Anda di halaman 1dari 15

UJI BIOEKIVALENSI TABLET FUMID ® (FUROSEMIDE 40 MG)

PRODUKSI PT AFAR DIBANDINGKAN TERHADAP

TABLET LASIX® (FUROSEMIDE 40 MG)

PRODUKSI SANOFI AVERTIS, CANADA

No. Protokol : PRO-02/2019/SCQ

Revisi : 001

Tanggal Efektif : 04 November 2019

I. PENDAHULUAN
Tablet FUMID adalah produk obat yang telah dipasarkan oleh industri farmasi PT
AFAR dan mengandung zat aktif furosemide 40 mg per tablet. Protokol uji
bioekivalensi ini diajukan dalam rangka pemenuhan aspek jaminan mutu obat jadi
Tablet FUMID yang diproduksi oleh PT AFAR yang sudah beredar di pasaran,
sesuai dengan peraturan obat wajib uji bioekivalensi dari Badan POM.
Pelaksanaan uji bioekivalensi dilaksanakan di laboratorium, dan dilakukan
berdasarkan ketentuan GCP (Good Clinical Practice), GLP (Good Laboratory
Practice) dan declaration of Helsinki. Protokol pelaksanaan penelitian dan
informasi untuk subyek ditelaah dan disetujui oleh komite etik penelitian kesehatan
fakultas kedokteran UNPAD, Bandung.
1.1. Sifat Fisiko Kimia
Furosemide berbentuk serbuk tidak berbau dan berwarna putih sedekit kuning.
Merupaka obat diuretik. Tidak memiliki rasa. Sedikit larut dalam kloroform,
eter. Larut dalam aseton, metanol, DMF, larutan aqua diatas pH 8. Kurang larut
dalam etanol. Nama IUPAC dari furosemide adalah 4-chloro-2-(furan-2-
ylmethylamino)-5-sulfamoylbenzoic acid.
1.2. Farmakologi (Martindale, PDR).
Mekanisme kerja dari furosemide adalah menghambat reabsorpsi tubular dari
natrium dan klorida dalam tubulus proksimal dan distal, serta dalam loop tebal
Henle dengan menghambat sistem natrium klorida cotransport yang
mengakibatkan eksresi air yang berlebihan bersama dengan natrium, klorida,
magnesium, dan kalsium.
Menghambat penyerapan natrium dan klorida tidak hanya dalam tubulus
proksimal dan distal tetapi juga dalam lingkaran Henle. Tingkat keefektifan
yang tinggi sebagian besar disebabkan oleh situs aksi yang unik. Tindakan
pada tubulus distal tidak tergantung pada efek penghmabata pada karbonat
anhidrase dan aldosterone.
Furosemide sangat terikat dengan protein plasma terutama albumin.
Konsentrasi plasma mulai dari 1 hingga 400µg/mL adalah 91 hingga 99%
terikat pada individu yang sehat. Fraksi yang tidak terikat rata rata 2,3 hingga
4,1% pada konsentrasi terapeutik.
Onset diuresis setelah pemberian oral adalah 1 jam. Efek yang paling besar
terjadi dalam 1 jam atau 2 jam. Durasi efek diuretic adalah 6-8 jam. Waktu
paruh terminal furosemide sekitar 2 jam. Secara signifikan lebih banyak
diekskresikal dalam urin.
1.3. Farmakokinetik
T½ = 1 jam
Vd =9L
Cl = 7 L/h
Cmax = 1109
Tmax = 1,36
AUC 0-t = 2516
AUC 0-∞ = 2609
(Najib et al., 2003).
1.4. Kejadian obat yang tidak diinginkan
Kejadian obat yang tidak diinginkan
Gangguan elektrolit 23,5 %
Penurunan volume ekstraseluler 9,0%
Koma hepatik 3,6%
(Naranjo et al., 1987).

