Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Praktikum Biofarmasetika -Farmakokinetika |1

EFEK MAKANAN TERHADAP METABOLISME OBAT


Dina Melinda, Fadila Kurnia, Friscilia Nindita, Gladys Debora, Prantara Ardi

Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwi-
jaya Indralaya

Email : farmasiunsri2017@gmail.com

ABSTRACT
Drug metabolism aims to convert non-polar drugs into polar so that they
can be excreted through the kidneys or bile. Most of the metabolism occurs in the
liver but also in the extravascular such as kidneys, intestines, intestinal wall, and
skin. This experiment looks at how the effect of food on metabolism. Food has an
influence on drug metabolism, such as protein diets and gluten diets. The test
drug used is phenobarbital. From the evaluation results it was found that mice
treated with glutein diet and casein diet would increase muscle mass in mice that
would result in weight gain in mice. The treatment of the gluten diet and the
casein diet, which is rich in protein, will influence the drug to bind to the
receptor, so that the protein binds to the drug and causes the drug to work in mice
quickly.
Keywords: Metabolism, gluten diets, casein diets, food effects.

ABSTRAK
Metabolisme obat bertujuan mengubah obat yang non polar menjadi polar
agar dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu. Sebagian besar metabolisme
terjadi di hepar namun terjadi juga di ekstravaskuler seperti ginjal, usus, dinding
usus, dan kulit. Percobaan ini melihat bagaimana pengaruh efek makanan
terhadap metabolisme. Makanan memberikan pengaruh terhadap metabolisme
obat, seperti diet protein dan diet gluten. Obat uji yang digunakan berupa
fenobarbital. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa tikus dengan perlakuan diet
gluten dan diet kasein akan menambah massa otot pada tikus sehingga akan
mengakibatkan berat badan pada tikus akan menambah. Perlakuan diet gluten dan
diet kasein dimana kaya akan protein akan mempengaruhi obat untuk berikatan
dengan reseptor, sehingga protein berikatan dengan obat tersebut dan
mengakibatkan masa kerja obat pada tikus menjadi cepat.

Kata kunci: Metabolisme, diet gluten, diet kasein, efek makanan.

Farmasi, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam
Jurnal Praktikum Biofarmasetika -Farmakokinetika |2

1. PENDAHULUAN bersosialisasi dan berkomunikasi setelah


Gluten merupakan protein yang ter- menjalani terapi GF/CF3.
dapat pada tumbuhan. Sedangkan Casein Thiopental adalah obat yang telah
merupakan phospo protein dari susu yang diterima secara luas sebagai obat induksi
mempunyai struktur mirip gluten. Dalam intravena sejak 1935. Keuntungan dari
proses pencernaan di saluran tubuh, ma- thiopental adalah onset yang cepat,
kanan dipecah menjadi komponen kompo- keandalan dan kelancaran induksi. Namun
nen yang lebih sederhana sehingga dapat pemulihan dengan thiopental biasanya
diserap oleh usus halus untuk dipergunakan tertunda, hal ini merupakan suatu kerugian
oleh tubuh. Proses pemecahan menjadi ben- bagi pasien yang diharapkan segera sadar
tuk sederhana ini dilakukan oleh enzim yang setelah operasi4.
ada di saluran pencernaan1. Pemberian secara cepat dapat
Bahan makanan yang mengandung meningkatkan sensitivitas terhadap laring,
protein (yang terbentuk dari rangkaian be- depresi nafas, apnea dan hipotensi, ini
berapa asam amino) dalam saluran pen- sejalan dengan kecepatan dan jumlah dosis
cernaan dipecah menjadi asam amino tung- yang diberikan. Untuk mengurangi efek
gal dan bentuk paling sederhana inilah yang samping tersebut, salah satu caranya adalah
diserap oleh tubuh. Struktur protein gluten dengan menggunakan obat lain yang bekerja
dan casein dalam saluran cerna anak autis secara sinergis dengan thiopental dalam
tidak terpecah sempurna menjadi asam ami- sistem saraf pusat untuk mencapai induksi.
no tunggal melainkan masih dalam bentuk Konsep koinduksi anestesi telah banyak
peptida ( rangkaian beberapa asam amino)2. digunakan dengan pemberian dosis kecil
Diet bebas gluten dan kasein (GF/CF, obat sedasi atau obat anestesi lainnya
Gluten Free Casein Free) adalah terapi yang sehingga dapat mengurangi kebutuhan dosis
dilaksanakan dari dalam tubuh dan apabila dari obat induksi untuk membuat kualitas
dilaksanakan dengan terapi lain, seperti anestesi lebih baik dengan stabilitas
terapi perilaku, terapi wicara, dan terapi hemodinamik yang lebih baik dan efek
okupasi yang bersifat fisik akan lebih baik. samping yang lebih sedikit serta dapat
Banyak anak yang mengalami mengurangi biaya5.
perkembangan pesat dalam kemampuan

