Pendahuluan Asam-asam dan basa-basa seperti alkaloid dan asam organik yang sukar larut dalam air dan kurang reaktif tidak dapat ditetapkan kadarnya secara titrasi asam basa dalam pelarut air. Adanya air pada TBA akan menyebabkan: Air akan berkompetisi dengan basa-basa lemah untuk bereaksi dengan asam perklorat sebagai pentiter H₂O + HClO₄ → H₃O⁺ + ClO4⁻ RNH₂ + HClO₄ → RNH₃⁺ + ClO4⁻ Lanjutan… Adanya air maka ketajaman titik akhir juga akan berkurang. Adanya air garam yang terbentuk akan terhidrolisa
Secara eksperimen air tidak boleh lebih dari 0,05%
Lanjutan… Pada dasarnya TBA termasuk reaksi netralisasi tetapi berbeda konsepnya dari netralisasi dari arrhenius Dalam TBA netralisasi didefinisikan sebagai reaksi antara senyawa protofilik lemah yang cendrung untuk menerima pasangan elektron bebas dengan senyawa protofilik kuat yang cendrung untuk memberikan pasangan elektron bebas sehingga membentuk ikatan kovalen Jenis pelarut 1. Pelarut aprotik adalah pelarut yang dapat menurunkan ionisasi asam-asam dan basa-basa, termasuk dalam kelompok ini pelarut nonpolar seperti benzene 2. Pelarut protofilik (Proto=proton, filik=suka) adalah pelarut yang dapat menaikkan ionisasi asam lemah dengan menggabungkan proton yang dimilikinya, contohnya bersifat basa seperti n-butilamin, piridin, dimetil formamid, trimetil amin. Pelarut ini biasa digunakan dalam analisis senyawa yang bersifat asam lemah misalnya fenol dengan pentiter basa kuat yaitu natrium atau kalium metoksida dengan titik akhir yang jelas. Reaksi :….. (mohon dicari reaksinya) Lanjutan… Dalam jumlah pelarut yang banyak maka fenol akan terionisasi sempurna sehingga keseimbangan berjalan kearah hasil ionisasi artinya dalam larutan piridin, fenol terionisasi sempurna menjadi asam kuat. Kemudian dititrasi dengan basa yang lebih kuat dari piridin misalnya natrium metoksida maka ion metoksida ini akan mengambil proton pada piridin yang terprotonisasi. Lanjutan… 3. Pelarut protogenik adalah pelarut yang menghasilkan proton. Contohnya HCl dan H2SO4. pelarut kelompok ini kurang bermanfaat dalam TBA 4. Pelarut Amfiprotik adalah pelarut yang mempunyai sifat gabungan dari protofilik dan protogenik sehingga pelarut ini dapat menghasilkan atau menerima proton misalnya asam asetat glasial. Lanjutan… Asam asetat dapat menghasilkan ion asetat dan proton Jika asam asetat diberi asam kuat misalnya asam perklorat maka asam asetat dapat berfungsi sebagai basa dengan menerima proton dari asam perklorat menghasilkan ion “onium” Jika sampel bersifat basa lemah misalnya anilin dilarutkan dalam asam asetat berlebihan maka anilin akan diprotonkan (menerima proton dari asam asetat) dan dititrasi dengan asam perklorat maka asam asetat akan berlaku sebagai pelarut protofilik dan menerima proton. Reaksi…. (mohon dicari reaksinya) Asidimetri dalam pelarut bebas air Sampel dalam titrasi ini : senyawa amina, garam amina, senyawa nitogen heterosiklik, garam alkali dari asam organik, garam alkali dari asam-asam anorganik lemah dan asam-asam amino Pelarut pelarut yang biasa digunakan dalam asidimetri bebas air ini dapt bersifat netral ( asetonitril, kloroform, benzen, dioksan atau etil asetat) atau bersifat asam ( asam formiat, asam asetat glasial, asam propionat, asam asetat anhidrat) Lanjutan… Penggunaan dua pelarut yang