OKSIDASI (REDOKS)
Titrasi
redoks
merupakan
proses
titrasi
yang
dapat
Oksidimetri
mek/mL
g = ek x BE
mg = mek x BE
Permanganometri
adalah
penetapan
kadar
zat
Metode
permanganometri
didasarkan
pada
reaksi
KMnO4 (Permanganometri)
KMnO4 (kalium permanganat ) merupakan oksidator
kuat dan telah digunakan secara luas, mudah
diperoleh dan tidakmemerlukan indikator.
Kalium permanganat dapat mengalami reaksi yang
bermacam-macam, karena Mn dapat berada dalam
keadaan dengan bilangan oksidasi +2, +3,+4, +6 dan
+7.
Reaksi dalam suasana asam: MnO4- direduksi menjadi
Mn2+
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4 H2O
Reaksi
Suasana Asam
Suasana Netral
Suasana Basa
MnO4- + 3e MnO42-
Perhitungan
V1N1 = V2N2
mek natrium oksalat =mek KMnO4
Misalkan
Berat Na2C2O4
= 310 mg
= V KMnO4 x N KMnO4
N KMnO4
= 310/(67 x 20,50)
Besi
KESIMULAN
PERMANGANOMETRI
1. Titrasi permanganometri merupakan titasi yang
menggunkan KMnO4 sebagai titran.
2. Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam
lingkungan asam
3. Standarisasi larutan KMnO4 : larutan KMnO4
distandarisasi dengan larutan Na oksalat.
4. Pada titrasi permanganometri tidak diperlukan indikator,
karena perubahan warna KMnO4 telah menandakan titik
akhir.
5. Titik akhir titrasi permanganometri ditandai dengan
perubahan warna yaitu dari tidak berwarna menjadi merah
muda.
IODOMETRI/IODIMETRI
Iodometri
Proses langsung
Iodium oksidator yang jauh lebih lemah
daripada KMnO4.
Zat-zat seperti Na2S2O3 , As2O3, Sb2S3, dapat
dititrasi langsung dengan iodium (I2).
Iodium sedikit larut dalam air (0,00134 mol/L
pada suhu 25 oC), tetapi agak larut dalamlarutan
yang mengandung ion iodida membentuk
kompleks.
I2+ II3- ( K = 710 pada 25 oC)
Dalam
2 CuSO + 4 KI 2CuI + K SO
4
2 CuI Cu I + I
2 2
I + 2 Na S O
2
2 NaI + Na S O
2
Perhitungan
I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6
2 S2O3 - S4O62- + 2 e
2 mol 2 mol elektron
2 mol = 2 ekivalen
BE S2O3 - = BM (Mr S2O3 - )
(Mr Na S O .5 H O = 248,17 )
2
Standarisasi
(lanjutan)
Kemudian ditambahkan 2 mL indikator kanji,
titrasi dilanjutkan sampai warna biru tepat
hilang. Lakukan 3 X penentuan (triplo).
Indikator kanji 0,5 %
0,5 g amilum dilarutkan dalam air, dididihkan
kemudian diencerkan sampai 100 mL.
Perhitungan :
IO - + 5 I- + 6H+ 3 I + 3 H O
3 I + 6 e 6 I3
1mol KIO 3 I 6 e
BE KIO = Mr/6 = 1/6 BM KIO
Pada saat Titik ekivalen (TE)
mek KIO3 = mek Na2S2O3
3
BE Cu = Ar Cu
Kerugian :
1.Iodium
Pengertian Bromometri
Bromometri merupakan penentuan kadar
senyawa berdasarkan reaksi reduksioksidasi dimana proses titrasi (reaksi antara
reduktor dan bromine berjalan lambat)
sehingga dilakukan titrasi secara tidak
langsung dengan menambahkan bromine
berlebih.
Titrasi Bromometri
Titran
Sampel
Asetanilid
Indikator
: Na2S2O3
: Isoniazid, Na-salisilat, dan
: kanji, amilum
Prosedur
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
APLIKASI
Analisis
sediaan farmasi
- Analisis kualitatif seperti identifikasi
organoleptik
- analisa kuantitatif digunakan untuk
menentukan kadar suatu senyawa.
Digunakan untuk menetapkan senyawasenyawa organik aromatis seperti misalnya,
fenol-fenol asam salisilat, resolsinol,
paraklorfenol.