1.5. Interaksi Obat dan Makanan


Golongan sefalosforin : Meningkatkan nefrotoksik
Golongan ACEI atau ARB : Meningkatkan efek hipotensi
Golongan diuretik hemat kalium : Meningkatakn risiko hiperkalemia
Golongan Carbamazepine : Meningkatkan hyponatremia
Golongan Salisilat : Mengurangi efek diuretic
(MIMS, 2019).

II. TUJUAN
Meneliti dan menilai bioekivalensi produk tablet furosemide 40 mg
produksi PT AFAR berdasarkan pada penentuan konsentrasi senyawa
aktif asal (unchanged compound)

III. INFORMASI OBAT


3.1. OBAT UJI
Nama Obat : FUMID®
Komposisi obat : Furosemide 40 mg per tablet
No. Registrasi : GKL 1910511010A1
No. Batch : J1105777
Ukuran batch : 1000 tablet
Produksi : 2019
Kedaluwarsa : 2021
Produsen : PT AFAR

3.2. OBAT KOMPARATOR


Nama Obat : LASIX®
Komposisi obat : Furosemide 40 mg per tablet
No. Registrasi :
No. Batch :
Ukuran batch :
Produksi :
Kedaluwarsa :
Produsen : PT Sanofi Avertis
3.3. DATA EKIVALENSI FARMASETIK
Obat uji maupun obat komparator merupakan sediaan tablet yang
mengandung furosemide 40 mg setiap tablet
3.4. UJI DISOLUSI TERBANDING
1. Parameter Uji Disolusi
Tipe Alat : Paddle, 50 rpm
Medium disolusi : 900 ml, Media: pH 1,2 (larutan HCL), pH
4,5 (dapar sitrat), pH 6,8 (dapat fosfat)
Waktu sampling : 10, 15, 30, 45, 60 menit

2. Parameter Kerja Spektrofotometer


Deteksi : UV, pada panjang gelombang 288 nm

IV. RENCANA PENELITIAN


4.1. Desain penelitian klinis
4.1.1. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian bioekivalensi dosis
tunggal. Penelitian dilakukan dengan desai acak, dan menyilang
dalam 2 peroide (two-way crossover design)
4.1.2. Kondisi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan kondisi puasa, dimana subyek
berpuasa paling sedikit 10 jam sebelum pemberian obat
4.1.3. Kriteria Inklusi, Ekslusi, dan Batasan Aktivitas
Subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini diseleksi
berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi yang telah
ditetapkan
a. Kriteria Inklusi
o Subyek berumur antara 18-50 tahun
o Berat badan dalam kisaran normal (IMT = 18-25 kg/m 2)
o Subyek sehat berdasarkan pemeriksaan fisik,
klinis/laboratorium dan riwayat kesehatan
o Tekanan darah sistolik 90-119 mmHg, tekanan darah
diastolik 60-80 mmHg
o Denyut nadi normal 60-100 bpm
o Memiliki hasil pemeriksaan EKG normal
o Bersedia menandatangani informed consent

b. Kriteria Ekslusi

o Riwayat hipersensitivitas terhadap furosemide


o Perokok berat (merokok > 10 batang per hari)
o Wanita hamil
o Wanita menyusui
o Ketergantungan alkohol atau obat-obatan
o Gangguan absorpsi usus dan diare
o Gangguan fungsi hati dan ginjal
o Hasil tes serologi positif untuk HBsAg, anti-HCV dan
anti-HIV pada saat screening
o Endonasikan atau kehilangan 500 mL (atau lebih) dalam
waktu 3 bulan sebelum hari pertama obat diberikan
o Mengikuti stidu klinik/uji bioekivalensi lain dalam
waktu 3 bulan menjelang studi dilaksanakan
o Mengonsumsi obat lain apapun selama 1 minggu
sebelum penelitian
o Mengonsumsi alkohol, kopi, teh, kola, coklat atau jus
buah selama 24 jam sebelum penelitian
c. Batasan Aktivitas

Hanya diperbolehkan berbicara, menonton televisi, atau


membaca hingga 4 jam setelah pemberian obat (kecuali ketika
pengambilan darah dan ke toilet).