berbeda kekuatan asamnya memungkinkan untuk menetapkan kadar campuran dua senyawa yang kekuatan kebasaannya berbeda misalnya campuran etilen diamin dengan teofillin. Teofillin bersifat basa lebih lemah dibandingkan dengan etilen diamin. Lanjutan… titrasi pertama dalam asam asetat menggunakan asam perklorat sebagai pentiter maka selama titrasi yang bereaksi dengan asam perklorat hanya etilen diamin. Dengan menambahkan asam asetat anhidrat maka kebasaan dari teofillin akan ditingkatkan sehingga akan bereaksi dengan asam perklorat. Lanjutan… Titran yang paling sering digunakan adalah asam perklorat dalam pelarut asam asetat glasial atau pelarut yang relatif netral seperti dioksan. asam perklorat merupakan asam terkuat
selain asam perklorat, bisa juga asam bromida dan asam
organik sulfonat dimana asam2 tersebut lebih lemah di bandingkan dengan asam perklorat. Lanjutan… Indikator indikator untuk sampel basa lemah dan garam-garamnya adalah kristal violet, metilrosanilin klorida, merah kuinaldin, alfa naftol benzein dan hijau malakit. Pembuatan dan pembakuan asam perklorat 0,1 N Pembuatan campurkan 8,5 ml asam perklorat 70-72% dengan 500 ml asam asetat glasial dan 30 ml asam asetat anhidrat, dinginkan dan tambahkan asam asetat glasial sampai tanda batas (1 L) biarkan selama 24 jam. Jika kandungan air lebih dari 0,05% maka tambahkan asam asetat anhidrat. Lanjutan… Dioksan dapat digunakan sebagai pengganti asam asetat glasial dan asam asetat anhidrat akan tetapi larutan asam perklorat dalam dioksan memberikan titik akhir yang kurang tajam. Kandungan air 30 % yang terdapat dalam asam perklorat dapat diubah secara kuantitatif menjadi asam asetat dengan penambahan asam asetat anhidrat Reaksi : liat catatan responsi Lanjutan… Pembakuan asam perklorat timbang dengan seksama 100 mg kalium biftalat (yang sudah dikeringkan pada suhu 120 ⁰C selama 2 jam) kemudian dilarutkan dalam 10 ml asam asetat glasial, tambahkan 2 tetes indikator kristal violet dari ungu menjadi biru/biru kehijauan. Tiap ml asam perklorat 0,1 setara dengan 20,42 mg kalium biftalat. Penggunaan Penetapan kadar CTM timbang dengan seksama 200 mg CTM dan dilarutkan dalam 10 ml asam asetat glasial tambahkan 2 tetes indikator kristal violet dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan 19,54 mg CTM Lanjutan… Penetapan kadar Metamfetamin HCl timbang dengan seksama 400 mg metamfetamin HCl larutkan dalam 40 ml asam asetat glasial tambahkan 10 ml Merkuri asetat, lakukan pemanasan kecil untuk menyempurnakan pelarutan. Dinginkan larutan pada suhu kamar tambahkan 5 tetes indikator kristal violet titrasi dengan asam perklorat 0,1 N dari warna ungu menjadi biru. Tiap ml asam perklorat 0,1 N setara dengan 18,57 mg metamfetamin HCl Pembuatan Larutan Merkuri (II) asetat : larutkan 6 gram mercuri (II) asetat dalam asam asetat glasial sampai 100 ml Lanjutan … Papaverin HCl timbang dengan seksama 200 mg papaverin HCl dan larutkan dalam 20 ml asam asetat glasial kemudian tambahkan 5 ml raksa (II) asetat dan 3 tetes indikator kristal violet dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru. Tiap ml asam perklorat 0,1 N setara dengan 37,59 mg papaverin HCl Lanjutan… Penggunaan merkuri asetat bertujuan untuk mencegah adanya gangguan dari asam klorida melalui pembentukan mercuri klorida (HgCl₂) Adanya asam klorida harus dihindari karena bisa mengakibatkan penetapan kadar tidak kuantitatif karena adanya HCl Alkalimetri dalam pelarut bebas air Sampel bersifat asam lemah misalnya asam-asam halida, asam-asam anhidrat, asam-asam amino, enol-enol seperti barbiturat dan ksantin, imida, fenol, pirol, sulfonamida dan garam-garam organik dari asam-asam anorganik. Lanjutan… Pelarut Faktor yang harus di pertimbangkan dalam memilih pelarut adalah : 1. Kelarutan dari senyawa yang akan di analisa dalam pelarut 2. Kekuatan relatif kebasaan dari pelarut 3. Ketajaman pengamatan titik akhir 4. Ketidakreaktifan pelarut Lanjutan… Etilendiamin, n-butilamin dan morpolin merupakan pelarut bersifat basa kuat sehingga bisa digunakan sebagai pelarut untuk titrasi asam-asam lemah seperti enol Pelarut yang lebih lemah kebasaannya seperti dimetilformamid dan piridin digunakan sebagai pelarut untuk titrasi senyawa asam yang kekuatannya medium Sedangkan senyawa bersifat asam kuat dapat digunakan pelarut apa saja seperti diatas. Lanjutan… Titran titran yang sering digunakan pada alkalimetri bebas air adalah natrium metoksida atau litium metoksida Kalium metoksida (basa yang lebih kuat) tidak dapat digunakan karena dapat membentuk endapan gelatinus Titran basa lain adalah Natrium aminometoksida dan natrium trifenilmetan. Lanjutan… Adanya air/ karbon dioksida dapat mengganggu titrasi dengan logam alkoholat. Dianjurkan menggunakan pelarut kering (dried solvents) untuk menghilangkan adanya air dan titrasi dilakukan di dalam sistem tertutup dengan adanya aliran gas N2 untuk menghilangkan adanya karbondioksida. Titrasi blangko perlu dilakukan untuk koreksi terhadap kemungkinan reaksi antara titran dengan air/CO2, volume titran untuk blangko tidak boleh lebih dari 0,01 ml tiap ml pelarut yang diigunakan. Lanjutan… Indikator Pengamatan titik akhir dapat menggunakan potensiometer atau secara visual Azo violet merupakan indikator pilihan untuk titrasi asam-asam yang keasamannya lemah atau medium dalam pelarut butilamin Timol blue merupakan indikator pilihan untuk titrasi asam- asam yang keasamannya lemah atau medium dalam pelarut dimetil formamid O-nitroanilin merupakan indikator untuk titrasi asam-asam yang sangat lemah Warna biru cerah merupakan warna titik akhir dari indikator azo violet dan timol blue Indikator lain yang digunakan timolftalein dan para hidroksibenzen. Pembuatan dan pembakuan Na Metoksida 0,1 N Pembuatan : dinginkan dalam air es 150 ml metanol yang dimasukkan dalam labu ukur 1 L, tambahkan sedikit demi sedikit 2,5 gram logam Natrium, ketika logam natrium sudah larut tambahkan metanol hingga I L dan campur. Simpan dalam wadah yang dapat melindungi dari karbondioksida dan air. Lanjutan… Pembakuan : timbang dengan seksama 400 mg asam benzoat dan larutkan dalam 80 ml dimetil formamida, tambahkan 3 tetes indikator timol blue dan titrasi dengan Na Metoksida sampai terbentuk warna biru. Lakukan koreksi banyaknya volume na metoksida yang diperlukan untuk mentitrasi 80 ml dimetil forfamida. Tiap ml Na metoksida 0,1 N setara dengan 12,21 mg asam benzoat Lanjutan… Pendinginan bertujuan untuk menjaga reaksi yang terjadi karena proses pelarutan logam natrium dalam metanol (reaksi eksotermis) Na + CH3OH → CH3ONa + H Karbon dioksida dan air harus dicegah