I. Tujuan
Memahami cara penentuan kadar rhodamin dalam sampel menggunakan metode
standar adisi dengan spektro UV-Vis
II. Prinsip
1. Adsorpsi
Jurnal seb
2. Hukum Lambert-Beer
Jurnal seb
III. Reaksi
-
Dimana A = absorban
B = ketebalan kuvet
C =konsentrasi
a = absorptivitas
epsiolon = absrorptivitas molar
Metode standar adisi dipakai secara luas karena mampu meminimalkan kesalahn
yang disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan (matriks) sampel dan standar.
Dalam metode ini dua atau lebih sejumlah volume tertentu kemudia diukur
absorbansinya tanpa ditambah dengan zat standar, sedangkan larutan yang lain sebllum
diukur absorbansinya ditambah terlebih dahulu dengan sejumlah tertentu larutan
standar dan diencerkan seperti pada larutan yang pertama (Christina, 2006). Rhodamin
B secara teoritis memiliki panjnag gelombang maksimum pada 554 nm (Hasanah et al,
2014).
Suatu zat dapat menggunakan metode standar adisi jika konsentrasi sampel yang
akan dianalisis sangat rendah, matrik dari sampel yang digunakan memiliki efek
menggangu yang besar terhadap analitnya, dan jumlah sampel yang sedikit (Khopkar,
1990).
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen
menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT
merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk
identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT, di antaranya adalah
sederhana dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain
kromatografi kertas. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan
bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk
memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida – lipida dan
hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat
berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh
dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa
murni skala kecil (Fessenden,2003)
Prinsip KLT adalah adsorbsi dan partisi dimana adsorbsi adalah penyerapan pada
pemukaan, sedangkan partisi adalah penyebaran atau kemampuan suatu zat yang ada
dalam larutan untuk berpisah kedalam pelarut yang digunakan. Kecepatan gerak
senyawa-senyawa ke atas pada lempengan tergantung pada (Soebagil,2002):
2. Bahan
a. Ammonia
b. Aquadest
c. Aseton
d. Etanol 96%
e. n-Heksan
f. Rhodamin B Baku
g. Sampel Kosmetik
h. Silica Gel
VI. Prosedur
1. Pembuatan Pelarut (Etanol 70%)
Diencerkan 364.6 mL etanol 96% dengan aquadest ad. 500 mL.
4. Preparasi Sampel
Ditimbang sebanyak 500 mg sampel, ekstraksi dengan 5 mL n-heksan memakai
sentrifugator. Ekstraksi bagian yang tidak terlarut dengan menggunakan 5 mL
etanol 70%, lalu diambil bagian yang terlarut. Larutan yang sudah diencerkan
dengan etanol 70% ad. 25 mL dalam labu ukur.
5. Pembuatan Eluen
Digunakan campuran aseton:ammonia:aquadest (45:4:1) sebanyak 10 mL.
6. KLT
Eluen dimasukkan ke dalam chamber KLT lalu ditutup dengan plastic wrap dan
didiamkan selama 30 menit hingga jenuh. Ditotolkan sampel dengan pipa
kapiler pada jarak 1 cm dari bagian bawah silika gel lalu ditotolkan juga larutan
baku dengan pipa kapiler dengan rentang jarak antara totolan sampel dan baku.
Silika dikeringkan lalu dikembangkan dalam chamber KLT hingga eluen
bergerak menuju batas atas. Keringkan silika gel di bawah udara, lalu diamati
fluorosensi dari silika gel pada 254 nm dan 366 nm.