Empat jam setelah pemberian obat subyek diperbolehkan


melakukan aktivitas ringan (sholat, makan dan mandi) atau
berbaring.

4.1.4. Standarisasi Kondisi Subyek

o Subyek tidak boleh minum obat apapun minimal satu minggu


sebelum penelitian dimulai dan selama penelitian berlangsung
sampai selesai sampling terakhir (kecuali obat uji yang
diberikan sesuai jadwal)
o Subyek berpuasa paling sedikit 10 jam sebelum pemberian obat
o Subyek tidak boleh mengonsumsi makanan dan minuman yang
dapat mempengaruhi disposisi obat (sperti alkohol dan
minuman ringan yang mengandung kafein) sekurang-kurangnya
24 jam sebelum pemberian obat dan selama sampling
o Subyek diminta untuk menginap satu malam sebelum penelitian
berlangsung dan dikarantina setelah pemberian obat, lamanya
tergantung titik terakhir sampling.
o Pemberian menu makanan yang terkontrol jumlah kalorinya
(500-800 kalori) setelah pemberian obat. Semua subyek akan
menerima menu makanan yang seragam pada setiap periode.

4.1.5. Pemberian Obat

Obat diberikan dalam keadaan puasa dan dalam posisi duduk


dengan 240 mL air pada suhu ruang

4.1.6. Kriteria Penghentian Subyek (Drop-out)

o Terjadi efek samping yang berat


o Muntah dalam kurun waktu kurang dari 4 jam setelah
pemberian obat uji/komparator
o Diare dengan frekuensi buang air besar > 3 kali sehari
o Tidak mematuhi protokol mengenai diet, alkohol, atau obat-
obatan
o Hamil sebelum pelaksanaan uji bioekivalensi
o Permintaan subyek

4.1.7. Pemeriksaan Kesehata

Sehat merupakan salah satu persyaratan kriteria inklusi dinilai


terutama menyangkut fungsi saluran cerna, fungsi jantung, fungsi
hati dan fungsi ginjal yang akan diperiksa melalui pemeriksaan
fisik klinis/laboratorium (hematologi lengkap, fungsi hati, fungsi
ginjal, gula darah), EKG dan riwayat penyakit. Selain itu,
dilakukan tes serologi untuk HBsAg, anti-HCV, dan anti-HIV.
Khusus untuk subyek wanita, uji kehamilan akan dilakukan pada
saat screening, dan sebelum minum obat pada saat periode.

4.1.8. Subyek Penelitian dan Jumlah Subyek

Sesuai dengan pedoman uji bioekivalensi, populasi untuk


penelitian bioekivalensi ini menggunakan populasi subyek sehat
(pria dan wanita).

Jumlah subyek yang diikutsertakan adalah 20 orang. Jika hasil


sudah menunjukkan bioekivalen amun jumlah subyek tidak sesuai
dengan CV intrsubyek AUC0-t yang diperoleh, maka dilakukan
penambahan subyek dengan jumlah minimal 12 subyek untuk
memenuhi power study 90 % dengan % Confidence Interval (CI)
menjadi 94,12%

4.1.9. Sampel dan Waktu Sampling

Sampel yang akan dikumpulkan adalah plasma sejumlah 0,5 mL


digunakan untuk analisis. Diperoleh dengan mengunakan
antikoagulan lithium heparin. Sesuai dengan data kecepatan
absorpsi dan kecepatan eliminasi furosemide, sampel darah diambil
pada waktu 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 75 menit, 90,
menit, 105 menit, 2 jam, 150 menit, 3 jam, 4 jam, 5 jam, 6 jam, 7
jam, 8 jam, 10 jam, 12 jam setelah pemberian obat. Sampel darah
disentrifugasi dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit,
diambil bagian plasma dan disimpan pada suhu -20 oC hingga akan
digunakan. Setelah periode washout (7 hari) dilakuakn pengulakan
pada subyek yang sama untuk melengkapi crossover design (Najib
et al., 2003).

