Anda di halaman 1dari 13

KASUS DRP 260112190012 – Ajeng Ratna

Ningtyas
KASUS
Seorang pasien pria (55 tahun) yang menderita penyakit hipertensi, diabetes, osteoarthritis, dan sindrom dyspepsia sudah
lama berobat ke dokter di rumah skait A di Bandung. Dokter memberikan resep obat sebagai berikut:
R/ Captoptil 50 mg XLV
S 3 dd 1
R/ Furosemid 20 mg X
S ½-0-0
R/ Amlodipin 5 mg XV
S 1 dd 1
R/ Metformin 500 mg XLV
S 3 dd 1
R/ Glibenklamid 5 mg XV
S 1 dd 1
R/ Piroxicam 20 mg XV
S 0-0-1
Silahkan evaluasi resep tersebut: kelengkapan resep, kasus DRP, interkasi obat yang mungkin terjadi, dan saran termasuk
terapi non-farmakologi
KELENGKAPAN RESEP (ADMINISTRATIF)
Kelengkapan Resep Administratif Kelengkapan Resep
Nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat
-
badan
Nama dokter, Nomor surat izin praktik (SIP),
-
alamat, nomor telfon dan paraf
Tanggal penulisan resep -
KELENGKAPAN RESEP (FARMASETIK)
Kelengkapan Resep Farmasetik Kelengkapan Resep
Bentuk dan kekuatan sediaan Bentuk = -, kekuatan sediaan = 
Stabilitas -
Kompatibilitas (Ketercampuran Obat) -
KELENGKAPAN RESEP (KLINIS)
Kelengkapan Resep Klinis Kelengkapan Resep
Ketepatan indikasi dan dosis obat -
Aturan, cara dan lama penggunaan obat 
Duplikasi dan atau polifarmasi -
Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek -
samping obat, manifestasi klinis lain)
Kontraindikasi -
Interaksi 
DRP (DRUG RELATED PROBLEM)
Indikasi yang tidak ditangain Penggunaan obat tanpa indikasi
Pasien menderita sindrom dyspepsia Dikarenakan pasien tidak menderita
namun obat yang diresepkan tidak udem atau pembengkakan, dapat
ada yang mengobati sindorm menyarankan dokter untuk tidak
dyspepsia pasien. Sehingga dapat meresepkan furosemide
menyarankan kepada dokter untuk
meresepkan obat yang dapat
mengatasi sindorm dyspepsia pasien.
PILIHAN OBAT YANG KURANG TEPAT

Untuk obat DM sudah Untuk obat mengobati OA


Pemilihan obat hipertensi tepat karena dapat diganti
belum terlalu tepat. Obat pengkombinasian dua menggunakan
hipertensi dengan DM jenis obat tersebut dapat parasetamol. Dikarenakan
ACEI atau ARB, CCB, meningkatkan keefektifan parasetamol merupakan
Thiazide, beta blocker dibandingkan dengan first line (Wells et al.,
(Wells et al., 2015) penggunaan sendiri (Tosi 2015)
et al., 2003)
DRUG RELATED PROBLEM
Dosis terlalu kecil Dosis terlalu besar
Tidak terdapat dosis yang terlalu besar Tidak terdapat dosis obat yang terlalu
besar.
DRUG RELATED PROBLEM
Reaksi obat yang tidak dikehendaki
Interkasi obat
(ADR)
Tidak terdapat reaksi obat yang tidak Adanya interkasi serius antara piroxicam
dikehendaki dan captopril. Antagonis
farmakodinamik. Hindari atau dapat
menggunakan obat alternatif.
Pemberian bersama dapat
menyebabkan penurnan fungsi ginjal
yang signifikan. NSAID dapat
megurangi efek antihipertensi dari ACEI
(Medscape, 2019).
DRUG RELATED PROBLEM
Gagal menerima obat
Pasien tidak gagal menerima obat
SARAN TERAPI
o Menyarankan kepada dokter meresepkan PPI untuk mengobati sindorm dyspepsia
pasien
o Menyarankan kepada dokter mengganti furosemide dengan HCT. Dikarenkan
penggunaan furosemide yang tidak perlu.
o Menyarankan kepada dokter mengganti piroxicam menjadi parasetamol karena
merupakan firstline terapi osteoarthritis
TERAPI NON FARMAKOLOGI
• Mengurangi kalori sehingga mendukung penurunan berat badan
• Olahraga aerobic dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan kontrol glikemik
sehingga dapat mengurangi faktor resiko kardiovaskular
• Untuk mengurangi rasa sakit (OA)  dengan terapi di kompres dengan air panas
dan air dingin
• Membatasai konsumsi garam. Ideal konsums NaCl perhari 1,5 g/hari.
• Menmbatasi konsumsi alkohol
• Berhenti merokok

(Wells et al., 2015)


DAFTAR PUSTAKA
Medscape. 2019. Interaction Checker.
Tersedia online: www.medscape.com
Wells et al. 2015. Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition. New York: Mc Graw
Hills.
Tosi et al. 2003. Combination Treatment with Metformin and glibenclamide versus
single-drug therapies in type 2 diabetes mellitus: a randomize, double-blind,
comparative study. Metabolism. 52(7): 862-867.

Anda mungkin juga menyukai