FUROSEMID
Pada pemberian secara IV obat ini cenderung meningkatkan aliran darah ginjal tanpa
disertai peningkatan filtrasi glomerulus. Perubahan hemodinamik ginjal ini mengakibatkan
menurunnya reabsorpsi cairan dan elektrolit di tubuli proksimal serta meningkatnya efek awal
dieresis. Peningkatan aliran darah ginjal ini relative hanya berlangsung sebentar. Dengan
berkurangnya cairan eksternal akibat dieresis, maka aliran darah ginjal menurun dan hal ini akan
mengakibatkan meningkatnya reabsorpsi cairan dan elektrolit di tubuli proksimal.
Furosemid mepunyai daya hambat enzim karbonik anhidrase, karena merupakan derivate
sulfonamide dan aktivitasnya terlalu lemah untuk menyebabkan dieresis di tubuli proksimal.
Efek diuretic kuat terhadap segmen yang lebih distal dari ansa henle asendens epitel tebal belum
dipastikan, tetapi dari besarnya dieresis yang terjadi, obat ini bekerja juga di segmen tubuli lain.
Diuretik kuat mudah diserap melalui saluran cerna, obat golongan ini terikat pada protein
plasma secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi di glomerulus tetapi cepat sekali di ekskresi
melalui sistem transport asam organic di tubuli proksimal . dengan cara ini obat terakumulasi di
cairan tubuli dan mungkin sekali di tempat kerja di daerah yang lebis distal lagi. Pemberian
bersama obat yang bersifat toksik seperti aminoglikosida dan antikanker sisplatin akan
meningkatkan risiko nefrotoksisitas.
Dosis furosemid yang di berikan yaitu 10-40 mg oral 2x sehar yang bekerja selama 10-20
menit, 20-80mg iv 2-3x sehari dan efek maksimal 1,5 jam. Efek samping dari penggunaakn
furosemid yaitu gangguan cairan dan elektrolit, ototoksisitas, efek metabolic, reaksi alergi dan
nefritis.