4.1.10. Volume Darah

Volume darah yang diambil ± 10 mL sampel darah untuk uji


furosemide diambil dan disimpan pada tabung berheparin melalui
kanula.

4.1.11. Pemantauan Kondisi Subyek

o Makanan dan minuman yang dikonsumsi


o Tanda vital (vital sign) subyek, yaitu tekanan darah, denyut
nadi, suhu tubuh, dan laju pernapasan, serta timbulnya kejadian
tidak diinginkan.

4.2. Tata Laksana Penelitian

4.2.1. Pemelihan Dosis

Dosis yang diberikan adalah dosis oral tunggal baik formulasi


tablet uji atau referensi dari tablet furosemide 40 mg

4.2.2. Identitas Pemberian Produk Pengujian

Obat uji yang digunakan adalah tablet furosemide yang


mengandung 40 mg furosemide dengan nama dagang FUMID®
(PT APAR) dan sebagai obat pembanding LASIX® (PT SANOFI
AVERTIS, KANADA).

4.2.3. Randomisasi

Pengacakan dilakukan dengan menggunakan sistem acak


berdasarkan tabel randomisasi. Desain dua arah menyilang (two-
way cross over) adalah pemberian dua produk obat pada setiap
subjek dalam dua perode acak. Obat uji dan obat pembanding
diurutkan secara seimbang.

4.2.4. Ketersamaran (Blinding)

Subyek tidak mengetahui obat apa yang dikonsumsi pada setiap


periode pemberian obat. Pada saat minum obat, subyek tidak
memiliki kesempatan untuk bisa mengidentifikasi obat mana yang
diminum. Obat uji dan obat komparator disamarkan untuk
menjamin pengujian dilaksanakan secara acak dan bebas dari bias.
Hanya staff laboratorium yang boelh mengetahui hasil
randomisasi.

4.2.5. Periode Washout

Setelah periode washout selama 7 hari, studi diulangi dengan


perlakuan sama menggunakan hasil randomisasi.

4.2.6. Volume Air yang Diminum

Obat diberikan pada subyek dan diminum dengan air mineral 250
mL.

4.3. Pencatatan Klinis dan Keamanan

Efek samping dipantau selama studi berlangsung berdasarkan


pertanyaan langsung, laporan spontan, dan parameter klinis (misalnya
tekanan darah, denyut jantung, dan suhu tubuh) yang diukur pada setiap
waktu sampling.

Kejadian tidak diinginkan yang bersifat serius akan dilaporkan kepada


sponsor, komite etik, dan badan POM dalam kurun waktu 1x24 jam,
diikuti dengan laporan tertulis yang terperinci dalam 5 hari kerja.
Subyek mendapatkan asurasi kesehatan dan jiwa dari sponsor dan lab
klinik.

4.4. Paramter Farmakokinetik

4.4.1. Definsi
Sesuai dengan karakteristik produk sebagai tablet, maak data kadar
furosemide terhadap waktu yang dihasilkan akan dihitung dan
dievaluasi.

o AUC 0-t : Luas area di bawah kurva kinetic sampai


dengan waktu sampling terakhir (jam ke-11)
o AUC0-∞ : Luas area di bwah kurva kinetic sampai denga
waktu tak berhingga
o Cmax : Konsentrasi maksimum obat di dalam plasma
o Tmax : Waktu dimana kadar obat dalam plasma sampai
pada puncaknya
o T1/2 : Waktu yang dibutuhkan oleh setengah
konsentrasi obat untuk dieliminasi

