Anda di halaman 1dari 24

KIMIA ANALISIS

28 Mei 2018

SERIMETRI
Daru Estiningsih, M. Sc., Apt

1
TITRASI REDOKS

Titrimetri  melibatkan rekasi oksidasi dan


reduksi yg berkaitan dg perpindahan elektron

Perubahan e- perubahan valensi atom / ion


yang bersangkutan.

Zat pengoksid mendapatkan e- dan tereduksi


 valensi atom / ion menurun

Zat pereduksi kehilangan e- dan teroksidasi


 Valensi atom /ion meningkat
Contoh : Perubahan dari :

Fe2+  Fe3+ +2  +3

Cl-  Cl2 -1  0 reaksi oksidasi

Cu  Cu2+ 0  +2

Prinsip reaksi redoks (Reduksi – Oksidasi)

Ox1 + Red2  Red1 + Ok2

½ reaksi syst reduksi ½ reaksi syst oksidasi

Tereduksi
teroksidasi
Proses oksidasi – reduksi terjadi bersama sama
pada pelaksanaan TITRASI.
Secara umum reaksi redoks digambarkan

Ma+ + ne-  M(a-n)+ : EoV ½ reaksi tereduksi


Ox.1 Red.1 di katoda

Ma+  M(a-n)+ + ne- : E 0 V ½ reaksi teroksidasi


Red.2 Ox.2 di anoda

Contoh:

Fe2+ + Ce4+  Fe3+ + Ce3+


Fe3+ + e-  Fe2+ : Eo = 0,771 Volt
potensial reduksi

Ce4+ + e-  Ce3+ : Eo = 1,61 Volt


Zat pengoksid lemah  cenderung kurang
shg hanya dpt mengoksidai zat pereduksi yg
plg siap menghasilkan e-

Kekuatan zat pengoksidasi dan pereduksi di


tunjukkan ole nilai potensial reduksi nya.
POTENSIAL STANDAR
SETENGAH REAKSI Sistem Redoks Eo Volt
H2O2 + 2H+ + 2e-  2 H2O 1,77
MnO4- + 4H+ + 3e-  MnO2 + 2H2O 1,695
Ce4+ + e-  Ce3+ 1,6 1

MnO4- + 8H+ + 5e-  Mn2+ + 4 H2O 1,51


Cr2O72- + 14 H+ + 6e-  2Cr3+ + 7H2O 1,3 3
MnO2 + 4H+ 2e-  Mn2+ + 2H2O 1,23
2IO3- + 12H+ + 10e-  I2 + 6H2O 1,20

H2O2 + 2e-  2OH- 0,88


Cu2+ + I- + e-  CuI 0,86
Fe3+ + e-  Fe2+ 0,771
O2 + 2H+ + 2e-  H2O2 0,682
I2(aq) + e-  2I- 0,6197
H3AsO4 + 2H+ + 2e-  HAsO2 + 2H2O 0,559
SETENGAH REAKSI Sistem Redoks Eo Volt
I3- + 2e-  3I- 0,5355

Sn4+ + 2e-  Sn2+ 0.154


S4O62- + 2e-  S2O3 2- 0,08
2H+ + 2e-  H2 0,0000 **
Zn2+ + 2e-  Zn -0,763
2H2O + 2e-  H2 + 2OH- -0,828

** Normal Hidrogen Elektrode (NHE) atau Standard Hydrogen Elektrode (SHE)


Reagen yang berperan sebagai Reduktor/Oksidator
 Reagen mengalami autooksidasi.

Titrasi redoks merupakan bagian dr Titrasi Volumetri


yang akan terlaksana dengan baik bila :

• Kesetimbangan redoks tercapai dengan cepat


setiap penambahan volume titran

• Adanya indikator penunjuk TE.stokhiometri

• ½ reaksi syst oksidasi dan ½ reaksi syst reduksi


saat titrasi selalu terjadi kesetimbangan pada
seluruh titik pengamatan
Penentuan TAT atau TE.

Kurve Titrasi Redoks

Dalam titrasi redoks zat atau ion yang terlibat dlm


reaksi berubah secara kontinyu, yang akan mempe
ngaruhi perubahan potensial (E) larutan.

Dengan mengalurkan potensial (E) thd perubahan


Vol titran yg ditambahkan  diperoleh kurve titrasi
spt kurve titrasi netralisasi.

Contoh : titrasi garam Fe 2+ dg KMnO4 dalam larutan


asam teroksidasi

MnO4- + 5Fe2+ + 8H+ Mn2+ + Fe3+ + 4H2O


tereduksi
KURVE TITRASI

Daerah setelah TE

X TE
E Volt
Daerah
Sebelum
TE
Daerah TE

mL titran
Kurve titrasi redoks secara umum sama dg kurve
Titrasi netralisasi (asam-basa).

E berubah tiba-tiba saat TE, dan berikutnya kurve


tetap mendatar  ini menunjukkan perubahan E
sangat lambat selama titrasi.
belokan pd kurve dapat digunakan utk penentu TE dg
bantuan indikator.

Besarnya perubahan E lrt tgt pada perbedaan Eo dari


kedua sistim redoks.

Kurva oksidimetri biasanya tdk tgt pengenceran, krn


Pers NERNST merupakan perbandingan [teroksidasi]
[tereduksi], shg tdk berubah dg pengenceran.

“Keadaan ini benar jika koefisien bentuk redoks


kedua sistem sama”
Indikator Reaksi Redoks.
TE titrasi redoks dapat dilakukan dengan / tanpa Ind
Tanpa indikator bisa dilakukan jika semua zat pereduksi teroksidasi
oleh oksidator dan memberikan perubahan fisik (warna/tidak berwarna
) yang bisa teramati dg jelas.

