Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spektrofotometer merupakan suatu alat yang dilengkapi dengan sumber cahaya (gelombang
elektromagnetik), baik cahaya UV (ultra-violet) atau pun cahaya nampak (visible). Alat ini dapat
membaca dan mengukur kepekatan warna dari sampel tertentu dengan panjang gelombang
tertentu pula. Alat ini digunakan untuk mengukur konsentrasi beberapa molekul seperti DNA/
RNA (UV light, 260 nm), protein (UV, 280 nm), kultur sel bakteri, ragi/ yeast (Vis light, 600 nm),
dan lain-lain. Sinar UV digunakan untuk mengukur bahan (larutan) yang terbaca dengan panjang
gelombang di bawah 400 nano meter (nm). (Pavia et al, 2009)
Spektronik 20 adalah suatu alat yang mempunyai rentang panjang gelombang dari 340nm
sampai 600nm. Alat ini hanya dapat mengukur absorbansi dengan sampel larutan yang berwarna.
Apabila didapatkan sampel yang tidak berwarna maka sampel itu harus dikomplekkan sehingga
sampel itu dapat berwarna. (Gandjar & Rohman, 2018)
Hukum Beer–Lambert atau Hukum Lambert–Beer adalah rumus yang mendeskripsikan
melemahnya intensitas pencahayaan saat melalui suatu medium dengan substansi yang dapat
melakukan absorpsi. Intensitas ini bergantung pada konsentrasi substansi yang menyerap cahaya
dan ketebalan lapisan. Hukum ini menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati
medium tembus cahaya, (Nisyak et al, 2019)

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui cara penggunaan spektrotonik-20
2. Menentukan panjang gelombang maksimum suatu larutan
3. Mengetahui cara membuat kurva baku
4. Mengetahui cara pengenceran suatu larutan
5. Mengetahui cara penentuan kadar suatu sampel biologi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prinsip Kerja dari Percobaan
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari tentang metode-metode untuk menghasilkan dan
menganalisis spektrum. Interpretasi spektrum yang dihasilkan dapat digunakan untuk analisis
unsur kimia, meneliti arus energi atom dan molekul, meneliti struktur molekul, dan untuk
menentukan komposisi dan gerak benda-benda langit. Berdasarkan sinyal radiasi
elektromagnetik, spektroskopi dibagi menjadi empat golongan yaitu spektroskopi absorpsi,
spektroskopi emisi, spektroskopi scattering, dan spektroskopi fluoresensi. Pada spektroskopi
absorpsi, terdapat beberapa tipe metode spektroskopi berdasarkan sifat radiasinya, yaitu
spektroskopi absorpsi atom (nyala), absorpsi atom (tanpa nyala) dan absorpsi sinar-x. Pada
spektroskopi emisi, terdapat beberapa tipe metode spektroskopi yaitu arc spark, plasma argon,
emisi atom atau emisi nyala dan emisi sinar-x. (Suarsa, 2015)

2.2 Prinsip Kerja Spektronik 20


Spektronik 20 adalah suatu alat yang mempunyai rentang panjang gelombang dari 340nm
sampai 600nm. Alat ini hanya dapat mengukur absorbansi dengan sampel larutan yang berwarna.
Apabila didapatkan sampel yang tidak berwarna maka sampel itu harus dikomplekkan sehingga
sampel itu dapat berwarna. Larutan yang berwarna dalam tabung reaksi khusus dimasukan ke
tempat cuplikan dan absorbansi atau persen transmitansi dapat dibaca pada sekala pembacaan.
Sistem optik dari alat ini dapat dikembangkan sebagai berikut: sumber cahaya berupa lampu
tungsten akan memancarkan sinar polikromatik. Setelah melewati pengatur panjang gelombang,
hanya sinar yang mono kromatik dilewatkan ke larutan dan sinar yang melewati larutan dideteksi
oleh foto detektor. (Gandjar & Rohman, 2018)
2.3 Hukum Lambert-Beer dan Persamaannya
Hukum Beer–Lambert atau Hukum Lambert–Beer adalah rumus yang mendeskripsikan
melemahnya intensitas pencahayaan saat melalui suatu medium dengan substansi yang dapat
melakukan absorpsi. Intensitas ini bergantung pada konsentrasi substansi yang menyerap cahaya
dan ketebalan lapisan. Hukum ini menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati
medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan, berbanding
lurus dengan intensitas cahaya. Ini setara dengan menyatakan bahwa intensitas cahaya yang
dipancarkan berkurang dengan bertambahnya ketebalan medium yang menyerap. Persamaan
yang digunakan Hukum Lambert-Beer adalah:
Log (I0/It) = - log T = A = abc
It : intensitas sinar yang diteruskan
I0 : intensitas sinar dating
T : transmitansi
A : absorbansi
a : absorptvitas
b : tebal media (cm)
c : konsentrasi larutan (Nisyak et al, 2019)
2.4 Pengenceran Larutan dan Prinsipnya
Pengenceran adalah suatu peristiwa penurunan molaritas larutan dengan penambahan volume
larutan. Persamaan yang digunakan untuk menyatakan hubungan molaritas larutan sebelum dan
setelah pengenceran adalah sebagai berikut:

M1 X V1 = M2 X V2
M1 = Molaritas larutan sebelum pengenceran
M2 = Molaritas larutas setelah pengenceran
V1 = Volume sebelum pengenceran
V2 = Volume setelah pengenceran (Sutresna,2006)

2.5 Analisa Gula Total, Cara, dan Prinsipnya


Analisis kadar gula total ini menggunakan metode Luff Schoorl. Pengambilan contoh
(Filtrate) sama dengan cara penentuan kadar gula pereduksi. Metode Luff Schrool merupakan
salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat secara kimiawi.
Pada proses ini, akan terjadi reduksi terhadap kupri oksida menjadi kupro oksida dikarenakan
adanya gula reduksi berupa glukosa ( aldosa ) dan fruktosa ( keton). Gula pereduksi memiliki
gugus aldehid dan OH laktol dimana OH laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama.
Atom C tersebutlah yang menentukan bahwa karbohidrat tersebut merupakan gula pereduksi atau
bukan. Pada uji benedict, gula yang termasuk kedalam gula pereduksi akan menghasilkan
endapan berwarna merah bata (Cu2O). Analisis total gula dengan metode fenol, digunakan untuk
menetapkan total gula semua bahan pangan. Langkah yang harus dilakukan adalah menyiapkan
contoh untuk analisis. Pada metode ini gula sederhana, oligosakarida, plisakarida dan turunannya
dapat bereaksi dengan fenol dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna orany kekuninggan
yang stabil. (Rohman & Sumantri, 2018)

2.6 Bagian-Bagian Spektroskopi

Gambar 1. Bagian-Bagian Spektroskopi. (Pavia et al, 2009)


Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai
macam rentang panjang gelombang. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang
gelombang yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya
monaokromatis. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel – UV, VIS dan UV-VIS
menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang
diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Read out merupakan suatu sistem
baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor. (Pavia et al, 2009)
2.7 MSDS Bahan-Bahan yang digunakan
 Larutan Fenol
Bahaya dari larutan fenol yaitu, bila terhirup dapat menyebabkan oedema pada
paru-paru, jika terkena kulit akan menyebabkan dermatitis. (NCBI, 2004)
 Asam Sulfat Pekat
Bahaya dari asam sulfat pekat yaitu, jika terkena kulit maka kulit akan
terasa terbakar dan mengelupas, menyebabkan iritasi pada mata. (NCBI,
2004)
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Bahan
Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini antara lain, larutan fenol 5%, asam sulfat pekat,
larutan stok glukosa 200 ppm, 1 g sari buah, larutan analit x, larutan blangko, 2 g arang aktif, dan
air.

3.2 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, spektronik-20, pipet, tabung reaksi, labu ukur
100 ml, dan kertas saring.

3.3 Metode Percobaan

Larutan standar glukosa 200 ppm diencerkan menjadi 50 ppm

Ditentukan panjang gelombang maksimum. Panjang gelombang maksimum


adalah panjang gelombang yang memberikan nilai absobansi maksimum.

Dibuat kurva baku glukosa dengan rentang konsentrasi antara 0-100 ppm,
dibuat regresi liniernya dengan rumus: Y= a X
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, I dan A. Rohman. 2018. Spektroskopi Molekuler Untuk Analisis Farmasi. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
National Center for Biotechnology Information. PubChem Database. Sulfuric acid,
CID=1118, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sulfuric-acid. Diakses pada 5
September 2019.
National Center for Biotechnology Information. PubChem Database. Phenol,
CID=996, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Phenol. Diakses pada 5 September
2019.
Nisyak, K., Yulianto, A.P., Ayunil, H. 2019. BIOKIMIA: Penuntun Praktikum Biokimia. CV.
Penerbit Qiara Media : Pasuruan.
Pavia, D. L., Lampman, G. M., Kriz, G.S., dan Vyvyan, J. R. 2009. Introduction to
Spectroscopi. Sauders College: Philladelphia.
Rohman, A dan Sumantri. 2018. Analisis Makanan. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Sutresna, N. 2006. Kimia. Grafindo : Jakarta
Suarsa, I. 2015. Spektroskopi. Makalah. Universitas Udayana : Bali

Anda mungkin juga menyukai