4.4.2. Cara Perhitungan

AUC0-t dihitung dengan metode trapezoidal, sedangkan AUC 0-∞


dihitung menggunakan persamaan berikut:

AUC0-∞ = AUC0-t + AUCt-∞

AUC t-∞ = Ct/β, dimana:

- Ct = kadar obat pada waktu sampling terakhir (pada jam ke 12)

- β = slope pada fase eliminasi yang dihitung dengan cara regresi linier
dari fase eliminasi (data semilogaritmik)

T1/2 eliminasi dihitung berdasarkan rumus T1/2 pada reaksi orde satu:

T1/2 = In 2/β = 0,693/β

4.5. Analisis Statistik dan Interpretasi Data

4.5.1. Analisis Data Transformasi Log (Cmaks, AUC 0-tr, AUC0-∞)

Parameter farmakokinetik utama, uaitu Cmaks, AUC0-t, dan


AUC0-∞ dianalisis berdasarkan perhitungan 90% confidence interval
atau confidence limit interval (CLI) untuk rasio parameter
farmakokinetik obat uji terhadap obat komparator.

Nilai Cmaks, AUC0-t, dan AUC0-∞ ditransformasi ke dalam bentuk


logaritmik, kemudian dianalisis dengan metode analisis variansi dua
arah dengan batas kebermaknaan 5% (two-way ANOVA, α = 5%)

4.5.2. Penyesuaia Waktu Sampling

Waktu sampling disesuaikan sehingga pengambilan darah dilakukan


pada 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 75 menit, 90, menit, 105
menit, 2 jam, 150 menit, 3 jam, 4 jam, 5 jam, 6 jam, 7 jam, 8 jam, 10
jam, 12 jam setelah pemberian obat.

4.5.3. Analisis Data Tmaks

Wilcoxon sign-rank test dengan batas kebermaknaan 5%

4.5.4. Analisis Data T1/2

Wilcoxon sign-rank test dengan batas kebermaknaan 5%

4.5.5. Penyajian ANOVA

4.5.6. Power

Power merupakan probabilitas untuk menerima bioekivalensi


dengan benar. Nilai power yang diambil adalah 80% (dua arah)

4.5.7. Kriteria Penelian Bioekivalensi

Obat uji disimpulkan bioekivalen dengan obat komparator


apabila hasil perhitungan CLI untuk parameter UTAMA berada di
dalam rentang anatar 80,00% dan 125,00%

4.6. Metode Analisis dan Validasi

4.6.1. Metode Deteksi

Kadar obat dalam sampel plasma akan ditentukan menggunakan


metode kromatografi cair kinerja tinggi (High Performance Liquid
Chromatography/HPLC) dengan detektor fluoresensi. Metode yang
akan dipakai adalah metode yang sudah dikembangkan sebelumnya dan
sudah dimodifikasi.

Metode analisis untuk furosemide sudah divalidasi di Laboratorium


SAN-CLIN-EQ dengan nilai LLOQ furosemide sebesar 55,45 ng/mL
(1/20 Cmax)

4.6.2. Deskripsi Metode

A. Prosedur Analisis

o 100µL internal standar (naproxen, 10µg/mL)


ditambahkan ke dalam 0,5 mL sampel plasma
o Divortex selama 30 detik
o Ditambahkan 100µL HCL 1 M dan vortex kembali hinga
30 detik
o Ditambahkan solven pengekstraksi (tert-butil metil eter)
dan vortex selama 1 menit
o Lakukan sentrifugasi 5 menit dengan kecepatan 3.000
rpm
o Ambil bagian supernatant dan pindahkan ke dalam gelas
tube 10 mL
o Lakukan evaporasi di waterbath pada suhu 57oC
o Hasil residu direkonstitusi dengan 300µL fase gerak,
vortex 30 detik dan dipindahkan ke tube
mikrosentrifugasi (1,5 mL)
o Sentrifugasi 13.000 rpm selama 2 menit.
o Injeksikan 50µL larutan ke dalam kolom dan peak akan
terukur.