Referensi
1. Jr R.A. Day dan Underwood A.L. (2001).
Analisis Kimia Kuantitatif Edisi keenam.
Jakarta: Erlangga
2. Yogaiswara, Awin, dan Suhadian K. (1978).
Petunjuk
Praktek
Kimia.
Jakarta:
Depdikbud RI
TITRASI SENTRIMETRI
PENGERTIAN:
Titrasi Serimetri adalah titrasi menggunakan larutan baku
serium sulfat, untuk zat uji yang bersifat reduktor.
Contoh : Titrasi zat uji yang mengandung ion ferro.
Prinsip :
Larutan zat uji dalam suasana asam dititrasi dengan larutan
baku serium sulfat (Ce(SO4)2).
Reaksi :
(untuk zat uji yang mengandung ion ferro)
Fe2+
Fe3+ + e oksidasi
Ce4+ + e
Ce3+ reduksi
Fe2+ + Ce4+
Fe3+ + Ce3+ redoks
TITRASI NITRIMETRI
Nitrimetri
2.
Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mana gugus amin
aromatic terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol, ftalil
sulfatiazol dan parasetamol. Pada penetapan kadar senyawa yang
mempunyai gugus aromatic yang terikat dengan gugus lain seperti
suksinil sulfatiazol harus dihidrolisis lebih dahulu sehingga diperoleh
gugus amin aromatis bebas untuk selanjutnya bereaksi dengan
natrium nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium.
3.
Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis
seperti kloramfenikol. Senyawa-senyawa nitro aromatis dapat
ditetapkan kadarnya secara nitrimetri setelah direduksi terlebih
dahulu untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer.
Kloramfenikol yang mepunyai gugus nitro aromatis direduksi terlebih
dahulu dengan Zn/HCI untuk menghasilkan senyawa amin aromatis
primer yang bebas yang selanjutnya bereaksi dengan asam nitric
untuk membentuk garam diazonium.
2.
Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan
untuk :
a.
Mengubah NaNO2 menjadi HNO
b.
Pembentukan garam diazonium
3.
Kecepatan reaksi
Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar
reaksi sempurna maka titrasi harus dilakukan perlahanlahan dan dengan pengocokan yang kuat. Frekuensi
tetesan pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu menjelang
titik-titik akhir menjadi 2 tetes/menit.
Kelebihan :
a.
cara kerja cepat dan praktis
b.
dapat dilakukan pada suhu kamar
Kekurangan :
a.
Penggunaan terbatas hanya untuk beberapa
zat saja, untuk beberapa zat lainnya
perubahannya tidak jelas.
b.
Perubahan warna yang terjadi pada t.a.t
berbeda beda untuk sampel yang berbeda.
3. Potensiometri (elektrometri)
Metoda yang baik untuk menetapkan t.a.t nitrimetri
adalah secara potensiometrik, dengan
menggunakan elektroda platina yang yang
dicelupkan kedalam larutan titrat. Pada saat
tecapai titik akhir, akibat adanya asam nitrit yang
bebas akan terjadi depolarisai elektroda sehingga
terjadi perubahan perubahan arus yang
mendadak diamati pada galvanometer.
C. PENGGUNAAN LARUTAN
BAKU NATRIUM NITRIT
Pada titrasi nitrimetri reaksi antara zat yang dititrasi dengan penitrasi
(titran) merupakan reaksi molekuler (bukan reaksi ion) dan satu mol
NaNO2 setara dengan satu mol zat yang dititrasi. Dengan demikian
apabila zat A dapat dititrasi dengan larutan baku NaNO2 maka : 1 ml
0,1 M NaNO2 BM zat A/10 mg. Penggunaan larutan baku NaNO2 :
1.
Penetapan kadar natrium amino sulfat. Jika garam ini dihitung
terhadap anhidratnya, maka : 1ml 0,1M NaNO2 17,52 mg
C7H6NNaO3.
2.
Penetapan kadar Kloramfenikol
Cara penetapan kadar senyawa ini berdasarkan adanya gugus nitro
aromatik yang dapat diubah menjadi gugus amina aromatik dengan
carahidrogenasi. selanjutnya senyawa amina aromatik yang terjadi
ditetapkan secara nitrimetri.
D. HAL-HAL YANG
PERLUDIPERHATIKAN DALAM
NITRIMETRI