Anda di halaman 1dari 2

Derivatisasi merupakan proses kimiawi untuk mengubah suatu senyawa menjadi

senyawa lain yang mempunyai sifat-sifat yang sesuai untuk dilakukan analisis
menggunakan kromatografi gas.

Alasan dilakukan derivatisasi

1.
Senyawa tersebut memungkinkan dilakukan analisis dengan KG terkait
dengan volatilitas dan stabilitasnya.
2.
Untuk meningkatkan batas deteksi dan bentuk kromatogram. Beberapa
senyawa tidak menhasilkan bentuk kromatogram yang bagus(misal pucak
kromatogram yang tumpang tindih) atau sampel yang dituju tidak terdeteksi,
oleh karena itu diperlukan derivatisasi sebelum dilakukan analisis dengan
kromatografi gas.
3.
Meningkatkan volatilitas, misal senyawa gula. Tujuan utama derivatisasi
adalah untuk meningkatkan volatilitas senyawa-senyawa yang tidak mudah
menguap (non-volatil). Senyawa-senyawa dengan dengan berat molekul rendah
biasanya tidak mudah menguap karena adanya gaya tarik menarik inter
molekuler antara gugus-gugus polar, karenanya jika gugus-gugus polar ini
ditutup dengan cara derivatisasi, maka akan mampu meningkatkan volatilitas
senyawa tersebut secara dramatis.
4.
Meningkatkan deteksi, misal untuk kolesterol dan senyawa-senyawa
steroid.
5.
Meningkatkan stabilitas. Beberapa senyawa volatil mengalami dekomposisi
parsial karena panas sehingga diperlukan derivatisasi untuk meningkatkan
stabilitasnya.
6.
Meningkatkan batas deteksi pada penggunaan detektor tangkap elektron
(ECD).
7.

Menurunkan volatilitas suatu senyawa yang terlalu volatile.

8.
Senyawa polar yang umumnya akan menyerap permukaan aktif dari
column, dibuat kurang polar dengan derivatisasi.

Beberapa cara derivatisasi pada GC?

1.

Esterifikasi

Digunakan untuk membuat derivat gugus karboksil. Pengubahan gugus karboksil


menjadi esternya akan meningkatkan volatilitas karena akan menurunkan ikatan
hidrogen. Derivatisasi dengan esterifikasi dapat dilakukan dengan cara
esterifikasi Fisher biasa dalam asam kuat. Ester metil paling banyak digunakan,
meskipun demikian ester etil, propil, dan butil juga sering dimanfaatkan untuk

derivatisasi ini. Ester alifatik yang lEbih panjang dibuat dengan tujuan untuk
menurunkan volatilitas, meningkatkan respon detektor, meningkatkan resolusi
atau daya pisah dari bahan pengganggu, dan meningkatkan resolusi dari
senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul yang hampir sama.

2.

Asilasi

Jika sampel yang diuji mengandung fenol, alkohol, atau amin primer atau
sekunder maka sering digunakan derivatisasi dengan asilasi yang merupakan
reaksi yang paling umum. Derivatisasi dengan cara ini dilakukan dengan
menggunakan asam asetat. Asilasi pada umumnya memberikan bentuk
kromatogram yang baik.Asilasi dilakukan dengan menggunakan
perfluoroanhidrida yang murni atau dalam pelarut, misalnya asetonitril dan etil
asetat.

3.

Alkilasi

Digunakan untuk menderivitasi alkohol, fenol, amina primer dan sekunder, imida,
dan sulfhidril.Derivat dapat dibuat dengan sintesis Wiliamson, yakni alkohol atau
fenol ditambah alkil atau benzil halida dengan adanya basa.

4.

Sililasi

Derivat silil saat ini digunakan untuk menggantikan eter alkil untuk analisis
sampel yang bersifat polar yang tidak mudah menguap.Derivat yang paling
sering dibuat adalah trimetilsilil.

5.

Kondensasi

Reaksi kondensasi dapat digunakan untuk derivatisasi amina yang mana


pereaksinya mengandung gugus karbonil.Amina primer bereaksi dengan keton
membentuk enamin atau bereaksi dengan karbon disulida membentuk
isotiosianat.Aseton dan siklobutanon bereaksi dengan amin primer membentuk
enamin yang menghasilkan puncak tunggal dalam KG.

6.

Siklisasi

Penutupan gugus polar melalui siklisasi dilakukan pada senyawa yang


mengandung 2 gugus fungsi yang kira-kira sangat mudah dibuat heterosiklis
beratom 5 atau 6.Beberapa heterosiklis yang terbentuk adalah ketal, boronat,
triazin, dan fosfit.Asam amino juga bereaksi dengan anhidrida asam atau klorida
membentuk azlakton yang bersifat lebih volatil.

Anda mungkin juga menyukai