Farmasi, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam
Jurnal Praktikum Biofarmasetika -Farmakokinetika |3

2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum biofarmasetika dan
Penelitian ini dilakukan di
farmakokinetika kali ini mengenai efek
Laboratorium Biofarmasetika
makanan terhadap metabolism obat.
Farmakokinetika Jurusan Farmasi
Praktikum kali ini bertujuan untuk
Universitas Sriwijaya pada tanggal 6
mengetahui bagaimana proses terjadinya
September 2019.
metabolism dalam tubuh serta factor – factor
2.1 Alat dan Bahan
yang mempengaruhi proses metabolism obat
Alat yang digunakan dalam praktikum
didalam tubuh. Alat alat yang digunakan
efek makanan terhadap metabolisme obat
untuk praktikum ini antara lain jarum suntik,
berupa timbangan analitik, jarum suntik dan
timbangan analitik, sarung tangan, kandang
suntikan, kandang tikus, righting refleks
tikus. Alat yang digunakan tersebut
chamber, dan tuberculing syringe.
memiliki fungsi yang berbeda beda. Jarum
Bahan yang digunakan selama proses
suntuk digunakan untuk memasukkan atau
berupa tikus 2 ekor, roti, susu, dan
menyuntikkan cairan yang berisi obat
fenobarbital.
kedalam tubuh mencit, sehingga obat yang
2.2 Prosedur Kerja
digunakan dapat bekerja. Timbangan
Bobot 2 ekor tikus ditimbang masing
analitik berfungsi sebagai untuk menimbang
masing, lalu dilakukan perlakuan diet gluten
bahan yang digunakan dengan teliti dan juga
dan diet kasein. Tikus I diberi diet gluten
tepat. Kandang tikus berfungsi untuk
berupa roti 2 kali sehari selama 3 hari
meletakkan mencit dalam proses tahapan
sedangkan Tikus II diberi diet kasein berupa
pengamatan, sehingga dapat memudahkan
susu 2 kali sehari selama 3 hari. Setelah 3
proses pengamatan. Serta sarung tangan
hari masing masing tikus ditimbang lagi
berfungsi untuk melindungi tangan dari
bobot nya. Hitung dosis Fenobarbital 5
gigitan tikus pada saat percobaan.
mg/Kg. Kemudian masing masing tikus
Bahan yang digunakan untuk
diinjeksikan Fenobarbital secara
percobaan kali ini terduru dari mencit putih,
intraperitoneal (ip). Amati perlakuan masing
diet gluten (roti), diet kasein (susu),
masing tikus selama 1 jam, catat tiap 5 menit
Phenobarbital. Bahan bahan tersebut jga
aktivitas tikus.
memiliki fungsi yang berbeda beda. Mencit