B. Sistem Kromatogradi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Kolom : µ-Bonda-pak C18

Fase Gerak : 33,3% asetonitril dan 66,7% 0,02 M


KH2PO4

Laju Alir : 1,0 ml/min


Volume injeksi : 50 µL

Panjang gelombang : 230 nm eksitasi dan 410 nm emisi

4.6.3. Validasi Metode Analisis

Parameter Satuan Kriteria


Konsentrasi kurva µg/mL N/A
standar
Carry over
Analit % Jika ada,
Internal Standard % Tidak boleh > 20%
tidak boelh > 5%
Presisi Itaday
Konsentrasi LLOQ,
rendah, tengah, % KV harus dalam
rentang < 15%
tinggi kecuali untuk LLOQ
< 20%
Presisi Interday
Konsentrasi LLOQ,
rendah, tengah, % KV harus dalam
rentang ± 15%
tinggi kecuali untuk LLOQ
± 20%
Akurasi intraday
Konsentrasi LLOQ,
rendah, tengah, % KV harus dalam
rentang ± 15%
tinggi kecuali untuk LLOQ
± 20%
Akurasi interday
Konsentrasi LLOQ,
rendah, tengah, % KV harus dalam
rentang ± 15%
tinggi kecuali untuk LLOQ
± 20%
Stabilitas sampel
Stock Solution
Stability (pada -20oC) % Akurasi dan Presisi
Analit %
harus dalam rentang
± 10%
Internal Standard
Post-Preparative
Stability
Konsentrasi % Deviasi harus dalam
Rendah & tinggi
rentang ± 15%
Freez and Thaw
Stability (3 siklus)
Konsentrasi % Deviasi harus dalam
Rendah & tinggi
rentang ± 15%
Long-term
Temparature stability
Konsenrasi % Deviasi haru dalam
Rendah & tinggi
rentang ± 15%
Dilution Integrity
Presisi (KV) % Akurasi dan presisi
Akurais (Deviasi) %
harus dalam rentang
± 15%
Data pendukung
Perolehan kembali
(Recovery)
Analit % KV harus tidak
Internal Standar %
boleh lebih dari 15%

4.7. Data Quality Assurance

4.7.1. Sebelum Uji Bioekivalensi

a) Dokumen
b) Proses informed consent dan sceerening
c) Randomisasi dan dispensing sampel obat uji dan
komparator
d) Penyiapan bahan bahan dan alat yang digunakan selam
proses, termasuk pelabelan

4.7.2. Selama Uji Bioekivalensi

a) Pemberian sampel obat kepada subyek


b) Pengambilan dan penanganan sampel biologi
c) Pemantauan diet, waktu tidur, aktivitas, dan kondisi vital
subyek.
4.7.3. Setelah Uji Bioekibalensi
a) Pelaporan kejadian tidak diinginkan yang terjadi selama uji
bioekivalensi berlangsung kepada sponsor dan komite etik
b) Proses analisis sampel
c) Kesesuaian data sumber dengan kromatogram uji
bioekivalensi, Formulir Laporan Kasus/Case Report Form
(CRF), dan laporan uji bioekivalensi
d) Perhitunagn data statistic

5. SUMBER ACUAN

Naranjo et al. 1987. Furosemid-Induced Adverse Reactions during Hospitalization.


American Journal of Health-System Pharmacy. 35(7): 794-798.

MIMS. 2019. Furosemide.

Tersedia online: http://www.mims.com/indonesia/drug/info/furosemide/ [04 November


2019 20:24]

Najib et al. 2003. Bioequivalence Evaluation of Two Brands of Furosemide 40 mg


Tablets (Salurin and Lasix) in Health Human Volunteers. Biopharm Drug Dispos. 24:
245-249

6. RIWAYAT REVISI

Revisi Tgl Efektif Deskripsi

Anda mungkin juga menyukai