeri
abdomen, dispepsia, mual, diare), purpura, mengantuk, pusing, berkeringat,
nyeri pada tempat injeksi, reaksi hipersensitif, gangguan ginjal.
Kontra indikasi : Riwayat hipersensitivitas terhadap ketorolac atau OAINS lain. Ulkus
peptikum aktif atau perdarahan gastrointestinal, penyakit ginjal sedang
sampai berat, penyakit serebrovaskular, kehamijan trimester 3, perdarahan,
gangguanjantung berat.
Pada konsumsi oral, onset ketorolac berkisar antara 30 hingga 60 menit. Dengan
puncak analgesik antara 1,5 hingga 4 jam. Sedangkan pada jalur intramuskular,
memiliki onset dalam 10 menit dengan puncak efek analgesik antara 75 hingga 150
menit.
CEFADROXIL
Indikasi : Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif yang sensitif
terhadap cefadroxul. Infeksi saluran napas, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi
saluran kemih dan kelamin, Infeksi lain (osteomielltis. arthritts. septikemia, peritonitis,
sepsis)
Efek samping : Reaksi hipersensitivitas (seperti ruam kulit, gatal) dapat terjadi. Gejala
kolitis pseudomembran (jarang)
Interaksi obat :
Farmakokinetik :
Distribusi : Distribusi cefadroxil dalam plasma darah berikatan 15-20% dengan protein.
Cefadroxil dapat ditemukan dalam berbagai jaringan dan cairan tubuh, seperti paru-
paru, sputum, pleura, dan kulit setelah konsumsi secara oral.
Pada wanita hamil, cefadroxil dapat didistribusikan ke fetus dan cairan amnion. Hanya
sedikit obat yang ditemukan dalam cairan serebrospinal.
Eliminasi : Eliminasi cefadroxil terutama terjadi melalui ginjal dalam waktu 24 jam.
Cefadroxil diekskresikan dalam bentuk yang tidak berubah dalam urin. Laju ekskresi
cefadroxil lebih lambat dibandingkan dengan cefalexin. Setelah konsumsi 500 mg
cefadroxil, konsentrasi maksimal dalam urin adalah 1800 mcg/ml dan nilai tersebut
akan berbanding lurus seiring dengan peningkatan dosis yang dikonsumsi.
Resistensi : Cefadroxil diketahui tidak resisten pada sebagian besar strain Enterococcus
faecalis dan Enterococcus faecium. Cefadroxil juga tidak aktif terhadap sebagian besar
strain spesies Enterobacter, Morganella morganii, Acinetobacter, Pseudomonas, dan
Proteus vulgaris.
PARACETAMOL
Anak <12 tahun: 10mg/kgBB/kali (bila ikterik 5mg/kgBB/kali) diberikan tiap 4-6jam.
Maksimum 4 dosis sehari
Efek samping obat : Reaksi alergi, ruam kulit berupa eritema atau urtikaria kelainan
darahhipotensi, kerusakan hati.
ASAM MEFENAMAT
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi, dismenorea
primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri ototi dan n eri pasca operasi.
Efek samping : Gangguan saluran cerna (dispepsia, diare gejala iritasi mukosa
Iambung, ulkus peptik), reaksi hipersensitivitas, retensi cairan, bronkokonstriksi
Farmakokinetik : asam mefenamat secara oral cukup baik. Meskipun jarang, asam
mefenamat memiliki efek hepatotoksik, sehingga pertimbangan klinis diperlukan
sebelum penggunaannya.
Distribusi : Volume distribusi asam mefenamat adalah 1,06 L/kg. Obat ini berikatan
dengan protein plasma, dengan >90% berikatan dengan albumin. Asam mefenamat
diekskresikan pada ASI.
Eliminasi : Waktu paruh eliminasi asam mefenamat adalah sekitar 2 jam. Asam
mefenamat diekskresikan melalui urin sebanyak 52%, dan feses sebanyak 20%.
VITAMIN B COMPLEX
VITAMIN C
Efek samping :
Intrraksi obat :
terhadap cyanocobalamine.
TABLET TAMBAH DARAH
Indikasi Umum
Membantu memenuhi kebutuhan zat besi dan asam folat tubuh, serta mengatasi anemia
megaloblastik.
Komposisi
Ferrous Fumarate 60 mg, Asam Folat 400 mcg
Dosis
Dewasa : 1 tablet 1 kali sehari
Aturan Pakai
Ferrous Fumarate (zat besi) diserap baik saat perut kosong, tetapi dapat diminum
bersamaan dengan makanan jika terjadi gejala mual. Tablet diminum dengan segelas
penuh air mineral (240 ml). Tidak disarankan berbaring setelah minum tablet ini
(setidaknya 30 menit setelah konsumsi tablet).
Perhatian
Simpan pada suhu di bawah 30 celcius, dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya dan kelembaban.
Kontra Indikasi
Haemosiderosis, haemochromatosis, ulkus peptikum, inflammatory bowel disease.
Penggunaan bersama dimercaprol dan atau parenteral Fe.
Efek Samping
Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai dengan masing-
masing individu. Jika terjadi efek samping yang berlebih dan berbahaya, harap
konsultasikan kepada tenaga medis. Efek samping yang mungkin terjadi dalam
penggunaan obat adalah: Feses berwarna gelap, mual, muntah, konstipasi.
Farmakokineetik :
Absorpsi : Pada keadaan normal proses absorpsi besi berkisar 0,5-1 mg per hari.
Penyerapan besi total meningkat menjadi 1-2 mg/hari pada wanita menstruasi dan
dapat mencapai 3-4 mg/hari pada wanita hamil. Penyerapan besi berlangsung pada
duodenum dan jejunum proksimal, meskipun usus halus pada bagian lebih distal juga
dapat menyerap besi jika diperlukan.
Besi lebih mudah diabsorpsi dalam bentuk besi fero (Fe2+). Besi melewati membran
luminal sel mukosa usus melalui mekanisme transpor aktif besi fero oleh suatu
pengangkut logam divalen (divalent metal transporter 1, DMTl). Besi fero yang sudah
diabsorpsi akan diubah menjadi besi feri (Fe3+) dalam sel mukosa. Selanjutnya, besi
feri akan masuk ke dalam plasma dengan perantara transferin, atau disimpan di sel
epitel usus sebagai feritin.
Distribusi : Besi diangkut dalam plasma terikat ke transferin, suatu beta 1-globulin
glikoprotein, untuk kemudian diangkut ke berbagai jaringan, terutama sumsum tulang.
Selain transferin, sel-sel retikulum juga dapat mengangkut besi untuk keperluan
eritropoesis. Besi dapat melintasi plasenta dan masuk ke dalam ASI.
Metabolisme : Selain pada mukosa usus, besi juga disimpan di makrofag hati, limpa,
sumsum tulang, otot serta sel parenkim hati. Mobilisasi besi dari makrofag dan
hepatosit dikendalikan oleh regulasi hepsidin terhadap aktivitas feroportin. Hepsidin
menghambat pelepasan besi. Rendahnya konsentrasi hepsidin menyebabkan pelepasan
besi dari berbagai tempat penyimpanan, sedangkan hepsidin dengan konsentrasi yang
tinggi menghambat pelepasan besi.
Eliminasi : Sekitar 0,5-1 mg besi keluar melalui feses melalui eksfoliasi sel-sel mukosa
usus, diekskresikan di empedu, urin, dan keringat. Pada kondisi menstruasi, jumlah
besi yang dieksresi juga diperkirakan sebanyak 0,5-1 mg.