Farmasi, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam
Jurnal Praktikum Biofarmasetika -Farmakokinetika |4

putih digunakan sebagai hewan percobaan. satu ekor dilakukan percobaan diet kasein
Untuk melihat efek suatu obat yang (pemberian susu) sedangkan mencit satunya
diberikan diet gluten (roti) berfungsi sebagai lagi dilakukan percobaan diet gluten
makanan untuk hewan percobaan dimana (pemberian roti). Pemberian makanan dan
protein yang terkandung dalam roti tersebut minuman tersebut dalam sehari dilakukan
dapat mempercepat proses metabolisme sebanyak duakali. Diet kasein (diet protein)
dalam tubuh pada hewan percobaan. dilakukan pada mencit dengan memberikan
Begitupun juga diet kasein pemberian susu minum berupa susu yang mengandung
yang digunakan sebagai control untuk protein. Sedangkan mencit dengan diet
melihat reaksi terhadap metabolism obat gluten diberikan roti sebagai makanannya.
serta fenobarbital bekerja pada reseptor Sebelum dilakukan pola diet tersebut tikus
GABA sehingga menyebabkan peningkatan yang akan diamati dilakukan penimbangan
inhibisi sinaptik. berat bandan mencit tersebut. Hal tersebut
Proses metabolism dalam tubuh dilakukan agar bertujuan untuk mengetahui
bertujuan untuk mengubah obat yang perubahan (apakah terjadi penambahan berat
bersifat non polar (larut lemak) menjadi obat badan ataupun terjadi penurunan berat
yang bersifat polar (larut air) agar dapat di badan) setelah tiga hari kemudian setelah
sekresikan. Praktikum efek makanan dilakukannya diet gluten dan diet kasein(diet
terhadap metabolisme obat dalam tubuh protein). Sebelum dilakukannya diet gluten
mencit dilakukan selama tiga hari. Mencit selama tiga hari, berat badan mencit
yang digunakan berjumlah 2 ekor dimana mencapai 0,34154 Kg.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Hewan Uji

Tikus 1 Tikus 2
Menit
ke- Diet Kasein Diet Gluten
Bergerak aktif, masih sadar seperti Bergerak aktif, masih sadar seperti
5' biasa biasa
Bergerak aktif, kesadaran masih
10' normal Kesadaran menurun
Aktif bergerak masih dalam
15' keadaan normal Kesadaran masih menurun
Bergerak aktif dan keadaan Tikus diam karena kesadaran mulai
20' normal hilang
Bergerak aktif, tikus peka
25' terhadap rangsangan Mulai hilangnya kesadaran
Mulai diam sesekali bergerak lalu
30' kehilangan kesadaran Diam, lemas, dan kesadaran hilang

Farmasi, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam
Jurnal Praktikum Biofarmasetika -Farmakokinetika |5