sebab dengan Na Metoksida akan bereaksi sbb : H2O + CH3ONa → CH3OH + NaOH H2CO3 + 2 CH3ONa → 2 CH3OH + Na2CO3 Sehingga akan meningkatkan terjadinya kekeruhan yang mungkin terbentuk. Lanjutan… Reaksi antara asam benzoat dengan Na Metoksida adalah : C6H5COOH + CH3ONa → C6H5COONa + CH3OH Ekivalen reaksi antara asam benzoat dengan Natrium metoksida 1 : 1 Penggunaan Penetapan kadar Difenilhidantoin timbang dengan seksama 500 mg difenilhidantoin larutkan dalam 50 ml dimetilformamid dan tambahkan 3 tetes indikator larutan jenuh azo violet (dalam benzene), titrasi dengan larutan baku Na Metoksida sampai terbentuk warna biru, lakukan titrasi blanko. Tiap ml Na metoksida setara dengan 25,23 mg difenil hidantoin. Lanjutan… Penetapan kadar luminal timbang dengan seksama 200 mg luminal dan larutkan dalam 10 ml metanol bebas air, kemudian tambahkan 2 tetes indikator timol biru dan titrasi dengan Na Metoksida 0,1 N sampai terbentuk warna biru Tiap ml Na metoksida 0,1 N setara dengan 23,224 mg Luminal Senyawa yang ditetapkan kadarnya secara TBA dalam FI Allopurinol Atenolol Alprenolol HCl Atrofin sulfat Amantadin HCl Azatioprin Amilorid HCl Bisakodil Amitriptilin HCl Bromfeniramin maleat Amobarbital Bromokriptin mesilat Antazolin HCl Bupivakain HCl Apomorfin HCl Deksbromin maleat Asam nalidiksat Deksklorfeniramin maleat Asam valproat Dekspantenol Lanjutan (2) Dekstrometorfan Disopiramid fosfat Dekualinium klorida Dopamin HCl Diazepam Droperidol Dietil karbamazin sitrat Efedrin HCl Difenoksilat HCl Efinefrin bitartrat Dikumarol Ekonazol nitrat Dimenhidrinat Emetin HCl Dipiradamol Emipramin HCl Disiklomin HCl Endrofonium klorida Disopiramid Etambutol HCl Lanjutan (3) Etilmorfin HCl Fluoro urasil Fenfluramin HCl Flurazepam HCl Fenilpropanolamin Glisin Feniramin maleat Haloperidol Fenitoin Heksaklorofen Fentamil sitrat Hidroksizin HCl Ferfenazin Hiosiamin sulfat Flufenazin dekanoat Hiosin HBr Flufenazin enantat Idoksuridin Flufenazin HCl Amfetamin sulfat injeksi Lanjutan (4) Inositol nikotinat Klorfeniramin maleat Karbioksamin maleat Klorheksidin asetat Karisoprodol Klorheksidin HCl Ketamin HCl Klorokuin Ketokonazol Klorokuin sulfat Klemastin fumarat Klorpromazin HCl Klidinium bromida Kodein HCl Klofazimin Kodein fosfat Klonazefam Kofein Klordiazepoksid HCl Kokain HCl Lanjutan (5) Meferidin HCl Kuinidin sulfat Mepiramin maleat Kuinin HCl Merkaptopurin Kuinin sulfat Metadon HCl Klorheksidin glukonat lar Metformin HCl Lisin asetat Metildopa Loperamid HCl Metoklopropamid Lorazepam Metoprolol tartrat Maprotilin HCl Metronidazol Mebendazol Medazepam Mikonazol nitrat Lanjutan (6) Morfin HCl Niketamida Nadolol Nikotinamida Nafazolin HCl Nikotinil alkohol nitrat Nafazolon nitrat Nitrazepam Nalokson HCl Nortriptilin Naproksen natrium Noskapin Natrium benzoat Oksifenbutazon Natrium salisilat Oksprenolol HCl Natrium sitrat Pankuronium bromida Neostigmin Bromida Papaverin HCl Lanjutan (7) Pilokarpin HCl Propantelin bromida Pilokarpin nitrat Pseudoefedrin HCl Piperazin Salbutamol Piperazin sitrat Salisilamid Piperazin adipat Siproheptadin HCl Piridostigmin bromida Stanozolol Pirimetamin Tamoksifen sitrat Prazosin HCl Tetrahidrozolin HCl Prometazin HCl Timolol maleat Prometazin teoklat Topikamida Lanjutan (8) Trifluoperazin HCl Trimetoprim Tripolidin HCl Verapamil HCl