Contoh : MnO4- dlm suasana H+, warna ungu lemba


yung ion MnO4- hilang krn tereduksi  Mn2+ ketika
Semua zat pereduksi telah dititrasi, kelebihan 0,1 mL permanganat 
larutan menjadi merah muda.

Contoh lain: titrasi zat pereduksi dg lrt Iod, perubhn warna coklat gelap
 tak berwarna dr Iod I2  I- , karena warna Iod krg tajam mk utk
mempertajam digunakan indikator amilum  biru kuat (I 2 <<)
Beberapa sistim redoks

Permanganometri

?? iodometri

bromatometri
iodimetri

SERIMETRI
Definisi serimetri

Titrasi Serimetri adalah titrasi menggunakan larutan baku serium


sulfat, untuk zat uji yang bersifat reduktor

Contoh : Titrasi zat uji yang mengandung ion ferro.

14
HEL
LO!

PRINSIP

• Reaksi reduksi oksidasi


• Larutan zat uji dalam
suasana asam dititrasi
PRINSIP dengan larutan baku
serium sulfat (Ce(SO4)2).
REAKSI

Untuk senyawa yang mengandung ion Fe


Fe2+ → Fe3+ +e oksidasi
Ce4+ +e → Ce 3+ reduksi
Fe2+ + Ce4+ → Fe3+ + Ce3+ redoks

16
Titik akhir titrasi

Perubahan warna indikator pada titik akhir titrasi adalah dari merah
menjadi biru pucat.
Titrasi dilakukan dalam suasana asam , karena pada kebasaan
yang relatif rendah mudah terjadi hidrolisis dari garam serium (IV)
sulfat menjadi serium hidroksida yang mengendap, oleh karena itu
titrasi harus dilakukan pada media asam kuat.

17
KEBAIKAN SERIUM SULFAT:

1.Sangat stabil pada 2. Reaksi ion serium (IV) dengan


penyimpanan yang lama dan reduktor dalam larutan asam
tidak perlu terlindung dari cahaya memberikan perubahan valensi
dan pada pendidihan yang terlalu yang sederhana (valensinya
lama tidak mengalami perubahan satu) Ce4+ + e- → Ce3+ sehingga
konsentrasi. berat ekivalennya adalah sama
dengan berat molekulnya

18
KEKURANGAN SERIUM SULFAT:

Larutan serium (IV) sulfat dalam asam klorida pada suhu didih
tidak stabil karena terjadi reduksi oleh asam dan terjadi
pelepasan klorin
konsentrasi.

19
Pindahkan 59 gram serium amonium nitrat
1 pada becker glass.

2
Tambahkan 31 ml asam sulfat.

Pembuatan larutan
Campur dan dengan hati-hati tambahkan 20 ml
3 air sampai larut sempurna.

baku serium (IV) 4


sulfat 0,1 N
Tutup becker dan biarkan selama satu malam.

Lalu saring melalui krus gelas dan encerkan


5 dengan air sampai 1000 ml.

Siap untuk digunakan


6 (distandarisasi/dobskukan dulu yaaaa….)

20
Timbang seksama kurang lebih 200 mg
arsentrioksida yang sebelumnya dikeringkan
1 pada suhu 100oC selama 1 jam, masukkan ke
dalam labu takar.

Cuci dinding labu dengan 25 ml NaOH (2 gram dalam 25


2 ml air), goyang-goyangkan hingga arsentrioksida larut.

Pembakuan larutan Setelah larut semua tambah 100 ml air,

baku serium (IV) 3 dan 10 ml asam sulfat (1 dalam 3).

sulfat 0,1 Tambahkan 2 tetes orto fenantrolin dan larutan


4 osmium tetraoksida (1 dalam 400 ml 0,1 N asam
sulfat).

Titrasi perlahan-lahan dengan larutan baku serium (IV) sulfat


sehingga warna merah jambu menjadi biru pucat.
5
Tiap ml larutan serium (IV) sulfat setara dengan 4,946 mg
As2O3

21
1. Siapkanlarutan ammonium besi(III)
sulfat dengan melarutkan 10 g dalam 80
mL asam sulfat 6N, encerkan menjadi
100 mL dengan asam yang sama
kekuatannya.

2. Timbang kira-kira 0,3 g sample


tembaga klorida, masukan ke dalam
sebuah labu Erlenmeyer yang kering,

Penetapan kadar 3. Tambahkan 25 mL larutan besi(III)


Tembaga dalam tembaga klorida
4. Aduk sampai larut dan tambahkan 2
tetes indicator feroin dan titrasi dengan
serium sulfat.
Text goes here

 Serium sulfat merupakan


PERHITUNGAN ?? zat pengoksidasi yang sangat
kuat, potensial reduksinya
dalam asam sulfat 1-8 N pada
250 C adalah 1,43+/-0,05 volt.

Dapat digunakan hanya


Pembakuan dalam larutan asam, paling
Larutan Baku Sekunder: serrium (IV) sulfat baik dalam konsentrasi 0,5 N
Larutan Baku Primer: FeSO4
atau lebih tinggi. Larutan
 Reaksi yang terjadi: Ce4+
berwarna kuning.
+ Fe2+ Ce3+ + Fe3+
Indikator : ferroin
Berlangsung dalam suasana asam The Power of PowerPoint | thepopp.com 23
TERIMA KASIH
The Power of PowerPoint | thepopp.com 24

Anda mungkin juga menyukai