Mulai diam, sesekali bergerak lalu Tetap diam, lemas dan kesadaran
35' kehilangan kesadaran hilang
Diam, tidak bergerak hilangnya
40' Hilangnya kesadaran kesadaran tikus
Mulai kembali sadar sesekali
45' Masih hilang kesadaran, diam bergerak
Masih hilang kesadaran, sesekali
50' bergerak Kesadaran mulai kembali
Dosis 0,00298 mL 0,0069
Setelah dilakukannya diet gluten selama tiga mengetahui mempelajari metbolisme obat
hari, berat badan mencit menjadi 0,27161 dalam tubuh . percobaan ini dilakukan pada
Kg. hal tersebut terjadi penurunan berat hewab berupa mencit putih. Hal ini karena
badan mencit se-besar 0,06993 Kg. Sebelum mencit putih mempunyai metabolism yang
dilakukannya diet kasein selama tiga hari, sama persis dengan metabolism yang ada
berat badan mencit mencapai 0,2645 Kg. pada manusia, lebih ekonomis disbanding
Setelah di-lakukannya diet kasein selama dengan hewan lainnya, mudah untuk
tiga hari, berat badan mencit menjadi didapatkan dan metabolism nya berlangsung
0,23462 Kg. hal tersebut terjadi penurunan secara cepat sehungga sangat cocok untuk
berat badan mencit sebesar 0,02988 Kg. dijadikan sebagai pengamatan.
Hal ini menggunakan fenobarbital Factor farmakodinamik yang
sebagai inductor enzim yang dapat memper- mempengaruhi aktivitas metabolism obat
cepat proses metabolisme. Fenobarbital di- didalam tubuh mencit antara lain sitokrom
berikan secara intraperitoneal yang lebih P450 yang digunakan sebagai enzim
cepat obat yang di injeksikan tersebut masuk pereduksi, pembentukan metabolit yang
kedalam tubuh mencit. dapat memberikan efek farmakologi yang
Fenobarbital mengalami reaksi fasa I lebih kompleks disbanding dengan obat
sebagai persyaratan reaksi konjugasi. awalnya dan lokasi atau tempat kerja dari
Metabolisme utama di hati dan di metabolit yang dihasilkan serta perbedaan
ekskresikan ke urin. Fenobarbital di antara profil farmakokinetik dan metabolit
ekskresikan ke urin dalam bentuk utuh. aktif dan obat awal tempat utama
Interaksi antara fenobarbital dan obat metabolisme obat karena banyak
lainnya dapat melibatkan induksi system mengandung enzim – enzim metabolism
enzim mikrosom hati oleh fenobarbital. dibandingkan yang lain. Jalur metabolism
Percobaan kali ini dilakukan untuk dalam tubuh terbagi menjadi dua tahap,

Farmasi, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam
Jurnal Praktikum Biofarmasetika -Farmakokinetika |6

berupa reaksi fasa I atau reaksi fungsional bergerak aktif dan dalam keadaan normal.
yang bertujuan untuk memasukkan gugus Sedangkan mencit yang dilakukan pada diet
fungsional yang bersifat polar. Sedangkan kasein tubuh mencit sudah mulai kehilangan
yang ke-dua fase II atau reaksi fase I sebagai kesadaran. Hal tersebut mulai sudah terlihat
persyaratan reaksi konjugasi. efek dari obat fenobarbital. Pada menit ke-
Tikus yang telah ditimbang lalu 15 mencit yang diet gluten masih aktif
diinjeksikan fenobarbital yang memiliki dalam bergerak sedangkan mencit yang diet
dosis 5 mg/Kg BB. Tikus yang dilakukan kasein kesadaran masih menurun.
diet kasein, dosis fenobarbital yang diambil Tikus yang dilakukan diet gluten
sebanyak 0,00298 mL. sedangkan pada diet pada menit ke-20 hingga menit ke-25 mencit
gluten, dosis fenobarbital yang diambil tersebut masih dapat bergerak aktif.
sebanyak 0,0069 mL. setelah diinjeksikan Sedngkan mencit yang dilakukan diet kasein
fenobarbital tikus yang diet kasein dan diet mencit tersebut terdiam karena mulai
gluten diamati di kandang masing masing. hilangnya kesadaran. Tikus yang dilakukan
Pengamatan mencit mencit tersebut harus diet gluten pada menit ke-30 sudah mulai
sampai keadaan dimana mencit tersebut hilang kesadaran dan terdiam. Sedangkan
kehilangan kesadaran akibat diinjeksikannya tikus yang diet kasein mencit tersebut tetap
fenobarbital kedalam tubuh mencit. diam, melemas dan hilang kesadaran.
Kemudian bangun kembali ke keadaan Menit ke-40 mencit yang diet gluten
normal. sudah hilang kesadaran sedangkan mencit
Pengamatan dilakukan terhadap yang diet kasein diam dan tidak bergerak
mencit yang diet gluten pada menit ke-5 walaupun sudah diberi rangsangan berupa
setelah dilakukannya penginjeksian terhadap suara yang cukup keras. Di menit ke-45
mencit, mencit tersebut masih sadar seperti mencit yang diet gluten masih mengalami
biasanya. Sedangkan pada mencit yang hilangnya kesadaran. Sedangkan pada
dilakukan diet kasein, sama saja seperti mencit yang diet kasein sudah mulai
mencit yang dilakukan uji diet gluten yakni kembali sadar dan sesekali bergerak.
mencit dalam kondisi bergerak aktif dengan Menit ke-50 mencit yang diet gluten
dalam keadaan normal. masih hilang kesadaran namun sesekali
Dimenit ke-10 pada pengamatan bergerak. Sedangkan mencit yang diet
mencit yang diet gluten, mencit masih dapat kasein sudah kembali normal. Pada menit
Farmasi, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam
Jurnal Praktikum Biofarmasetika -Farmakokinetika |7

ke-55 hingga menit ke-60 mencit yang diet 4. Faktor yang mempengaruhi metabo-
gluten kesadarannya masih menurun dan lism salah satunya makanan, yang
mulai kembali normal dan dimenit akhir dapat mempercepat laju metabolism.
sudah mulai sadar kembali. Sedangkan Faktor yang menghambat laju metabo-
mencit yang diet kasein mencit tersebut lism seperti genetic, umur, dan jenis
sudah kembali normal lagi. kelamin.
Meningkatkan metabolism yang ada 5. Hasil percobaan diet gluten dan diet
didalam tubuh termasuk salah satu cara yang kasein pada hewan uji memberikan
dilakukan untuk menurunkan berat badan. pengaruh yang mempercepat metabo-
Semakin cepar proses metabolism didalam lism obat.
tubuh maka akan menurunkan berat badan 4.2 Saran
yag sangat cepat pula. Salah satu makanan
1. Praktikan diharuskan teratur dalam
yang dapat meningkatkan metabolism dalam
pemberian diet gluten dan diet kasein
tubuh berupa makanan yang mengandung
pada hewan uji untuk mendapatkan
protein. Karena protein memilki nutrisi
hasil pengamatan yang maksimal.
nutrisi yang penting dan dapat digunakan
2. Praktikan diharapkan tetap mem-
sebagai sumber tenaga (energi).
berikan rangsangan pada hewan uji
4. KESIMPULAN DAN SARAN
selama pengamatan untuk mengetahui
4.1 Kesimpulan
pengaruh efek makanan terhadap me-
1. Metabolisme obat sebagian besar ter- tabolisme obat.
jadi di hepar namun terjadi juga di 3. Praktikan diharuskan teliti dalam
ekstravaskuler seperti ginjal, usus, perhitungan dosis fenobarbital yang
dinding usus, dan kulit. diinjeksikan ke dalam hewan uji serta
2. Metabolisme merupakan proses pen- menetapkan rute pemberian yang ter-
gubahan kepolaran dari senyawa obat baik.
menjadi polar untuk bisa dieksresi.
DAFTAR PUSTAKA
3. Makanan memberikan pengaruh ter-
hadap metabolisme obat, seperti diet 1. Gandjar, I., G. & Abdul,
protein yang mempercepat proses me-
tabolisme tubuh.

Farmasi, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam
Jurnal Praktikum Biofarmasetika -Farmakokinetika |8

R.2007, Kimia Farmasi


Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, Indonesia.
2. Golib & Ibnu. 2007, Kimia
Farmasi Analisis, Pustaka
Pelajar,Yogyakarta,
Indonesia.
3. Rivai, H. 1995, Azas
Pemeriksaan Kimia, UI
Press, Jakarta, Indonesia.
4. Sardjoko. 1987, Rancangan
Obat, PAU Bioteknologi
Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, Indonesia.
5. Sri, Mulyani, and Mulyadi.
2011, Desain Obat, Sarmako
File, Jakarta, Indonesia.

Farmasi, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam
Jurnal Praktikum Biofarmasetika -Farmakokinetika |9

Farmasi, FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam

Anda mungkin juga menyukai